Monday, 7 March 2016
Kutiduri Bu Limah, Janda Tua Penuh Nafsu
11:29:00
Janda Tua Penuh Nafsu, Kutiduri Bu Limah
Tanda-tanda Cewek Pengen ML
11:05:00
Tanda-tanda Cewek Pengen ML
da puluhan cara bagi perempuan untuk mengatakan mereka tertarik
dengan lelaki dan berharap untuk dapat bercinta. Tapi tahukah kamu
(lelaki-red) apa saja sinyal itu? Kadang lelaki suka memaksakan kehendak
untuk mengajak perempuan tidur, tapi mereka tidak efektif sama sekali
karena tidak membaca sinyal yang diberikan. Padahal, itu amatlah mudah
untuk dibaca tetapi bisa juga menjadi amat rumit. Nah sekarang kamu
harus belajar untuk lebih mengenal dia (perempuan-red).
Sinyal seks ini harus dapat dibedakan tergantung pada situasi dan kondisi yang berlangsung, sebagai individual, dia dapat saja memberikan sebuah sinyal, tapi mungkin itu hanya karena dia tertarik dan belum mengindikasikan dia mau kamu ajak tidur. Misalnya yang umum terjadi pada dia di sebuah club malam, cafe atau diskotik terlihat bahwa mereka memberikan sinyal lebih awal, tapi ternyata semakin malam dengan atmosfer suasana yang semakin berbeda sinyal mereka menjadi tidak jelas.
Hal ini amat berbeda dengan membaca bahasa tubuh kaum perempuan, dan aku tidak pernah percaya dengan tulisan orang lain mengenai “Bahasa Tubuh Wanita”, karena tidak ada cara yang pasti benar. Perempuan kadang melakukan proyeksi tubuh secara sadar, atau bahkan mereka tidak sadar dengan apa yang tubuh mereka “katakan”.
Perempuan kadang memberikan tanda ketertarikannya dan sebenarnya memang ia amat tertarik, tubuhnya kemudian memproyeksikan hal itu secara tidak sadar, tapi sebenarnya itu hanya keinginan saja sementara secara sadar ia menolaknya karena ia sudah menikah. Jadi sulit kan membacanya??
Ini sebenarnya rahasia besar, jarang sekali perempuan yang mau terbuka untuk hal ini. Untuk membaca sinyal seks dengan benar diperlukan kesabaran dan kejujuran. Banyak lelaki yang terlalu “overreact” pada sinyal kecil, yang sebenarnya itu karena keinginan/nafsu lelaki saja padahal sinyalnya tidak ada disitu. Saranku, baca itu dengan santai dan lembut. Jika sinyal mereka lemah kamu harus menyeimbangkannya sampai sinyal itu menguat.
Sebelum kamu lebih jauh meng-eksplorasi progress dari sinyal-sinyal itu, kamu harus tahu dasarnya. Untuk lelaki kadang sinyal dari dia (perempuan) yang paling sederhana sudah amat menantang (dasar lelaki…). Tapi mereka takut ditolak (dasar lelaki lagi… ). Nah sekarang berterimakasihlah sama aku. Ini dasar-dasarnya yang harus kamu hafalkan dan pelajari.
Memainkan benda-benda di sekitarnya atau mengelus-elusnya
Perhatikan kecepatannya, kalau dia memainkan itu dengan lembut berarti dia ingin berkata “usap aku..” Sebaliknya kalau cepat dan tergesa-gesa tandanya dia bosan dan ingin kamu segera menjauh.. (nanti dilempar lho… )
Mengusap dan Mengelus Tubuh Sendiri
Sinyal ini bisa menipu tapi bisa juga amat pasti, kadang ini berarti “Aku ingin kamu usap… ” Bisa juga dengan mengusap beberapa bagian tubuhnya dia ingin mengajak kamu melihat bagian tubuhnya yang amat dia banggakan dan menjadi aset berharga bagi sex appeal-nya
Memainkan Rambutnya
Indikasi bahwa dia memiliki rambut yang sehat dan secara esensial dia ingin berkata “lihat aku. Aku sehat dan percaya diri..” jadi pujilah, kemudian kalau dia menyibak rambutnya ke samping atau mengangkat kedua tangannya untuk merapikan rambutnya ke belakang bisa jadi dia mau bilang “usap dan ciumlah leherku.. ” Perhatikan baik-baik.
Mengelus dan Mengusap Lehernya
Salah satu bagian tubuh paling sensitif bagi perempuan adalah leher. Dan semua lelaki (yang normal..) biasanya amat suka mengusap leher perempuan dengan hidungnya sambil mengendus aromanya. Jadi ini artinya “rasakan kehalusan leherku… “
Menunjuk Dengan Dengkul
Ini adalah sinyal tentang ketertarikan dan fokus. Dengan menyilangkan kaki dan menunjuk ujung dengkul ke hadapan seorang lelaki, berarti dia tertarik dengannya dan seakan dia ingin membuat ruang sendiri dengan lelaki tersebut. Yang ingin dikatakannya “Kamu adalah orang yang menarik.. dan aku fokus dengan kamu.. “, Tapi kalau dengkul dan ujung kaki menunjuk ke kamu berarti dia melindungi dirinya dan tidak ingin kamu ganggu.
Vagina Gesture
Jika kamu melihat perempuan yang meyilangkan tangannya di sekitar vagina pada saat dia memakai celana jeans atau kostum lain, ini adalah secara sadar dia membuat bingkai diantara vaginanya dan berarti dia ingin membuat kamu “terangsang”. Yang juga berarti dia ingin berkata, “Ini adalah bagian tubuhku yang aku ingin kamu perhatikan dan terbuka untuk orang yang tepat!” Jadi ini adalah sinyal percaya diri yang kuat dan ingin menguasai serta amat agresif di ranjang. Buktikan!
Dasar-dasar di atas menunjukan ketertarikan dan masih ingin saling mengenal lebih dekat. Untuk yang sudah berumah tangga atau berpasangan mungkin dasar-dasar tersebut tidak terlihat jelas, tetapi kadang kala diperlihatkan oleh perempuan secara tidak sadar. Jadi bagi kamu yang ingin berkencan dasar-dasar di atas perlu kamu pelajari.
Menggigit gigit bibir bawah
Isyarat ini biasanya ditujukan pada lawan jenisnya sebagai ungkapan isyarat minat untuk bercinta dan ketertarikan hasrat bercinta dengan pria dihadapannya yang diminati.
Sinyal seks ini harus dapat dibedakan tergantung pada situasi dan kondisi yang berlangsung, sebagai individual, dia dapat saja memberikan sebuah sinyal, tapi mungkin itu hanya karena dia tertarik dan belum mengindikasikan dia mau kamu ajak tidur. Misalnya yang umum terjadi pada dia di sebuah club malam, cafe atau diskotik terlihat bahwa mereka memberikan sinyal lebih awal, tapi ternyata semakin malam dengan atmosfer suasana yang semakin berbeda sinyal mereka menjadi tidak jelas.
Hal ini amat berbeda dengan membaca bahasa tubuh kaum perempuan, dan aku tidak pernah percaya dengan tulisan orang lain mengenai “Bahasa Tubuh Wanita”, karena tidak ada cara yang pasti benar. Perempuan kadang melakukan proyeksi tubuh secara sadar, atau bahkan mereka tidak sadar dengan apa yang tubuh mereka “katakan”.
Perempuan kadang memberikan tanda ketertarikannya dan sebenarnya memang ia amat tertarik, tubuhnya kemudian memproyeksikan hal itu secara tidak sadar, tapi sebenarnya itu hanya keinginan saja sementara secara sadar ia menolaknya karena ia sudah menikah. Jadi sulit kan membacanya??
Ini sebenarnya rahasia besar, jarang sekali perempuan yang mau terbuka untuk hal ini. Untuk membaca sinyal seks dengan benar diperlukan kesabaran dan kejujuran. Banyak lelaki yang terlalu “overreact” pada sinyal kecil, yang sebenarnya itu karena keinginan/nafsu lelaki saja padahal sinyalnya tidak ada disitu. Saranku, baca itu dengan santai dan lembut. Jika sinyal mereka lemah kamu harus menyeimbangkannya sampai sinyal itu menguat.
Sebelum kamu lebih jauh meng-eksplorasi progress dari sinyal-sinyal itu, kamu harus tahu dasarnya. Untuk lelaki kadang sinyal dari dia (perempuan) yang paling sederhana sudah amat menantang (dasar lelaki…). Tapi mereka takut ditolak (dasar lelaki lagi… ). Nah sekarang berterimakasihlah sama aku. Ini dasar-dasarnya yang harus kamu hafalkan dan pelajari.
Memainkan benda-benda di sekitarnya atau mengelus-elusnya
Perhatikan kecepatannya, kalau dia memainkan itu dengan lembut berarti dia ingin berkata “usap aku..” Sebaliknya kalau cepat dan tergesa-gesa tandanya dia bosan dan ingin kamu segera menjauh.. (nanti dilempar lho… )
Mengusap dan Mengelus Tubuh Sendiri
Sinyal ini bisa menipu tapi bisa juga amat pasti, kadang ini berarti “Aku ingin kamu usap… ” Bisa juga dengan mengusap beberapa bagian tubuhnya dia ingin mengajak kamu melihat bagian tubuhnya yang amat dia banggakan dan menjadi aset berharga bagi sex appeal-nya
Memainkan Rambutnya
Indikasi bahwa dia memiliki rambut yang sehat dan secara esensial dia ingin berkata “lihat aku. Aku sehat dan percaya diri..” jadi pujilah, kemudian kalau dia menyibak rambutnya ke samping atau mengangkat kedua tangannya untuk merapikan rambutnya ke belakang bisa jadi dia mau bilang “usap dan ciumlah leherku.. ” Perhatikan baik-baik.
Mengelus dan Mengusap Lehernya
Salah satu bagian tubuh paling sensitif bagi perempuan adalah leher. Dan semua lelaki (yang normal..) biasanya amat suka mengusap leher perempuan dengan hidungnya sambil mengendus aromanya. Jadi ini artinya “rasakan kehalusan leherku… “
Menunjuk Dengan Dengkul
Ini adalah sinyal tentang ketertarikan dan fokus. Dengan menyilangkan kaki dan menunjuk ujung dengkul ke hadapan seorang lelaki, berarti dia tertarik dengannya dan seakan dia ingin membuat ruang sendiri dengan lelaki tersebut. Yang ingin dikatakannya “Kamu adalah orang yang menarik.. dan aku fokus dengan kamu.. “, Tapi kalau dengkul dan ujung kaki menunjuk ke kamu berarti dia melindungi dirinya dan tidak ingin kamu ganggu.
Vagina Gesture
Jika kamu melihat perempuan yang meyilangkan tangannya di sekitar vagina pada saat dia memakai celana jeans atau kostum lain, ini adalah secara sadar dia membuat bingkai diantara vaginanya dan berarti dia ingin membuat kamu “terangsang”. Yang juga berarti dia ingin berkata, “Ini adalah bagian tubuhku yang aku ingin kamu perhatikan dan terbuka untuk orang yang tepat!” Jadi ini adalah sinyal percaya diri yang kuat dan ingin menguasai serta amat agresif di ranjang. Buktikan!
Dasar-dasar di atas menunjukan ketertarikan dan masih ingin saling mengenal lebih dekat. Untuk yang sudah berumah tangga atau berpasangan mungkin dasar-dasar tersebut tidak terlihat jelas, tetapi kadang kala diperlihatkan oleh perempuan secara tidak sadar. Jadi bagi kamu yang ingin berkencan dasar-dasar di atas perlu kamu pelajari.
Menggigit gigit bibir bawah
Isyarat ini biasanya ditujukan pada lawan jenisnya sebagai ungkapan isyarat minat untuk bercinta dan ketertarikan hasrat bercinta dengan pria dihadapannya yang diminati.
Kisah Nyata Seorang Dokter bersama Tiga Pasien Perempuan (Ada Apa Gerangan?)
Kehidupan kita semasa kecil dulu amat sangat berbeda dengan saat ini.
Pergaulan, sumber hiburan, dan pelajaran sekolah zaman kita dulu
mungkin dikatakan “sangat tertinggal” dibandingkan anak-anak zaman
sekarang.
Memang sunnatullah bahwa zaman ke zaman semakin rusak, seperti yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
Pada kesempatan ini, saya ingin menceritakan beberapa kisah nyata yang saya temui. Semoga dapat diambil faedahnya dan menjadi penyemangat kita untuk mendidik anak-anak kita dengan dipandu Al-Quran dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang tak lekang dirongrong zaman.
—
# Perempuan ke-1
(P: pasien, D: dokter)
Seorang pemudi usia 15 tahun datang ke klinik dengan diantar oleh seorang pemuda seusianya.
P: (dengan muka ragu-ragu) “Dok, saya terlambat datang bulan.”
D: (melihat data pasien di kertas rekam medis: usia 15 tahun) “Oh, berapa hari?”
P: “Hmm … sekitar 2 mingguan, Dok. Enggak apa-apa itu, Dok?”
D: “Coba saya periksa dulu ya.” (dokter memeriksa pasien)
Beberapa menit kemudian.
D: “Silakan duduk, Dik. Biasa itu, Dik. Masih ABG soalnya, jadi hormon menstruasi belum stabil.”
P: “Hmm … kalo tes urin bisa enggak, Dok?”
D: “Loh, kenapa tes urin? Sudah menikah, belum?”
P: “Belum sih, Dok.”
D: “Ya sudah, ndak perlu. Tes urin ‘kan buat mengetahui hamil atau tidak, kecuali kamu berbuat ‘yang enggak-enggak’. Nih resepnya, minta di depan ya!”
Pasien keluar, berbincang dengan si pemuda. Kemudian masuk lagi ke ruang praktik.
P: “Dok, saya ingin tes urin.”
D: (menghela nafas) “Ya, boleh. Silakan minta sama karyawan saya tesnya.”
Beberapa menit kemudian.
P: “Ini, Dok. Hasilnya.”
D: “Garis 1, negatif.”
P: (tersenyum) “Terima kasih, Dok.”
Si pemudi keluar, berbincang, dan tertawa bersama si pemuda yang mengantarnya. Puaskah mereka dengan hasil urin tadi? Allahu a’lam.
—
# Perempuan ke-2
ABG (wanita) usia 18 tahun datang berobat sendirian.
D: “Silakan duduk, Dik. Ada keluhan apa?”
P: “Hmm … saya kalau kencing kok sakit, Dok? Terus, kok kayak ada cairannya? Kayak nanah gitu.”
D: (mengernyitkan dahi) “Ada nanahnya? Keputihan juga kayak gitu?” (mencoba meyakinkan pasien)
P: “Iya, Dok. Ada nanahnya.”
D: “Yuk, saya periksa.”
Dokter memeriksa pasien dengan teliti, khususnya pada keluhan utamanya.
D: “Sudah selesai. Duduk dulu, Dik. Hmm … maaf, Dik. Apa kamu pernah berhubungan sama laki-laki sebelumnya?”
P: (dengan wajah polos) “Iya, Dok.”
D: “Kapan?”
P: “Kira-kira sepuluh hari yang lalu.”
D: “Ya Allah … kok kamu mau sih, Dik?” (geleng-geleng kepala)
P: “Terus, kata pacar saya, ‘Kamu kena sipilis itu. Cepat berobat! Saya juga kena itu kata dokter di sini.'”
D: “Loh, pacarnya di mana sih?”
P: “Di Kalimantan, diusir orang tuanya karena enggak mau kuliah.”
D: “Aduh, Dik … Dik …. Kalau pacarmu terkena penyakit itu, berarti pacarmu itu pernah berhubungan sama wanita yang lain juga. Biasanya yang kena begituan PSK loh. Terus, apa enggak takut, Dik? Itu dosa besar loh, zina! Ini saya kasih obat, nanti kontrol lagi ya. Dan ingat, jangan melakukan hal itu lagi ya.”
P: (mengangguk-angguk)
Dua bulan kemudian si ABG datang lagi dengan seragam SMU-nya.
P: “Dok, hmm … kencing saya sakit lagi.”
D: “Loh, kok bisa? Kamu melakukan ‘itu’ lagi?”
P: (mengangguk-angguk) “Dan sekarang sakit sekali, Dok.”
D: “Ya Allah … kenapa sih, Dik? ‘Kan kemarin saya sudah memperingatkan, itu penyakit berbahaya loh, nanti bisa mengakibatkan kemandulan. Mau tanggung jawab enggak tuh nanti pacarmu? Kalau memang cinta sekali, nikah aja sekarang!”
P: “Pacar saya sudah janji, nanti kalau saya sudah lulus. Orang tua saya juga sudah mengizinkan.”
D: (geleng-geleng kepala) “Lah, walaupun sudah direstui, tetap enggak boleh ‘begitu’ loh, Dik. Ini parah sekali loh infeksinya. Ya udah, ini saya obati. Tapi kalau tetap enggak ada perubahan, saya sarankan ke dokter kulit dan kelamin langsung. Ingat-ingat loh, Dik, jangan terbujuk rayuan si pacar, tapi ingat-ingat itu dosa dan bisa berdampak buruk sama kesuburan. Sama masa depan kalian berdua juga insya Allah.”
Si ABG terdiam dengan raut wajah biasa, sepertinya cintanya sama si pacar memang mengalahkan argumen bu dokter.
—
# Perempuan ke-3
ABG usia 18 tahun datang didampingi ibunya.
Ibu: “Dok, ini anak saya lagi kerja di Jakarta, terus pulang karena sakit. Begini, Dok. Perutnya kok kelihatan besar, ya? Terus katanya kok ada yang gerak-gerak gitu. Anaknya jadi lemas, badannya enggak enak.”
D: “Hmm … haid terakhir kapan sih, Dik?”
P: “Hmm … kapan, ya? Lupa.”
D: “Silakan naik ke tempat periksa.”
Beberapa menit kemudian setelah selesai pemeriksaan
D: “Punya pacar enggak sih, Dik?”
P: “Punya.”
Ibu: “Pacarnya juga kerja di Jakarta, Dok.”
D: “Oh … ini bayi, Bu. Yang gerak-gerak itu bayi.”
Ibu: “Ya Allah …. Bayi?”
Ibu: “Kamu hamil?” (sambil mencolek anak perempuannya. Si ibu masih kelihatan tidak percaya)
P: (diam, kelihatan bingung)
D: “Sama siapa sih, Dik? Sama pacarnya itu?”
P: (mengangguk-angguk)
P: “Ya udah, ini saya kasih vitamin aja ya. Silakan tebus di depan.”
Sambil keluar dari kamar periksa, si ibu masih terus mencolek anaknya, “Kamu hamil? Kamu hamil?”
—
Subhanallah … miris sekali, bukan?
Remaja tidak kenal konsep pembuahan, apalagi mengenali bahwa mereka saat itu dalam keadaan hamil. Apakah mereka juga tidak paham bahwa perbuatan yang mereka lakukan adalah dosa besar? Dosa besar! Allahul musta’an.
Ini adalah PR besar kita sebagai orang tua, sebagaimana yang diperintahkan Allah,
Kemudian sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
Semoga Allah melindungi anak-anak kita dari propaganda “kebebasan” yang kebablasan. Sedari dini kita tanamkan ilmu agama yang benar sesuai petunjuk Al-Quran dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Saring dan bimbing mereka dalam menerima informasi dari berbagai media. Awasi selalu dengan siapa mereka bergaul, terutama anak-anak kita yang mulai menginjak usia remaja.
Semoga kelak kita dikumpulkan di surga bersama keluarga yang kita sayangi. Amin ….
**
Dulu, saat kita belum pulang ke rumah sampai sore hari, orang tua kita mesti sudah mencari anaknya dengan cemas ke mana-mana. Bahkan sampai ada yang membawa sapu kecil untuk menghukum anaknya yang terlambat pulang tanpa izin. Tapi saat ini, pemandangan tersebut seakan jarang kita temui. Banyak orang tua membiarkan anak-anaknya bebas bermain di mana pun dan kapan pun tanpa aturan, dengan alasan untuk kebebasan si anak dan memperluas pergaulan anak. Pada usia dini pun, anak-anak bebas bergaul dan meraup informasi dari teman-temannya tanpa bisa memilah-milih, karena pergaulan mereka memang dengan komunitas yang sedang sama-sama — diistilahkan — “mencari jati diri”.Bagaimana hasilnya? Informasi dari internet, gadget, dan yang lainnya ditelan mentah-mentah oleh si anak, tanpa bisa membagi “ini buruk” dan “ini baik”.
Memang sunnatullah bahwa zaman ke zaman semakin rusak, seperti yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
مَا مِنْ عَامٍ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ
“Tidak ada satu masa (yang datang), kecuali masa setelahnya itu lebih
buruk darinya, sampai kalian menjumpai Rabb kalian.” (HR. At-Tirmidzi,
no. 2132)Pada kesempatan ini, saya ingin menceritakan beberapa kisah nyata yang saya temui. Semoga dapat diambil faedahnya dan menjadi penyemangat kita untuk mendidik anak-anak kita dengan dipandu Al-Quran dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang tak lekang dirongrong zaman.
—
# Perempuan ke-1
(P: pasien, D: dokter)
Seorang pemudi usia 15 tahun datang ke klinik dengan diantar oleh seorang pemuda seusianya.
P: (dengan muka ragu-ragu) “Dok, saya terlambat datang bulan.”
D: (melihat data pasien di kertas rekam medis: usia 15 tahun) “Oh, berapa hari?”
P: “Hmm … sekitar 2 mingguan, Dok. Enggak apa-apa itu, Dok?”
D: “Coba saya periksa dulu ya.” (dokter memeriksa pasien)
Beberapa menit kemudian.
D: “Silakan duduk, Dik. Biasa itu, Dik. Masih ABG soalnya, jadi hormon menstruasi belum stabil.”
P: “Hmm … kalo tes urin bisa enggak, Dok?”
D: “Loh, kenapa tes urin? Sudah menikah, belum?”
P: “Belum sih, Dok.”
D: “Ya sudah, ndak perlu. Tes urin ‘kan buat mengetahui hamil atau tidak, kecuali kamu berbuat ‘yang enggak-enggak’. Nih resepnya, minta di depan ya!”
Pasien keluar, berbincang dengan si pemuda. Kemudian masuk lagi ke ruang praktik.
P: “Dok, saya ingin tes urin.”
D: (menghela nafas) “Ya, boleh. Silakan minta sama karyawan saya tesnya.”
Beberapa menit kemudian.
P: “Ini, Dok. Hasilnya.”
D: “Garis 1, negatif.”
P: (tersenyum) “Terima kasih, Dok.”
Si pemudi keluar, berbincang, dan tertawa bersama si pemuda yang mengantarnya. Puaskah mereka dengan hasil urin tadi? Allahu a’lam.
—
# Perempuan ke-2
ABG (wanita) usia 18 tahun datang berobat sendirian.
D: “Silakan duduk, Dik. Ada keluhan apa?”
P: “Hmm … saya kalau kencing kok sakit, Dok? Terus, kok kayak ada cairannya? Kayak nanah gitu.”
D: (mengernyitkan dahi) “Ada nanahnya? Keputihan juga kayak gitu?” (mencoba meyakinkan pasien)
P: “Iya, Dok. Ada nanahnya.”
D: “Yuk, saya periksa.”
Dokter memeriksa pasien dengan teliti, khususnya pada keluhan utamanya.
D: “Sudah selesai. Duduk dulu, Dik. Hmm … maaf, Dik. Apa kamu pernah berhubungan sama laki-laki sebelumnya?”
P: (dengan wajah polos) “Iya, Dok.”
D: “Kapan?”
P: “Kira-kira sepuluh hari yang lalu.”
D: “Ya Allah … kok kamu mau sih, Dik?” (geleng-geleng kepala)
P: “Terus, kata pacar saya, ‘Kamu kena sipilis itu. Cepat berobat! Saya juga kena itu kata dokter di sini.'”
D: “Loh, pacarnya di mana sih?”
P: “Di Kalimantan, diusir orang tuanya karena enggak mau kuliah.”
D: “Aduh, Dik … Dik …. Kalau pacarmu terkena penyakit itu, berarti pacarmu itu pernah berhubungan sama wanita yang lain juga. Biasanya yang kena begituan PSK loh. Terus, apa enggak takut, Dik? Itu dosa besar loh, zina! Ini saya kasih obat, nanti kontrol lagi ya. Dan ingat, jangan melakukan hal itu lagi ya.”
P: (mengangguk-angguk)
Dua bulan kemudian si ABG datang lagi dengan seragam SMU-nya.
P: “Dok, hmm … kencing saya sakit lagi.”
D: “Loh, kok bisa? Kamu melakukan ‘itu’ lagi?”
P: (mengangguk-angguk) “Dan sekarang sakit sekali, Dok.”
D: “Ya Allah … kenapa sih, Dik? ‘Kan kemarin saya sudah memperingatkan, itu penyakit berbahaya loh, nanti bisa mengakibatkan kemandulan. Mau tanggung jawab enggak tuh nanti pacarmu? Kalau memang cinta sekali, nikah aja sekarang!”
P: “Pacar saya sudah janji, nanti kalau saya sudah lulus. Orang tua saya juga sudah mengizinkan.”
D: (geleng-geleng kepala) “Lah, walaupun sudah direstui, tetap enggak boleh ‘begitu’ loh, Dik. Ini parah sekali loh infeksinya. Ya udah, ini saya obati. Tapi kalau tetap enggak ada perubahan, saya sarankan ke dokter kulit dan kelamin langsung. Ingat-ingat loh, Dik, jangan terbujuk rayuan si pacar, tapi ingat-ingat itu dosa dan bisa berdampak buruk sama kesuburan. Sama masa depan kalian berdua juga insya Allah.”
Si ABG terdiam dengan raut wajah biasa, sepertinya cintanya sama si pacar memang mengalahkan argumen bu dokter.
—
# Perempuan ke-3
ABG usia 18 tahun datang didampingi ibunya.
Ibu: “Dok, ini anak saya lagi kerja di Jakarta, terus pulang karena sakit. Begini, Dok. Perutnya kok kelihatan besar, ya? Terus katanya kok ada yang gerak-gerak gitu. Anaknya jadi lemas, badannya enggak enak.”
D: “Hmm … haid terakhir kapan sih, Dik?”
P: “Hmm … kapan, ya? Lupa.”
D: “Silakan naik ke tempat periksa.”
Beberapa menit kemudian setelah selesai pemeriksaan
D: “Punya pacar enggak sih, Dik?”
P: “Punya.”
Ibu: “Pacarnya juga kerja di Jakarta, Dok.”
D: “Oh … ini bayi, Bu. Yang gerak-gerak itu bayi.”
Ibu: “Ya Allah …. Bayi?”
Ibu: “Kamu hamil?” (sambil mencolek anak perempuannya. Si ibu masih kelihatan tidak percaya)
P: (diam, kelihatan bingung)
D: “Sama siapa sih, Dik? Sama pacarnya itu?”
P: (mengangguk-angguk)
P: “Ya udah, ini saya kasih vitamin aja ya. Silakan tebus di depan.”
Sambil keluar dari kamar periksa, si ibu masih terus mencolek anaknya, “Kamu hamil? Kamu hamil?”
—
Subhanallah … miris sekali, bukan?
Remaja tidak kenal konsep pembuahan, apalagi mengenali bahwa mereka saat itu dalam keadaan hamil. Apakah mereka juga tidak paham bahwa perbuatan yang mereka lakukan adalah dosa besar? Dosa besar! Allahul musta’an.
Ini adalah PR besar kita sebagai orang tua, sebagaimana yang diperintahkan Allah,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ
وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا
مَلآئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادُُ لاَّيَعْصُونَ اللهَ مَآأَمَرَهُمْ
وَيَفْعَلُونَ مَايُؤْمَرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka, dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6)Kemudian sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanyai
tentang kepemimpinannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim; hadits riwayat
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu)Semoga Allah melindungi anak-anak kita dari propaganda “kebebasan” yang kebablasan. Sedari dini kita tanamkan ilmu agama yang benar sesuai petunjuk Al-Quran dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Saring dan bimbing mereka dalam menerima informasi dari berbagai media. Awasi selalu dengan siapa mereka bergaul, terutama anak-anak kita yang mulai menginjak usia remaja.
Kelak, kita akan berdiri di hadapan Allah untuk mempertanggungjawabkan didikan kita terhadap mereka.Ya Allah, mudahkan kami pada hari hisab nanti. Bimbinglah kami dalam mendidik putra-putri kami dan mohon ampuni kami jika kami salah dalam mendidik mereka.
Semoga kelak kita dikumpulkan di surga bersama keluarga yang kita sayangi. Amin ….
**
Monday, 29 February 2016
Cerita Sex Dewasa 18+
06:40:00
Cerita Sex Dewasa 18+
Saat
itu, Umurku baru 19 tahun. Umur yang tak sebanding dengan pengalaman
hidup yang kualami. Bayangkan, di umur sedini ini, aku sudah pernah
bersetubuh dengan 3 wanita cantik. Satu orang kuanggap ..istriku..,
satunya lagi bahkan ibu angkatku, dan yang terakhir dan paling seru
adalah dosenku yang sekaligus sahabat terdekat Bu Siska, ibu angkatku.
Kukatakan paling seru hot karena Bu Hesti (atau Tante Hesti), dosenku itu ternyata punya libido yang lebih tinggih lagi dibanding ibu angkatku. Sejak pertama kali berhubungan badan denganku ia sudah tak malu-malu memintaku untuk melayaninya hampir tiga kali sehari. Tak mengenal tempat, Bu Hesti malah pernah dua kali memintaku menyetubuhinya di ruang dosen yang saat itu kebetulan sedang sepi. Lalu di toilet kampus ketika aku baru saja hendak menuju tempat parkir. Dan yang seingatku paling seru adalah sehari sebelum kami melakukan ..pesta bertiga…
Sesuai kesepakatan kami (lebih tepat ultimatumku pada Bu Hesti), dia hari ini akan mengatakan ide gilanya (main bertiga) pada ibu angkatku itu. Aku dimintanya menunggu di suatu tempat (hotel) di kawasan menteng dekat rumah untuk bertemu dan melihat bagaimana hasil ..loby.. Bu Hesti terhadap Bu Siska. Dengan bersemangat, aku yang sedari pagi memang terus memikirkan hal itu jadi tegang seharian.
Tak sabar rasanya ingin segera mengetahui apakah ibu angkatku itu akan setuju atau tidak dengan ide Bu Hesti. Meski tak seratus persen yakin, aku sangat berharap ibu menyetujuinya. Bayangan-bayangan vulgar dua tubuh perempuan paruhbaya yang keduanya montok dan bahenol itu tergambar jelas di benakku, bagaimana jika dua tubuh bugil itu ..tersaji.. dan menggoda gelora api birahiku.
Ah! Aku benar-benar menginginkannya segera! Ya, segera! Aku ingin memakan keduanya mentah mentah! Memasukkan kontolku di kedua memek yang sama-sama nikmat itu bergiliran, memompa keras kelaminku pada kewanitaaan mereka, mengantarkan gelora api seksual mereka ke puncak dengan teriakan sejadi-jadinya, hempasan sekeras-kerasnya, genjotan secepat-cepatnya dan hujaman sedalam-dalamnya, aaah!!!
Aku memasuki kamar hotel yang telah di booking sebelumnya oleh Bu Hesti, siang jam 12.30pm. Badanku menghempas dan telentang di kasur empuk itu. Telanjang sudah, tanpa CD dan tanpa selimut. Kubiarkan dinginnya aircon menerpa seluruh pori-pori kulitku, karena sebentar lagi, seorang perempuan -yang kurang dari empat hari ini mulai mengisi ..jadwal ngentotku.. di sela-sela aktivitas seksual keseharian dengan Bu Siska- akan datang dan kuyakin membawa berita baik tentang rencana ..2v1 Fuck.. yang kuimpikan sejak Bu Hesti mengatakannya.
….ting tong..,.. bel pintu berbunyi, aku melompat ke arah pintu dan langsung mengintip melalui lubang kecil disana. Oy oy! Perempuan paruhbaya bertubuh sintal dan bersusu montok ini datang juga rupanya. Berpakaian terusan biru motif bunga tanpa lengan, mempertontonkan ..sisa.. putihnya kulit dan kemontokan buah dada nya tak mampu sembunyi dibalik baju feminim itu.
Uuuhhhh, ia sangat tahu seleraku rupanya, terusan berkancing depan dengan dada rendah dan pinggiran berenda itu seperti memacu adrenalin kelelakianku untuk tak sabar menunggu tanganku yang membuka pintu. Dan begitu ia masuk, aku cepat menutup pintu dan dengan gerakan yang ia tak sangka-sangka, kudekap dari belakang. Langsung menyingkap gaunnya yang begitu menggoda.
Tangan kananku mendekap erat pinggangnya dari belakang, yang kiri menyingkap bawahan gaun itu dan langsung menyambar tepian celana dalamnya, kucopot dengan paksa hingga pemiliknya gelagapan seperti tak siap. Tapi begitu wajah manis mirip artis Camelia Malik itu sedikit menoleh kebelakang, aku langsung menerkam bibir sensualnya. Keciplak-nya pun jadi memicu birahi untuk segera ..memperkosa.. ibu dosen binal nan nikmat pepeknya ini!
Bu Hesti memang tak lagi sempat berkata-kata, ini kali pertama sejak affair kami, aku ..memperkosanya… Dan akhirnya, meski kelihatan sedikit meronta-ronta seakan menolak, ia pasrah juga saat kubaringkan tellentang dengan pakaian yang masih melekat tapi awut-awutan itu. Kakinya mengangkang dan menjuntai di pinggiran tempat tidur, setengah dari kancing depan dada gaun terusan itu terlepas dengan cup BH yang kutarik kebawah, menunjukkan eksistensi kemolekan buah dadanya, di pinggiran puting kiri susu itu bahkan masih tampak sisa kenyotan mulutku saat pertama ngentotin ibu dosen ini.
Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org
Kuangkat keatas kakinya tinggi-tinggi, kukangkangi kiri kanan lebar, menunjukkan jelas rekahan vagina yang lebih senang aku sebut PEPEK merah itu, menggoda sekali. Dan buah zakar, pelir atau kontolku mengacung keras dan bersiap masuk menerobos pintu lunak yang rupanya telah basah itu.
….sudah basah ya, tante.. Cepat banget basahnya…. itu kata-kataku yang baru pertama keluar sejak ia memasuki pintu kamar, aku memang memanggilnya TANTE, in stead of Bu Hesti. Ia yang minta begitu utk membedakan panggilannya dengan ibu angkatku. Aku juga senang, karena menurutku, kata TANTE mengandung konotasi BINAL yang tak kalah heboh dengan NGENTOTIN IBU ! dan bukannya mengeluh atas perlakuanku, ia malah semakin gila menggesek-gesekkan kepala penisku di pintu vaginanya yang sudah ..siap coblos.. itu.
….hhhhhhhh..saaay..dari tadi juga tante basaaaaah mikirin kamu, ayyooohh aahhh, vaginaku minta dimasukin segeraa aaahh..!!!!.. jeritnya sambil mendesah-desah mengiringi tarian kepala penisku yang masih saja hanya sekedar menggelitik clitoris diatas bibir memeknya.
….kontol! Setan! Monyet! Cepat setubuhi aku! Kalau tidak, awas ya. Akan kudekap pinggangmu dengan kedua kakiku yang melingkar ini. Setan! Anak kurang ajar, kalau kau terus mengucel itilku begini, aku bisa keluar duluan…
Lengkap sudah pemandangan penuh sensasi ini, Bu Hesti -dosen akuntansi paruhbaya itu- kini seperti gadis perawan yang binal, mengemis untuk segera kusetubuhi, tak peduli terusan biru berbunga, panjang dan berenda itu masih melekat di badannya, bahkan sepatu putih berhak tinggi itu belum terlepas dari kedua kakinya. Kedua betisnya terpegang tanganku kiri kanan, pahanya otomatis membuka lebar celah pangkal dimana barang nikmat berbulu lebat itu merekah dan betul-betul siap menerima sang tamu besar nan panjang yang hampir setiap hari selama minggu ini mengunjunginya dengan teratur.
Segera saja aku menyudahi permainan kepala penisku yang menggesek dan menggelitik bibir memeknya, kupasang tepat menempel di mulut liangnya dan dengan penuh tenaga, sekali dorong kuhabiskan membenamkannya amblas hingga tak tersisa.
….Oooooouuuuuhhhhhhh!!!! Yessssss!!!! Aaaaahhhh!!!!.. jerit perempuan seusia ibuku itu dengan keras pula, seolah melepas ketidaksabarannya menanti. Penisku mentok membentur dasar liang vagina yang telah pernah empat kali dilalui jabang bayi itu. Tetap nikmat dan menjepit, senut-senut di dalam sana, aku menarik hingga kira-kira setengah…
….Uuuffff….nnggg..,.. bibir sensual Bu Hesti mengepit keras, seiring denyut vaginanya yang seakan menyedot kembali batang penisku yang hendak lanjut keluar.
….masukkan lagi saaaayyyaaangg..aaaahhhhh,.. desahnya saat aku menunggu sejenak sambil memandangi tubuh bongsor dosen akuntansi ini. Tanganku meraih buah dada yang sedari tadi ..menganggur.. di sela belahan depan gaunnya yang terkoyak.
….remeeesss..susu tanteeee…Buuudddiiihhh ooohhhh,..
….tante belum cerita bagaimana hasil ngomong dengan ibu..,.. aku berkata sambil menghentikan gerakan turun naik di atas pangkal pahanya, membuat Bu Hesti cukup senewen.Cerita Sex Terbaru
….ayo goy ang dulu saay..nanti tante ceritaiiinn..uuufff tanggungg niiiihh,.. ia mencoba menggoyang pinggulnya kesamping. Mungkin berharap aku akan terpengaruh dan lanjut menggenjot atas bawah. Tapi kudiamkan saja, sengaja kupermainkan kenikmatan yang dialaminya.
….ooouuhhh, jahaaatt kamuuuhhh,.. ia menampar dadaku pelan, menunjukkan kekesalannya karena tak mampu menaikkan pinggulnya untuk memasukkan penisku yang hanya menancap sampai kepala. Tentu Bu Hesti tak mampu, tubuhnya terlalu berat untuk mengangkat dengan posisi begitu.
….OK, sayang! Huuuh..Tante mau cerita, tapi please, goyang dooong, Tante ngga tahan kalau kamu diam begitu,..
….deal! Akan saya goyang perlahan dan tante cerita…, hmmmm..sssshh,..
….ibumu mauuu saaayyy….hhhhhh yesss..ooouuuhhhhh,..
….ooohh yaaahhh.. Apaaah katanyaaah….
….diaa bilaaangg kamuuuhh pastiiihh sangguuupp…,..
….ngga risiih…. aku bertanya
….ooouuhhh..ssshhh risiiih jugaaahhh..,..
….nah trus…. aku berhenti sejenak sampai ia merengek minta diteruskan.
….hhhhh…makanyaaahhh bertahaaapp..ooouuhh goyang saaayyy ooouuff,..
….bertahap gimana…. aku diam lagi
….hhhh..jangan berhenti ddoooong, ssshhh maksuudnyaahh kalian main duluan, nantiih tante bergabung setelah kalian main setengah ronde, biar ngga cangguuungg…hhhhh yaaah ooh yaaahhh ooohhh yaaahhh,..
….maksudnya hhhh tante gabung belakangan gituuuhhh …. aaahhh……
….iyaaahh saayyy..tunggu kalian setengah ronde permainan dan tante datang langsung gabuuungg…sssshhhh,..
….kenaaapaaah..nggaa seekaaaliiiaan ajaahh langsuuung gituuhh….
kupercepat genjotan akibat membayangkan bagaimana nanti aku bermain dengan dua wanita paruhbaya yang jelita ini.
….tantee siiih mauuhh ajaaahh..taaapiii kaan iiibumuu yang mintaa, oouuhhh genjoot lebih keras lagiiihhh buuudd…ooohhh..yesss..tante ntarrr lagiiihh niihhh,.. ujar Bu Hesti terengah-engah mencoba mengimbangi hempasan di pangkal pahanya.
Sebentar lagi ia rupanya akan orgasme. Aku sudah hapal benar ..tingkah.. dan ..kebiasaan.. perempuan paruhbaya dan kelaminnya saat mereka menjelang orgasme. Kucoba mengatur permainanku agar ia lebih lama lagi. Aku memperlambat gerakan dan menjulurkan lenganku kebalik punggungnya, langsung memeluk dan mencium, dengan mesra.
….jangan keluar dulu tante, Budi mau tante lebih lama karena hari ini tante kelihatan cantik sekali,.. aku mencoba merayu untuk mengalihkan perhatiannya.
….ouuuufff….ooohhh..kamuuhh bilang..tantee cantiiikk.. Hhhh…aaaauuuhhh..cantik mana sama oouuhhh ibuu kamuuu uuuuhhhh.. Hooohhhh..ssshhhhh,..
….sama-sama cantik, tante sayang…., saya suka sekali penampilan dan tingkah genit tante seperti ini,..
….bisaa ajaaah kamuuuhh saaayy..oouuhhh nikmatnyaah goyangan kamuuuuhhh..tante bisa gilaa kalau nggak main sehari aja sama kamu..oooouuhhh..yesss..yesss..yesss,..
Cerita Sex Gairah Ibu Siska Ibu Angkatku Aku berhasil juga membuatnya bertahan lebih lama, dengan gaya yang romantis itu tadi, yang tentu saja mengalihkan perhatian dan membuat ia GR dengan pujian-pujianku. Saat ini aku memang ingin kami mencapai klimaks bersama-sama, oleh sebab itulah saat penisku merasakan gejala klimaks di dinding vagina Bu Hesti, aku langsung berhenti bergoyang. Hasilnya, sudah 30 menit permainan, ia belum keluar juga, aku pun berusaha untuk mencapai klimaks yang segera. Setiap gesekan dinding penisku dan vaginanya, sangat kuresapi sehingga beberapa saat setelah kira-kira 45 menit persetubuhan itu berjalan aku mulai merasakannya.
….oooouuuhhh..tanteeeeehhh…keluar sama-sama yuuukk say…,..
….uuuuhhh..yesss..ayo sayaaaangg..tanteeeh juga sudaaah nggaaaa sangguuup lagiiiiihh oouuuhhhh…ooohhh..yessss..yesss..yesss..yesss…aaaa u uuhhh….nikmaaatnyaaaahhh oou uuhhhh….hhhhh….budiiiihhhh..buuuuudiii..budiiii..b udiii..yesss!!! yes!!! Tekan sayang, tekan sayaaaang..,.. desahannya berubah jeritan, aku juga semakin mempercepat naik turun, kini menghempas keras pinggang kami.
….Yes tante! Tante! Tante! Tante! Ooouuuhhhh…..goyang sayang oouuhh!!!..
….Peeeluukkk tanteeehhh aaaoouuuhhh..sayaaang peluk tante, peluk tante oouuhhhh!!..
Akhirnya ia melepas juga, menyembur didalam sana, dari lubuk rahimnya keluar cairan hangat menerpa kepala penisku.
….oooouuuhhh..yeeess..tante, tanteeeeeee oooooohhhhhhh!!!!.. aku melepas juga beberapa detik setelah Bu Hesti orgasme. 1,2,3,4,6,7,9,12,,15kali semburan spermaku di dalam liang vaginanya. Penuh! Sampai menyembur beberapa tetes keluar dari kemaluan Bu Hesti.
Lama kami saling mendekap erat sekali, aku menindih sambil memeluk kuat tubuh bagian atasnya, benar-benar lezat tubuh dosenku ini, kedua payudaranya tergencet dadaku. Bibirnya kubekap dengan bibirku, kusedot lidah Bu Hesti, kutelan liurnya hampir tak bersisa. Bu Hesti juga dengan antusias menyedot lidahku. Luar biasa permainan ini!Cerita Sex Terbaru
….mmmmhhhh….nikmatnya saaay….tante puas sekali..,..
….saya juga tante, tante tadi hebat!.. pujiku
….hebat gimana say….
….bisa lama begitu, saya puas sekali,..
….Ah, itu karena kamu yang ngajari tante. Mulanya sejak tadi tante sudah hampir sampai tapi karena kamu ajak ngobrol jadi tante bisa bertahan lama,..
….pokoknya tante luar biasa, nanti kalau main bertiga tante juga harus mengatur biar bisa lama seperti tadi,..
….akan tante coba, tapi biasanya tante ngga bisa kontrol, kalau sudah terasa geli sedikit aja, pasti tante langsung genjot trus keluar deh..,.. akunya polos.
Kucium pipinya dengan mesra, tante membalas sampai beberapa menit setelah itu ia minta istirahat dulu karena seharian tadi ia sudah ..kerja keras.. merayu Bu Siska supaya mau main bertiga.
Kubiarkan ia tertidur disamping aku yang melamun membayangkan bagaimana rasanya besok kami (aku, Bu Siska dan Bu Hesti) akan menikmati dua hari di Villa puncak, main bertiga untuk yang pertama kalinya. Kubayangkan bagaimana aku akan melayani dan dilayani dua perempuan cantik paruhbaya bertubuh montok ini. Satu adalah ibu angkatku yang selama ini menjadi partner seks tetap dan satunya lagi adalah dosen akuntansiku di kampus.
Bu Siska punya buah dada besar, bisa untuk menjepit penisku. Memeknya berbulu lebat sekali, aku hobi menjilatnya, mainnya kreatif dan punya banyak ide untuk membuat aku selalu merasa berbeda dari waktu ke waktu. Bu Hesti punya wajah menggairahkan, membuat setiap orang yang memandangnya jadi nafsuan, susunya tak sebesar milik ibu, tapi aku suka bentuknya yang agak panjang seperti pepaya, walaupun sudah sedikit turun karena usia dan empat orang anak yang menetekinya dulu.
Yang paling kusuka dari Bu Hesti adalah memeknya yang masih terasa sempit, walaupun tidak se-..empot-empot.. memek ibu angkatku, memek Bu Hesti terasa lebih mencengkeram. Mungkin karena aku baru memakainya beberapa kali saja dibanding memek Bu Siska yang hampir tiap hari dan tiap jam aku jejali dengan penis perkasa ini.
Gara-gara keasikan melamunkan bayangan vulgar itu, aku jadi tegang lagi. Sejam saja sejak orgasme tadi, aku kembali meminta jatah dari Bu Hesti. Malah kali ini kubiarkan ia terlelap dan dengan hati-hati kumiringkan badannya dan menekuk satu kakinya kedepan. Dengan hati-hati setelah menempatkan diri berjongkok di belakang pantatnya yang semok itu, aku menempelkan kemaluanku tepat dibibir vaginanya yang masih saja basah akibat tumpahan cairan kelamin kami tadi. Blesss!!! Sekali dorong, langsung tertembus. Pemiliknya kaget dan terbangun, menemukan dirinya sedang dientot lagi.
….oooouuhhh….saaayyy…kamu jahaaaaatttt..aaaaaaaaahhhh..,.. meski begitu ia menikmati juga.
Akhirnya permainan itu berlangsung juga, kubawa ia terbang melayang berkali-kali sampai setelah itu aku melepas untuk yang keduakali hari ini dalam vaginanya. Ah..Bu Hesti, Bu Hesti…Nikmatnya memekmu!!!
Sampai di rumah malam itu, aku langsung masuk kamar. Dan betapa aku terkejut melihat pemandangan di dalam sana. Di tempat tidurku sudah berbaring seorang perempuan paruh baya, mengenakan daster tipis, baju tidur transparan dari bahan sutra putih lembut yang cukup memberikan gambaran bentuk tubuh sintal nan aduhai.
Wajahnya menyunggingkan senyum yang lebih berarti ajakan bagiku untuk segera ..menyantap.. hidangan itu mentah-mentah! Huh, ibu rupanya juga menginginkan itu, sehingga tanpa permisi padaku, begitu aku duduk di pinggiran tempat tidur dan akan menciumnya ia menyambut dengan antusias. Tangannya langsung dengan cekatan mencomot satu-persatu pelapis tubuhku.
….kamu jahat membiarkan ibu menunggu dari sore tadi…., besok kita akan ke puncak. Bu Hesti tentu sudah memberitahukan itu,.. lembut dan datar sekali suaranya, menunjukkan betapa ia seorang ibu yang matang fisik dan mental.
….apa itu Bu….
….nakal kamu, pura-pura tidak tahu,.. lanjutnya setelah berhasil melepas semua pakaianku
….Baru saja kamu pasti sudah melayani Bu Hesti, sekarang apa masih ada sisa untuk ibu….
….haaah…. aku terkejut ternyata ibu tahu itu. Tapi belum lagi aku habis berpikir bagaimana ia sampai mengetahuinya, ibu sudah menindih, dengan sedikit mengangkat gaun tipis itu ia langsung menempatkan diri diatas pinggangku yang kini terbaring dengan penis yang secepat itu pula tegang mengeras.
….ayoooh say, ibu sudah basaah dari tadi, ngga tahan mbayangin kamu terus, oouuh,..
….ssshhhh..oouuhh ibuuuuuhhh enaaaakhhhh,.. desahku meluncur begitu ia menurunkan pantatnya dan membalut penis tegangku kedalam celah liang vaginanya. Langsung menggoyang naik turun, pelan, pelan, dipercepat, agak cepat dan semakin cepat sehingga kini keciplaknya mulai terdengar keras.
Plak! Plak! Plak! Bunyi kemaluan kami yang bertaut dan mulai becek disekitarnya akibat cairan ibu yang ternyata memang sudah banyak sekali. Nafsunya sudah sangat tak tertahan rupanya, sehingga sekejap saja ia sudah ..basah.. seperti itu.
….Oooohhhhh!!! Ooohhh..ooooohhhh..ooohhh..aaahhh..oooohhh,.. jeritnya keras sambil menjambak-jambak sendiri rambutnya yang lepas tergerai. Kubelai buah dada besar ibu yang sudah lama menjadi ..hak-ku.. itu.
….oooohhh yyeeeeessshhhh yaaang kerassshhh remeeeeshhh susu ibuuu!!!.. teriaknya lagi.
Tak tahan dengan sensasi nikmat ibu angkatku ini, aku jadi ikut-ikutan bernafsu. Kubanting tubuhnya, giliran aku yang diatas memompa naik turun. Padahal gaun tidur sutra itu masih melekat dan kini melingkari pinggangnya. Bagian dadanya melorot kebawah dan roknya terangkat keatas pinggang. Sebuah pemandangan yang justru membuat nafsu semakin terpanggang birahi. Aku menghempas sejadi-jadinya, menggenjot sekeras-kerasnya dan menusuk sedalam-dalamnya. Mulutku seringkali menunduk dan langsung meraih puting buah dadanya, menyedot menarik-nariknya dengan gemas.
Ibu tak mau pasif saja, sejurus kemudian ia membalikkan posisi. Aku kembali berada dibawah, ia berputar menghadap ke arah kakiku, sambil terus saja mengocok vaginanya dengan penisku turun naik. Bongkahan pantatnya yang semok besar kuremas-remas, ketika terangkat ke atas ia menunjukkan betapa kemaluanku yang tegak dan keras itu menyangga celah bibir vaginanya. Saat turun menghempas keras, ia menimbulkan keciplak seperti suara tepuk tangan. Benar-benar pemandangan yang sensasional dan memabukkan.
….Say, hhhooooohhhhh ibuuuhh nggggaaaa taaaahaaannnn..mooo keeeluar aaauhhh!!!..Cerita Sex Terbaru
….yyaaahhh buuuhhh ayoooohhh keluarin…hhhh, tapiiii hhhheehhh baliikk duluh.. pintaku sambil terengah-engah.
Sejenak kemudian ia melepas pertautan vagina dan penis itu. Lalu berbaring telentang disampingku. Kakinya diangkat tinggi keatas dengan paha yang membuka lebar, menunjukkan belahan bibir vagina yang merah merekah dengan bulu lebat itu. Benar-benar sensasional! Vagina itu kini menganga lebar menunggu penisku untuk ..menuntaskannya.. dengan segera.
….ah..ibu…,.. aku sampai berguman mengagumi pemandangan yang terhidang begitu sempurna dihadapanku sekarang.
….kenapa saaaay…. rajuknya manja.
….vagina ibu bagus sekali…,.. dengan jujur kukatakan.
….ah kamu bisa aja, ayo say..ibu ngga tahan niih..,.. pintanya sekali lagi. Aku yang kemudian tak tahan juga. Secepatnya kutempatkan pinggangku diantara pahanya, menempelkan penisku di bibir merah vaginanya, meraih kedua susu besar ibu dengan kedua tanganku dan langsung menggenjot keras dan cepat sekali.
….Ooooooouuuuuhhhhh…aaaaaahhhh..ahhhh..ahhh..ahhhh ..ah hh..yesss!!!!.. jeritan khas Bu Siska setiap kali ia akan menjelang orgasme.
Aku bergerak tanpa jeda, terus menggenjot naik turun sambil meremas dan berpegang pada buah dada besar itu.
….mmmmmmm……mmmmm..mmmmhhhhhhhh..oooooohhhh..iiibuu uuh h keluaar rrrrrrrrr….ooooooooooooouuuuhhhhhhhhhh yesss yesss yesss…haaaaaaaaahhhhh,.. jerit panjang itu mengantarnya sampai di ujung kenikmatan.
….Yaaahhhh..buuuuhhh ayooohhh keluariiinnn semuaaahhh ooohhh meeemeeek ibuuuuhh enakkkk ooouuhhh..sshhhh…jepiitttt buuuuhhh ooouuhhhhh,.. aku ikut berteriak merasakan jepitan vagina ibu yang semakin keras saat-saaat ia terasa melepas di dalam sana. Duh, nikmatnya memek ibu angkatku ini.
Beberapa saat tubuhnya mengeras, pahanya mengapit tubuhku dengan kuat. Ia melepas dengan begitu nikmat. Aku menunduk memberikan ciuman mesra setelah ia sedikit melemas menuntaskan puncak orgasmenya.
….jangan lupa, bu. Saya belum….,.. bisikku pelan sambil mengecup belakang telinganya, berusaha membuat ibu bangkit lagi.
….yaaa..sayang, goyang aja yang pelan..ibu masih sanggup, tapi yang pelan aja ya….
….baik bu,.. aku mulai menggoyang lagi. Dengan pelan seperti permintaannya. Dengan mesra seperti yang lebih aku suka.
….I love you, Bu..,.. bisikku sambil terus menggoyang naik turun diatas tubuhnya. Matanya yang sedari orgasme tadi terpejam, membuka dan menatapku seperti tak percaya.
….ibu juga sayang kamu….oouuuhhhh…nikmatnyaaahhhh,.. ibu langsung memelukku erat. Membelai lembut punggungku. Aku meneruskan goyangan pinggul naik turun diatas pangkal pahanya dengan pelan dan mesra.
Bibir kami bertaut, saling melumat didalam sana, lidahku dan lidah ibu seperti berebut membelai dinding-dinding dalam rongga mulut kami.
Pahanya mulai menjepit, mengapit pinggangku yang terus bergoyang. Bu Siska rupanya telah bangkit lagi dengan permainan lidahku di permukaan buah dadanya. Bibirnyapun mulai menggumam lagi, nafasnya turun naik.
Kupercepat goyangan dari atas, ..ooooouuhhh…sayaaang..,.. desahnya,
Ibu mulai berusaha mengimbangi goyanganku, pinggulnya dibuat meliuk seperti menuntun alur kemaluanku dalam liang vaginanya.
….ssshhhhh….ibuuuu diatas say..,..
Kami berbalik posisi. Ibu sekarang menindih, berat juga karena ukuran tubuhnya yang montok besar itu. Tapi kenikmatan liang vaginanya yang terus membalut lembut penisku membuat aku tak merasakan beban tubuhnya. Ia kini asik bergoyang, pelan awalnya dan bertahap dipercepat.
Kali ini aku tak mau berlama-lama lagi, bersamaan saat ibu menyodorkan buah dadanya ke mulutku, pahanya seperti mengepit memberikan tanda bahwa ia sudah menjelang orgasme lagi. Memang sudah tigapuluh menit sejak orgasmenya yang pertama tadi.
….ibuuuhhh mau keluar….
….iyaahhh saaayaaangg..hhhh seeebenntaaar lagiiiihhh rasanyaaahhh..,..
….samaaahh—samaaahhh buuuhhhh..saya jugaaah,..
….ayoooohh saaayyy sekaraaanggg..hhh..hhhh..hhhh..ooouuhhhh…,..
ibu mempercepat genjotannya. Aku mempererat pelukanku, kami berciuman mesra, dengan kuat dan sepenuh hati. Sampai kemudian..
….aaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuhhhhhhhh..ssshhhh..ooo ooo hhhhhhhhh..ibuuuu keeelu aaaarrrrrr…buuuuddiiiiihhh…iiiyeeesss…ooouuhhhh h yeeeeessss..ooohhh yeessss,.. jeritnya panjang sembari menjepit keras.
Beberapa detik kemudian aku menyusul..
Baca Juga Cerita Seks Nyokap Sahabatku
….Ooooooooooohhhhhh..buuuuuuuhhhh….aaahhhhhhhh..ye sss yess yesss yesss oouh yess ouh yesss ouhhh yesssss….!!!!.. aku melepas puas.
Untuk kesekian kalinya pada hari ini kutumpahkan spermaku dalam liang vagina perempuan paruh baya ini. Puas sudah rasanya menikmati sari tubuh Bu Siska yang kini terkapar disebelahku.
….Bu…,.. aku memanggilnya setengah berbisik.
….iya sayang.. sahut bu Siska mesra sambil mengecup.
….ibu ingat nggak kalo besok pagi kita ngapain di puncak…,.. aku ragu melanjutkannya.
….ingat dong, say…emang kenapa.. Ada perubahan….
….engga sih, Cuma Budi koq canggung ngomongnya…,..
….malu.. Masa sih kamu malu say….
….ibu sendiri gimana….
….eeemmmm…gimana yaaah..asik juga, malah ibu nggak sabaran rasanya…hehehe jadi malu…,.. ibu menutup wajahnya dengan bantal. Aku geli juga membayangkan kejadian besok. Benar juga kata ibu. Pastilah sangat mengasikkkan. Ah aku tak sabar lagi !!!
Kukatakan paling seru hot karena Bu Hesti (atau Tante Hesti), dosenku itu ternyata punya libido yang lebih tinggih lagi dibanding ibu angkatku. Sejak pertama kali berhubungan badan denganku ia sudah tak malu-malu memintaku untuk melayaninya hampir tiga kali sehari. Tak mengenal tempat, Bu Hesti malah pernah dua kali memintaku menyetubuhinya di ruang dosen yang saat itu kebetulan sedang sepi. Lalu di toilet kampus ketika aku baru saja hendak menuju tempat parkir. Dan yang seingatku paling seru adalah sehari sebelum kami melakukan ..pesta bertiga…
Sesuai kesepakatan kami (lebih tepat ultimatumku pada Bu Hesti), dia hari ini akan mengatakan ide gilanya (main bertiga) pada ibu angkatku itu. Aku dimintanya menunggu di suatu tempat (hotel) di kawasan menteng dekat rumah untuk bertemu dan melihat bagaimana hasil ..loby.. Bu Hesti terhadap Bu Siska. Dengan bersemangat, aku yang sedari pagi memang terus memikirkan hal itu jadi tegang seharian.
Tak sabar rasanya ingin segera mengetahui apakah ibu angkatku itu akan setuju atau tidak dengan ide Bu Hesti. Meski tak seratus persen yakin, aku sangat berharap ibu menyetujuinya. Bayangan-bayangan vulgar dua tubuh perempuan paruhbaya yang keduanya montok dan bahenol itu tergambar jelas di benakku, bagaimana jika dua tubuh bugil itu ..tersaji.. dan menggoda gelora api birahiku.
Ah! Aku benar-benar menginginkannya segera! Ya, segera! Aku ingin memakan keduanya mentah mentah! Memasukkan kontolku di kedua memek yang sama-sama nikmat itu bergiliran, memompa keras kelaminku pada kewanitaaan mereka, mengantarkan gelora api seksual mereka ke puncak dengan teriakan sejadi-jadinya, hempasan sekeras-kerasnya, genjotan secepat-cepatnya dan hujaman sedalam-dalamnya, aaah!!!
Aku memasuki kamar hotel yang telah di booking sebelumnya oleh Bu Hesti, siang jam 12.30pm. Badanku menghempas dan telentang di kasur empuk itu. Telanjang sudah, tanpa CD dan tanpa selimut. Kubiarkan dinginnya aircon menerpa seluruh pori-pori kulitku, karena sebentar lagi, seorang perempuan -yang kurang dari empat hari ini mulai mengisi ..jadwal ngentotku.. di sela-sela aktivitas seksual keseharian dengan Bu Siska- akan datang dan kuyakin membawa berita baik tentang rencana ..2v1 Fuck.. yang kuimpikan sejak Bu Hesti mengatakannya.
….ting tong..,.. bel pintu berbunyi, aku melompat ke arah pintu dan langsung mengintip melalui lubang kecil disana. Oy oy! Perempuan paruhbaya bertubuh sintal dan bersusu montok ini datang juga rupanya. Berpakaian terusan biru motif bunga tanpa lengan, mempertontonkan ..sisa.. putihnya kulit dan kemontokan buah dada nya tak mampu sembunyi dibalik baju feminim itu.
Uuuhhhh, ia sangat tahu seleraku rupanya, terusan berkancing depan dengan dada rendah dan pinggiran berenda itu seperti memacu adrenalin kelelakianku untuk tak sabar menunggu tanganku yang membuka pintu. Dan begitu ia masuk, aku cepat menutup pintu dan dengan gerakan yang ia tak sangka-sangka, kudekap dari belakang. Langsung menyingkap gaunnya yang begitu menggoda.
Tangan kananku mendekap erat pinggangnya dari belakang, yang kiri menyingkap bawahan gaun itu dan langsung menyambar tepian celana dalamnya, kucopot dengan paksa hingga pemiliknya gelagapan seperti tak siap. Tapi begitu wajah manis mirip artis Camelia Malik itu sedikit menoleh kebelakang, aku langsung menerkam bibir sensualnya. Keciplak-nya pun jadi memicu birahi untuk segera ..memperkosa.. ibu dosen binal nan nikmat pepeknya ini!
Bu Hesti memang tak lagi sempat berkata-kata, ini kali pertama sejak affair kami, aku ..memperkosanya… Dan akhirnya, meski kelihatan sedikit meronta-ronta seakan menolak, ia pasrah juga saat kubaringkan tellentang dengan pakaian yang masih melekat tapi awut-awutan itu. Kakinya mengangkang dan menjuntai di pinggiran tempat tidur, setengah dari kancing depan dada gaun terusan itu terlepas dengan cup BH yang kutarik kebawah, menunjukkan eksistensi kemolekan buah dadanya, di pinggiran puting kiri susu itu bahkan masih tampak sisa kenyotan mulutku saat pertama ngentotin ibu dosen ini.
Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org
Kuangkat keatas kakinya tinggi-tinggi, kukangkangi kiri kanan lebar, menunjukkan jelas rekahan vagina yang lebih senang aku sebut PEPEK merah itu, menggoda sekali. Dan buah zakar, pelir atau kontolku mengacung keras dan bersiap masuk menerobos pintu lunak yang rupanya telah basah itu.
….sudah basah ya, tante.. Cepat banget basahnya…. itu kata-kataku yang baru pertama keluar sejak ia memasuki pintu kamar, aku memang memanggilnya TANTE, in stead of Bu Hesti. Ia yang minta begitu utk membedakan panggilannya dengan ibu angkatku. Aku juga senang, karena menurutku, kata TANTE mengandung konotasi BINAL yang tak kalah heboh dengan NGENTOTIN IBU ! dan bukannya mengeluh atas perlakuanku, ia malah semakin gila menggesek-gesekkan kepala penisku di pintu vaginanya yang sudah ..siap coblos.. itu.
….hhhhhhhh..saaay..dari tadi juga tante basaaaaah mikirin kamu, ayyooohh aahhh, vaginaku minta dimasukin segeraa aaahh..!!!!.. jeritnya sambil mendesah-desah mengiringi tarian kepala penisku yang masih saja hanya sekedar menggelitik clitoris diatas bibir memeknya.
….kontol! Setan! Monyet! Cepat setubuhi aku! Kalau tidak, awas ya. Akan kudekap pinggangmu dengan kedua kakiku yang melingkar ini. Setan! Anak kurang ajar, kalau kau terus mengucel itilku begini, aku bisa keluar duluan…
Lengkap sudah pemandangan penuh sensasi ini, Bu Hesti -dosen akuntansi paruhbaya itu- kini seperti gadis perawan yang binal, mengemis untuk segera kusetubuhi, tak peduli terusan biru berbunga, panjang dan berenda itu masih melekat di badannya, bahkan sepatu putih berhak tinggi itu belum terlepas dari kedua kakinya. Kedua betisnya terpegang tanganku kiri kanan, pahanya otomatis membuka lebar celah pangkal dimana barang nikmat berbulu lebat itu merekah dan betul-betul siap menerima sang tamu besar nan panjang yang hampir setiap hari selama minggu ini mengunjunginya dengan teratur.
Segera saja aku menyudahi permainan kepala penisku yang menggesek dan menggelitik bibir memeknya, kupasang tepat menempel di mulut liangnya dan dengan penuh tenaga, sekali dorong kuhabiskan membenamkannya amblas hingga tak tersisa.
….Oooooouuuuuhhhhhhh!!!! Yessssss!!!! Aaaaahhhh!!!!.. jerit perempuan seusia ibuku itu dengan keras pula, seolah melepas ketidaksabarannya menanti. Penisku mentok membentur dasar liang vagina yang telah pernah empat kali dilalui jabang bayi itu. Tetap nikmat dan menjepit, senut-senut di dalam sana, aku menarik hingga kira-kira setengah…
….Uuuffff….nnggg..,.. bibir sensual Bu Hesti mengepit keras, seiring denyut vaginanya yang seakan menyedot kembali batang penisku yang hendak lanjut keluar.
….masukkan lagi saaaayyyaaangg..aaaahhhhh,.. desahnya saat aku menunggu sejenak sambil memandangi tubuh bongsor dosen akuntansi ini. Tanganku meraih buah dada yang sedari tadi ..menganggur.. di sela belahan depan gaunnya yang terkoyak.
….remeeesss..susu tanteeee…Buuudddiiihhh ooohhhh,..
….tante belum cerita bagaimana hasil ngomong dengan ibu..,.. aku berkata sambil menghentikan gerakan turun naik di atas pangkal pahanya, membuat Bu Hesti cukup senewen.Cerita Sex Terbaru
….ayo goy ang dulu saay..nanti tante ceritaiiinn..uuufff tanggungg niiiihh,.. ia mencoba menggoyang pinggulnya kesamping. Mungkin berharap aku akan terpengaruh dan lanjut menggenjot atas bawah. Tapi kudiamkan saja, sengaja kupermainkan kenikmatan yang dialaminya.
….ooouuhhh, jahaaatt kamuuuhhh,.. ia menampar dadaku pelan, menunjukkan kekesalannya karena tak mampu menaikkan pinggulnya untuk memasukkan penisku yang hanya menancap sampai kepala. Tentu Bu Hesti tak mampu, tubuhnya terlalu berat untuk mengangkat dengan posisi begitu.
….OK, sayang! Huuuh..Tante mau cerita, tapi please, goyang dooong, Tante ngga tahan kalau kamu diam begitu,..
….deal! Akan saya goyang perlahan dan tante cerita…, hmmmm..sssshh,..
….ibumu mauuu saaayyy….hhhhhh yesss..ooouuuhhhhh,..
….ooohh yaaahhh.. Apaaah katanyaaah….
….diaa bilaaangg kamuuuhh pastiiihh sangguuupp…,..
….ngga risiih…. aku bertanya
….ooouuhhh..ssshhh risiiih jugaaahhh..,..
….nah trus…. aku berhenti sejenak sampai ia merengek minta diteruskan.
….hhhhh…makanyaaahhh bertahaaapp..ooouuhh goyang saaayyy ooouuff,..
….bertahap gimana…. aku diam lagi
….hhhh..jangan berhenti ddoooong, ssshhh maksuudnyaahh kalian main duluan, nantiih tante bergabung setelah kalian main setengah ronde, biar ngga cangguuungg…hhhhh yaaah ooh yaaahhh ooohhh yaaahhh,..
….maksudnya hhhh tante gabung belakangan gituuuhhh …. aaahhh……
….iyaaahh saayyy..tunggu kalian setengah ronde permainan dan tante datang langsung gabuuungg…sssshhhh,..
….kenaaapaaah..nggaa seekaaaliiiaan ajaahh langsuuung gituuhh….
kupercepat genjotan akibat membayangkan bagaimana nanti aku bermain dengan dua wanita paruhbaya yang jelita ini.
….tantee siiih mauuhh ajaaahh..taaapiii kaan iiibumuu yang mintaa, oouuhhh genjoot lebih keras lagiiihhh buuudd…ooohhh..yesss..tante ntarrr lagiiihh niihhh,.. ujar Bu Hesti terengah-engah mencoba mengimbangi hempasan di pangkal pahanya.
Sebentar lagi ia rupanya akan orgasme. Aku sudah hapal benar ..tingkah.. dan ..kebiasaan.. perempuan paruhbaya dan kelaminnya saat mereka menjelang orgasme. Kucoba mengatur permainanku agar ia lebih lama lagi. Aku memperlambat gerakan dan menjulurkan lenganku kebalik punggungnya, langsung memeluk dan mencium, dengan mesra.
….jangan keluar dulu tante, Budi mau tante lebih lama karena hari ini tante kelihatan cantik sekali,.. aku mencoba merayu untuk mengalihkan perhatiannya.
….ouuuufff….ooohhh..kamuuhh bilang..tantee cantiiikk.. Hhhh…aaaauuuhhh..cantik mana sama oouuhhh ibuu kamuuu uuuuhhhh.. Hooohhhh..ssshhhhh,..
….sama-sama cantik, tante sayang…., saya suka sekali penampilan dan tingkah genit tante seperti ini,..
….bisaa ajaaah kamuuuhh saaayy..oouuhhh nikmatnyaah goyangan kamuuuuhhh..tante bisa gilaa kalau nggak main sehari aja sama kamu..oooouuhhh..yesss..yesss..yesss,..
Cerita Sex Gairah Ibu Siska Ibu Angkatku Aku berhasil juga membuatnya bertahan lebih lama, dengan gaya yang romantis itu tadi, yang tentu saja mengalihkan perhatian dan membuat ia GR dengan pujian-pujianku. Saat ini aku memang ingin kami mencapai klimaks bersama-sama, oleh sebab itulah saat penisku merasakan gejala klimaks di dinding vagina Bu Hesti, aku langsung berhenti bergoyang. Hasilnya, sudah 30 menit permainan, ia belum keluar juga, aku pun berusaha untuk mencapai klimaks yang segera. Setiap gesekan dinding penisku dan vaginanya, sangat kuresapi sehingga beberapa saat setelah kira-kira 45 menit persetubuhan itu berjalan aku mulai merasakannya.
….oooouuuhhh..tanteeeeehhh…keluar sama-sama yuuukk say…,..
….uuuuhhh..yesss..ayo sayaaaangg..tanteeeh juga sudaaah nggaaaa sangguuup lagiiiiihh oouuuhhhh…ooohhh..yessss..yesss..yesss..yesss…aaaa u uuhhh….nikmaaatnyaaaahhh oou uuhhhh….hhhhh….budiiiihhhh..buuuuudiii..budiiii..b udiii..yesss!!! yes!!! Tekan sayang, tekan sayaaaang..,.. desahannya berubah jeritan, aku juga semakin mempercepat naik turun, kini menghempas keras pinggang kami.
….Yes tante! Tante! Tante! Tante! Ooouuuhhhh…..goyang sayang oouuhh!!!..
….Peeeluukkk tanteeehhh aaaoouuuhhh..sayaaang peluk tante, peluk tante oouuhhhh!!..
Akhirnya ia melepas juga, menyembur didalam sana, dari lubuk rahimnya keluar cairan hangat menerpa kepala penisku.
….oooouuuhhh..yeeess..tante, tanteeeeeee oooooohhhhhhh!!!!.. aku melepas juga beberapa detik setelah Bu Hesti orgasme. 1,2,3,4,6,7,9,12,,15kali semburan spermaku di dalam liang vaginanya. Penuh! Sampai menyembur beberapa tetes keluar dari kemaluan Bu Hesti.
Lama kami saling mendekap erat sekali, aku menindih sambil memeluk kuat tubuh bagian atasnya, benar-benar lezat tubuh dosenku ini, kedua payudaranya tergencet dadaku. Bibirnya kubekap dengan bibirku, kusedot lidah Bu Hesti, kutelan liurnya hampir tak bersisa. Bu Hesti juga dengan antusias menyedot lidahku. Luar biasa permainan ini!Cerita Sex Terbaru
….mmmmhhhh….nikmatnya saaay….tante puas sekali..,..
….saya juga tante, tante tadi hebat!.. pujiku
….hebat gimana say….
….bisa lama begitu, saya puas sekali,..
….Ah, itu karena kamu yang ngajari tante. Mulanya sejak tadi tante sudah hampir sampai tapi karena kamu ajak ngobrol jadi tante bisa bertahan lama,..
….pokoknya tante luar biasa, nanti kalau main bertiga tante juga harus mengatur biar bisa lama seperti tadi,..
….akan tante coba, tapi biasanya tante ngga bisa kontrol, kalau sudah terasa geli sedikit aja, pasti tante langsung genjot trus keluar deh..,.. akunya polos.
Kucium pipinya dengan mesra, tante membalas sampai beberapa menit setelah itu ia minta istirahat dulu karena seharian tadi ia sudah ..kerja keras.. merayu Bu Siska supaya mau main bertiga.
Kubiarkan ia tertidur disamping aku yang melamun membayangkan bagaimana rasanya besok kami (aku, Bu Siska dan Bu Hesti) akan menikmati dua hari di Villa puncak, main bertiga untuk yang pertama kalinya. Kubayangkan bagaimana aku akan melayani dan dilayani dua perempuan cantik paruhbaya bertubuh montok ini. Satu adalah ibu angkatku yang selama ini menjadi partner seks tetap dan satunya lagi adalah dosen akuntansiku di kampus.
Bu Siska punya buah dada besar, bisa untuk menjepit penisku. Memeknya berbulu lebat sekali, aku hobi menjilatnya, mainnya kreatif dan punya banyak ide untuk membuat aku selalu merasa berbeda dari waktu ke waktu. Bu Hesti punya wajah menggairahkan, membuat setiap orang yang memandangnya jadi nafsuan, susunya tak sebesar milik ibu, tapi aku suka bentuknya yang agak panjang seperti pepaya, walaupun sudah sedikit turun karena usia dan empat orang anak yang menetekinya dulu.
Yang paling kusuka dari Bu Hesti adalah memeknya yang masih terasa sempit, walaupun tidak se-..empot-empot.. memek ibu angkatku, memek Bu Hesti terasa lebih mencengkeram. Mungkin karena aku baru memakainya beberapa kali saja dibanding memek Bu Siska yang hampir tiap hari dan tiap jam aku jejali dengan penis perkasa ini.
Gara-gara keasikan melamunkan bayangan vulgar itu, aku jadi tegang lagi. Sejam saja sejak orgasme tadi, aku kembali meminta jatah dari Bu Hesti. Malah kali ini kubiarkan ia terlelap dan dengan hati-hati kumiringkan badannya dan menekuk satu kakinya kedepan. Dengan hati-hati setelah menempatkan diri berjongkok di belakang pantatnya yang semok itu, aku menempelkan kemaluanku tepat dibibir vaginanya yang masih saja basah akibat tumpahan cairan kelamin kami tadi. Blesss!!! Sekali dorong, langsung tertembus. Pemiliknya kaget dan terbangun, menemukan dirinya sedang dientot lagi.
….oooouuhhh….saaayyy…kamu jahaaaaatttt..aaaaaaaaahhhh..,.. meski begitu ia menikmati juga.
Akhirnya permainan itu berlangsung juga, kubawa ia terbang melayang berkali-kali sampai setelah itu aku melepas untuk yang keduakali hari ini dalam vaginanya. Ah..Bu Hesti, Bu Hesti…Nikmatnya memekmu!!!
Sampai di rumah malam itu, aku langsung masuk kamar. Dan betapa aku terkejut melihat pemandangan di dalam sana. Di tempat tidurku sudah berbaring seorang perempuan paruh baya, mengenakan daster tipis, baju tidur transparan dari bahan sutra putih lembut yang cukup memberikan gambaran bentuk tubuh sintal nan aduhai.
Wajahnya menyunggingkan senyum yang lebih berarti ajakan bagiku untuk segera ..menyantap.. hidangan itu mentah-mentah! Huh, ibu rupanya juga menginginkan itu, sehingga tanpa permisi padaku, begitu aku duduk di pinggiran tempat tidur dan akan menciumnya ia menyambut dengan antusias. Tangannya langsung dengan cekatan mencomot satu-persatu pelapis tubuhku.
….kamu jahat membiarkan ibu menunggu dari sore tadi…., besok kita akan ke puncak. Bu Hesti tentu sudah memberitahukan itu,.. lembut dan datar sekali suaranya, menunjukkan betapa ia seorang ibu yang matang fisik dan mental.
….apa itu Bu….
….nakal kamu, pura-pura tidak tahu,.. lanjutnya setelah berhasil melepas semua pakaianku
….Baru saja kamu pasti sudah melayani Bu Hesti, sekarang apa masih ada sisa untuk ibu….
….haaah…. aku terkejut ternyata ibu tahu itu. Tapi belum lagi aku habis berpikir bagaimana ia sampai mengetahuinya, ibu sudah menindih, dengan sedikit mengangkat gaun tipis itu ia langsung menempatkan diri diatas pinggangku yang kini terbaring dengan penis yang secepat itu pula tegang mengeras.
….ayoooh say, ibu sudah basaah dari tadi, ngga tahan mbayangin kamu terus, oouuh,..
….ssshhhh..oouuhh ibuuuuuhhh enaaaakhhhh,.. desahku meluncur begitu ia menurunkan pantatnya dan membalut penis tegangku kedalam celah liang vaginanya. Langsung menggoyang naik turun, pelan, pelan, dipercepat, agak cepat dan semakin cepat sehingga kini keciplaknya mulai terdengar keras.
Plak! Plak! Plak! Bunyi kemaluan kami yang bertaut dan mulai becek disekitarnya akibat cairan ibu yang ternyata memang sudah banyak sekali. Nafsunya sudah sangat tak tertahan rupanya, sehingga sekejap saja ia sudah ..basah.. seperti itu.
….Oooohhhhh!!! Ooohhh..ooooohhhh..ooohhh..aaahhh..oooohhh,.. jeritnya keras sambil menjambak-jambak sendiri rambutnya yang lepas tergerai. Kubelai buah dada besar ibu yang sudah lama menjadi ..hak-ku.. itu.
….oooohhh yyeeeeessshhhh yaaang kerassshhh remeeeeshhh susu ibuuu!!!.. teriaknya lagi.
Tak tahan dengan sensasi nikmat ibu angkatku ini, aku jadi ikut-ikutan bernafsu. Kubanting tubuhnya, giliran aku yang diatas memompa naik turun. Padahal gaun tidur sutra itu masih melekat dan kini melingkari pinggangnya. Bagian dadanya melorot kebawah dan roknya terangkat keatas pinggang. Sebuah pemandangan yang justru membuat nafsu semakin terpanggang birahi. Aku menghempas sejadi-jadinya, menggenjot sekeras-kerasnya dan menusuk sedalam-dalamnya. Mulutku seringkali menunduk dan langsung meraih puting buah dadanya, menyedot menarik-nariknya dengan gemas.
Ibu tak mau pasif saja, sejurus kemudian ia membalikkan posisi. Aku kembali berada dibawah, ia berputar menghadap ke arah kakiku, sambil terus saja mengocok vaginanya dengan penisku turun naik. Bongkahan pantatnya yang semok besar kuremas-remas, ketika terangkat ke atas ia menunjukkan betapa kemaluanku yang tegak dan keras itu menyangga celah bibir vaginanya. Saat turun menghempas keras, ia menimbulkan keciplak seperti suara tepuk tangan. Benar-benar pemandangan yang sensasional dan memabukkan.
….Say, hhhooooohhhhh ibuuuhh nggggaaaa taaaahaaannnn..mooo keeeluar aaauhhh!!!..Cerita Sex Terbaru
….yyaaahhh buuuhhh ayoooohhh keluarin…hhhh, tapiiii hhhheehhh baliikk duluh.. pintaku sambil terengah-engah.
Sejenak kemudian ia melepas pertautan vagina dan penis itu. Lalu berbaring telentang disampingku. Kakinya diangkat tinggi keatas dengan paha yang membuka lebar, menunjukkan belahan bibir vagina yang merah merekah dengan bulu lebat itu. Benar-benar sensasional! Vagina itu kini menganga lebar menunggu penisku untuk ..menuntaskannya.. dengan segera.
….ah..ibu…,.. aku sampai berguman mengagumi pemandangan yang terhidang begitu sempurna dihadapanku sekarang.
….kenapa saaaay…. rajuknya manja.
….vagina ibu bagus sekali…,.. dengan jujur kukatakan.
….ah kamu bisa aja, ayo say..ibu ngga tahan niih..,.. pintanya sekali lagi. Aku yang kemudian tak tahan juga. Secepatnya kutempatkan pinggangku diantara pahanya, menempelkan penisku di bibir merah vaginanya, meraih kedua susu besar ibu dengan kedua tanganku dan langsung menggenjot keras dan cepat sekali.
….Ooooooouuuuuhhhhh…aaaaaahhhh..ahhhh..ahhh..ahhhh ..ah hh..yesss!!!!.. jeritan khas Bu Siska setiap kali ia akan menjelang orgasme.
Aku bergerak tanpa jeda, terus menggenjot naik turun sambil meremas dan berpegang pada buah dada besar itu.
….mmmmmmm……mmmmm..mmmmhhhhhhhh..oooooohhhh..iiibuu uuh h keluaar rrrrrrrrr….ooooooooooooouuuuhhhhhhhhhh yesss yesss yesss…haaaaaaaaahhhhh,.. jerit panjang itu mengantarnya sampai di ujung kenikmatan.
….Yaaahhhh..buuuuhhh ayooohhh keluariiinnn semuaaahhh ooohhh meeemeeek ibuuuuhh enakkkk ooouuhhh..sshhhh…jepiitttt buuuuhhh ooouuhhhhh,.. aku ikut berteriak merasakan jepitan vagina ibu yang semakin keras saat-saaat ia terasa melepas di dalam sana. Duh, nikmatnya memek ibu angkatku ini.
Beberapa saat tubuhnya mengeras, pahanya mengapit tubuhku dengan kuat. Ia melepas dengan begitu nikmat. Aku menunduk memberikan ciuman mesra setelah ia sedikit melemas menuntaskan puncak orgasmenya.
….jangan lupa, bu. Saya belum….,.. bisikku pelan sambil mengecup belakang telinganya, berusaha membuat ibu bangkit lagi.
….yaaa..sayang, goyang aja yang pelan..ibu masih sanggup, tapi yang pelan aja ya….
….baik bu,.. aku mulai menggoyang lagi. Dengan pelan seperti permintaannya. Dengan mesra seperti yang lebih aku suka.
….I love you, Bu..,.. bisikku sambil terus menggoyang naik turun diatas tubuhnya. Matanya yang sedari orgasme tadi terpejam, membuka dan menatapku seperti tak percaya.
….ibu juga sayang kamu….oouuuhhhh…nikmatnyaaahhhh,.. ibu langsung memelukku erat. Membelai lembut punggungku. Aku meneruskan goyangan pinggul naik turun diatas pangkal pahanya dengan pelan dan mesra.
Bibir kami bertaut, saling melumat didalam sana, lidahku dan lidah ibu seperti berebut membelai dinding-dinding dalam rongga mulut kami.
Pahanya mulai menjepit, mengapit pinggangku yang terus bergoyang. Bu Siska rupanya telah bangkit lagi dengan permainan lidahku di permukaan buah dadanya. Bibirnyapun mulai menggumam lagi, nafasnya turun naik.
Kupercepat goyangan dari atas, ..ooooouuhhh…sayaaang..,.. desahnya,
Ibu mulai berusaha mengimbangi goyanganku, pinggulnya dibuat meliuk seperti menuntun alur kemaluanku dalam liang vaginanya.
….ssshhhhh….ibuuuu diatas say..,..
Kami berbalik posisi. Ibu sekarang menindih, berat juga karena ukuran tubuhnya yang montok besar itu. Tapi kenikmatan liang vaginanya yang terus membalut lembut penisku membuat aku tak merasakan beban tubuhnya. Ia kini asik bergoyang, pelan awalnya dan bertahap dipercepat.
Kali ini aku tak mau berlama-lama lagi, bersamaan saat ibu menyodorkan buah dadanya ke mulutku, pahanya seperti mengepit memberikan tanda bahwa ia sudah menjelang orgasme lagi. Memang sudah tigapuluh menit sejak orgasmenya yang pertama tadi.
….ibuuuhhh mau keluar….
….iyaahhh saaayaaangg..hhhh seeebenntaaar lagiiiihhh rasanyaaahhh..,..
….samaaahh—samaaahhh buuuhhhh..saya jugaaah,..
….ayoooohh saaayyy sekaraaanggg..hhh..hhhh..hhhh..ooouuhhhh…,..
ibu mempercepat genjotannya. Aku mempererat pelukanku, kami berciuman mesra, dengan kuat dan sepenuh hati. Sampai kemudian..
….aaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuhhhhhhhh..ssshhhh..ooo ooo hhhhhhhhh..ibuuuu keeelu aaaarrrrrr…buuuuddiiiiihhh…iiiyeeesss…ooouuhhhh h yeeeeessss..ooohhh yeessss,.. jeritnya panjang sembari menjepit keras.
Beberapa detik kemudian aku menyusul..
Baca Juga Cerita Seks Nyokap Sahabatku
….Ooooooooooohhhhhh..buuuuuuuhhhh….aaahhhhhhhh..ye sss yess yesss yesss oouh yess ouh yesss ouhhh yesssss….!!!!.. aku melepas puas.
Untuk kesekian kalinya pada hari ini kutumpahkan spermaku dalam liang vagina perempuan paruh baya ini. Puas sudah rasanya menikmati sari tubuh Bu Siska yang kini terkapar disebelahku.
….Bu…,.. aku memanggilnya setengah berbisik.
….iya sayang.. sahut bu Siska mesra sambil mengecup.
….ibu ingat nggak kalo besok pagi kita ngapain di puncak…,.. aku ragu melanjutkannya.
….ingat dong, say…emang kenapa.. Ada perubahan….
….engga sih, Cuma Budi koq canggung ngomongnya…,..
….malu.. Masa sih kamu malu say….
….ibu sendiri gimana….
….eeemmmm…gimana yaaah..asik juga, malah ibu nggak sabaran rasanya…hehehe jadi malu…,.. ibu menutup wajahnya dengan bantal. Aku geli juga membayangkan kejadian besok. Benar juga kata ibu. Pastilah sangat mengasikkkan. Ah aku tak sabar lagi !!!
Aku dan Dia, Ngentot Dengan Pembantu Seperti Layaknya Pasutri
Aku dan Dia, Ngentot Dengan Pembantu Seperti Layaknya Pasangan Suami Istri
Aku dan Dia, Ngentot Dengan Pembantu Seperti Layaknya Pasutri
Hari ini seperti biasa aku perhatikan
istriku sedang bersiap untuk berangkat kerja, sementara aku masih
berbaring. Istriku memang harus selalu berangkat pagi, tidak seperti
pekerjaanku yang tidak mengharuskan berangkat pagi. Tidak lama kemudian
aku perhatikan dia berkata sesuatu, pamitan, dan perlahan meninggalkan
rumah.
Sementara aku bersiap kembali untuk
tidur, kembali kudengar suara orang mendekat ke arah pintu kamar. Tetapi
langsung aku teringat pasti pembantu rumah tangga kami, Lia, yang
memang mendapat perintah dari istriku untuk bersih-bersih rumah sepagi
mungkin, sebelum mengerjakan yang lain.
Lia ini baru berumur 17 tahun, dengan
tinggi badan yang termasuk pendek namun bentuk tubuhnya sintal. Aku
hanya perhatikan hal tersebut selama ini, dan tidak pernah berfikir
macam-macam sebelumnya. Tidak berapa lama dari suara langkah yang
kudengar tadi, Lia pun mulai tampak di pintu masuk, setelah mengetuk dan
meminta izin sebentar, ia pun masuk sambil membawa sapu tanpa menunggu
izin dariku. Baru pagi ini aku perhatikan pembantuku ini, not bad at
all.
Karena aku selalu tidur hanya dengan
bercelana dalam, maka aku pikir akan ganggu dia. Dengan masih pura-pura
tidur, aku menggeliat ke samping hingga selimutku pun tersingkap.
Sehingga bagian bawahku sudah tidak tertutup apapun, sementara karena
bangun tidur dan belum sempat ke WC, kemaluanku sudah mengeras sejak
tadi. Dengan sedikit mengintip, Lia berkali-kali melirik kearah celana
dalamku, yang didalamnya terdapat ‘Mr. Penny’ku yang sudah membesar dan
mengeras. Namun aku perhatikan dia masih terus mengerjakan pekerjaannya
sambil tidak menunjukkan perasaannya.
Setelah itu dia selesai dengan
pekerjaannya dan keluar dari kamar tidur. Akupun bangun ke kamar mandi
untuk buang air kecil. Seperti biasa aku lepas celana dalamku dan
kupakai handuk lalu keluar mencari sesuatu untuk minum. Kulihat Lia
masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, aku rebahkan diriku di sofa
depan TV ruang keluarga kami. Sejenak terlintas untuk membuat Lia lebih
dalam menguasai ‘pelajarannya’. Lalu aku berfikir, kira-kira topik apa
yang akan aku pakai, karena selama ini aku jarang sekali bicara dengan
dia.
Sambil aku perhatikan Lia yang sedang
sibuk, aku mengingat-ingat yang pernah istriku katakan soal dia.
Akhirnya aku ingat bahwa dia memiliki masalah bau badan. Dengan
tersenyum gembira aku panggil dia dan kuminta untuk berhenti melakukan
aktivitasnya sebentar.
Lia pun mendekat dan mengambil posisi
duduk di bawah. Duduknya sangat sopan, jadi tidak satupun celah untuk
melihat ‘perangkatnya’. Aku mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan
menanyakan apakah benar dia mempunyai masalah BB. Dengan alasan tamu dan
relasiku akan banyak yang datang aku memintannya untuk lebih perhatian
dengan masalahnya.
Dia hanya mengiyakan permintaanku, dan
mulai berani mengatakan satu dua hal. Semakin baik pikirku. Masih dengan
topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, dan mendapat
respon yang baik. Sementara dudukku dengan sengaja aku buat seolah tanpa
sengaja, sehingga ‘Mr. Penny’ku yang hanya tertutup handuk akan
terlihat sepenuhnya oleh Lia.
Aku perhatikan matanya berkali-kali
melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku, yang secara tidak sengaja mulai bangun.
Lalu aku tanyakan apa boleh mencium BB-nya, sebuah pertanyaan yang cukup
mengagetkannya, selain karena pertanyaan itu cukup berani, juga karena
matanya yang sedang melirik ke ‘anu’ ku. Untuk menutupi rasa malunya,
diapun hanya mengangguk membolehkan.
Aku minta dia untuk mendekat, dan dari
jarak sekian centimeter, aku mencoba mencium BBnya. Akalku mulai
berjalan, aku katakan tidak begitu jelas, maka dengan alasan pasti
sumbernya dari ketiaknya, maka aku minta dia untuk menunjukkan
ketiaknya. Sejenak dia terdiam, mungkin dipikirnya, apakah ini harus
atau tidak. Aku kembali menyadarkannya dengan memintanya kembali
memperlihatkan ketiaknya.
Melihat tatapannya aku mengerti bahwa
dia tidak tahu apa yang harus dikerjakannya untuk memenuhi permintaanku.
Maka aku dengan cepat menuntunnya agar dia tidak bingung akan apa yang
harus dilakukan. Dan aku katakan, naikkan saja baju kaosnya sehingga aku
dapat memeriksa ketiaknya, dan aku katakan jangan malu, toh tidak ada
siapapun di rumah.
Perlahan diangkatnya baju kaosnya dan
akupun bersorak gembira. Perlahan kulit putih mulusnya mulai terlihat,
dan lalu dadanya yang cukup besar tertutup BH sempit pun mulai terlihat.
‘Mr. Penny’ku langsung membesar dan mengeras penuh.
Setelah ketiaknya terlihat, akupun
memberi perhatian, kudekatkan hidungku terlihat bulu ketiaknya cukup
lebat. Setelah dekat aku hirup udara sekitar ketiak, baunya sangat
merangsang, dan akupun semakin mendekatkan hidungku sehingga menyentuh
bulu ketiaknya. Sedikit kaget, dia menjauh dan menurunkan bajunya. Lalu
aku katakan bahwa dia harus memotong bulu ketiaknya jika ingin BBnya
hilang.
Dia mengangguk dan berjanji akan
mencukurnya. Sejenak aku perhatikan wajahnya yang tampak beda, merah
padam. Aku heran kenapa, setelah aku perhatikan seksama, matanya
sesekali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku. Ya ampun, handukku tersingkap
dan ‘Mr. Penny’ku yang membesar dan memanjang, terpampang jelas di depan
matanya. Pasti tersingkap sewaktu dia kaget tadi.
Lalu kuminta Lia kembali mendekat, dan
aku katakan bahwa ini wajar terjadi, karena aku sedang berdekatan dengan
perempuan, apalagi sedang melihat yang berada di dalam bajunya. Dengan
malu dia tertunduk. Lalu aku lanjutkan, entah pikiran dari mana,
tiba-tiba aku memuji badannya, aku katakan bahwa badannya bagus dan
putih.
Aku juga mengatakan bahwa bibirnya
bagus. Entah keberanian dari mana, aku bangun sambil memegang tangannya,
dan memintanya berdiri berhadapan. Sejenak kami berpandangan, dan aku
mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami berciuman cukup lama dan
sangat merangsang. Aku perhatikan dia begitu bernafsu, mungkin sudah
sejak tadi pagi dia terangsang.
Tanganku yang sudah sejak tadi berada di
dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa.
Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara tanganku
berusaha membuka bajunya. Beberapa saat nampaknya kesadaran Lia bangkit
dan melakukan perlawanan, sehingga kuhentikan sambil membuka bajunya,
dan aku kembali mencium bibirnya hingga lama sekali. Begitu Lia sudah
kembali mendesah, perlahan tangan yang sejak tadi kugunakan untuk
meremas dadanya, kuarahkan ke belakang untuk membuka kaitan BHnya.
Hingga terpampanglah buah dadanya yang berukuran cukup besar dengan
puting besar coklat muda.
Lumatan mulutku pada buah dadanya
membuatnya sudah benar-benar terangsang, sehingga dengan mudah tanganku
menuju ke arah ‘Veggy’nya yang masih bercelana dalam, sedang tanganku
yang satunya membawa tangannya untuk memegang ‘Mr. Penny’ku. Secara
otomatis tangannya meremas dan mulai naik turun pada ‘Mr. Penny’ku.
Sementara aku sibuk menaikkan roknya
hingga celana dalamnya terlihat seluruhnya. Dan dengan menyibakkan
celana dalamnya, ‘Veggy’nya yang basah dan sempit itupun sudah menjadi
mainan bagi jari-jariku. Namun tidak berapa lama, kurasakan pahanya
menjepit tanganku, dan tangannya memegang tanganku agar tidak bergerak
dan tidak meninggalkan ‘Veggy’nya. Kusadari Lia mengalami orgasme yang
pertama
Setelah mereda, kupeluk erat badannya
dan berusaha tetap merangsangnya, dan benar saja, bebrapa saat kemudian,
nampak dirinya sudah kembali bergairah, hanya saja kali ini lebih
berani. Lia membuka celana dalamnya sendiri, lalu berusaha mencari dan
memegang ‘Mr. Penny’ku. Sementara secara bergantian bibir dan buah
dadanya aku kulum.
Dan dengan tanganku, ‘Veggy’nya
kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bibir ‘Veggy’nya, hingga
ke dalam, dan daerah sekitar lubang pantatnya. Sensasinya pasti sungguh
besar, sehingga tanpa sadar Lia menggelinjang-gelinjang keras.
Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bibirku pindah menuju bibirnya,
sementara ‘Mr. Penny’ku ku dekatkan ke bibir ‘Veggy’nya, ku elus-elus
sebentar, lalu aku mulai selipkan pada bibir ‘Veggy’ pembantuku ini.
Sudah seperti layaknya suami dan istri,
kami seakan lupa dengan segalanya, Lia bahkan mengerang minta ‘Mr.
Penny’ku segera masuk. Karena basahnya ‘Veggy’ Lia, dengan mudah ‘Mr.
Penny’ku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama
kali berhubungan badan, terasa sekali otot ‘Veggy’ Lia menegang dan
mempersulit ‘Mr. Penny’ku untuk masuk.
Dengan membuka pahanya lebih lebar dan
mendiamkan sejenak ‘Mr. Penny’ku, terasa Lia agak rileks. Ketika itu,
aku mulai memaju mundurkan ‘Mr. Penny’ku walau hanya bagian kepalanya
saja. Namun sedikit demi sedikit ‘Mr. Penny’ku masuk dan akhirnya
seluruh batangku masuk ke dalam ‘Veggy’nya. Setelah aku diamkan sejenak,
aku mulai bergerak keluar dan masuk, d`n sempat kulihat cairan berwarna
merah muda, tanda keperawanannya telah kudapatkan.
Erangan nikmat kami berdua, terdengar
sangat romantis saat itu. Lia belajar sangat cepat, dan ‘Veggy’nya
terasa meremas-remas ‘Mr. Penny’ku dengan sangat lembut. Hingga belasan
menit kami bersetubuh dengan gaya yang sama, karena ku pikir nanti saja
mengajarkannya gaya lain. ‘Mr. Penny’ku sudan berdenyut-denyut tanda tak
lama lagi aku akan ejakulasi. Aku tanyakan pada Lia, apakah dia juga
sudah hampir orgasme.
Lia mengangguk pelan sambil terrsenyum.
Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya untuk orgasme bersama. Lia
semakin keras mengelinjang, hingga akhinya aku katakan kita keluar
sama-sama. Beberapa saat kemudian aku rasakan air maniku muncrat dengan
derasnya didalam ‘Veggy’nya yang juga menegang karena orgasme. Lia
memeluk badanku dengan erat, lupa bahwa aku adalah majikannya, dan
akupun melupakan bahwa Lia adalah pembantuku, aku memeluk dan menciumnya
dengan erat.
Dengan muka sedikit malu, Lia tetap
tertidur disampingku di sofa tersebut. Kuperhatikan dengan lega tidak
ada penyesalan di wajahnya, tetapi kulihat kepuasan. Aku katakan padanya
bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulang jika
dia mau, dan dijawab dengan anggukkan kecil dan senyum. Sejak saat itu,
kami sering melakukan jika istriku sedang tidak ada. Di kamar tidurku,
kamar tidurnya, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, garasi,
bahkan dalam mobil.
Lia ikut bersama kami hingga tahunan,
sampai suatu saat dia dipanggil oleh orang tuanya untuk dikawinkan. Ia
dan aku saling melepas dengan berat hati. Namun sekali waktu Lia datang
kerumahku untuk khusus bertemu denganku, setelah sebelumnya menelponku
untuk janjian.
Anak satu-satunyapun menurutnya adalah anakku, karena suaminya mandul. Tapi tidak ada yang pernah tahu.Menikmati Kemolekan Tubuh Mbak Eva, Seorang Janda Gersang Seksi
Menikmati Kemolekan Tubuh Mbak Eva, Seorang Janda Gersang Seksi
Kemolekan Tubuh Mbak Eva, Seorang Janda Gersang Seksi
Sebelumnya saya perkenalkan diri
terlebih dahulu, nama saya Panji (samaran), usia saya saat ini adalah 37
tahun. Kejadian ini adalah kisah nyata hidup saya yang terjadi 10 tahun
yang lalu, jadi saat itu usia saya baru sekitar 27 tahun.
Sebelum saya ceritakan pengalaman saya
dengan Mbak Eva sang janda gersang, perlu saya sampaikan juga bahwa
(mungkin) saya mengidap suatu kelainan (meskipun mungkin kadarnya masih
sangat ringan), yaitu saya lebih tertarik dengan wanita yang usianya
sebaya dengan saya ataupun lebih tua, meskipun saya tidak terlalu
menolak dengan wanita yang usianya dibawah saya.
Hampir semua (tapi tidak 100 persen),
pacar-pacar saya ataupun teman-teman kencan saya biasanya memiliki usia
sebaya ataupun lebih tua. Tetapi istri saya saat ini memang lebih muda
dari saya 5 tahun.
Saya menyenangi wanita yang lebih tua,
karena saya merasa kalau bermain cinta dengan mereka, saya merasakan ada
sensasi tersendiri. Terlebih kalau teman kencan saya seorang janda
gersang, saya akan semakin menikmati permainan-permainannya dengan baik.
Saya mempunyai seorang tetangga, sekaligus kawan bermain, tetapi
usianya 3 tahun dibawah saya, sebut saja namanya Steven (tentunya juga
nama samaran).
Saya berkawan dan bersahabat dengan dia
sudah sejak kecil. Hubungan saya dengan Steven sudah seperti kakak
beradik. Kami saling bermain, saya ke rumahnya ataupun dia yang ke
rumahku. Makan dan terkadang tidur pun kami sering bersama. Steven ini
anak tertua dari 4 bersaudara. Ayahnya meninggal dunia ketika dia
berumur 15 tahun.
Steven ini mempunyai ibu, namanya Eva.
Meskipun Mbak Eva ini ibu dari teman dekat saya, tetapi saya
memanggilnya tetap dengan panggilan mbak, bukan tante (saya tidak tahu
kenapa memanggilnya mbak, mungkin saya ikut-ikutan ibu saya). Karena
saya sudah terbiasa bergaul dengan keluarga Mbak Eva, maka Mbak Eva
menganggap saya sudah seperti anaknya sendiri. Sehingga Mbak Eva tidak
merasa malu untuk bertingkah wajar di hadapanku, terutama sekali dia
sudah terbiasa berpakaian minim, meskipun saya ada di depannya.
Apabila selesai mandi, dan keluar dari
kamar mandi, Mbak Eva tanpa malu-malu jalan di hadapan saya hanya dengan
melilitkan handuk di tubuhnya. Sehingga dengan jelas sekali terlihat
kemolekan tubuhnya. Warna kulitnya yang kuning bersih, dengan bentuk
pantat yang bulat dan sintal, serta sepasang lengan yang indah dengan
bebasnya dapat dipandangi, meskipun saya pada saat itu masih SD ataupun
SMP, tetapi secara naluri, saya sudah ingin juga melihat kemolekan tubuh
Mbak Eva.
Hubungan dengan Steven tetap baik,
meskipun saya sudah pindah rumah (meskipun dalam satu kota) dan meskipun
saya sudah kuliah ke lain kota, hubungan saya dengan keluarga Mbak Eva
juga tetap tidak berubah. Kalau saya pulang ke rumah sebulan sekali,
saya selalu sempatkan main ke rumah Steven.
Setelah kematian suaminya, Mbak Eva
selama kurang lebih 8 tahun tetap menjanda, dan akhirnya menjadi janda
gersang. Meskipun sebenarnya banyak laki-laki yang tertarik padanya,
karena Mbak Eva ini orangnya cantik, seksi, kulitnya kuning, bicaranya
ramah dan supel. Penampilannya selalu nampak bersih (selalu bermake-up
setiap saat). Tetapi semuanya ditolak, karena alasan Mbak Eva pada saat
itu katanya lebih berkonsentrasi untuk dia dalam mengasuh anak-anaknya.
Tetapi setelah 8 tahun janda gersang,
akhirnya dia menikah dengan seorang duda tua yang meskipun kaya raya
tetapi sakit-sakitan (Mbak Eva mau menikah dengan dia karena alasan
ekonomi). Tetapi perkawinan ini hanya bertahan kurang lebih 2 tahun,
karena suaminya yang baru ini akhirnya juga meninggal.
Setelah saya Dewasa, rasa tertarik saya
dengan Mbak Eva semakin menggebu. Tubuh yang seksi, pantat yang padat,
dan betis yang kecil serta indah selalu menjadi sasaran mata saya.
Terkadang saya sering mencuri pandang dengan Mbak Eva, pada saat ngobrol
dengan Steven dankebetulan Mbak Eva lewat. Apalagi kalau sedang ngobrol
dengan Steven dan Mbak Eva ikut, wah rasanya jadi senang sekali. Bahkan
sering saya sengaja main ke rumah Steven, dimana pada saat Steven tidak
ada di rumah, sehingga saya dengan leluasa dapat ngobrol berdua dengan
Mbak Eva.
Meskipun keinginan untuk bercinta dengan
Mbak Eva selalu menggebu, tetapi saya masih kesulitan untuk mencari
cara memulainya. Terkadang rasa ragu dan malu selalu menghantui, takut
kalau nanti Mbak Eva menolak untuk diajak bercinta. Tetapi kalau kemauan
sudah kuat, segala cara akan ditempuh demi tercapainya keinginan.
Hal ini terjadi secara kebetulan, ketika
suatu sore MBak Eva minta tolong saya untuk mengantarkan melihat
komplek perumahan yang baru di pinggiran kota, karena dia bermaksud
membeli rumah kecil di komplek perumahan tersebut.
Kami berdua berangkat dengan memakai
mobil saya. Karena lokasinya masih baru dan masih dalam tahap
pembangunan, sehingga sesampainya di lokasi, suasananya terlihat sepi,
tidak ada seorang pun di tempat itu. Kami berdua berkeliling-keliling
dengan berjalan kaki melihat-lihat rumah-rumah yang baru dibangun. Saya
ajak Mbak Eva masuk ke salah satu rumah yang sedang dibangun, yang
tentunya masih kosong, kami melihat-lihat ke dalamnya.
Kami berjalan berdampingan, dan setelah
masuk ke salah satu rumah yang sedang dibangun. Dengan tiba-tiba saya
dekap pundaknya, saya rekatkan ke dada saya, perasaan saya pada saat itu
tidak menentu, antara senang, takut kalau-kalau dia marah dan menampar
saya, dan perasaan birahi yang sudah sangat menggebu.
Tetapi syukur, ternyata dia hanya
tersenyum memandang saya. Melihat tidak ada penolakan yang berarti, saya
mulai berani untuk mencium pipinya, lagi-lagi dia hanya tersenyum malu
sambil pura-pura menjauhkan diri dan sambil berkata, “Ach.. Panji ini
ada-ada saja..”
Saya berkata, “Mbak Eva marah yaa..?”
Dia hanya menjawab dengan gelengan kepala dan sambil tersenyum terus menundukkan kepala.
Melihat bahasa tubuh yang menunjukkan
“lampu Hijau”, serangan saya semakin berani. Saya mengejarnya dan
mendekapnya, dan akhirnya saya berhasil mencium bibirnya yang tipis,
mungil dan berkilat oleh lipstick yang selalu menghiasi bibirnya. Sambil
saya bersandar di dinding, saya dekap dengan erat tubuh Mbak Eva.
Saya cium bibirnya, “Uhhmm..” dia bergumam dan balas memeluk dengan erat.
Ternyata tanpa diduga, Mbak Eva membalas
ciuman saya dengan bergairah. Saya kembali balas ciumannya yang sangat
bergairah dengan permainan lidah saya. Lidah kami sudah menari-nari.
Kedua tangan saya sudah mencari sasaran-sasaran yang sensitif. Bukit
kembarnya yang mungil tapi masih padat dan terlihat seksi menjadi
sasaran kedua tangan saya.
Kedua bukit kembar ini sudah lama
kuidam-idamkan untuk menjamahnya. Kami berciuman agak lama. Nafas Mbak
Eva semakin memburu. Ciuman, saya alihkan dari bibirnya yang mungil
turun ke lehernya. Dia menengadahkan wajahnya sambil matanya terpejam.
Menikmati rangsangan kenikmatan yang sudah lama tidak dia rasakan.
“Uchmm.. mm..” mulutnya selalu bergumam, tandanya dia menikmatinya.
Kedua tanganku saya dekapkan ke
pantatnya yang bulat dan seksi. Sehingga tubuhnya semakin marapat ke
tubuh saya. Dekapan kedua tangannya ke leher saya semakin diperkuat,
seiring dengan lenguhan bibirnya yang semakin panjang, “Uuucchmm.. mm.”
Batang kejantanan yang tegang sejak
berangkat dari rumahnya Mbak Eva, kini ditekan dengan kencang oleh tubuh
Mbak Eva yang bergoyang-goyang. Rasa nikmat menjalar dari batang
kejantananku mengalir naik ke ubun-ubun. Ciumanku terus turun setelah
beberapa lama singgah di lehernya, turun menuruni celah bukit kembarnya.
Kedua BH-nya yang berwarna merah muda, serasi dengan kulitnya yang
langsat, semakin menambah indahnya susu Mbak Eva.
Karena tubuh Mbak Eva agak kecil, saya
agak sedikit berjongkok, agar mampu mencium kedua susunya yang sudah
mengeras. Kedua tangan saya pergunakan untuk menahan punggungnya yang
mulai melengkung atas sensasi ciuman saya ke susunya. Deru nafas Mbak
Eva semakin memburu.
Gesekan tubuhnya ke batang keperkasaan
saya semakin cepat frekuensinya, dan akhirnya, “Udach acch Panjii..
jangan disini, nggak enak kalau nanti ketahuan..” sambil berusaha
melepaskan tubuhnya dari dekapan saya.
“Sebentar Mmmbbak..!” jawab saya dengan mulut tidak bergeser dari susunya.
“Panji, nanti kita lannjuttkan saja di llain ttemmpat..” suranya terputus-putus karena tersengal oleh nafasnya yang memburu.
“Oke dech Mbak Eva, tapi Mbak Eva harus
janji dulu, kapan dilanjutkannya dan dimana..?” tanyaku sambil masih
mendekap dengan erat tubuh Mbak Eva.
“Besok pagi saja di rumahku jam sepuluh. Karena kalau pagi rumahku sepi.”
“Oke dech, besok pagi jam sepuluh saya datang lagi.”
“Yuk kita pulang, anter aku dulu ke rumah, anak nakaall..!” pinta Mbak Eva manja sambil mencubit hidungku.
“Aku antar ke rumah, tapi kasih dulu
uang muka untuk besok pagi.” sambil mengarahkan ciuman saya ke bibirnya
sekali lagi sebagai uang muka untuk besok pagi.
Dia belum sempat tersenyum karena bibirnya sudah kukulum dengan mesranya.
Hari mulai gelap dan gerimis mengiringi
kepulangan kami. Kami berjalan pulang ke rumah Mbak Eva, tetapi suasana
dalam perjalanan pulang sudah jauh berbeda dengan suasana ketika kami
berangkat tadi. Karena ketika kami berangkat tadi, perilaku kami sebagai
seorang tante dengan “keponakannya”, tapi sekarang sudah berubah
menjadi perjalanan seorang tante dengan “keenakannya”.
Selama perjalanan, Mbak Eva menggoda
saya, “Waduh.., ternyata selama ini saya salah, saya kirain Panji itu
orangnya alim, tapi ternyata..”
“Ternyata enak khan..?” goda saya sambil mencubit dagunya yang menggemaskan. Kami berdua tertawa berderai.
“Kalau tahu gitu, mending dari dulu yaa..?” kata Mbak Eva menggoda.
“Iya kalau dari dulu, memek Mbak Eva mungkin tidak karatan ya..?” balasku menggoda.
“Emangnya besi tua..!” jawab Mbak Eva bersungut.
“Bukan besi tua, tapi besi pusaka.” jawab saya.
Selama perjalanan, tangan Mbak Eva tidak
henti-hentinya selalu meremas tangan saya yang sebelah kiri (sebelah
kanan untuk pegang setir). Tangan saya baru dilepaskan ketika saya
pergunakan untuk pindah gigi saja. Selebihnya selalu dipegang dan
diremas-remas oleh Mbak Eva.
“Mbak.., jangan tanganku aja donk yang diremas-remas..!” pinta saya dengan manja.
“Lha yang mana lagi yang minta diremas..?”
“Ya yang nggak ada tulangnya donk yang diremas.”
“Dasar anak nakal.” Mbak Eva tersenyum, tapi tangannya beralih untuk meremas rudal yang masih tegang belum tersalurkan.
Ternyata Mbak Eva tidak hanya meremas rudal saya saja, melainkan juga menciuminya.
“Mbak.., bebas aja lho Mbak, jangan sungkan-sungkan, anggap aja milik sendiri.” goda saya sambil tersenyum.
“Terus minta diapakan lagi..?” pancing Mbak Eva.
“Yaa.., kalau mau dikulum juga boleh.” jawab saya.
“Emangnya nggak kelihatan orang..?” tanyanya ragu.
“Khan udah malem, lagian hujan, pasti nggak kelihatan.”
Tanpa menunggu jawaban, tangan Mbak Eva
sudah mulai membuka resluiting celana dan mengeluarkan rudal saya. Saya
geser kursi saya agak ke belakang, agar Mbak Eva dapat leluasa
mempermainkan rudal indah milik saya. Dirabanya rudal itu dan
diciuminya, akhirnya bibirnya yang mungil mengulum dan menjilatinya.
Terasa mendapat aliran listrik yang menggetarkan ketika lidah Mbak Eva
menjilati kepala rudal saya.
Dan terasa hangat dan basah ketika
mulutnya mengulum batang kejantanan saya yang semakin menegang. Dua
perasaan yang penuh sensasi berganti-ganti saya rasakan. Antara getaran
karena jilatan lidah dan hangatnya kuluman saling berganti. Kedua kaki
terasa tegang, dan pantat saya tidak terasa terangkat karena sensasi
yang ditimbulkan oleh kuluman bibir Mbak Eva yang ternyata sangat ahli
Untuk menghindari konsentrasi yang
terpecah, terpaksa saya meminggirkan mobil ke jalur lambat, dan
memberhentikan mobil. Keadaan sangat mendukung, karena pada saat itu
tepat dengan turunnya hujan, dan lalu lintas kendaraan agak sepi,
sehingga kami berdua tidak merasa terganggu untuk melanjutkan permainan
di dalam mobil.
Mbak Eva mengulum kemaluan saya dengan
semangat. Kepalanya terlihat turun naik-turun naik yang terkadang cepat,
terkadang lambat. Mulutnya terus bergumam, sebagai tanda bahwa dia juga
menikmatinya. Kedua tangan saya memegang kepala Mbak Eva naik-turun
mengikuti gerakannya. Kaki semakin kejang dengan pantat saya yang naik
turun akibat rasa sensasi yang luar biasa. Untuk mengimbangi
permainannya, pantat Mbak Eva yang terlihat nungging, saya remas dengan
tangan kiri, sementara tangan kanan masih membelai susu Mbak Eva, saya
remas dengan pelan kedua susunya bergantian dengan tangan kanan.
Resluiting rok bawahnya yang ada di
pantat, mulai saya buka, terlihat CD-nya yang berwarna merah muda. Saya
masukkan tangan kiri ke dalam CD-nya dan meremas dengan gemas pantatnya
yang padat berisi. Tangan saya bergerak turun menelusuri celah
pantatnya, dan sekarang menuju liang kemaluannya. Kemaluannya saya
sentuh dari belakang, dan terasa sudah sangat basah dan merekah.
Saya belai-belai bibir luar
kewanitaannya dan akhirnya saya belai-belai klitnya. Merasa klitnya
tersentuh oleh jari saya, pantat Mbak Eva semakin dinaikkan, dan terasa
tegang, kuluman ke batang kejantanan saya semakin kencang. Tangan kanan
saya masih meremas-remas susunya yang semakin tegak. Melihat perpaduan
antara belaian klitoris, remasan susu dan kuluman rudal, suara kami jadi
semakin maracau.
Pantat kami semakin naik turun. Erangan
kenikmatan dan sensasi aliran listrik menjalar ke sekujur tubuh kami.
Tiba-tiba Mbak Eva melepaskan kulumannya. Dia kembali ke posisi duduk
dan telentang sambil matanya tetap terpejam oleh kenikmatan yang sudah
bertahun-tahun tidak dirasakan. Saya tahu maksudnya, bahwa dia minta
gantian agar kewanitaannya dijilati.
Saya singkapkan roknya, dan Mbak Eva
dengan tergesa-gesa melepaskan sendiri CD-nya, seakan tidak sabar dan
tidak ingin ada waktu luang yang terputus. Kedua kakinya sudah
ditelentangkan, kemaluannya yang mungil dengan bulu-bulu halus dan
terawat sudah kelihatan merekah. Saya dekatkan mulut saya ke liang
senggamanya, tetapi saya baru akan menjilati kedua selangkangannya
terlebih dahulu.
Dia meremas-remas rambut saya. Kedua
kakinya mengejang-ngejang dan bergerak-gerak tidak terkontrol. Pantatnya
digerak-gerakkan naik turun. Ini artinya Mbak Eva sudah sangat
penasaran dan sangat gemas agar kemaluannya ingin dijilati. Dia
kelihatan penasaran sekali. Saya jilati bibir kemaluannya.
Harumnya yang khas kemaluan wanita
semakin merangsang saya. Remasan-remasan di kepala saya semakin kuat.
Akhirnya saya buka bibir kemaluannya, saya jilati klitorisnya. Ketika
lidah saya menyentuh klitorisnya, nafas lega dan erangan kenikmatan
keluar dari mulutnya.
“Uuuhh.. uhh.. uughh..!” terus menerus keluar dari mulutnya.
Kepalanya selalu bergoyang-goyang ke
kanan dan ke kiri. Remasan remasan tangan kirinya sekarang beralih ke
punggung saya, sedangkan tangan kanannya berusaha mencari batang
keperkasaan saya dan akhirnya meremas-remas dan mengocoknya. Tangan yang
lembut dengan kocokan dan remasan yang halus, memijat-mijat batang
kejantanan saya, memberikan sensasi tersendiri pada rudal kebanggaan
milik saya.
Lidah saya berputar-putar di
klitorisnya, usapan-usapan lidah di dinding vagina, terkadang saya
selingi dengan isapan dan gigitan halus di klitorisnya, membuat dia
semakin marancu, “Uuugghh.. geellii banggeett..! Uuuff.., ggellii
bannget..! Uuff ggllii..”
Dan secara tiba-tiba kedua tangannya
mencakar punggung saya, kedua kakinya menegang, dadanya membusung naik
diikuti dengan getaran tubuh yang hebat sambil mengerang, “Uuugghhff
Aaallvii.., uuff aku mmauu kkeelluua.. aarr..”
Nafasnya tersengal dan memburu, tandanya dia sudah sampai di puncak kenikmatan seorang wanita.
“Aaallvii.., kamu belum yaa..? Sini kukulum biar cepet nyampai.” suara Mbak Eva sambil nafasnya masih memburu.
Dia membungkuk di pangkuan saya, saya
telentang di jok. Dia kembali mengulum batang kejantanan saya. Bibir
yang manis dan mungil kembali mengocok-ngocok rudal saya. Lidahnya
dengan lembut menyapu kepala kemaluan saya. Sensasi yang tadi sempat
terputus, kembali dapat saya rasakan. Kaki saya menegang, pantatku
terangkat, tangan saya meremas-remas kedua pipinya.
Aliran listrik menjalar dari kepala
kejantanan saya, naik ke ubun-ubun dan sekujur tubuh. Aliran tersebut
kembali lagi bersama-sama mengarah ke ujung rudal saya, ke kepala
kemaluan saya, dan akhirnya keluar bersama-sama dengan cairan putih dan
kental ke mulut Mbak Eva, ke bibir Mbak Eva, ke hidungnya dan ke
pipinya, banyak sekali.
Seakan-akan habis sudah cairan yang ada
di tubuh ini, lemas kedua tubuh kami. Untuk sejenak kami berdua berdiam
diri, untuk menikmati sensasi kami, untuk mengatur nafas kami dan untuk
menenangkan emosi kami.Kutiduri Bu Limah, Janda Tua Penuh Nafsu
Read more...
Tanda-tanda Cewek Pengen ML
da puluhan cara bagi perempuan untuk mengatakan mereka tertarik
dengan lelaki dan berharap untuk dapat bercinta. Tapi tahukah kamu
(lelaki-red) apa saja sinyal itu? Kadang lelaki suka memaksakan kehendak
untuk mengajak perempuan tidur, tapi mereka tidak efektif sama sekali
karena tidak membaca sinyal yang diberikan. Padahal, itu amatlah mudah
untuk dibaca tetapi bisa juga menjadi amat rumit. Nah sekarang kamu
harus belajar untuk lebih mengenal dia (perempuan-red).
Sinyal seks ini harus dapat dibedakan tergantung pada situasi dan kondisi yang berlangsung, sebagai individual, dia dapat saja memberikan sebuah sinyal, tapi mungkin itu hanya karena dia tertarik dan belum mengindikasikan dia mau kamu ajak tidur. Misalnya yang umum terjadi pada dia di sebuah club malam, cafe atau diskotik terlihat bahwa mereka memberikan sinyal lebih awal, tapi ternyata semakin malam dengan atmosfer suasana yang semakin berbeda sinyal mereka menjadi tidak jelas.
Hal ini amat berbeda dengan membaca bahasa tubuh kaum perempuan, dan aku tidak pernah percaya dengan tulisan orang lain mengenai “Bahasa Tubuh Wanita”, karena tidak ada cara yang pasti benar. Perempuan kadang melakukan proyeksi tubuh secara sadar, atau bahkan mereka tidak sadar dengan apa yang tubuh mereka “katakan”.
Perempuan kadang memberikan tanda ketertarikannya dan sebenarnya memang ia amat tertarik, tubuhnya kemudian memproyeksikan hal itu secara tidak sadar, tapi sebenarnya itu hanya keinginan saja sementara secara sadar ia menolaknya karena ia sudah menikah. Jadi sulit kan membacanya??
Ini sebenarnya rahasia besar, jarang sekali perempuan yang mau terbuka untuk hal ini. Untuk membaca sinyal seks dengan benar diperlukan kesabaran dan kejujuran. Banyak lelaki yang terlalu “overreact” pada sinyal kecil, yang sebenarnya itu karena keinginan/nafsu lelaki saja padahal sinyalnya tidak ada disitu. Saranku, baca itu dengan santai dan lembut. Jika sinyal mereka lemah kamu harus menyeimbangkannya sampai sinyal itu menguat.
Sebelum kamu lebih jauh meng-eksplorasi progress dari sinyal-sinyal itu, kamu harus tahu dasarnya. Untuk lelaki kadang sinyal dari dia (perempuan) yang paling sederhana sudah amat menantang (dasar lelaki…). Tapi mereka takut ditolak (dasar lelaki lagi… ). Nah sekarang berterimakasihlah sama aku. Ini dasar-dasarnya yang harus kamu hafalkan dan pelajari.
Memainkan benda-benda di sekitarnya atau mengelus-elusnya
Perhatikan kecepatannya, kalau dia memainkan itu dengan lembut berarti dia ingin berkata “usap aku..” Sebaliknya kalau cepat dan tergesa-gesa tandanya dia bosan dan ingin kamu segera menjauh.. (nanti dilempar lho… )
Mengusap dan Mengelus Tubuh Sendiri
Sinyal ini bisa menipu tapi bisa juga amat pasti, kadang ini berarti “Aku ingin kamu usap… ” Bisa juga dengan mengusap beberapa bagian tubuhnya dia ingin mengajak kamu melihat bagian tubuhnya yang amat dia banggakan dan menjadi aset berharga bagi sex appeal-nya
Memainkan Rambutnya
Indikasi bahwa dia memiliki rambut yang sehat dan secara esensial dia ingin berkata “lihat aku. Aku sehat dan percaya diri..” jadi pujilah, kemudian kalau dia menyibak rambutnya ke samping atau mengangkat kedua tangannya untuk merapikan rambutnya ke belakang bisa jadi dia mau bilang “usap dan ciumlah leherku.. ” Perhatikan baik-baik.
Mengelus dan Mengusap Lehernya
Salah satu bagian tubuh paling sensitif bagi perempuan adalah leher. Dan semua lelaki (yang normal..) biasanya amat suka mengusap leher perempuan dengan hidungnya sambil mengendus aromanya. Jadi ini artinya “rasakan kehalusan leherku… “
Menunjuk Dengan Dengkul
Ini adalah sinyal tentang ketertarikan dan fokus. Dengan menyilangkan kaki dan menunjuk ujung dengkul ke hadapan seorang lelaki, berarti dia tertarik dengannya dan seakan dia ingin membuat ruang sendiri dengan lelaki tersebut. Yang ingin dikatakannya “Kamu adalah orang yang menarik.. dan aku fokus dengan kamu.. “, Tapi kalau dengkul dan ujung kaki menunjuk ke kamu berarti dia melindungi dirinya dan tidak ingin kamu ganggu.
Vagina Gesture
Jika kamu melihat perempuan yang meyilangkan tangannya di sekitar vagina pada saat dia memakai celana jeans atau kostum lain, ini adalah secara sadar dia membuat bingkai diantara vaginanya dan berarti dia ingin membuat kamu “terangsang”. Yang juga berarti dia ingin berkata, “Ini adalah bagian tubuhku yang aku ingin kamu perhatikan dan terbuka untuk orang yang tepat!” Jadi ini adalah sinyal percaya diri yang kuat dan ingin menguasai serta amat agresif di ranjang. Buktikan!
Dasar-dasar di atas menunjukan ketertarikan dan masih ingin saling mengenal lebih dekat. Untuk yang sudah berumah tangga atau berpasangan mungkin dasar-dasar tersebut tidak terlihat jelas, tetapi kadang kala diperlihatkan oleh perempuan secara tidak sadar. Jadi bagi kamu yang ingin berkencan dasar-dasar di atas perlu kamu pelajari.
Menggigit gigit bibir bawah
Isyarat ini biasanya ditujukan pada lawan jenisnya sebagai ungkapan isyarat minat untuk bercinta dan ketertarikan hasrat bercinta dengan pria dihadapannya yang diminati.
Sinyal seks ini harus dapat dibedakan tergantung pada situasi dan kondisi yang berlangsung, sebagai individual, dia dapat saja memberikan sebuah sinyal, tapi mungkin itu hanya karena dia tertarik dan belum mengindikasikan dia mau kamu ajak tidur. Misalnya yang umum terjadi pada dia di sebuah club malam, cafe atau diskotik terlihat bahwa mereka memberikan sinyal lebih awal, tapi ternyata semakin malam dengan atmosfer suasana yang semakin berbeda sinyal mereka menjadi tidak jelas.
Hal ini amat berbeda dengan membaca bahasa tubuh kaum perempuan, dan aku tidak pernah percaya dengan tulisan orang lain mengenai “Bahasa Tubuh Wanita”, karena tidak ada cara yang pasti benar. Perempuan kadang melakukan proyeksi tubuh secara sadar, atau bahkan mereka tidak sadar dengan apa yang tubuh mereka “katakan”.
Perempuan kadang memberikan tanda ketertarikannya dan sebenarnya memang ia amat tertarik, tubuhnya kemudian memproyeksikan hal itu secara tidak sadar, tapi sebenarnya itu hanya keinginan saja sementara secara sadar ia menolaknya karena ia sudah menikah. Jadi sulit kan membacanya??
Ini sebenarnya rahasia besar, jarang sekali perempuan yang mau terbuka untuk hal ini. Untuk membaca sinyal seks dengan benar diperlukan kesabaran dan kejujuran. Banyak lelaki yang terlalu “overreact” pada sinyal kecil, yang sebenarnya itu karena keinginan/nafsu lelaki saja padahal sinyalnya tidak ada disitu. Saranku, baca itu dengan santai dan lembut. Jika sinyal mereka lemah kamu harus menyeimbangkannya sampai sinyal itu menguat.
Sebelum kamu lebih jauh meng-eksplorasi progress dari sinyal-sinyal itu, kamu harus tahu dasarnya. Untuk lelaki kadang sinyal dari dia (perempuan) yang paling sederhana sudah amat menantang (dasar lelaki…). Tapi mereka takut ditolak (dasar lelaki lagi… ). Nah sekarang berterimakasihlah sama aku. Ini dasar-dasarnya yang harus kamu hafalkan dan pelajari.
Memainkan benda-benda di sekitarnya atau mengelus-elusnya
Perhatikan kecepatannya, kalau dia memainkan itu dengan lembut berarti dia ingin berkata “usap aku..” Sebaliknya kalau cepat dan tergesa-gesa tandanya dia bosan dan ingin kamu segera menjauh.. (nanti dilempar lho… )
Mengusap dan Mengelus Tubuh Sendiri
Sinyal ini bisa menipu tapi bisa juga amat pasti, kadang ini berarti “Aku ingin kamu usap… ” Bisa juga dengan mengusap beberapa bagian tubuhnya dia ingin mengajak kamu melihat bagian tubuhnya yang amat dia banggakan dan menjadi aset berharga bagi sex appeal-nya
Memainkan Rambutnya
Indikasi bahwa dia memiliki rambut yang sehat dan secara esensial dia ingin berkata “lihat aku. Aku sehat dan percaya diri..” jadi pujilah, kemudian kalau dia menyibak rambutnya ke samping atau mengangkat kedua tangannya untuk merapikan rambutnya ke belakang bisa jadi dia mau bilang “usap dan ciumlah leherku.. ” Perhatikan baik-baik.
Mengelus dan Mengusap Lehernya
Salah satu bagian tubuh paling sensitif bagi perempuan adalah leher. Dan semua lelaki (yang normal..) biasanya amat suka mengusap leher perempuan dengan hidungnya sambil mengendus aromanya. Jadi ini artinya “rasakan kehalusan leherku… “
Menunjuk Dengan Dengkul
Ini adalah sinyal tentang ketertarikan dan fokus. Dengan menyilangkan kaki dan menunjuk ujung dengkul ke hadapan seorang lelaki, berarti dia tertarik dengannya dan seakan dia ingin membuat ruang sendiri dengan lelaki tersebut. Yang ingin dikatakannya “Kamu adalah orang yang menarik.. dan aku fokus dengan kamu.. “, Tapi kalau dengkul dan ujung kaki menunjuk ke kamu berarti dia melindungi dirinya dan tidak ingin kamu ganggu.
Vagina Gesture
Jika kamu melihat perempuan yang meyilangkan tangannya di sekitar vagina pada saat dia memakai celana jeans atau kostum lain, ini adalah secara sadar dia membuat bingkai diantara vaginanya dan berarti dia ingin membuat kamu “terangsang”. Yang juga berarti dia ingin berkata, “Ini adalah bagian tubuhku yang aku ingin kamu perhatikan dan terbuka untuk orang yang tepat!” Jadi ini adalah sinyal percaya diri yang kuat dan ingin menguasai serta amat agresif di ranjang. Buktikan!
Dasar-dasar di atas menunjukan ketertarikan dan masih ingin saling mengenal lebih dekat. Untuk yang sudah berumah tangga atau berpasangan mungkin dasar-dasar tersebut tidak terlihat jelas, tetapi kadang kala diperlihatkan oleh perempuan secara tidak sadar. Jadi bagi kamu yang ingin berkencan dasar-dasar di atas perlu kamu pelajari.
Menggigit gigit bibir bawah
Isyarat ini biasanya ditujukan pada lawan jenisnya sebagai ungkapan isyarat minat untuk bercinta dan ketertarikan hasrat bercinta dengan pria dihadapannya yang diminati.
Read more...
Kisah Nyata Seorang Dokter bersama Tiga Pasien Perempuan (Ada Apa Gerangan?)
Kehidupan kita semasa kecil dulu amat sangat berbeda dengan saat ini.
Pergaulan, sumber hiburan, dan pelajaran sekolah zaman kita dulu
mungkin dikatakan “sangat tertinggal” dibandingkan anak-anak zaman
sekarang.
Memang sunnatullah bahwa zaman ke zaman semakin rusak, seperti yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
Pada kesempatan ini, saya ingin menceritakan beberapa kisah nyata yang saya temui. Semoga dapat diambil faedahnya dan menjadi penyemangat kita untuk mendidik anak-anak kita dengan dipandu Al-Quran dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang tak lekang dirongrong zaman.
—
# Perempuan ke-1
(P: pasien, D: dokter)
Seorang pemudi usia 15 tahun datang ke klinik dengan diantar oleh seorang pemuda seusianya.
P: (dengan muka ragu-ragu) “Dok, saya terlambat datang bulan.”
D: (melihat data pasien di kertas rekam medis: usia 15 tahun) “Oh, berapa hari?”
P: “Hmm … sekitar 2 mingguan, Dok. Enggak apa-apa itu, Dok?”
D: “Coba saya periksa dulu ya.” (dokter memeriksa pasien)
Beberapa menit kemudian.
D: “Silakan duduk, Dik. Biasa itu, Dik. Masih ABG soalnya, jadi hormon menstruasi belum stabil.”
P: “Hmm … kalo tes urin bisa enggak, Dok?”
D: “Loh, kenapa tes urin? Sudah menikah, belum?”
P: “Belum sih, Dok.”
D: “Ya sudah, ndak perlu. Tes urin ‘kan buat mengetahui hamil atau tidak, kecuali kamu berbuat ‘yang enggak-enggak’. Nih resepnya, minta di depan ya!”
Pasien keluar, berbincang dengan si pemuda. Kemudian masuk lagi ke ruang praktik.
P: “Dok, saya ingin tes urin.”
D: (menghela nafas) “Ya, boleh. Silakan minta sama karyawan saya tesnya.”
Beberapa menit kemudian.
P: “Ini, Dok. Hasilnya.”
D: “Garis 1, negatif.”
P: (tersenyum) “Terima kasih, Dok.”
Si pemudi keluar, berbincang, dan tertawa bersama si pemuda yang mengantarnya. Puaskah mereka dengan hasil urin tadi? Allahu a’lam.
—
# Perempuan ke-2
ABG (wanita) usia 18 tahun datang berobat sendirian.
D: “Silakan duduk, Dik. Ada keluhan apa?”
P: “Hmm … saya kalau kencing kok sakit, Dok? Terus, kok kayak ada cairannya? Kayak nanah gitu.”
D: (mengernyitkan dahi) “Ada nanahnya? Keputihan juga kayak gitu?” (mencoba meyakinkan pasien)
P: “Iya, Dok. Ada nanahnya.”
D: “Yuk, saya periksa.”
Dokter memeriksa pasien dengan teliti, khususnya pada keluhan utamanya.
D: “Sudah selesai. Duduk dulu, Dik. Hmm … maaf, Dik. Apa kamu pernah berhubungan sama laki-laki sebelumnya?”
P: (dengan wajah polos) “Iya, Dok.”
D: “Kapan?”
P: “Kira-kira sepuluh hari yang lalu.”
D: “Ya Allah … kok kamu mau sih, Dik?” (geleng-geleng kepala)
P: “Terus, kata pacar saya, ‘Kamu kena sipilis itu. Cepat berobat! Saya juga kena itu kata dokter di sini.'”
D: “Loh, pacarnya di mana sih?”
P: “Di Kalimantan, diusir orang tuanya karena enggak mau kuliah.”
D: “Aduh, Dik … Dik …. Kalau pacarmu terkena penyakit itu, berarti pacarmu itu pernah berhubungan sama wanita yang lain juga. Biasanya yang kena begituan PSK loh. Terus, apa enggak takut, Dik? Itu dosa besar loh, zina! Ini saya kasih obat, nanti kontrol lagi ya. Dan ingat, jangan melakukan hal itu lagi ya.”
P: (mengangguk-angguk)
Dua bulan kemudian si ABG datang lagi dengan seragam SMU-nya.
P: “Dok, hmm … kencing saya sakit lagi.”
D: “Loh, kok bisa? Kamu melakukan ‘itu’ lagi?”
P: (mengangguk-angguk) “Dan sekarang sakit sekali, Dok.”
D: “Ya Allah … kenapa sih, Dik? ‘Kan kemarin saya sudah memperingatkan, itu penyakit berbahaya loh, nanti bisa mengakibatkan kemandulan. Mau tanggung jawab enggak tuh nanti pacarmu? Kalau memang cinta sekali, nikah aja sekarang!”
P: “Pacar saya sudah janji, nanti kalau saya sudah lulus. Orang tua saya juga sudah mengizinkan.”
D: (geleng-geleng kepala) “Lah, walaupun sudah direstui, tetap enggak boleh ‘begitu’ loh, Dik. Ini parah sekali loh infeksinya. Ya udah, ini saya obati. Tapi kalau tetap enggak ada perubahan, saya sarankan ke dokter kulit dan kelamin langsung. Ingat-ingat loh, Dik, jangan terbujuk rayuan si pacar, tapi ingat-ingat itu dosa dan bisa berdampak buruk sama kesuburan. Sama masa depan kalian berdua juga insya Allah.”
Si ABG terdiam dengan raut wajah biasa, sepertinya cintanya sama si pacar memang mengalahkan argumen bu dokter.
—
# Perempuan ke-3
ABG usia 18 tahun datang didampingi ibunya.
Ibu: “Dok, ini anak saya lagi kerja di Jakarta, terus pulang karena sakit. Begini, Dok. Perutnya kok kelihatan besar, ya? Terus katanya kok ada yang gerak-gerak gitu. Anaknya jadi lemas, badannya enggak enak.”
D: “Hmm … haid terakhir kapan sih, Dik?”
P: “Hmm … kapan, ya? Lupa.”
D: “Silakan naik ke tempat periksa.”
Beberapa menit kemudian setelah selesai pemeriksaan
D: “Punya pacar enggak sih, Dik?”
P: “Punya.”
Ibu: “Pacarnya juga kerja di Jakarta, Dok.”
D: “Oh … ini bayi, Bu. Yang gerak-gerak itu bayi.”
Ibu: “Ya Allah …. Bayi?”
Ibu: “Kamu hamil?” (sambil mencolek anak perempuannya. Si ibu masih kelihatan tidak percaya)
P: (diam, kelihatan bingung)
D: “Sama siapa sih, Dik? Sama pacarnya itu?”
P: (mengangguk-angguk)
P: “Ya udah, ini saya kasih vitamin aja ya. Silakan tebus di depan.”
Sambil keluar dari kamar periksa, si ibu masih terus mencolek anaknya, “Kamu hamil? Kamu hamil?”
—
Subhanallah … miris sekali, bukan?
Remaja tidak kenal konsep pembuahan, apalagi mengenali bahwa mereka saat itu dalam keadaan hamil. Apakah mereka juga tidak paham bahwa perbuatan yang mereka lakukan adalah dosa besar? Dosa besar! Allahul musta’an.
Ini adalah PR besar kita sebagai orang tua, sebagaimana yang diperintahkan Allah,
Kemudian sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
Semoga Allah melindungi anak-anak kita dari propaganda “kebebasan” yang kebablasan. Sedari dini kita tanamkan ilmu agama yang benar sesuai petunjuk Al-Quran dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Saring dan bimbing mereka dalam menerima informasi dari berbagai media. Awasi selalu dengan siapa mereka bergaul, terutama anak-anak kita yang mulai menginjak usia remaja.
Semoga kelak kita dikumpulkan di surga bersama keluarga yang kita sayangi. Amin ….
**
Dulu, saat kita belum pulang ke rumah sampai sore hari, orang tua kita mesti sudah mencari anaknya dengan cemas ke mana-mana. Bahkan sampai ada yang membawa sapu kecil untuk menghukum anaknya yang terlambat pulang tanpa izin. Tapi saat ini, pemandangan tersebut seakan jarang kita temui. Banyak orang tua membiarkan anak-anaknya bebas bermain di mana pun dan kapan pun tanpa aturan, dengan alasan untuk kebebasan si anak dan memperluas pergaulan anak. Pada usia dini pun, anak-anak bebas bergaul dan meraup informasi dari teman-temannya tanpa bisa memilah-milih, karena pergaulan mereka memang dengan komunitas yang sedang sama-sama — diistilahkan — “mencari jati diri”.Bagaimana hasilnya? Informasi dari internet, gadget, dan yang lainnya ditelan mentah-mentah oleh si anak, tanpa bisa membagi “ini buruk” dan “ini baik”.
Memang sunnatullah bahwa zaman ke zaman semakin rusak, seperti yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
مَا مِنْ عَامٍ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ
“Tidak ada satu masa (yang datang), kecuali masa setelahnya itu lebih
buruk darinya, sampai kalian menjumpai Rabb kalian.” (HR. At-Tirmidzi,
no. 2132)Pada kesempatan ini, saya ingin menceritakan beberapa kisah nyata yang saya temui. Semoga dapat diambil faedahnya dan menjadi penyemangat kita untuk mendidik anak-anak kita dengan dipandu Al-Quran dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang tak lekang dirongrong zaman.
—
# Perempuan ke-1
(P: pasien, D: dokter)
Seorang pemudi usia 15 tahun datang ke klinik dengan diantar oleh seorang pemuda seusianya.
P: (dengan muka ragu-ragu) “Dok, saya terlambat datang bulan.”
D: (melihat data pasien di kertas rekam medis: usia 15 tahun) “Oh, berapa hari?”
P: “Hmm … sekitar 2 mingguan, Dok. Enggak apa-apa itu, Dok?”
D: “Coba saya periksa dulu ya.” (dokter memeriksa pasien)
Beberapa menit kemudian.
D: “Silakan duduk, Dik. Biasa itu, Dik. Masih ABG soalnya, jadi hormon menstruasi belum stabil.”
P: “Hmm … kalo tes urin bisa enggak, Dok?”
D: “Loh, kenapa tes urin? Sudah menikah, belum?”
P: “Belum sih, Dok.”
D: “Ya sudah, ndak perlu. Tes urin ‘kan buat mengetahui hamil atau tidak, kecuali kamu berbuat ‘yang enggak-enggak’. Nih resepnya, minta di depan ya!”
Pasien keluar, berbincang dengan si pemuda. Kemudian masuk lagi ke ruang praktik.
P: “Dok, saya ingin tes urin.”
D: (menghela nafas) “Ya, boleh. Silakan minta sama karyawan saya tesnya.”
Beberapa menit kemudian.
P: “Ini, Dok. Hasilnya.”
D: “Garis 1, negatif.”
P: (tersenyum) “Terima kasih, Dok.”
Si pemudi keluar, berbincang, dan tertawa bersama si pemuda yang mengantarnya. Puaskah mereka dengan hasil urin tadi? Allahu a’lam.
—
# Perempuan ke-2
ABG (wanita) usia 18 tahun datang berobat sendirian.
D: “Silakan duduk, Dik. Ada keluhan apa?”
P: “Hmm … saya kalau kencing kok sakit, Dok? Terus, kok kayak ada cairannya? Kayak nanah gitu.”
D: (mengernyitkan dahi) “Ada nanahnya? Keputihan juga kayak gitu?” (mencoba meyakinkan pasien)
P: “Iya, Dok. Ada nanahnya.”
D: “Yuk, saya periksa.”
Dokter memeriksa pasien dengan teliti, khususnya pada keluhan utamanya.
D: “Sudah selesai. Duduk dulu, Dik. Hmm … maaf, Dik. Apa kamu pernah berhubungan sama laki-laki sebelumnya?”
P: (dengan wajah polos) “Iya, Dok.”
D: “Kapan?”
P: “Kira-kira sepuluh hari yang lalu.”
D: “Ya Allah … kok kamu mau sih, Dik?” (geleng-geleng kepala)
P: “Terus, kata pacar saya, ‘Kamu kena sipilis itu. Cepat berobat! Saya juga kena itu kata dokter di sini.'”
D: “Loh, pacarnya di mana sih?”
P: “Di Kalimantan, diusir orang tuanya karena enggak mau kuliah.”
D: “Aduh, Dik … Dik …. Kalau pacarmu terkena penyakit itu, berarti pacarmu itu pernah berhubungan sama wanita yang lain juga. Biasanya yang kena begituan PSK loh. Terus, apa enggak takut, Dik? Itu dosa besar loh, zina! Ini saya kasih obat, nanti kontrol lagi ya. Dan ingat, jangan melakukan hal itu lagi ya.”
P: (mengangguk-angguk)
Dua bulan kemudian si ABG datang lagi dengan seragam SMU-nya.
P: “Dok, hmm … kencing saya sakit lagi.”
D: “Loh, kok bisa? Kamu melakukan ‘itu’ lagi?”
P: (mengangguk-angguk) “Dan sekarang sakit sekali, Dok.”
D: “Ya Allah … kenapa sih, Dik? ‘Kan kemarin saya sudah memperingatkan, itu penyakit berbahaya loh, nanti bisa mengakibatkan kemandulan. Mau tanggung jawab enggak tuh nanti pacarmu? Kalau memang cinta sekali, nikah aja sekarang!”
P: “Pacar saya sudah janji, nanti kalau saya sudah lulus. Orang tua saya juga sudah mengizinkan.”
D: (geleng-geleng kepala) “Lah, walaupun sudah direstui, tetap enggak boleh ‘begitu’ loh, Dik. Ini parah sekali loh infeksinya. Ya udah, ini saya obati. Tapi kalau tetap enggak ada perubahan, saya sarankan ke dokter kulit dan kelamin langsung. Ingat-ingat loh, Dik, jangan terbujuk rayuan si pacar, tapi ingat-ingat itu dosa dan bisa berdampak buruk sama kesuburan. Sama masa depan kalian berdua juga insya Allah.”
Si ABG terdiam dengan raut wajah biasa, sepertinya cintanya sama si pacar memang mengalahkan argumen bu dokter.
—
# Perempuan ke-3
ABG usia 18 tahun datang didampingi ibunya.
Ibu: “Dok, ini anak saya lagi kerja di Jakarta, terus pulang karena sakit. Begini, Dok. Perutnya kok kelihatan besar, ya? Terus katanya kok ada yang gerak-gerak gitu. Anaknya jadi lemas, badannya enggak enak.”
D: “Hmm … haid terakhir kapan sih, Dik?”
P: “Hmm … kapan, ya? Lupa.”
D: “Silakan naik ke tempat periksa.”
Beberapa menit kemudian setelah selesai pemeriksaan
D: “Punya pacar enggak sih, Dik?”
P: “Punya.”
Ibu: “Pacarnya juga kerja di Jakarta, Dok.”
D: “Oh … ini bayi, Bu. Yang gerak-gerak itu bayi.”
Ibu: “Ya Allah …. Bayi?”
Ibu: “Kamu hamil?” (sambil mencolek anak perempuannya. Si ibu masih kelihatan tidak percaya)
P: (diam, kelihatan bingung)
D: “Sama siapa sih, Dik? Sama pacarnya itu?”
P: (mengangguk-angguk)
P: “Ya udah, ini saya kasih vitamin aja ya. Silakan tebus di depan.”
Sambil keluar dari kamar periksa, si ibu masih terus mencolek anaknya, “Kamu hamil? Kamu hamil?”
—
Subhanallah … miris sekali, bukan?
Remaja tidak kenal konsep pembuahan, apalagi mengenali bahwa mereka saat itu dalam keadaan hamil. Apakah mereka juga tidak paham bahwa perbuatan yang mereka lakukan adalah dosa besar? Dosa besar! Allahul musta’an.
Ini adalah PR besar kita sebagai orang tua, sebagaimana yang diperintahkan Allah,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ
وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا
مَلآئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادُُ لاَّيَعْصُونَ اللهَ مَآأَمَرَهُمْ
وَيَفْعَلُونَ مَايُؤْمَرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka, dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6)Kemudian sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanyai
tentang kepemimpinannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim; hadits riwayat
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu)Semoga Allah melindungi anak-anak kita dari propaganda “kebebasan” yang kebablasan. Sedari dini kita tanamkan ilmu agama yang benar sesuai petunjuk Al-Quran dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Saring dan bimbing mereka dalam menerima informasi dari berbagai media. Awasi selalu dengan siapa mereka bergaul, terutama anak-anak kita yang mulai menginjak usia remaja.
Kelak, kita akan berdiri di hadapan Allah untuk mempertanggungjawabkan didikan kita terhadap mereka.Ya Allah, mudahkan kami pada hari hisab nanti. Bimbinglah kami dalam mendidik putra-putri kami dan mohon ampuni kami jika kami salah dalam mendidik mereka.
Semoga kelak kita dikumpulkan di surga bersama keluarga yang kita sayangi. Amin ….
**
Read more...
Cerita Sex Dewasa 18+
Saat
itu, Umurku baru 19 tahun. Umur yang tak sebanding dengan pengalaman
hidup yang kualami. Bayangkan, di umur sedini ini, aku sudah pernah
bersetubuh dengan 3 wanita cantik. Satu orang kuanggap ..istriku..,
satunya lagi bahkan ibu angkatku, dan yang terakhir dan paling seru
adalah dosenku yang sekaligus sahabat terdekat Bu Siska, ibu angkatku.
Kukatakan paling seru hot karena Bu Hesti (atau Tante Hesti), dosenku itu ternyata punya libido yang lebih tinggih lagi dibanding ibu angkatku. Sejak pertama kali berhubungan badan denganku ia sudah tak malu-malu memintaku untuk melayaninya hampir tiga kali sehari. Tak mengenal tempat, Bu Hesti malah pernah dua kali memintaku menyetubuhinya di ruang dosen yang saat itu kebetulan sedang sepi. Lalu di toilet kampus ketika aku baru saja hendak menuju tempat parkir. Dan yang seingatku paling seru adalah sehari sebelum kami melakukan ..pesta bertiga…
Sesuai kesepakatan kami (lebih tepat ultimatumku pada Bu Hesti), dia hari ini akan mengatakan ide gilanya (main bertiga) pada ibu angkatku itu. Aku dimintanya menunggu di suatu tempat (hotel) di kawasan menteng dekat rumah untuk bertemu dan melihat bagaimana hasil ..loby.. Bu Hesti terhadap Bu Siska. Dengan bersemangat, aku yang sedari pagi memang terus memikirkan hal itu jadi tegang seharian.
Tak sabar rasanya ingin segera mengetahui apakah ibu angkatku itu akan setuju atau tidak dengan ide Bu Hesti. Meski tak seratus persen yakin, aku sangat berharap ibu menyetujuinya. Bayangan-bayangan vulgar dua tubuh perempuan paruhbaya yang keduanya montok dan bahenol itu tergambar jelas di benakku, bagaimana jika dua tubuh bugil itu ..tersaji.. dan menggoda gelora api birahiku.
Ah! Aku benar-benar menginginkannya segera! Ya, segera! Aku ingin memakan keduanya mentah mentah! Memasukkan kontolku di kedua memek yang sama-sama nikmat itu bergiliran, memompa keras kelaminku pada kewanitaaan mereka, mengantarkan gelora api seksual mereka ke puncak dengan teriakan sejadi-jadinya, hempasan sekeras-kerasnya, genjotan secepat-cepatnya dan hujaman sedalam-dalamnya, aaah!!!
Aku memasuki kamar hotel yang telah di booking sebelumnya oleh Bu Hesti, siang jam 12.30pm. Badanku menghempas dan telentang di kasur empuk itu. Telanjang sudah, tanpa CD dan tanpa selimut. Kubiarkan dinginnya aircon menerpa seluruh pori-pori kulitku, karena sebentar lagi, seorang perempuan -yang kurang dari empat hari ini mulai mengisi ..jadwal ngentotku.. di sela-sela aktivitas seksual keseharian dengan Bu Siska- akan datang dan kuyakin membawa berita baik tentang rencana ..2v1 Fuck.. yang kuimpikan sejak Bu Hesti mengatakannya.
….ting tong..,.. bel pintu berbunyi, aku melompat ke arah pintu dan langsung mengintip melalui lubang kecil disana. Oy oy! Perempuan paruhbaya bertubuh sintal dan bersusu montok ini datang juga rupanya. Berpakaian terusan biru motif bunga tanpa lengan, mempertontonkan ..sisa.. putihnya kulit dan kemontokan buah dada nya tak mampu sembunyi dibalik baju feminim itu.
Uuuhhhh, ia sangat tahu seleraku rupanya, terusan berkancing depan dengan dada rendah dan pinggiran berenda itu seperti memacu adrenalin kelelakianku untuk tak sabar menunggu tanganku yang membuka pintu. Dan begitu ia masuk, aku cepat menutup pintu dan dengan gerakan yang ia tak sangka-sangka, kudekap dari belakang. Langsung menyingkap gaunnya yang begitu menggoda.
Tangan kananku mendekap erat pinggangnya dari belakang, yang kiri menyingkap bawahan gaun itu dan langsung menyambar tepian celana dalamnya, kucopot dengan paksa hingga pemiliknya gelagapan seperti tak siap. Tapi begitu wajah manis mirip artis Camelia Malik itu sedikit menoleh kebelakang, aku langsung menerkam bibir sensualnya. Keciplak-nya pun jadi memicu birahi untuk segera ..memperkosa.. ibu dosen binal nan nikmat pepeknya ini!
Bu Hesti memang tak lagi sempat berkata-kata, ini kali pertama sejak affair kami, aku ..memperkosanya… Dan akhirnya, meski kelihatan sedikit meronta-ronta seakan menolak, ia pasrah juga saat kubaringkan tellentang dengan pakaian yang masih melekat tapi awut-awutan itu. Kakinya mengangkang dan menjuntai di pinggiran tempat tidur, setengah dari kancing depan dada gaun terusan itu terlepas dengan cup BH yang kutarik kebawah, menunjukkan eksistensi kemolekan buah dadanya, di pinggiran puting kiri susu itu bahkan masih tampak sisa kenyotan mulutku saat pertama ngentotin ibu dosen ini.
Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org
Kuangkat keatas kakinya tinggi-tinggi, kukangkangi kiri kanan lebar, menunjukkan jelas rekahan vagina yang lebih senang aku sebut PEPEK merah itu, menggoda sekali. Dan buah zakar, pelir atau kontolku mengacung keras dan bersiap masuk menerobos pintu lunak yang rupanya telah basah itu.
….sudah basah ya, tante.. Cepat banget basahnya…. itu kata-kataku yang baru pertama keluar sejak ia memasuki pintu kamar, aku memang memanggilnya TANTE, in stead of Bu Hesti. Ia yang minta begitu utk membedakan panggilannya dengan ibu angkatku. Aku juga senang, karena menurutku, kata TANTE mengandung konotasi BINAL yang tak kalah heboh dengan NGENTOTIN IBU ! dan bukannya mengeluh atas perlakuanku, ia malah semakin gila menggesek-gesekkan kepala penisku di pintu vaginanya yang sudah ..siap coblos.. itu.
….hhhhhhhh..saaay..dari tadi juga tante basaaaaah mikirin kamu, ayyooohh aahhh, vaginaku minta dimasukin segeraa aaahh..!!!!.. jeritnya sambil mendesah-desah mengiringi tarian kepala penisku yang masih saja hanya sekedar menggelitik clitoris diatas bibir memeknya.
….kontol! Setan! Monyet! Cepat setubuhi aku! Kalau tidak, awas ya. Akan kudekap pinggangmu dengan kedua kakiku yang melingkar ini. Setan! Anak kurang ajar, kalau kau terus mengucel itilku begini, aku bisa keluar duluan…
Lengkap sudah pemandangan penuh sensasi ini, Bu Hesti -dosen akuntansi paruhbaya itu- kini seperti gadis perawan yang binal, mengemis untuk segera kusetubuhi, tak peduli terusan biru berbunga, panjang dan berenda itu masih melekat di badannya, bahkan sepatu putih berhak tinggi itu belum terlepas dari kedua kakinya. Kedua betisnya terpegang tanganku kiri kanan, pahanya otomatis membuka lebar celah pangkal dimana barang nikmat berbulu lebat itu merekah dan betul-betul siap menerima sang tamu besar nan panjang yang hampir setiap hari selama minggu ini mengunjunginya dengan teratur.
Segera saja aku menyudahi permainan kepala penisku yang menggesek dan menggelitik bibir memeknya, kupasang tepat menempel di mulut liangnya dan dengan penuh tenaga, sekali dorong kuhabiskan membenamkannya amblas hingga tak tersisa.
….Oooooouuuuuhhhhhhh!!!! Yessssss!!!! Aaaaahhhh!!!!.. jerit perempuan seusia ibuku itu dengan keras pula, seolah melepas ketidaksabarannya menanti. Penisku mentok membentur dasar liang vagina yang telah pernah empat kali dilalui jabang bayi itu. Tetap nikmat dan menjepit, senut-senut di dalam sana, aku menarik hingga kira-kira setengah…
….Uuuffff….nnggg..,.. bibir sensual Bu Hesti mengepit keras, seiring denyut vaginanya yang seakan menyedot kembali batang penisku yang hendak lanjut keluar.
….masukkan lagi saaaayyyaaangg..aaaahhhhh,.. desahnya saat aku menunggu sejenak sambil memandangi tubuh bongsor dosen akuntansi ini. Tanganku meraih buah dada yang sedari tadi ..menganggur.. di sela belahan depan gaunnya yang terkoyak.
….remeeesss..susu tanteeee…Buuudddiiihhh ooohhhh,..
….tante belum cerita bagaimana hasil ngomong dengan ibu..,.. aku berkata sambil menghentikan gerakan turun naik di atas pangkal pahanya, membuat Bu Hesti cukup senewen.Cerita Sex Terbaru
….ayo goy ang dulu saay..nanti tante ceritaiiinn..uuufff tanggungg niiiihh,.. ia mencoba menggoyang pinggulnya kesamping. Mungkin berharap aku akan terpengaruh dan lanjut menggenjot atas bawah. Tapi kudiamkan saja, sengaja kupermainkan kenikmatan yang dialaminya.
….ooouuhhh, jahaaatt kamuuuhhh,.. ia menampar dadaku pelan, menunjukkan kekesalannya karena tak mampu menaikkan pinggulnya untuk memasukkan penisku yang hanya menancap sampai kepala. Tentu Bu Hesti tak mampu, tubuhnya terlalu berat untuk mengangkat dengan posisi begitu.
….OK, sayang! Huuuh..Tante mau cerita, tapi please, goyang dooong, Tante ngga tahan kalau kamu diam begitu,..
….deal! Akan saya goyang perlahan dan tante cerita…, hmmmm..sssshh,..
….ibumu mauuu saaayyy….hhhhhh yesss..ooouuuhhhhh,..
….ooohh yaaahhh.. Apaaah katanyaaah….
….diaa bilaaangg kamuuuhh pastiiihh sangguuupp…,..
….ngga risiih…. aku bertanya
….ooouuhhh..ssshhh risiiih jugaaahhh..,..
….nah trus…. aku berhenti sejenak sampai ia merengek minta diteruskan.
….hhhhh…makanyaaahhh bertahaaapp..ooouuhh goyang saaayyy ooouuff,..
….bertahap gimana…. aku diam lagi
….hhhh..jangan berhenti ddoooong, ssshhh maksuudnyaahh kalian main duluan, nantiih tante bergabung setelah kalian main setengah ronde, biar ngga cangguuungg…hhhhh yaaah ooh yaaahhh ooohhh yaaahhh,..
….maksudnya hhhh tante gabung belakangan gituuuhhh …. aaahhh……
….iyaaahh saayyy..tunggu kalian setengah ronde permainan dan tante datang langsung gabuuungg…sssshhhh,..
….kenaaapaaah..nggaa seekaaaliiiaan ajaahh langsuuung gituuhh….
kupercepat genjotan akibat membayangkan bagaimana nanti aku bermain dengan dua wanita paruhbaya yang jelita ini.
….tantee siiih mauuhh ajaaahh..taaapiii kaan iiibumuu yang mintaa, oouuhhh genjoot lebih keras lagiiihhh buuudd…ooohhh..yesss..tante ntarrr lagiiihh niihhh,.. ujar Bu Hesti terengah-engah mencoba mengimbangi hempasan di pangkal pahanya.
Sebentar lagi ia rupanya akan orgasme. Aku sudah hapal benar ..tingkah.. dan ..kebiasaan.. perempuan paruhbaya dan kelaminnya saat mereka menjelang orgasme. Kucoba mengatur permainanku agar ia lebih lama lagi. Aku memperlambat gerakan dan menjulurkan lenganku kebalik punggungnya, langsung memeluk dan mencium, dengan mesra.
….jangan keluar dulu tante, Budi mau tante lebih lama karena hari ini tante kelihatan cantik sekali,.. aku mencoba merayu untuk mengalihkan perhatiannya.
….ouuuufff….ooohhh..kamuuhh bilang..tantee cantiiikk.. Hhhh…aaaauuuhhh..cantik mana sama oouuhhh ibuu kamuuu uuuuhhhh.. Hooohhhh..ssshhhhh,..
….sama-sama cantik, tante sayang…., saya suka sekali penampilan dan tingkah genit tante seperti ini,..
….bisaa ajaaah kamuuuhh saaayy..oouuhhh nikmatnyaah goyangan kamuuuuhhh..tante bisa gilaa kalau nggak main sehari aja sama kamu..oooouuhhh..yesss..yesss..yesss,..
Cerita Sex Gairah Ibu Siska Ibu Angkatku Aku berhasil juga membuatnya bertahan lebih lama, dengan gaya yang romantis itu tadi, yang tentu saja mengalihkan perhatian dan membuat ia GR dengan pujian-pujianku. Saat ini aku memang ingin kami mencapai klimaks bersama-sama, oleh sebab itulah saat penisku merasakan gejala klimaks di dinding vagina Bu Hesti, aku langsung berhenti bergoyang. Hasilnya, sudah 30 menit permainan, ia belum keluar juga, aku pun berusaha untuk mencapai klimaks yang segera. Setiap gesekan dinding penisku dan vaginanya, sangat kuresapi sehingga beberapa saat setelah kira-kira 45 menit persetubuhan itu berjalan aku mulai merasakannya.
….oooouuuhhh..tanteeeeehhh…keluar sama-sama yuuukk say…,..
….uuuuhhh..yesss..ayo sayaaaangg..tanteeeh juga sudaaah nggaaaa sangguuup lagiiiiihh oouuuhhhh…ooohhh..yessss..yesss..yesss..yesss…aaaa u uuhhh….nikmaaatnyaaaahhh oou uuhhhh….hhhhh….budiiiihhhh..buuuuudiii..budiiii..b udiii..yesss!!! yes!!! Tekan sayang, tekan sayaaaang..,.. desahannya berubah jeritan, aku juga semakin mempercepat naik turun, kini menghempas keras pinggang kami.
….Yes tante! Tante! Tante! Tante! Ooouuuhhhh…..goyang sayang oouuhh!!!..
….Peeeluukkk tanteeehhh aaaoouuuhhh..sayaaang peluk tante, peluk tante oouuhhhh!!..
Akhirnya ia melepas juga, menyembur didalam sana, dari lubuk rahimnya keluar cairan hangat menerpa kepala penisku.
….oooouuuhhh..yeeess..tante, tanteeeeeee oooooohhhhhhh!!!!.. aku melepas juga beberapa detik setelah Bu Hesti orgasme. 1,2,3,4,6,7,9,12,,15kali semburan spermaku di dalam liang vaginanya. Penuh! Sampai menyembur beberapa tetes keluar dari kemaluan Bu Hesti.
Lama kami saling mendekap erat sekali, aku menindih sambil memeluk kuat tubuh bagian atasnya, benar-benar lezat tubuh dosenku ini, kedua payudaranya tergencet dadaku. Bibirnya kubekap dengan bibirku, kusedot lidah Bu Hesti, kutelan liurnya hampir tak bersisa. Bu Hesti juga dengan antusias menyedot lidahku. Luar biasa permainan ini!Cerita Sex Terbaru
….mmmmhhhh….nikmatnya saaay….tante puas sekali..,..
….saya juga tante, tante tadi hebat!.. pujiku
….hebat gimana say….
….bisa lama begitu, saya puas sekali,..
….Ah, itu karena kamu yang ngajari tante. Mulanya sejak tadi tante sudah hampir sampai tapi karena kamu ajak ngobrol jadi tante bisa bertahan lama,..
….pokoknya tante luar biasa, nanti kalau main bertiga tante juga harus mengatur biar bisa lama seperti tadi,..
….akan tante coba, tapi biasanya tante ngga bisa kontrol, kalau sudah terasa geli sedikit aja, pasti tante langsung genjot trus keluar deh..,.. akunya polos.
Kucium pipinya dengan mesra, tante membalas sampai beberapa menit setelah itu ia minta istirahat dulu karena seharian tadi ia sudah ..kerja keras.. merayu Bu Siska supaya mau main bertiga.
Kubiarkan ia tertidur disamping aku yang melamun membayangkan bagaimana rasanya besok kami (aku, Bu Siska dan Bu Hesti) akan menikmati dua hari di Villa puncak, main bertiga untuk yang pertama kalinya. Kubayangkan bagaimana aku akan melayani dan dilayani dua perempuan cantik paruhbaya bertubuh montok ini. Satu adalah ibu angkatku yang selama ini menjadi partner seks tetap dan satunya lagi adalah dosen akuntansiku di kampus.
Bu Siska punya buah dada besar, bisa untuk menjepit penisku. Memeknya berbulu lebat sekali, aku hobi menjilatnya, mainnya kreatif dan punya banyak ide untuk membuat aku selalu merasa berbeda dari waktu ke waktu. Bu Hesti punya wajah menggairahkan, membuat setiap orang yang memandangnya jadi nafsuan, susunya tak sebesar milik ibu, tapi aku suka bentuknya yang agak panjang seperti pepaya, walaupun sudah sedikit turun karena usia dan empat orang anak yang menetekinya dulu.
Yang paling kusuka dari Bu Hesti adalah memeknya yang masih terasa sempit, walaupun tidak se-..empot-empot.. memek ibu angkatku, memek Bu Hesti terasa lebih mencengkeram. Mungkin karena aku baru memakainya beberapa kali saja dibanding memek Bu Siska yang hampir tiap hari dan tiap jam aku jejali dengan penis perkasa ini.
Gara-gara keasikan melamunkan bayangan vulgar itu, aku jadi tegang lagi. Sejam saja sejak orgasme tadi, aku kembali meminta jatah dari Bu Hesti. Malah kali ini kubiarkan ia terlelap dan dengan hati-hati kumiringkan badannya dan menekuk satu kakinya kedepan. Dengan hati-hati setelah menempatkan diri berjongkok di belakang pantatnya yang semok itu, aku menempelkan kemaluanku tepat dibibir vaginanya yang masih saja basah akibat tumpahan cairan kelamin kami tadi. Blesss!!! Sekali dorong, langsung tertembus. Pemiliknya kaget dan terbangun, menemukan dirinya sedang dientot lagi.
….oooouuhhh….saaayyy…kamu jahaaaaatttt..aaaaaaaaahhhh..,.. meski begitu ia menikmati juga.
Akhirnya permainan itu berlangsung juga, kubawa ia terbang melayang berkali-kali sampai setelah itu aku melepas untuk yang keduakali hari ini dalam vaginanya. Ah..Bu Hesti, Bu Hesti…Nikmatnya memekmu!!!
Sampai di rumah malam itu, aku langsung masuk kamar. Dan betapa aku terkejut melihat pemandangan di dalam sana. Di tempat tidurku sudah berbaring seorang perempuan paruh baya, mengenakan daster tipis, baju tidur transparan dari bahan sutra putih lembut yang cukup memberikan gambaran bentuk tubuh sintal nan aduhai.
Wajahnya menyunggingkan senyum yang lebih berarti ajakan bagiku untuk segera ..menyantap.. hidangan itu mentah-mentah! Huh, ibu rupanya juga menginginkan itu, sehingga tanpa permisi padaku, begitu aku duduk di pinggiran tempat tidur dan akan menciumnya ia menyambut dengan antusias. Tangannya langsung dengan cekatan mencomot satu-persatu pelapis tubuhku.
….kamu jahat membiarkan ibu menunggu dari sore tadi…., besok kita akan ke puncak. Bu Hesti tentu sudah memberitahukan itu,.. lembut dan datar sekali suaranya, menunjukkan betapa ia seorang ibu yang matang fisik dan mental.
….apa itu Bu….
….nakal kamu, pura-pura tidak tahu,.. lanjutnya setelah berhasil melepas semua pakaianku
….Baru saja kamu pasti sudah melayani Bu Hesti, sekarang apa masih ada sisa untuk ibu….
….haaah…. aku terkejut ternyata ibu tahu itu. Tapi belum lagi aku habis berpikir bagaimana ia sampai mengetahuinya, ibu sudah menindih, dengan sedikit mengangkat gaun tipis itu ia langsung menempatkan diri diatas pinggangku yang kini terbaring dengan penis yang secepat itu pula tegang mengeras.
….ayoooh say, ibu sudah basaah dari tadi, ngga tahan mbayangin kamu terus, oouuh,..
….ssshhhh..oouuhh ibuuuuuhhh enaaaakhhhh,.. desahku meluncur begitu ia menurunkan pantatnya dan membalut penis tegangku kedalam celah liang vaginanya. Langsung menggoyang naik turun, pelan, pelan, dipercepat, agak cepat dan semakin cepat sehingga kini keciplaknya mulai terdengar keras.
Plak! Plak! Plak! Bunyi kemaluan kami yang bertaut dan mulai becek disekitarnya akibat cairan ibu yang ternyata memang sudah banyak sekali. Nafsunya sudah sangat tak tertahan rupanya, sehingga sekejap saja ia sudah ..basah.. seperti itu.
….Oooohhhhh!!! Ooohhh..ooooohhhh..ooohhh..aaahhh..oooohhh,.. jeritnya keras sambil menjambak-jambak sendiri rambutnya yang lepas tergerai. Kubelai buah dada besar ibu yang sudah lama menjadi ..hak-ku.. itu.
….oooohhh yyeeeeessshhhh yaaang kerassshhh remeeeeshhh susu ibuuu!!!.. teriaknya lagi.
Tak tahan dengan sensasi nikmat ibu angkatku ini, aku jadi ikut-ikutan bernafsu. Kubanting tubuhnya, giliran aku yang diatas memompa naik turun. Padahal gaun tidur sutra itu masih melekat dan kini melingkari pinggangnya. Bagian dadanya melorot kebawah dan roknya terangkat keatas pinggang. Sebuah pemandangan yang justru membuat nafsu semakin terpanggang birahi. Aku menghempas sejadi-jadinya, menggenjot sekeras-kerasnya dan menusuk sedalam-dalamnya. Mulutku seringkali menunduk dan langsung meraih puting buah dadanya, menyedot menarik-nariknya dengan gemas.
Ibu tak mau pasif saja, sejurus kemudian ia membalikkan posisi. Aku kembali berada dibawah, ia berputar menghadap ke arah kakiku, sambil terus saja mengocok vaginanya dengan penisku turun naik. Bongkahan pantatnya yang semok besar kuremas-remas, ketika terangkat ke atas ia menunjukkan betapa kemaluanku yang tegak dan keras itu menyangga celah bibir vaginanya. Saat turun menghempas keras, ia menimbulkan keciplak seperti suara tepuk tangan. Benar-benar pemandangan yang sensasional dan memabukkan.
….Say, hhhooooohhhhh ibuuuhh nggggaaaa taaaahaaannnn..mooo keeeluar aaauhhh!!!..Cerita Sex Terbaru
….yyaaahhh buuuhhh ayoooohhh keluarin…hhhh, tapiiii hhhheehhh baliikk duluh.. pintaku sambil terengah-engah.
Sejenak kemudian ia melepas pertautan vagina dan penis itu. Lalu berbaring telentang disampingku. Kakinya diangkat tinggi keatas dengan paha yang membuka lebar, menunjukkan belahan bibir vagina yang merah merekah dengan bulu lebat itu. Benar-benar sensasional! Vagina itu kini menganga lebar menunggu penisku untuk ..menuntaskannya.. dengan segera.
….ah..ibu…,.. aku sampai berguman mengagumi pemandangan yang terhidang begitu sempurna dihadapanku sekarang.
….kenapa saaaay…. rajuknya manja.
….vagina ibu bagus sekali…,.. dengan jujur kukatakan.
….ah kamu bisa aja, ayo say..ibu ngga tahan niih..,.. pintanya sekali lagi. Aku yang kemudian tak tahan juga. Secepatnya kutempatkan pinggangku diantara pahanya, menempelkan penisku di bibir merah vaginanya, meraih kedua susu besar ibu dengan kedua tanganku dan langsung menggenjot keras dan cepat sekali.
….Ooooooouuuuuhhhhh…aaaaaahhhh..ahhhh..ahhh..ahhhh ..ah hh..yesss!!!!.. jeritan khas Bu Siska setiap kali ia akan menjelang orgasme.
Aku bergerak tanpa jeda, terus menggenjot naik turun sambil meremas dan berpegang pada buah dada besar itu.
….mmmmmmm……mmmmm..mmmmhhhhhhhh..oooooohhhh..iiibuu uuh h keluaar rrrrrrrrr….ooooooooooooouuuuhhhhhhhhhh yesss yesss yesss…haaaaaaaaahhhhh,.. jerit panjang itu mengantarnya sampai di ujung kenikmatan.
….Yaaahhhh..buuuuhhh ayooohhh keluariiinnn semuaaahhh ooohhh meeemeeek ibuuuuhh enakkkk ooouuhhh..sshhhh…jepiitttt buuuuhhh ooouuhhhhh,.. aku ikut berteriak merasakan jepitan vagina ibu yang semakin keras saat-saaat ia terasa melepas di dalam sana. Duh, nikmatnya memek ibu angkatku ini.
Beberapa saat tubuhnya mengeras, pahanya mengapit tubuhku dengan kuat. Ia melepas dengan begitu nikmat. Aku menunduk memberikan ciuman mesra setelah ia sedikit melemas menuntaskan puncak orgasmenya.
….jangan lupa, bu. Saya belum….,.. bisikku pelan sambil mengecup belakang telinganya, berusaha membuat ibu bangkit lagi.
….yaaa..sayang, goyang aja yang pelan..ibu masih sanggup, tapi yang pelan aja ya….
….baik bu,.. aku mulai menggoyang lagi. Dengan pelan seperti permintaannya. Dengan mesra seperti yang lebih aku suka.
….I love you, Bu..,.. bisikku sambil terus menggoyang naik turun diatas tubuhnya. Matanya yang sedari orgasme tadi terpejam, membuka dan menatapku seperti tak percaya.
….ibu juga sayang kamu….oouuuhhhh…nikmatnyaaahhhh,.. ibu langsung memelukku erat. Membelai lembut punggungku. Aku meneruskan goyangan pinggul naik turun diatas pangkal pahanya dengan pelan dan mesra.
Bibir kami bertaut, saling melumat didalam sana, lidahku dan lidah ibu seperti berebut membelai dinding-dinding dalam rongga mulut kami.
Pahanya mulai menjepit, mengapit pinggangku yang terus bergoyang. Bu Siska rupanya telah bangkit lagi dengan permainan lidahku di permukaan buah dadanya. Bibirnyapun mulai menggumam lagi, nafasnya turun naik.
Kupercepat goyangan dari atas, ..ooooouuhhh…sayaaang..,.. desahnya,
Ibu mulai berusaha mengimbangi goyanganku, pinggulnya dibuat meliuk seperti menuntun alur kemaluanku dalam liang vaginanya.
….ssshhhhh….ibuuuu diatas say..,..
Kami berbalik posisi. Ibu sekarang menindih, berat juga karena ukuran tubuhnya yang montok besar itu. Tapi kenikmatan liang vaginanya yang terus membalut lembut penisku membuat aku tak merasakan beban tubuhnya. Ia kini asik bergoyang, pelan awalnya dan bertahap dipercepat.
Kali ini aku tak mau berlama-lama lagi, bersamaan saat ibu menyodorkan buah dadanya ke mulutku, pahanya seperti mengepit memberikan tanda bahwa ia sudah menjelang orgasme lagi. Memang sudah tigapuluh menit sejak orgasmenya yang pertama tadi.
….ibuuuhhh mau keluar….
….iyaahhh saaayaaangg..hhhh seeebenntaaar lagiiiihhh rasanyaaahhh..,..
….samaaahh—samaaahhh buuuhhhh..saya jugaaah,..
….ayoooohh saaayyy sekaraaanggg..hhh..hhhh..hhhh..ooouuhhhh…,..
ibu mempercepat genjotannya. Aku mempererat pelukanku, kami berciuman mesra, dengan kuat dan sepenuh hati. Sampai kemudian..
….aaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuhhhhhhhh..ssshhhh..ooo ooo hhhhhhhhh..ibuuuu keeelu aaaarrrrrr…buuuuddiiiiihhh…iiiyeeesss…ooouuhhhh h yeeeeessss..ooohhh yeessss,.. jeritnya panjang sembari menjepit keras.
Beberapa detik kemudian aku menyusul..
Baca Juga Cerita Seks Nyokap Sahabatku
….Ooooooooooohhhhhh..buuuuuuuhhhh….aaahhhhhhhh..ye sss yess yesss yesss oouh yess ouh yesss ouhhh yesssss….!!!!.. aku melepas puas.
Untuk kesekian kalinya pada hari ini kutumpahkan spermaku dalam liang vagina perempuan paruh baya ini. Puas sudah rasanya menikmati sari tubuh Bu Siska yang kini terkapar disebelahku.
….Bu…,.. aku memanggilnya setengah berbisik.
….iya sayang.. sahut bu Siska mesra sambil mengecup.
….ibu ingat nggak kalo besok pagi kita ngapain di puncak…,.. aku ragu melanjutkannya.
….ingat dong, say…emang kenapa.. Ada perubahan….
….engga sih, Cuma Budi koq canggung ngomongnya…,..
….malu.. Masa sih kamu malu say….
….ibu sendiri gimana….
….eeemmmm…gimana yaaah..asik juga, malah ibu nggak sabaran rasanya…hehehe jadi malu…,.. ibu menutup wajahnya dengan bantal. Aku geli juga membayangkan kejadian besok. Benar juga kata ibu. Pastilah sangat mengasikkkan. Ah aku tak sabar lagi !!!
Kukatakan paling seru hot karena Bu Hesti (atau Tante Hesti), dosenku itu ternyata punya libido yang lebih tinggih lagi dibanding ibu angkatku. Sejak pertama kali berhubungan badan denganku ia sudah tak malu-malu memintaku untuk melayaninya hampir tiga kali sehari. Tak mengenal tempat, Bu Hesti malah pernah dua kali memintaku menyetubuhinya di ruang dosen yang saat itu kebetulan sedang sepi. Lalu di toilet kampus ketika aku baru saja hendak menuju tempat parkir. Dan yang seingatku paling seru adalah sehari sebelum kami melakukan ..pesta bertiga…
Sesuai kesepakatan kami (lebih tepat ultimatumku pada Bu Hesti), dia hari ini akan mengatakan ide gilanya (main bertiga) pada ibu angkatku itu. Aku dimintanya menunggu di suatu tempat (hotel) di kawasan menteng dekat rumah untuk bertemu dan melihat bagaimana hasil ..loby.. Bu Hesti terhadap Bu Siska. Dengan bersemangat, aku yang sedari pagi memang terus memikirkan hal itu jadi tegang seharian.
Tak sabar rasanya ingin segera mengetahui apakah ibu angkatku itu akan setuju atau tidak dengan ide Bu Hesti. Meski tak seratus persen yakin, aku sangat berharap ibu menyetujuinya. Bayangan-bayangan vulgar dua tubuh perempuan paruhbaya yang keduanya montok dan bahenol itu tergambar jelas di benakku, bagaimana jika dua tubuh bugil itu ..tersaji.. dan menggoda gelora api birahiku.
Ah! Aku benar-benar menginginkannya segera! Ya, segera! Aku ingin memakan keduanya mentah mentah! Memasukkan kontolku di kedua memek yang sama-sama nikmat itu bergiliran, memompa keras kelaminku pada kewanitaaan mereka, mengantarkan gelora api seksual mereka ke puncak dengan teriakan sejadi-jadinya, hempasan sekeras-kerasnya, genjotan secepat-cepatnya dan hujaman sedalam-dalamnya, aaah!!!
Aku memasuki kamar hotel yang telah di booking sebelumnya oleh Bu Hesti, siang jam 12.30pm. Badanku menghempas dan telentang di kasur empuk itu. Telanjang sudah, tanpa CD dan tanpa selimut. Kubiarkan dinginnya aircon menerpa seluruh pori-pori kulitku, karena sebentar lagi, seorang perempuan -yang kurang dari empat hari ini mulai mengisi ..jadwal ngentotku.. di sela-sela aktivitas seksual keseharian dengan Bu Siska- akan datang dan kuyakin membawa berita baik tentang rencana ..2v1 Fuck.. yang kuimpikan sejak Bu Hesti mengatakannya.
….ting tong..,.. bel pintu berbunyi, aku melompat ke arah pintu dan langsung mengintip melalui lubang kecil disana. Oy oy! Perempuan paruhbaya bertubuh sintal dan bersusu montok ini datang juga rupanya. Berpakaian terusan biru motif bunga tanpa lengan, mempertontonkan ..sisa.. putihnya kulit dan kemontokan buah dada nya tak mampu sembunyi dibalik baju feminim itu.
Uuuhhhh, ia sangat tahu seleraku rupanya, terusan berkancing depan dengan dada rendah dan pinggiran berenda itu seperti memacu adrenalin kelelakianku untuk tak sabar menunggu tanganku yang membuka pintu. Dan begitu ia masuk, aku cepat menutup pintu dan dengan gerakan yang ia tak sangka-sangka, kudekap dari belakang. Langsung menyingkap gaunnya yang begitu menggoda.
Tangan kananku mendekap erat pinggangnya dari belakang, yang kiri menyingkap bawahan gaun itu dan langsung menyambar tepian celana dalamnya, kucopot dengan paksa hingga pemiliknya gelagapan seperti tak siap. Tapi begitu wajah manis mirip artis Camelia Malik itu sedikit menoleh kebelakang, aku langsung menerkam bibir sensualnya. Keciplak-nya pun jadi memicu birahi untuk segera ..memperkosa.. ibu dosen binal nan nikmat pepeknya ini!
Bu Hesti memang tak lagi sempat berkata-kata, ini kali pertama sejak affair kami, aku ..memperkosanya… Dan akhirnya, meski kelihatan sedikit meronta-ronta seakan menolak, ia pasrah juga saat kubaringkan tellentang dengan pakaian yang masih melekat tapi awut-awutan itu. Kakinya mengangkang dan menjuntai di pinggiran tempat tidur, setengah dari kancing depan dada gaun terusan itu terlepas dengan cup BH yang kutarik kebawah, menunjukkan eksistensi kemolekan buah dadanya, di pinggiran puting kiri susu itu bahkan masih tampak sisa kenyotan mulutku saat pertama ngentotin ibu dosen ini.
Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org
Kuangkat keatas kakinya tinggi-tinggi, kukangkangi kiri kanan lebar, menunjukkan jelas rekahan vagina yang lebih senang aku sebut PEPEK merah itu, menggoda sekali. Dan buah zakar, pelir atau kontolku mengacung keras dan bersiap masuk menerobos pintu lunak yang rupanya telah basah itu.
….sudah basah ya, tante.. Cepat banget basahnya…. itu kata-kataku yang baru pertama keluar sejak ia memasuki pintu kamar, aku memang memanggilnya TANTE, in stead of Bu Hesti. Ia yang minta begitu utk membedakan panggilannya dengan ibu angkatku. Aku juga senang, karena menurutku, kata TANTE mengandung konotasi BINAL yang tak kalah heboh dengan NGENTOTIN IBU ! dan bukannya mengeluh atas perlakuanku, ia malah semakin gila menggesek-gesekkan kepala penisku di pintu vaginanya yang sudah ..siap coblos.. itu.
….hhhhhhhh..saaay..dari tadi juga tante basaaaaah mikirin kamu, ayyooohh aahhh, vaginaku minta dimasukin segeraa aaahh..!!!!.. jeritnya sambil mendesah-desah mengiringi tarian kepala penisku yang masih saja hanya sekedar menggelitik clitoris diatas bibir memeknya.
….kontol! Setan! Monyet! Cepat setubuhi aku! Kalau tidak, awas ya. Akan kudekap pinggangmu dengan kedua kakiku yang melingkar ini. Setan! Anak kurang ajar, kalau kau terus mengucel itilku begini, aku bisa keluar duluan…
Lengkap sudah pemandangan penuh sensasi ini, Bu Hesti -dosen akuntansi paruhbaya itu- kini seperti gadis perawan yang binal, mengemis untuk segera kusetubuhi, tak peduli terusan biru berbunga, panjang dan berenda itu masih melekat di badannya, bahkan sepatu putih berhak tinggi itu belum terlepas dari kedua kakinya. Kedua betisnya terpegang tanganku kiri kanan, pahanya otomatis membuka lebar celah pangkal dimana barang nikmat berbulu lebat itu merekah dan betul-betul siap menerima sang tamu besar nan panjang yang hampir setiap hari selama minggu ini mengunjunginya dengan teratur.
Segera saja aku menyudahi permainan kepala penisku yang menggesek dan menggelitik bibir memeknya, kupasang tepat menempel di mulut liangnya dan dengan penuh tenaga, sekali dorong kuhabiskan membenamkannya amblas hingga tak tersisa.
….Oooooouuuuuhhhhhhh!!!! Yessssss!!!! Aaaaahhhh!!!!.. jerit perempuan seusia ibuku itu dengan keras pula, seolah melepas ketidaksabarannya menanti. Penisku mentok membentur dasar liang vagina yang telah pernah empat kali dilalui jabang bayi itu. Tetap nikmat dan menjepit, senut-senut di dalam sana, aku menarik hingga kira-kira setengah…
….Uuuffff….nnggg..,.. bibir sensual Bu Hesti mengepit keras, seiring denyut vaginanya yang seakan menyedot kembali batang penisku yang hendak lanjut keluar.
….masukkan lagi saaaayyyaaangg..aaaahhhhh,.. desahnya saat aku menunggu sejenak sambil memandangi tubuh bongsor dosen akuntansi ini. Tanganku meraih buah dada yang sedari tadi ..menganggur.. di sela belahan depan gaunnya yang terkoyak.
….remeeesss..susu tanteeee…Buuudddiiihhh ooohhhh,..
….tante belum cerita bagaimana hasil ngomong dengan ibu..,.. aku berkata sambil menghentikan gerakan turun naik di atas pangkal pahanya, membuat Bu Hesti cukup senewen.Cerita Sex Terbaru
….ayo goy ang dulu saay..nanti tante ceritaiiinn..uuufff tanggungg niiiihh,.. ia mencoba menggoyang pinggulnya kesamping. Mungkin berharap aku akan terpengaruh dan lanjut menggenjot atas bawah. Tapi kudiamkan saja, sengaja kupermainkan kenikmatan yang dialaminya.
….ooouuhhh, jahaaatt kamuuuhhh,.. ia menampar dadaku pelan, menunjukkan kekesalannya karena tak mampu menaikkan pinggulnya untuk memasukkan penisku yang hanya menancap sampai kepala. Tentu Bu Hesti tak mampu, tubuhnya terlalu berat untuk mengangkat dengan posisi begitu.
….OK, sayang! Huuuh..Tante mau cerita, tapi please, goyang dooong, Tante ngga tahan kalau kamu diam begitu,..
….deal! Akan saya goyang perlahan dan tante cerita…, hmmmm..sssshh,..
….ibumu mauuu saaayyy….hhhhhh yesss..ooouuuhhhhh,..
….ooohh yaaahhh.. Apaaah katanyaaah….
….diaa bilaaangg kamuuuhh pastiiihh sangguuupp…,..
….ngga risiih…. aku bertanya
….ooouuhhh..ssshhh risiiih jugaaahhh..,..
….nah trus…. aku berhenti sejenak sampai ia merengek minta diteruskan.
….hhhhh…makanyaaahhh bertahaaapp..ooouuhh goyang saaayyy ooouuff,..
….bertahap gimana…. aku diam lagi
….hhhh..jangan berhenti ddoooong, ssshhh maksuudnyaahh kalian main duluan, nantiih tante bergabung setelah kalian main setengah ronde, biar ngga cangguuungg…hhhhh yaaah ooh yaaahhh ooohhh yaaahhh,..
….maksudnya hhhh tante gabung belakangan gituuuhhh …. aaahhh……
….iyaaahh saayyy..tunggu kalian setengah ronde permainan dan tante datang langsung gabuuungg…sssshhhh,..
….kenaaapaaah..nggaa seekaaaliiiaan ajaahh langsuuung gituuhh….
kupercepat genjotan akibat membayangkan bagaimana nanti aku bermain dengan dua wanita paruhbaya yang jelita ini.
….tantee siiih mauuhh ajaaahh..taaapiii kaan iiibumuu yang mintaa, oouuhhh genjoot lebih keras lagiiihhh buuudd…ooohhh..yesss..tante ntarrr lagiiihh niihhh,.. ujar Bu Hesti terengah-engah mencoba mengimbangi hempasan di pangkal pahanya.
Sebentar lagi ia rupanya akan orgasme. Aku sudah hapal benar ..tingkah.. dan ..kebiasaan.. perempuan paruhbaya dan kelaminnya saat mereka menjelang orgasme. Kucoba mengatur permainanku agar ia lebih lama lagi. Aku memperlambat gerakan dan menjulurkan lenganku kebalik punggungnya, langsung memeluk dan mencium, dengan mesra.
….jangan keluar dulu tante, Budi mau tante lebih lama karena hari ini tante kelihatan cantik sekali,.. aku mencoba merayu untuk mengalihkan perhatiannya.
….ouuuufff….ooohhh..kamuuhh bilang..tantee cantiiikk.. Hhhh…aaaauuuhhh..cantik mana sama oouuhhh ibuu kamuuu uuuuhhhh.. Hooohhhh..ssshhhhh,..
….sama-sama cantik, tante sayang…., saya suka sekali penampilan dan tingkah genit tante seperti ini,..
….bisaa ajaaah kamuuuhh saaayy..oouuhhh nikmatnyaah goyangan kamuuuuhhh..tante bisa gilaa kalau nggak main sehari aja sama kamu..oooouuhhh..yesss..yesss..yesss,..
Cerita Sex Gairah Ibu Siska Ibu Angkatku Aku berhasil juga membuatnya bertahan lebih lama, dengan gaya yang romantis itu tadi, yang tentu saja mengalihkan perhatian dan membuat ia GR dengan pujian-pujianku. Saat ini aku memang ingin kami mencapai klimaks bersama-sama, oleh sebab itulah saat penisku merasakan gejala klimaks di dinding vagina Bu Hesti, aku langsung berhenti bergoyang. Hasilnya, sudah 30 menit permainan, ia belum keluar juga, aku pun berusaha untuk mencapai klimaks yang segera. Setiap gesekan dinding penisku dan vaginanya, sangat kuresapi sehingga beberapa saat setelah kira-kira 45 menit persetubuhan itu berjalan aku mulai merasakannya.
….oooouuuhhh..tanteeeeehhh…keluar sama-sama yuuukk say…,..
….uuuuhhh..yesss..ayo sayaaaangg..tanteeeh juga sudaaah nggaaaa sangguuup lagiiiiihh oouuuhhhh…ooohhh..yessss..yesss..yesss..yesss…aaaa u uuhhh….nikmaaatnyaaaahhh oou uuhhhh….hhhhh….budiiiihhhh..buuuuudiii..budiiii..b udiii..yesss!!! yes!!! Tekan sayang, tekan sayaaaang..,.. desahannya berubah jeritan, aku juga semakin mempercepat naik turun, kini menghempas keras pinggang kami.
….Yes tante! Tante! Tante! Tante! Ooouuuhhhh…..goyang sayang oouuhh!!!..
….Peeeluukkk tanteeehhh aaaoouuuhhh..sayaaang peluk tante, peluk tante oouuhhhh!!..
Akhirnya ia melepas juga, menyembur didalam sana, dari lubuk rahimnya keluar cairan hangat menerpa kepala penisku.
….oooouuuhhh..yeeess..tante, tanteeeeeee oooooohhhhhhh!!!!.. aku melepas juga beberapa detik setelah Bu Hesti orgasme. 1,2,3,4,6,7,9,12,,15kali semburan spermaku di dalam liang vaginanya. Penuh! Sampai menyembur beberapa tetes keluar dari kemaluan Bu Hesti.
Lama kami saling mendekap erat sekali, aku menindih sambil memeluk kuat tubuh bagian atasnya, benar-benar lezat tubuh dosenku ini, kedua payudaranya tergencet dadaku. Bibirnya kubekap dengan bibirku, kusedot lidah Bu Hesti, kutelan liurnya hampir tak bersisa. Bu Hesti juga dengan antusias menyedot lidahku. Luar biasa permainan ini!Cerita Sex Terbaru
….mmmmhhhh….nikmatnya saaay….tante puas sekali..,..
….saya juga tante, tante tadi hebat!.. pujiku
….hebat gimana say….
….bisa lama begitu, saya puas sekali,..
….Ah, itu karena kamu yang ngajari tante. Mulanya sejak tadi tante sudah hampir sampai tapi karena kamu ajak ngobrol jadi tante bisa bertahan lama,..
….pokoknya tante luar biasa, nanti kalau main bertiga tante juga harus mengatur biar bisa lama seperti tadi,..
….akan tante coba, tapi biasanya tante ngga bisa kontrol, kalau sudah terasa geli sedikit aja, pasti tante langsung genjot trus keluar deh..,.. akunya polos.
Kucium pipinya dengan mesra, tante membalas sampai beberapa menit setelah itu ia minta istirahat dulu karena seharian tadi ia sudah ..kerja keras.. merayu Bu Siska supaya mau main bertiga.
Kubiarkan ia tertidur disamping aku yang melamun membayangkan bagaimana rasanya besok kami (aku, Bu Siska dan Bu Hesti) akan menikmati dua hari di Villa puncak, main bertiga untuk yang pertama kalinya. Kubayangkan bagaimana aku akan melayani dan dilayani dua perempuan cantik paruhbaya bertubuh montok ini. Satu adalah ibu angkatku yang selama ini menjadi partner seks tetap dan satunya lagi adalah dosen akuntansiku di kampus.
Bu Siska punya buah dada besar, bisa untuk menjepit penisku. Memeknya berbulu lebat sekali, aku hobi menjilatnya, mainnya kreatif dan punya banyak ide untuk membuat aku selalu merasa berbeda dari waktu ke waktu. Bu Hesti punya wajah menggairahkan, membuat setiap orang yang memandangnya jadi nafsuan, susunya tak sebesar milik ibu, tapi aku suka bentuknya yang agak panjang seperti pepaya, walaupun sudah sedikit turun karena usia dan empat orang anak yang menetekinya dulu.
Yang paling kusuka dari Bu Hesti adalah memeknya yang masih terasa sempit, walaupun tidak se-..empot-empot.. memek ibu angkatku, memek Bu Hesti terasa lebih mencengkeram. Mungkin karena aku baru memakainya beberapa kali saja dibanding memek Bu Siska yang hampir tiap hari dan tiap jam aku jejali dengan penis perkasa ini.
Gara-gara keasikan melamunkan bayangan vulgar itu, aku jadi tegang lagi. Sejam saja sejak orgasme tadi, aku kembali meminta jatah dari Bu Hesti. Malah kali ini kubiarkan ia terlelap dan dengan hati-hati kumiringkan badannya dan menekuk satu kakinya kedepan. Dengan hati-hati setelah menempatkan diri berjongkok di belakang pantatnya yang semok itu, aku menempelkan kemaluanku tepat dibibir vaginanya yang masih saja basah akibat tumpahan cairan kelamin kami tadi. Blesss!!! Sekali dorong, langsung tertembus. Pemiliknya kaget dan terbangun, menemukan dirinya sedang dientot lagi.
….oooouuhhh….saaayyy…kamu jahaaaaatttt..aaaaaaaaahhhh..,.. meski begitu ia menikmati juga.
Akhirnya permainan itu berlangsung juga, kubawa ia terbang melayang berkali-kali sampai setelah itu aku melepas untuk yang keduakali hari ini dalam vaginanya. Ah..Bu Hesti, Bu Hesti…Nikmatnya memekmu!!!
Sampai di rumah malam itu, aku langsung masuk kamar. Dan betapa aku terkejut melihat pemandangan di dalam sana. Di tempat tidurku sudah berbaring seorang perempuan paruh baya, mengenakan daster tipis, baju tidur transparan dari bahan sutra putih lembut yang cukup memberikan gambaran bentuk tubuh sintal nan aduhai.
Wajahnya menyunggingkan senyum yang lebih berarti ajakan bagiku untuk segera ..menyantap.. hidangan itu mentah-mentah! Huh, ibu rupanya juga menginginkan itu, sehingga tanpa permisi padaku, begitu aku duduk di pinggiran tempat tidur dan akan menciumnya ia menyambut dengan antusias. Tangannya langsung dengan cekatan mencomot satu-persatu pelapis tubuhku.
….kamu jahat membiarkan ibu menunggu dari sore tadi…., besok kita akan ke puncak. Bu Hesti tentu sudah memberitahukan itu,.. lembut dan datar sekali suaranya, menunjukkan betapa ia seorang ibu yang matang fisik dan mental.
….apa itu Bu….
….nakal kamu, pura-pura tidak tahu,.. lanjutnya setelah berhasil melepas semua pakaianku
….Baru saja kamu pasti sudah melayani Bu Hesti, sekarang apa masih ada sisa untuk ibu….
….haaah…. aku terkejut ternyata ibu tahu itu. Tapi belum lagi aku habis berpikir bagaimana ia sampai mengetahuinya, ibu sudah menindih, dengan sedikit mengangkat gaun tipis itu ia langsung menempatkan diri diatas pinggangku yang kini terbaring dengan penis yang secepat itu pula tegang mengeras.
….ayoooh say, ibu sudah basaah dari tadi, ngga tahan mbayangin kamu terus, oouuh,..
….ssshhhh..oouuhh ibuuuuuhhh enaaaakhhhh,.. desahku meluncur begitu ia menurunkan pantatnya dan membalut penis tegangku kedalam celah liang vaginanya. Langsung menggoyang naik turun, pelan, pelan, dipercepat, agak cepat dan semakin cepat sehingga kini keciplaknya mulai terdengar keras.
Plak! Plak! Plak! Bunyi kemaluan kami yang bertaut dan mulai becek disekitarnya akibat cairan ibu yang ternyata memang sudah banyak sekali. Nafsunya sudah sangat tak tertahan rupanya, sehingga sekejap saja ia sudah ..basah.. seperti itu.
….Oooohhhhh!!! Ooohhh..ooooohhhh..ooohhh..aaahhh..oooohhh,.. jeritnya keras sambil menjambak-jambak sendiri rambutnya yang lepas tergerai. Kubelai buah dada besar ibu yang sudah lama menjadi ..hak-ku.. itu.
….oooohhh yyeeeeessshhhh yaaang kerassshhh remeeeeshhh susu ibuuu!!!.. teriaknya lagi.
Tak tahan dengan sensasi nikmat ibu angkatku ini, aku jadi ikut-ikutan bernafsu. Kubanting tubuhnya, giliran aku yang diatas memompa naik turun. Padahal gaun tidur sutra itu masih melekat dan kini melingkari pinggangnya. Bagian dadanya melorot kebawah dan roknya terangkat keatas pinggang. Sebuah pemandangan yang justru membuat nafsu semakin terpanggang birahi. Aku menghempas sejadi-jadinya, menggenjot sekeras-kerasnya dan menusuk sedalam-dalamnya. Mulutku seringkali menunduk dan langsung meraih puting buah dadanya, menyedot menarik-nariknya dengan gemas.
Ibu tak mau pasif saja, sejurus kemudian ia membalikkan posisi. Aku kembali berada dibawah, ia berputar menghadap ke arah kakiku, sambil terus saja mengocok vaginanya dengan penisku turun naik. Bongkahan pantatnya yang semok besar kuremas-remas, ketika terangkat ke atas ia menunjukkan betapa kemaluanku yang tegak dan keras itu menyangga celah bibir vaginanya. Saat turun menghempas keras, ia menimbulkan keciplak seperti suara tepuk tangan. Benar-benar pemandangan yang sensasional dan memabukkan.
….Say, hhhooooohhhhh ibuuuhh nggggaaaa taaaahaaannnn..mooo keeeluar aaauhhh!!!..Cerita Sex Terbaru
….yyaaahhh buuuhhh ayoooohhh keluarin…hhhh, tapiiii hhhheehhh baliikk duluh.. pintaku sambil terengah-engah.
Sejenak kemudian ia melepas pertautan vagina dan penis itu. Lalu berbaring telentang disampingku. Kakinya diangkat tinggi keatas dengan paha yang membuka lebar, menunjukkan belahan bibir vagina yang merah merekah dengan bulu lebat itu. Benar-benar sensasional! Vagina itu kini menganga lebar menunggu penisku untuk ..menuntaskannya.. dengan segera.
….ah..ibu…,.. aku sampai berguman mengagumi pemandangan yang terhidang begitu sempurna dihadapanku sekarang.
….kenapa saaaay…. rajuknya manja.
….vagina ibu bagus sekali…,.. dengan jujur kukatakan.
….ah kamu bisa aja, ayo say..ibu ngga tahan niih..,.. pintanya sekali lagi. Aku yang kemudian tak tahan juga. Secepatnya kutempatkan pinggangku diantara pahanya, menempelkan penisku di bibir merah vaginanya, meraih kedua susu besar ibu dengan kedua tanganku dan langsung menggenjot keras dan cepat sekali.
….Ooooooouuuuuhhhhh…aaaaaahhhh..ahhhh..ahhh..ahhhh ..ah hh..yesss!!!!.. jeritan khas Bu Siska setiap kali ia akan menjelang orgasme.
Aku bergerak tanpa jeda, terus menggenjot naik turun sambil meremas dan berpegang pada buah dada besar itu.
….mmmmmmm……mmmmm..mmmmhhhhhhhh..oooooohhhh..iiibuu uuh h keluaar rrrrrrrrr….ooooooooooooouuuuhhhhhhhhhh yesss yesss yesss…haaaaaaaaahhhhh,.. jerit panjang itu mengantarnya sampai di ujung kenikmatan.
….Yaaahhhh..buuuuhhh ayooohhh keluariiinnn semuaaahhh ooohhh meeemeeek ibuuuuhh enakkkk ooouuhhh..sshhhh…jepiitttt buuuuhhh ooouuhhhhh,.. aku ikut berteriak merasakan jepitan vagina ibu yang semakin keras saat-saaat ia terasa melepas di dalam sana. Duh, nikmatnya memek ibu angkatku ini.
Beberapa saat tubuhnya mengeras, pahanya mengapit tubuhku dengan kuat. Ia melepas dengan begitu nikmat. Aku menunduk memberikan ciuman mesra setelah ia sedikit melemas menuntaskan puncak orgasmenya.
….jangan lupa, bu. Saya belum….,.. bisikku pelan sambil mengecup belakang telinganya, berusaha membuat ibu bangkit lagi.
….yaaa..sayang, goyang aja yang pelan..ibu masih sanggup, tapi yang pelan aja ya….
….baik bu,.. aku mulai menggoyang lagi. Dengan pelan seperti permintaannya. Dengan mesra seperti yang lebih aku suka.
….I love you, Bu..,.. bisikku sambil terus menggoyang naik turun diatas tubuhnya. Matanya yang sedari orgasme tadi terpejam, membuka dan menatapku seperti tak percaya.
….ibu juga sayang kamu….oouuuhhhh…nikmatnyaaahhhh,.. ibu langsung memelukku erat. Membelai lembut punggungku. Aku meneruskan goyangan pinggul naik turun diatas pangkal pahanya dengan pelan dan mesra.
Bibir kami bertaut, saling melumat didalam sana, lidahku dan lidah ibu seperti berebut membelai dinding-dinding dalam rongga mulut kami.
Pahanya mulai menjepit, mengapit pinggangku yang terus bergoyang. Bu Siska rupanya telah bangkit lagi dengan permainan lidahku di permukaan buah dadanya. Bibirnyapun mulai menggumam lagi, nafasnya turun naik.
Kupercepat goyangan dari atas, ..ooooouuhhh…sayaaang..,.. desahnya,
Ibu mulai berusaha mengimbangi goyanganku, pinggulnya dibuat meliuk seperti menuntun alur kemaluanku dalam liang vaginanya.
….ssshhhhh….ibuuuu diatas say..,..
Kami berbalik posisi. Ibu sekarang menindih, berat juga karena ukuran tubuhnya yang montok besar itu. Tapi kenikmatan liang vaginanya yang terus membalut lembut penisku membuat aku tak merasakan beban tubuhnya. Ia kini asik bergoyang, pelan awalnya dan bertahap dipercepat.
Kali ini aku tak mau berlama-lama lagi, bersamaan saat ibu menyodorkan buah dadanya ke mulutku, pahanya seperti mengepit memberikan tanda bahwa ia sudah menjelang orgasme lagi. Memang sudah tigapuluh menit sejak orgasmenya yang pertama tadi.
….ibuuuhhh mau keluar….
….iyaahhh saaayaaangg..hhhh seeebenntaaar lagiiiihhh rasanyaaahhh..,..
….samaaahh—samaaahhh buuuhhhh..saya jugaaah,..
….ayoooohh saaayyy sekaraaanggg..hhh..hhhh..hhhh..ooouuhhhh…,..
ibu mempercepat genjotannya. Aku mempererat pelukanku, kami berciuman mesra, dengan kuat dan sepenuh hati. Sampai kemudian..
….aaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuhhhhhhhh..ssshhhh..ooo ooo hhhhhhhhh..ibuuuu keeelu aaaarrrrrr…buuuuddiiiiihhh…iiiyeeesss…ooouuhhhh h yeeeeessss..ooohhh yeessss,.. jeritnya panjang sembari menjepit keras.
Beberapa detik kemudian aku menyusul..
Baca Juga Cerita Seks Nyokap Sahabatku
….Ooooooooooohhhhhh..buuuuuuuhhhh….aaahhhhhhhh..ye sss yess yesss yesss oouh yess ouh yesss ouhhh yesssss….!!!!.. aku melepas puas.
Untuk kesekian kalinya pada hari ini kutumpahkan spermaku dalam liang vagina perempuan paruh baya ini. Puas sudah rasanya menikmati sari tubuh Bu Siska yang kini terkapar disebelahku.
….Bu…,.. aku memanggilnya setengah berbisik.
….iya sayang.. sahut bu Siska mesra sambil mengecup.
….ibu ingat nggak kalo besok pagi kita ngapain di puncak…,.. aku ragu melanjutkannya.
….ingat dong, say…emang kenapa.. Ada perubahan….
….engga sih, Cuma Budi koq canggung ngomongnya…,..
….malu.. Masa sih kamu malu say….
….ibu sendiri gimana….
….eeemmmm…gimana yaaah..asik juga, malah ibu nggak sabaran rasanya…hehehe jadi malu…,.. ibu menutup wajahnya dengan bantal. Aku geli juga membayangkan kejadian besok. Benar juga kata ibu. Pastilah sangat mengasikkkan. Ah aku tak sabar lagi !!!
Read more...
Aku dan Dia, Ngentot Dengan Pembantu Seperti Layaknya Pasutri
Aku dan Dia, Ngentot Dengan Pembantu Seperti Layaknya Pasangan Suami Istri
Aku dan Dia, Ngentot Dengan Pembantu Seperti Layaknya Pasutri
Hari ini seperti biasa aku perhatikan
istriku sedang bersiap untuk berangkat kerja, sementara aku masih
berbaring. Istriku memang harus selalu berangkat pagi, tidak seperti
pekerjaanku yang tidak mengharuskan berangkat pagi. Tidak lama kemudian
aku perhatikan dia berkata sesuatu, pamitan, dan perlahan meninggalkan
rumah.
Sementara aku bersiap kembali untuk
tidur, kembali kudengar suara orang mendekat ke arah pintu kamar. Tetapi
langsung aku teringat pasti pembantu rumah tangga kami, Lia, yang
memang mendapat perintah dari istriku untuk bersih-bersih rumah sepagi
mungkin, sebelum mengerjakan yang lain.
Lia ini baru berumur 17 tahun, dengan
tinggi badan yang termasuk pendek namun bentuk tubuhnya sintal. Aku
hanya perhatikan hal tersebut selama ini, dan tidak pernah berfikir
macam-macam sebelumnya. Tidak berapa lama dari suara langkah yang
kudengar tadi, Lia pun mulai tampak di pintu masuk, setelah mengetuk dan
meminta izin sebentar, ia pun masuk sambil membawa sapu tanpa menunggu
izin dariku. Baru pagi ini aku perhatikan pembantuku ini, not bad at
all.
Karena aku selalu tidur hanya dengan
bercelana dalam, maka aku pikir akan ganggu dia. Dengan masih pura-pura
tidur, aku menggeliat ke samping hingga selimutku pun tersingkap.
Sehingga bagian bawahku sudah tidak tertutup apapun, sementara karena
bangun tidur dan belum sempat ke WC, kemaluanku sudah mengeras sejak
tadi. Dengan sedikit mengintip, Lia berkali-kali melirik kearah celana
dalamku, yang didalamnya terdapat ‘Mr. Penny’ku yang sudah membesar dan
mengeras. Namun aku perhatikan dia masih terus mengerjakan pekerjaannya
sambil tidak menunjukkan perasaannya.
Setelah itu dia selesai dengan
pekerjaannya dan keluar dari kamar tidur. Akupun bangun ke kamar mandi
untuk buang air kecil. Seperti biasa aku lepas celana dalamku dan
kupakai handuk lalu keluar mencari sesuatu untuk minum. Kulihat Lia
masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, aku rebahkan diriku di sofa
depan TV ruang keluarga kami. Sejenak terlintas untuk membuat Lia lebih
dalam menguasai ‘pelajarannya’. Lalu aku berfikir, kira-kira topik apa
yang akan aku pakai, karena selama ini aku jarang sekali bicara dengan
dia.
Sambil aku perhatikan Lia yang sedang
sibuk, aku mengingat-ingat yang pernah istriku katakan soal dia.
Akhirnya aku ingat bahwa dia memiliki masalah bau badan. Dengan
tersenyum gembira aku panggil dia dan kuminta untuk berhenti melakukan
aktivitasnya sebentar.
Lia pun mendekat dan mengambil posisi
duduk di bawah. Duduknya sangat sopan, jadi tidak satupun celah untuk
melihat ‘perangkatnya’. Aku mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan
menanyakan apakah benar dia mempunyai masalah BB. Dengan alasan tamu dan
relasiku akan banyak yang datang aku memintannya untuk lebih perhatian
dengan masalahnya.
Dia hanya mengiyakan permintaanku, dan
mulai berani mengatakan satu dua hal. Semakin baik pikirku. Masih dengan
topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, dan mendapat
respon yang baik. Sementara dudukku dengan sengaja aku buat seolah tanpa
sengaja, sehingga ‘Mr. Penny’ku yang hanya tertutup handuk akan
terlihat sepenuhnya oleh Lia.
Aku perhatikan matanya berkali-kali
melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku, yang secara tidak sengaja mulai bangun.
Lalu aku tanyakan apa boleh mencium BB-nya, sebuah pertanyaan yang cukup
mengagetkannya, selain karena pertanyaan itu cukup berani, juga karena
matanya yang sedang melirik ke ‘anu’ ku. Untuk menutupi rasa malunya,
diapun hanya mengangguk membolehkan.
Aku minta dia untuk mendekat, dan dari
jarak sekian centimeter, aku mencoba mencium BBnya. Akalku mulai
berjalan, aku katakan tidak begitu jelas, maka dengan alasan pasti
sumbernya dari ketiaknya, maka aku minta dia untuk menunjukkan
ketiaknya. Sejenak dia terdiam, mungkin dipikirnya, apakah ini harus
atau tidak. Aku kembali menyadarkannya dengan memintanya kembali
memperlihatkan ketiaknya.
Melihat tatapannya aku mengerti bahwa
dia tidak tahu apa yang harus dikerjakannya untuk memenuhi permintaanku.
Maka aku dengan cepat menuntunnya agar dia tidak bingung akan apa yang
harus dilakukan. Dan aku katakan, naikkan saja baju kaosnya sehingga aku
dapat memeriksa ketiaknya, dan aku katakan jangan malu, toh tidak ada
siapapun di rumah.
Perlahan diangkatnya baju kaosnya dan
akupun bersorak gembira. Perlahan kulit putih mulusnya mulai terlihat,
dan lalu dadanya yang cukup besar tertutup BH sempit pun mulai terlihat.
‘Mr. Penny’ku langsung membesar dan mengeras penuh.
Setelah ketiaknya terlihat, akupun
memberi perhatian, kudekatkan hidungku terlihat bulu ketiaknya cukup
lebat. Setelah dekat aku hirup udara sekitar ketiak, baunya sangat
merangsang, dan akupun semakin mendekatkan hidungku sehingga menyentuh
bulu ketiaknya. Sedikit kaget, dia menjauh dan menurunkan bajunya. Lalu
aku katakan bahwa dia harus memotong bulu ketiaknya jika ingin BBnya
hilang.
Dia mengangguk dan berjanji akan
mencukurnya. Sejenak aku perhatikan wajahnya yang tampak beda, merah
padam. Aku heran kenapa, setelah aku perhatikan seksama, matanya
sesekali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku. Ya ampun, handukku tersingkap
dan ‘Mr. Penny’ku yang membesar dan memanjang, terpampang jelas di depan
matanya. Pasti tersingkap sewaktu dia kaget tadi.
Lalu kuminta Lia kembali mendekat, dan
aku katakan bahwa ini wajar terjadi, karena aku sedang berdekatan dengan
perempuan, apalagi sedang melihat yang berada di dalam bajunya. Dengan
malu dia tertunduk. Lalu aku lanjutkan, entah pikiran dari mana,
tiba-tiba aku memuji badannya, aku katakan bahwa badannya bagus dan
putih.
Aku juga mengatakan bahwa bibirnya
bagus. Entah keberanian dari mana, aku bangun sambil memegang tangannya,
dan memintanya berdiri berhadapan. Sejenak kami berpandangan, dan aku
mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami berciuman cukup lama dan
sangat merangsang. Aku perhatikan dia begitu bernafsu, mungkin sudah
sejak tadi pagi dia terangsang.
Tanganku yang sudah sejak tadi berada di
dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa.
Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara tanganku
berusaha membuka bajunya. Beberapa saat nampaknya kesadaran Lia bangkit
dan melakukan perlawanan, sehingga kuhentikan sambil membuka bajunya,
dan aku kembali mencium bibirnya hingga lama sekali. Begitu Lia sudah
kembali mendesah, perlahan tangan yang sejak tadi kugunakan untuk
meremas dadanya, kuarahkan ke belakang untuk membuka kaitan BHnya.
Hingga terpampanglah buah dadanya yang berukuran cukup besar dengan
puting besar coklat muda.
Lumatan mulutku pada buah dadanya
membuatnya sudah benar-benar terangsang, sehingga dengan mudah tanganku
menuju ke arah ‘Veggy’nya yang masih bercelana dalam, sedang tanganku
yang satunya membawa tangannya untuk memegang ‘Mr. Penny’ku. Secara
otomatis tangannya meremas dan mulai naik turun pada ‘Mr. Penny’ku.
Sementara aku sibuk menaikkan roknya
hingga celana dalamnya terlihat seluruhnya. Dan dengan menyibakkan
celana dalamnya, ‘Veggy’nya yang basah dan sempit itupun sudah menjadi
mainan bagi jari-jariku. Namun tidak berapa lama, kurasakan pahanya
menjepit tanganku, dan tangannya memegang tanganku agar tidak bergerak
dan tidak meninggalkan ‘Veggy’nya. Kusadari Lia mengalami orgasme yang
pertama
Setelah mereda, kupeluk erat badannya
dan berusaha tetap merangsangnya, dan benar saja, bebrapa saat kemudian,
nampak dirinya sudah kembali bergairah, hanya saja kali ini lebih
berani. Lia membuka celana dalamnya sendiri, lalu berusaha mencari dan
memegang ‘Mr. Penny’ku. Sementara secara bergantian bibir dan buah
dadanya aku kulum.
Dan dengan tanganku, ‘Veggy’nya
kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bibir ‘Veggy’nya, hingga
ke dalam, dan daerah sekitar lubang pantatnya. Sensasinya pasti sungguh
besar, sehingga tanpa sadar Lia menggelinjang-gelinjang keras.
Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bibirku pindah menuju bibirnya,
sementara ‘Mr. Penny’ku ku dekatkan ke bibir ‘Veggy’nya, ku elus-elus
sebentar, lalu aku mulai selipkan pada bibir ‘Veggy’ pembantuku ini.
Sudah seperti layaknya suami dan istri,
kami seakan lupa dengan segalanya, Lia bahkan mengerang minta ‘Mr.
Penny’ku segera masuk. Karena basahnya ‘Veggy’ Lia, dengan mudah ‘Mr.
Penny’ku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama
kali berhubungan badan, terasa sekali otot ‘Veggy’ Lia menegang dan
mempersulit ‘Mr. Penny’ku untuk masuk.
Dengan membuka pahanya lebih lebar dan
mendiamkan sejenak ‘Mr. Penny’ku, terasa Lia agak rileks. Ketika itu,
aku mulai memaju mundurkan ‘Mr. Penny’ku walau hanya bagian kepalanya
saja. Namun sedikit demi sedikit ‘Mr. Penny’ku masuk dan akhirnya
seluruh batangku masuk ke dalam ‘Veggy’nya. Setelah aku diamkan sejenak,
aku mulai bergerak keluar dan masuk, d`n sempat kulihat cairan berwarna
merah muda, tanda keperawanannya telah kudapatkan.
Erangan nikmat kami berdua, terdengar
sangat romantis saat itu. Lia belajar sangat cepat, dan ‘Veggy’nya
terasa meremas-remas ‘Mr. Penny’ku dengan sangat lembut. Hingga belasan
menit kami bersetubuh dengan gaya yang sama, karena ku pikir nanti saja
mengajarkannya gaya lain. ‘Mr. Penny’ku sudan berdenyut-denyut tanda tak
lama lagi aku akan ejakulasi. Aku tanyakan pada Lia, apakah dia juga
sudah hampir orgasme.
Lia mengangguk pelan sambil terrsenyum.
Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya untuk orgasme bersama. Lia
semakin keras mengelinjang, hingga akhinya aku katakan kita keluar
sama-sama. Beberapa saat kemudian aku rasakan air maniku muncrat dengan
derasnya didalam ‘Veggy’nya yang juga menegang karena orgasme. Lia
memeluk badanku dengan erat, lupa bahwa aku adalah majikannya, dan
akupun melupakan bahwa Lia adalah pembantuku, aku memeluk dan menciumnya
dengan erat.
Dengan muka sedikit malu, Lia tetap
tertidur disampingku di sofa tersebut. Kuperhatikan dengan lega tidak
ada penyesalan di wajahnya, tetapi kulihat kepuasan. Aku katakan padanya
bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulang jika
dia mau, dan dijawab dengan anggukkan kecil dan senyum. Sejak saat itu,
kami sering melakukan jika istriku sedang tidak ada. Di kamar tidurku,
kamar tidurnya, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, garasi,
bahkan dalam mobil.
Lia ikut bersama kami hingga tahunan,
sampai suatu saat dia dipanggil oleh orang tuanya untuk dikawinkan. Ia
dan aku saling melepas dengan berat hati. Namun sekali waktu Lia datang
kerumahku untuk khusus bertemu denganku, setelah sebelumnya menelponku
untuk janjian.
Anak satu-satunyapun menurutnya adalah anakku, karena suaminya mandul. Tapi tidak ada yang pernah tahu.
Read more...
Menikmati Kemolekan Tubuh Mbak Eva, Seorang Janda Gersang Seksi
Menikmati Kemolekan Tubuh Mbak Eva, Seorang Janda Gersang Seksi
Kemolekan Tubuh Mbak Eva, Seorang Janda Gersang Seksi
Sebelumnya saya perkenalkan diri
terlebih dahulu, nama saya Panji (samaran), usia saya saat ini adalah 37
tahun. Kejadian ini adalah kisah nyata hidup saya yang terjadi 10 tahun
yang lalu, jadi saat itu usia saya baru sekitar 27 tahun.
Sebelum saya ceritakan pengalaman saya
dengan Mbak Eva sang janda gersang, perlu saya sampaikan juga bahwa
(mungkin) saya mengidap suatu kelainan (meskipun mungkin kadarnya masih
sangat ringan), yaitu saya lebih tertarik dengan wanita yang usianya
sebaya dengan saya ataupun lebih tua, meskipun saya tidak terlalu
menolak dengan wanita yang usianya dibawah saya.
Hampir semua (tapi tidak 100 persen),
pacar-pacar saya ataupun teman-teman kencan saya biasanya memiliki usia
sebaya ataupun lebih tua. Tetapi istri saya saat ini memang lebih muda
dari saya 5 tahun.
Saya menyenangi wanita yang lebih tua,
karena saya merasa kalau bermain cinta dengan mereka, saya merasakan ada
sensasi tersendiri. Terlebih kalau teman kencan saya seorang janda
gersang, saya akan semakin menikmati permainan-permainannya dengan baik.
Saya mempunyai seorang tetangga, sekaligus kawan bermain, tetapi
usianya 3 tahun dibawah saya, sebut saja namanya Steven (tentunya juga
nama samaran).
Saya berkawan dan bersahabat dengan dia
sudah sejak kecil. Hubungan saya dengan Steven sudah seperti kakak
beradik. Kami saling bermain, saya ke rumahnya ataupun dia yang ke
rumahku. Makan dan terkadang tidur pun kami sering bersama. Steven ini
anak tertua dari 4 bersaudara. Ayahnya meninggal dunia ketika dia
berumur 15 tahun.
Steven ini mempunyai ibu, namanya Eva.
Meskipun Mbak Eva ini ibu dari teman dekat saya, tetapi saya
memanggilnya tetap dengan panggilan mbak, bukan tante (saya tidak tahu
kenapa memanggilnya mbak, mungkin saya ikut-ikutan ibu saya). Karena
saya sudah terbiasa bergaul dengan keluarga Mbak Eva, maka Mbak Eva
menganggap saya sudah seperti anaknya sendiri. Sehingga Mbak Eva tidak
merasa malu untuk bertingkah wajar di hadapanku, terutama sekali dia
sudah terbiasa berpakaian minim, meskipun saya ada di depannya.
Apabila selesai mandi, dan keluar dari
kamar mandi, Mbak Eva tanpa malu-malu jalan di hadapan saya hanya dengan
melilitkan handuk di tubuhnya. Sehingga dengan jelas sekali terlihat
kemolekan tubuhnya. Warna kulitnya yang kuning bersih, dengan bentuk
pantat yang bulat dan sintal, serta sepasang lengan yang indah dengan
bebasnya dapat dipandangi, meskipun saya pada saat itu masih SD ataupun
SMP, tetapi secara naluri, saya sudah ingin juga melihat kemolekan tubuh
Mbak Eva.
Hubungan dengan Steven tetap baik,
meskipun saya sudah pindah rumah (meskipun dalam satu kota) dan meskipun
saya sudah kuliah ke lain kota, hubungan saya dengan keluarga Mbak Eva
juga tetap tidak berubah. Kalau saya pulang ke rumah sebulan sekali,
saya selalu sempatkan main ke rumah Steven.
Setelah kematian suaminya, Mbak Eva
selama kurang lebih 8 tahun tetap menjanda, dan akhirnya menjadi janda
gersang. Meskipun sebenarnya banyak laki-laki yang tertarik padanya,
karena Mbak Eva ini orangnya cantik, seksi, kulitnya kuning, bicaranya
ramah dan supel. Penampilannya selalu nampak bersih (selalu bermake-up
setiap saat). Tetapi semuanya ditolak, karena alasan Mbak Eva pada saat
itu katanya lebih berkonsentrasi untuk dia dalam mengasuh anak-anaknya.
Tetapi setelah 8 tahun janda gersang,
akhirnya dia menikah dengan seorang duda tua yang meskipun kaya raya
tetapi sakit-sakitan (Mbak Eva mau menikah dengan dia karena alasan
ekonomi). Tetapi perkawinan ini hanya bertahan kurang lebih 2 tahun,
karena suaminya yang baru ini akhirnya juga meninggal.
Setelah saya Dewasa, rasa tertarik saya
dengan Mbak Eva semakin menggebu. Tubuh yang seksi, pantat yang padat,
dan betis yang kecil serta indah selalu menjadi sasaran mata saya.
Terkadang saya sering mencuri pandang dengan Mbak Eva, pada saat ngobrol
dengan Steven dankebetulan Mbak Eva lewat. Apalagi kalau sedang ngobrol
dengan Steven dan Mbak Eva ikut, wah rasanya jadi senang sekali. Bahkan
sering saya sengaja main ke rumah Steven, dimana pada saat Steven tidak
ada di rumah, sehingga saya dengan leluasa dapat ngobrol berdua dengan
Mbak Eva.
Meskipun keinginan untuk bercinta dengan
Mbak Eva selalu menggebu, tetapi saya masih kesulitan untuk mencari
cara memulainya. Terkadang rasa ragu dan malu selalu menghantui, takut
kalau nanti Mbak Eva menolak untuk diajak bercinta. Tetapi kalau kemauan
sudah kuat, segala cara akan ditempuh demi tercapainya keinginan.
Hal ini terjadi secara kebetulan, ketika
suatu sore MBak Eva minta tolong saya untuk mengantarkan melihat
komplek perumahan yang baru di pinggiran kota, karena dia bermaksud
membeli rumah kecil di komplek perumahan tersebut.
Kami berdua berangkat dengan memakai
mobil saya. Karena lokasinya masih baru dan masih dalam tahap
pembangunan, sehingga sesampainya di lokasi, suasananya terlihat sepi,
tidak ada seorang pun di tempat itu. Kami berdua berkeliling-keliling
dengan berjalan kaki melihat-lihat rumah-rumah yang baru dibangun. Saya
ajak Mbak Eva masuk ke salah satu rumah yang sedang dibangun, yang
tentunya masih kosong, kami melihat-lihat ke dalamnya.
Kami berjalan berdampingan, dan setelah
masuk ke salah satu rumah yang sedang dibangun. Dengan tiba-tiba saya
dekap pundaknya, saya rekatkan ke dada saya, perasaan saya pada saat itu
tidak menentu, antara senang, takut kalau-kalau dia marah dan menampar
saya, dan perasaan birahi yang sudah sangat menggebu.
Tetapi syukur, ternyata dia hanya
tersenyum memandang saya. Melihat tidak ada penolakan yang berarti, saya
mulai berani untuk mencium pipinya, lagi-lagi dia hanya tersenyum malu
sambil pura-pura menjauhkan diri dan sambil berkata, “Ach.. Panji ini
ada-ada saja..”
Saya berkata, “Mbak Eva marah yaa..?”
Dia hanya menjawab dengan gelengan kepala dan sambil tersenyum terus menundukkan kepala.
Melihat bahasa tubuh yang menunjukkan
“lampu Hijau”, serangan saya semakin berani. Saya mengejarnya dan
mendekapnya, dan akhirnya saya berhasil mencium bibirnya yang tipis,
mungil dan berkilat oleh lipstick yang selalu menghiasi bibirnya. Sambil
saya bersandar di dinding, saya dekap dengan erat tubuh Mbak Eva.
Saya cium bibirnya, “Uhhmm..” dia bergumam dan balas memeluk dengan erat.
Ternyata tanpa diduga, Mbak Eva membalas
ciuman saya dengan bergairah. Saya kembali balas ciumannya yang sangat
bergairah dengan permainan lidah saya. Lidah kami sudah menari-nari.
Kedua tangan saya sudah mencari sasaran-sasaran yang sensitif. Bukit
kembarnya yang mungil tapi masih padat dan terlihat seksi menjadi
sasaran kedua tangan saya.
Kedua bukit kembar ini sudah lama
kuidam-idamkan untuk menjamahnya. Kami berciuman agak lama. Nafas Mbak
Eva semakin memburu. Ciuman, saya alihkan dari bibirnya yang mungil
turun ke lehernya. Dia menengadahkan wajahnya sambil matanya terpejam.
Menikmati rangsangan kenikmatan yang sudah lama tidak dia rasakan.
“Uchmm.. mm..” mulutnya selalu bergumam, tandanya dia menikmatinya.
Kedua tanganku saya dekapkan ke
pantatnya yang bulat dan seksi. Sehingga tubuhnya semakin marapat ke
tubuh saya. Dekapan kedua tangannya ke leher saya semakin diperkuat,
seiring dengan lenguhan bibirnya yang semakin panjang, “Uuucchmm.. mm.”
Batang kejantanan yang tegang sejak
berangkat dari rumahnya Mbak Eva, kini ditekan dengan kencang oleh tubuh
Mbak Eva yang bergoyang-goyang. Rasa nikmat menjalar dari batang
kejantananku mengalir naik ke ubun-ubun. Ciumanku terus turun setelah
beberapa lama singgah di lehernya, turun menuruni celah bukit kembarnya.
Kedua BH-nya yang berwarna merah muda, serasi dengan kulitnya yang
langsat, semakin menambah indahnya susu Mbak Eva.
Karena tubuh Mbak Eva agak kecil, saya
agak sedikit berjongkok, agar mampu mencium kedua susunya yang sudah
mengeras. Kedua tangan saya pergunakan untuk menahan punggungnya yang
mulai melengkung atas sensasi ciuman saya ke susunya. Deru nafas Mbak
Eva semakin memburu.
Gesekan tubuhnya ke batang keperkasaan
saya semakin cepat frekuensinya, dan akhirnya, “Udach acch Panjii..
jangan disini, nggak enak kalau nanti ketahuan..” sambil berusaha
melepaskan tubuhnya dari dekapan saya.
“Sebentar Mmmbbak..!” jawab saya dengan mulut tidak bergeser dari susunya.
“Panji, nanti kita lannjuttkan saja di llain ttemmpat..” suranya terputus-putus karena tersengal oleh nafasnya yang memburu.
“Oke dech Mbak Eva, tapi Mbak Eva harus
janji dulu, kapan dilanjutkannya dan dimana..?” tanyaku sambil masih
mendekap dengan erat tubuh Mbak Eva.
“Besok pagi saja di rumahku jam sepuluh. Karena kalau pagi rumahku sepi.”
“Oke dech, besok pagi jam sepuluh saya datang lagi.”
“Yuk kita pulang, anter aku dulu ke rumah, anak nakaall..!” pinta Mbak Eva manja sambil mencubit hidungku.
“Aku antar ke rumah, tapi kasih dulu
uang muka untuk besok pagi.” sambil mengarahkan ciuman saya ke bibirnya
sekali lagi sebagai uang muka untuk besok pagi.
Dia belum sempat tersenyum karena bibirnya sudah kukulum dengan mesranya.
Hari mulai gelap dan gerimis mengiringi
kepulangan kami. Kami berjalan pulang ke rumah Mbak Eva, tetapi suasana
dalam perjalanan pulang sudah jauh berbeda dengan suasana ketika kami
berangkat tadi. Karena ketika kami berangkat tadi, perilaku kami sebagai
seorang tante dengan “keponakannya”, tapi sekarang sudah berubah
menjadi perjalanan seorang tante dengan “keenakannya”.
Selama perjalanan, Mbak Eva menggoda
saya, “Waduh.., ternyata selama ini saya salah, saya kirain Panji itu
orangnya alim, tapi ternyata..”
“Ternyata enak khan..?” goda saya sambil mencubit dagunya yang menggemaskan. Kami berdua tertawa berderai.
“Kalau tahu gitu, mending dari dulu yaa..?” kata Mbak Eva menggoda.
“Iya kalau dari dulu, memek Mbak Eva mungkin tidak karatan ya..?” balasku menggoda.
“Emangnya besi tua..!” jawab Mbak Eva bersungut.
“Bukan besi tua, tapi besi pusaka.” jawab saya.
Selama perjalanan, tangan Mbak Eva tidak
henti-hentinya selalu meremas tangan saya yang sebelah kiri (sebelah
kanan untuk pegang setir). Tangan saya baru dilepaskan ketika saya
pergunakan untuk pindah gigi saja. Selebihnya selalu dipegang dan
diremas-remas oleh Mbak Eva.
“Mbak.., jangan tanganku aja donk yang diremas-remas..!” pinta saya dengan manja.
“Lha yang mana lagi yang minta diremas..?”
“Ya yang nggak ada tulangnya donk yang diremas.”
“Dasar anak nakal.” Mbak Eva tersenyum, tapi tangannya beralih untuk meremas rudal yang masih tegang belum tersalurkan.
Ternyata Mbak Eva tidak hanya meremas rudal saya saja, melainkan juga menciuminya.
“Mbak.., bebas aja lho Mbak, jangan sungkan-sungkan, anggap aja milik sendiri.” goda saya sambil tersenyum.
“Terus minta diapakan lagi..?” pancing Mbak Eva.
“Yaa.., kalau mau dikulum juga boleh.” jawab saya.
“Emangnya nggak kelihatan orang..?” tanyanya ragu.
“Khan udah malem, lagian hujan, pasti nggak kelihatan.”
Tanpa menunggu jawaban, tangan Mbak Eva
sudah mulai membuka resluiting celana dan mengeluarkan rudal saya. Saya
geser kursi saya agak ke belakang, agar Mbak Eva dapat leluasa
mempermainkan rudal indah milik saya. Dirabanya rudal itu dan
diciuminya, akhirnya bibirnya yang mungil mengulum dan menjilatinya.
Terasa mendapat aliran listrik yang menggetarkan ketika lidah Mbak Eva
menjilati kepala rudal saya.
Dan terasa hangat dan basah ketika
mulutnya mengulum batang kejantanan saya yang semakin menegang. Dua
perasaan yang penuh sensasi berganti-ganti saya rasakan. Antara getaran
karena jilatan lidah dan hangatnya kuluman saling berganti. Kedua kaki
terasa tegang, dan pantat saya tidak terasa terangkat karena sensasi
yang ditimbulkan oleh kuluman bibir Mbak Eva yang ternyata sangat ahli
Untuk menghindari konsentrasi yang
terpecah, terpaksa saya meminggirkan mobil ke jalur lambat, dan
memberhentikan mobil. Keadaan sangat mendukung, karena pada saat itu
tepat dengan turunnya hujan, dan lalu lintas kendaraan agak sepi,
sehingga kami berdua tidak merasa terganggu untuk melanjutkan permainan
di dalam mobil.
Mbak Eva mengulum kemaluan saya dengan
semangat. Kepalanya terlihat turun naik-turun naik yang terkadang cepat,
terkadang lambat. Mulutnya terus bergumam, sebagai tanda bahwa dia juga
menikmatinya. Kedua tangan saya memegang kepala Mbak Eva naik-turun
mengikuti gerakannya. Kaki semakin kejang dengan pantat saya yang naik
turun akibat rasa sensasi yang luar biasa. Untuk mengimbangi
permainannya, pantat Mbak Eva yang terlihat nungging, saya remas dengan
tangan kiri, sementara tangan kanan masih membelai susu Mbak Eva, saya
remas dengan pelan kedua susunya bergantian dengan tangan kanan.
Resluiting rok bawahnya yang ada di
pantat, mulai saya buka, terlihat CD-nya yang berwarna merah muda. Saya
masukkan tangan kiri ke dalam CD-nya dan meremas dengan gemas pantatnya
yang padat berisi. Tangan saya bergerak turun menelusuri celah
pantatnya, dan sekarang menuju liang kemaluannya. Kemaluannya saya
sentuh dari belakang, dan terasa sudah sangat basah dan merekah.
Saya belai-belai bibir luar
kewanitaannya dan akhirnya saya belai-belai klitnya. Merasa klitnya
tersentuh oleh jari saya, pantat Mbak Eva semakin dinaikkan, dan terasa
tegang, kuluman ke batang kejantanan saya semakin kencang. Tangan kanan
saya masih meremas-remas susunya yang semakin tegak. Melihat perpaduan
antara belaian klitoris, remasan susu dan kuluman rudal, suara kami jadi
semakin maracau.
Pantat kami semakin naik turun. Erangan
kenikmatan dan sensasi aliran listrik menjalar ke sekujur tubuh kami.
Tiba-tiba Mbak Eva melepaskan kulumannya. Dia kembali ke posisi duduk
dan telentang sambil matanya tetap terpejam oleh kenikmatan yang sudah
bertahun-tahun tidak dirasakan. Saya tahu maksudnya, bahwa dia minta
gantian agar kewanitaannya dijilati.
Saya singkapkan roknya, dan Mbak Eva
dengan tergesa-gesa melepaskan sendiri CD-nya, seakan tidak sabar dan
tidak ingin ada waktu luang yang terputus. Kedua kakinya sudah
ditelentangkan, kemaluannya yang mungil dengan bulu-bulu halus dan
terawat sudah kelihatan merekah. Saya dekatkan mulut saya ke liang
senggamanya, tetapi saya baru akan menjilati kedua selangkangannya
terlebih dahulu.
Dia meremas-remas rambut saya. Kedua
kakinya mengejang-ngejang dan bergerak-gerak tidak terkontrol. Pantatnya
digerak-gerakkan naik turun. Ini artinya Mbak Eva sudah sangat
penasaran dan sangat gemas agar kemaluannya ingin dijilati. Dia
kelihatan penasaran sekali. Saya jilati bibir kemaluannya.
Harumnya yang khas kemaluan wanita
semakin merangsang saya. Remasan-remasan di kepala saya semakin kuat.
Akhirnya saya buka bibir kemaluannya, saya jilati klitorisnya. Ketika
lidah saya menyentuh klitorisnya, nafas lega dan erangan kenikmatan
keluar dari mulutnya.
“Uuuhh.. uhh.. uughh..!” terus menerus keluar dari mulutnya.
Kepalanya selalu bergoyang-goyang ke
kanan dan ke kiri. Remasan remasan tangan kirinya sekarang beralih ke
punggung saya, sedangkan tangan kanannya berusaha mencari batang
keperkasaan saya dan akhirnya meremas-remas dan mengocoknya. Tangan yang
lembut dengan kocokan dan remasan yang halus, memijat-mijat batang
kejantanan saya, memberikan sensasi tersendiri pada rudal kebanggaan
milik saya.
Lidah saya berputar-putar di
klitorisnya, usapan-usapan lidah di dinding vagina, terkadang saya
selingi dengan isapan dan gigitan halus di klitorisnya, membuat dia
semakin marancu, “Uuugghh.. geellii banggeett..! Uuuff.., ggellii
bannget..! Uuff ggllii..”
Dan secara tiba-tiba kedua tangannya
mencakar punggung saya, kedua kakinya menegang, dadanya membusung naik
diikuti dengan getaran tubuh yang hebat sambil mengerang, “Uuugghhff
Aaallvii.., uuff aku mmauu kkeelluua.. aarr..”
Nafasnya tersengal dan memburu, tandanya dia sudah sampai di puncak kenikmatan seorang wanita.
“Aaallvii.., kamu belum yaa..? Sini kukulum biar cepet nyampai.” suara Mbak Eva sambil nafasnya masih memburu.
Dia membungkuk di pangkuan saya, saya
telentang di jok. Dia kembali mengulum batang kejantanan saya. Bibir
yang manis dan mungil kembali mengocok-ngocok rudal saya. Lidahnya
dengan lembut menyapu kepala kemaluan saya. Sensasi yang tadi sempat
terputus, kembali dapat saya rasakan. Kaki saya menegang, pantatku
terangkat, tangan saya meremas-remas kedua pipinya.
Aliran listrik menjalar dari kepala
kejantanan saya, naik ke ubun-ubun dan sekujur tubuh. Aliran tersebut
kembali lagi bersama-sama mengarah ke ujung rudal saya, ke kepala
kemaluan saya, dan akhirnya keluar bersama-sama dengan cairan putih dan
kental ke mulut Mbak Eva, ke bibir Mbak Eva, ke hidungnya dan ke
pipinya, banyak sekali.
Seakan-akan habis sudah cairan yang ada
di tubuh ini, lemas kedua tubuh kami. Untuk sejenak kami berdua berdiam
diri, untuk menikmati sensasi kami, untuk mengatur nafas kami dan untuk
menenangkan emosi kami.
Read more...