Showing posts with label cerita tante-tante girang. Show all posts
Showing posts with label cerita tante-tante girang. Show all posts
Monday, 7 March 2016
cerita tante-tante girang
12:25:00
cerita tante-tante girang
Kali ini saya kedatangan Tante saya, Tante Ratna dan temannya yang saya
panggil dengan Mbak Susi. Mbak Susi adalah orang sunda asli dengan
kulitnya yang putih bersih, tinggi 167 cm dengan berat 50 kg sesuai
dengan payudara yang saya perkirakan 34A, pasti membikin orang menoleh
pada Mbak Susi. Umur Mbak Susi sekitar 36 tahun, 3 tahun lebih tua dari
saya, makanya saya panggil dengan Mbak. Tante Ratna orangnya supel
dengan tinggi 171 cm, berat 53 kg dan berkulit kuning langsat dengan
payudara yang kencang karena rajin fitnes, ukuran 34B. Cantiknya seperti
artis Hongkong Rosamund Kwan kira-kira dan Mbak Susi seperti artis
Venna Melinda. Mereka berdua ke Lombok dalam rangka tugas perusahaan
selama lima hari. ***** "Ndi, nanti anterin Mbak Susi ya" kata Tante
Ratna sambil membereskan pakaian dalamnya. "Kemana Tante?" jawab saya
sekenanya, sambil jelalatan melihat BH merah punya Tante Ratna, sungguh
pemandangan yang indah, BH-nya segini ukurannya apalagi isinya.. He..
He.. "Mbak mau ke mall sebentar beli pulsa nich!" Mbak Susi menjawab
mengandeng tangan saya akrab. "Beres boss.." Kemudian saya dan Mbak
Ratna ke mall, di dalam taksi saya perhatikan Mbak Ratna sungguh seksi
dengan hem atasan berwarna putih ketat memperlihatkan payudaranya yang
membusung dan rok mini diatas lutut berwarna biru, hingga lekuk-lekuk
celana dalamnya samar- samar tercetak serta wangi parfumnya yang segar.
Sungguh membuat saya pengin ngentot aja. Tapi itu harapan saja coy.
"Ramai juga mallnya ya!" "Iya.. Eh.. Mbak.. Sini" lalu saya menarik
tangannya, sungguh halus dan lembut. "Counter handphone di sana toh"
Karena ramai maka saya Mbak Susi mepet di depan saya hingga pantatnya
yang terbungkus rok menempel di depan kontol saya. Wah ini kesempatan
nich pikir saya dalam hati, saya tempelkan kontol saya yang sudah tegak
kepantatnya Mbak Susi, untuk tadi saya pakai celana panjang kain.
Sensasinya begitu nikmat, apalagi dimasukin nich. Asoy geboy mak.
Selesai acara mepet- mepetan tad karena udah sampai dan bla, bla, bla
tanpa kejadian yang hot. Di malam ketiga, saya, Tante Ratna dan Mbak
Susi ngobrol sampe malam, kira- kira jam 21.00. "Ndi Mbak Susi tidur
duluan ya" "Iya Mbak.. Mimpi yang indah ya Mbak!" Lalu menyusul Tante
Ratna yang malam itu memakai longdress yang belahannya seolah-olah tak
muat untuk payudara yang putih bersih itu. Malam itu Tante Ratna tidur
sekamar dengan Mbak Susi di kamar tamu. Tinggal saya yang
memencet-mencet tombol remote TV karena acaranya tak begitu bagus. Kira-
kira jam 23.00 saya mendengar jeritan kecil, karena penasaran saya
datangi sumber suara itu dan arahnya ternyata dari kamar tamu. Saya jadi
penasaran nich, kebiasaan ngintip kambuh lagi nich pembaca, kamar tamu
itu cuma dibatasi kaca nako yang kebetulan kordennya setengah tertutup.
Wah asyik nich, yang saya lihat sungguh mengagetkan dan mengasyikkan.
Tante Ratna sedang menggerayangi Mbak Susi, tangan Tante Ratna sedang
meremas-remas payudara Mbak Susi yang sudah terbuka setengahnya dan baju
atas piyamanya sudah tidak beraturan lagi, menampakkan payudara dan BH
hijaunya. Mmh sedap. "Rat.. Jangan.. Apa yang kamu lakukan" Mbak Susi
berusaha menahan tangan payudaranya. "Sus.. Tolong saya Sus.. Mmh.."
rintih Tante Ratna sambil mencium leher kemudian bibir Mbak Susi dengan
liar sambil menarik BH hijau Mbak Susi hingga terpampanglah dua gunung
putihnya. "Jang.. an.. Saya.. Masih suka sama pria Rat.." terengah-engah
Mbak Susi menjawab karena Tante dengan giat mencium dan mengulum mulut,
kemudian ke bawah puting Mbak Susi yang sudah kencang itu digigit dan
dikulum Tante Ratna dengan gemas sambil tangan mengusap-ngusap celana
dalam Mbak Susi yang berwarna putih itu. "Pe.. Lan.. Ada Andi tuch"
"Udah diam aja kamu Sus!" bentak Tante Ratna pelan, sambil membuka
longdressnya yang ternyata tidak memakai BH dan celana dalam. "Ssh..
Geli.. Ratna.. Ssh.." rintih Mbak Susi yang kelihatan sudah mulai
terangsang. Tante Ratna mulai menciumi perut dan vagina Mbak Susi yang
terbungkus celana dalam putih, beberapa menit kemudian terbukalah celana
dalam Mbak Susi dan Tante Ratna mengambil posisi 69, saling menjilat
vagina masing sambil jari tangan Tante Ratna tak henti keluar masuk
vagina Mbak Susi yang sudah mulai basah. "Ce.. Pat.. Sus.. Saya mau
keluar!" "I.. Ya.. Rat.. Samaan.. Ke.. Luarnya ya" jawab Mbak Susi
sambil mempercepat jarinya begitu juga Tante Ratna. Kedua wanita itu
saling mempercepat kegiatan masing-masing dan akhirnya mereka orgasme.
Kemudian mereka tidur bugil sambil berpelukan. Ah.. Ternyata kontol saya
dari tadi juga sudah keluar nich, biasa ngocok sendiri. ***** Keesokan
paginya.. "Pagi Tante.. Pagi Mbak Susi" salam saya pada kedua wanita
tersebut. "Pagi" jawab mereka bersamaan. "Enak ya mimpinya" sindir saya
sambil melihat Mbak Susi yang tersipu malu. "Mmh.. Lumayanlah" Mbak Susi
menjawab sambil melihat Tante saya. "Ooh ya, nanti anterin Mbak Susi ke
pantai sengigi ya ndi" "Beres Tante, pokoknya puas dech" Kemudian Tante
Ratna pergi meeting lagi dan saya kebagian tugas nganterin Mbak Susi,
ini kesempatan namanya, kapan lagi ngentot sama orang cantik kayak artis
lagi. Sore itu jan 15.10 saya anter Mbak Susi memakai mobil sewaan ke
Senggigi. "Mbak, tadi malam ngapain aja di kamar sama Tante!" "Eh.. Ya
tidur dong Ndi" jawab Mbak Susi agak sedikit grogi. "Mbak Susi ngentot
ya sama Tante" "Hus.. Ngawur kamu Ndi" Mbak Susi mencubit saya sambil
melotot. "Lho.. Wong Andi lihat kok, kalo nggak ngaku tak bilangin orang
sekantornya Mbak Susi lho" "I.. Ya.. Iya.. Mbak Susi ngaku dech, tapi
jangan bilangin siapa-siapa ya" Mobil kuparkir di tempat yang agak sepi
dan jam sudah menunjukkan jam 18.20 malam. "Boleh tapi ada syaratnya!"
"Kok pakai syarat.. Minta uang nich!" kata Mbak Susi akan membuka
dompet. "Duit sich mau.. Tapi bukan itu, Andi pengin ngentot ama Mbak
Susi" "Apa.. Gila.. Kamu.." "Kubilangin lho.." "Iya.. Dech.. Tapi bagian
atas aja ya" jawab Mbak Susi pasrah sambil pindah dan bersandar pada
bangku belakang. Saya mengikutinya dan sore itu Mbak Susi memakai kaos
kuning ketat dan celana jins. "Lho.. Kok.. Dilihat aja, nggak mau ya!"
goda Mbak Susi. "Mmh.. Pe.. Lan.. Ndi.." terengah-engah Mbak Susi saat
saya cium dan kami saling melumat. Tangan saya meremas payudara sebelah
kanan yang masih terbungkus kaos kuningnya. Beberapa menit kami
berciuman dan kemudian saya arahkan ke leher untuk membuat cupang merah.
Tangan saya sudah menyelusup ke dalam kaos dan BH putihnya sambil
memelintir putingnya. "Ssh.. Mmh.. Aah.." rintih Mbak Susi sambil
tangannya masuk ke dalam celana jins saya dan meremas-remas kontol saya
yang sudah tegak dari tadi. Saya buka celana jins saya dan membiarkan
Mbak Susi dengan leluasa meremas-remas kontol saya. Kemudian saya buka
pengait BH-nya dan muncullah dua bukit kembarnya yang tegak menantang,
tanpa menunggu lagi saya lahap dan jilat sampai Mbak Susi
merintih-rintih keenakan. "Terr.. Us.. Ndi.. Pin.. Dah sebelah lagi"
Beberapa menit kami saling meremas dan menjilat, saya kemudian melepas
celana jins dan CD putih Mbak Susi, wah betul-betul vagina yang
sempurna, tanpa pikir panjang saya cium dan jilat vaginanya yang sudah
basah oleh cairan kental putih itu, sambil menjilat saya masukkan jari
tangan agar Mbak Susi bertambah merintih tidak karuan. "Sst.. Ce.. Pat..
Ndi.. Masukin.. Mbak udah nggak tahan nich" "Ben.. Tar.. Mbak.. pakai
kondom dulu" kata saya sambil membuka celana saya seluruhnya dan memakai
kondom, kemudian dengan dituntun tangan Mbak Susi yang halus akhirnya
bles.. Mmh masuk semua dech kontol saya yang katanya bengkok itu.
"Terr.. Us.. Dor.. Ong.. Teruss.. Sst" "Cep.. Epet.. Ya.. Gitu.. Ahh.."
Celoteh dan rintihan Mbak Susi akibat sodokan demi sodokan yang masukkan
dalam- dalam, mmh nikmat rasanya dan akhirnya kami sama-sama nggak
kuat, sambil berpelukan dengan erat.. Crot.. Crot.. Keluarlah lahar
putih itu bersamaan. "Terima kasih ya Mbak Susi" "Sama-sama ndi,
kapan-kapan lagi ya" jawab Mbak Susi tersenyum puas. Dan kami pun
pulang, disambut Tante Ratna tanpa curiga. Aduh Tante saya yang satu ini
cantik sekali, kapan ya saya bisa ngentot sama dia, abis cantik sich
en' seksi. Kesempatan itu datang malam ini.. "Gimana Sus tadi" "Puas
dech dianterin si Andi" "Siapa dulu dong Tantenya" "Rat, tidur duluan
ya" "Iya sus, saya juga mau tidur" "Ndi terima kasih ya udah nganterin
Mbak Susi tadi" "Biasa aja kok Mbak, yang penting puas khan?" jawab saya
mengedipkan mata pada Mbak Susi. "Ndi, Tante tidur di kamarmu ya"
"Kenapa Tante, apa kamar tamunya ndak cukup berdua ama Mbak Susi?"
"Bukan begitu, di kamar tamu tuch panas, kali aja di kamarmu lebih adem"
"Terserah Tante dech" jawab saya sekenanya. "Tante duluan tidur ya Ndi"
"Iya Tante, Andi lagi nungguin acara bagus nich" Tante Ratna lalu pergi
tidur dengan daster kuningnya yang kependekan itu. Satu setengah jam
kemudian saya menyusul ke kamar untuk pergi tidur juga dan wow.. Tante
Ratna tidur dengan memeluk guling, tapi yang membuat kontol saya tegak
adalah daster kuningnya menyingkapkan paha kanannya yang putih bersih
serta sedikit memperlihatkan CD-nya yang berwarna putih itu.. Mmh
sungguh pemandangan yang indah pembaca. Saya dengan perlahan membuka
pakaian dan celana pendek, tinggal CD saja, ini baru kesempatan namanya.
Saya tidur dengan posisi membelakangi Tante Ratna dan dengan perlahan
membuka daster bawahnya sampai sebatas pinggang dan sekarang dengan
jelas kelihatan CD-nya berwarna putih selaras dengan pantatnya yang
putih, pelan sekali saya tempelkan kontol saya ke pantat Tante Ratna dan
serr.. Rasanya halus dan wangi tubuhnya pun harum. Mmh enak sekali,
sambil tangan kanan saya linkarkan ke perutnya. Tidak ada reaksi sama
sekali tapi tiba-tiba saja tangannya memegang tangan saya sambil
bergumam.. "Mm.." Saya sampai kaget, tapi cuma sesaat dan kaki kanan
saya masukkan di antara kaki Tante Ratna. Beberapa saat dalam kondisi
tersebu, perlahan saya lanjutkan dengan tangan kanan saya yang tadinya
di perut sekarang merayap perlahan ke arah dalam daster dan ternyata
Tante Ratna tidur tidak memakai BH. Payudaranya akhirnya tersentuh juga
dan saya usap dengan perlahan sekali takut Tante Ratna bangun. Khan malu
sekali jadinya, tapi sudah kadung nafsu, saya terusin aja, paling
dimarahin. Kontol kugesek-gesekkan seiring intensitas tangan saya yang
sekarang bukan saja mengusap tapi meremas- remas. Lagi asyik-asyiknya
melakukan kegiatan mepet-mepetan, tiba-tiba Tante Ratna tersadar juga.
"Oh.. Siapa ini.." ujarnya sambil mengibaskan tangan saya. "Sst.. Andi..
Tante.." guman saya, antara takut dan bingung. "Maaf.. Tante.. Andi..
Khilaf" kata saya akan beranjak keluar. "Tunggu Ndi" tahan Tante Ratna.
"Sebetulnya Tante nggak marah kok, cuma kaget aja, tak kirain siapa"
"Sekali lagi maaf Tante, tapi jangan laporan ibu ya" "Kamu nakal ya,
cuma ada syaratnya lho supaya nggak dilaporin" "Apa Tante, pokoknya tak
lunasin dech" jawab saya bingung dan takut. "Kamu kunci kamar ini dan
temenin Tante tidur malam terakhir ini, gimana?" Wah bukan main
senangnya saya dan cepat-cepat saya kunci pintu dan wow Tante Ratna
sudah membuka daster, tinggal CD putihnya saja. "Lho, kok bengong sini
bobo" "I.. Ya.." Antara kagum dan nafsu jadi satu dech, melihat
pemandangan yang bagus ini. Dan Tante Ratna menarik CD saya hingga
lepas. "Wah.. Kontolmu bengkok ya" puji Tante Ratna sambil menindih
saya. Lalu kami pun berciuman dengan lembut dan makin lama ciuman itu
berubah menjadi saling jilat. Tangan saya bergerilya meremas-remas kedua
payudaranya dan Tante Ratnapun meremas dan menarik-narik kontol saya.
"Ndi.. Emut.. Su.. Su Tante.. Ya" tersengal-sengal Tante Ratna
mengarahkan kepala saya pada payudaranya. Payudaranya yang putih saya
emut, jilat dan gigit dengan perlahan sampai Tante Ratna
merintih-rintih, sementara tangan kanan saya ikut masuk dalam CD-nya dan
mengusap-usap vagina Tante Ratna yang mulai basah. "Terr.. Us.. Ndi..
Yang.. Baw.. Ah" Saya teruskan, celana dalam putih itu saya tarik dan
tampaklah vagina yang ditumbuhi bulu halus muncul, saya jilat, cairan
putih semakin banyak, slrup.. Slrup.. Slrup begitu bunyinya saya hisap
sampai kepala saya terjepit kaki Tante Ratna yang udah mulai orgasme
pertama. "Ndi.. Ganti.. Po.. Sisi ya?" tanya Tante tersengal-sengal
sambil mengarahkan mulutnya ke kontol saya hingga posisi kami bergaya
69. Tante Ratna betul-betul mahir mengulum dan menghisap sampai-sampai
kontol saya gerakkan perlahan ke atas ke bawah seiring kulumannya dan
saya pun tak kalah gesit menjilat dan menghisap cairan putih yang
semakin banyak dari Tante Ratna. "Gan.. Tian.. Tante di atas" Lalu kami
pun berubah posisi dengan saya di bawah dan Tante Ratna di atas, sambil
sedikit berjongkok Tante Ratna membimbing kontol saya masuk vaginanya
dan bless.. Cleep.. Cleep.. Cleep.. Begitu bunyinya akibat goyangan
pantatnya yang semok dan sodokan kontol saya sampai-sampai buah zakar
saya mepet dengan vaginanya. "Sst.. Terr.. Ss.. Pegang.. Su.. Su..
Tante.. Ndi.. Sst" "I.. Ya.. Tante.. Mmh.." "Nnach.. Gitu.. Rem.. As..
Yaa.." Rintih Tante Ratna karena kedua payudaranya saya remas dan kedua
putingnya saya pelintir-pelintir. Keringat Tante Ratna sudah mulai
menetes bersamaan dengan keringat saya, sudah 15 menit kami melakukan
sodokan dan goyangan yang hebat sampai ranjang itu berderit-derit
menahan goyangan kami yang begitu liar seperti pengantin baru. "Tan..
Andi.. Mau.. Kel.. Uar.. Nich" "Ben.. Tar.. Ndi.. Sst.. Sst.. Samaan..
Kelua.. Rrnya ya" perintah Tante pada saya yang sudah mau bobol saja
rasanya dan kami pun mempercepat sodokan dan goyangan.. Cleep.. Cleep..
Cleep.. Dan akhirnya.. "Sst.. Ce.. Pat.. Ndi.. Aakh.." Tante Ratna
memeluk saya sambil menggoyang- goyang pantatnya semakin cepat,
jeritaannya bersamaan dengan semprotan saya dan Tante, croot, croot
muncratlah air mani itu dalam vagina Tante. Tante Ratna memeluk saya
lemas dan kami pun berpelukan dalam keadaan bugil menikmati sensasi
tersebut, saya dan Tante Ratna bergumul sampai 3 kali malam itu. "Terima
kasih ya ndi, udah lama Tante nggak ngentot kayak begini" "Sama-sama
Tante, Andi juga puas kok, kapan-kapan kalo Tante ke sini kita ngentot
lagi ya" "Beres, pokoknya ini rahasia kita berdua, OK!" jawab Tante
Ratna sambil mencium saya dengan lembut dan memberikan saya amplop.
"Apaan ini Tante" "Oh, uang jajan dari Tante dan Susi buat kamu" "Terima
kasih banyak lho Tante" jawab saya senang, sudah dapat ngentot en'
dapet uang lagi yang besarnya kira-kira Rp,-3.400.000,-. Lumayan lho
pembaca untuk tour guide seperti saya yang nganterin Tante saya yang
biseks bersama temannya selama lima hari. Selamat jalan Tante Ratna dan
Mbak Susi, semoga selamat dalam perjalanan pulang dan salam sayang dari
keponakan dan sahabatmu, Andi.
Showing posts with label cerita tante-tante girang. Show all posts
Showing posts with label cerita tante-tante girang. Show all posts
cerita tante-tante girang
Kali ini saya kedatangan Tante saya, Tante Ratna dan temannya yang saya
panggil dengan Mbak Susi. Mbak Susi adalah orang sunda asli dengan
kulitnya yang putih bersih, tinggi 167 cm dengan berat 50 kg sesuai
dengan payudara yang saya perkirakan 34A, pasti membikin orang menoleh
pada Mbak Susi. Umur Mbak Susi sekitar 36 tahun, 3 tahun lebih tua dari
saya, makanya saya panggil dengan Mbak. Tante Ratna orangnya supel
dengan tinggi 171 cm, berat 53 kg dan berkulit kuning langsat dengan
payudara yang kencang karena rajin fitnes, ukuran 34B. Cantiknya seperti
artis Hongkong Rosamund Kwan kira-kira dan Mbak Susi seperti artis
Venna Melinda. Mereka berdua ke Lombok dalam rangka tugas perusahaan
selama lima hari. ***** "Ndi, nanti anterin Mbak Susi ya" kata Tante
Ratna sambil membereskan pakaian dalamnya. "Kemana Tante?" jawab saya
sekenanya, sambil jelalatan melihat BH merah punya Tante Ratna, sungguh
pemandangan yang indah, BH-nya segini ukurannya apalagi isinya.. He..
He.. "Mbak mau ke mall sebentar beli pulsa nich!" Mbak Susi menjawab
mengandeng tangan saya akrab. "Beres boss.." Kemudian saya dan Mbak
Ratna ke mall, di dalam taksi saya perhatikan Mbak Ratna sungguh seksi
dengan hem atasan berwarna putih ketat memperlihatkan payudaranya yang
membusung dan rok mini diatas lutut berwarna biru, hingga lekuk-lekuk
celana dalamnya samar- samar tercetak serta wangi parfumnya yang segar.
Sungguh membuat saya pengin ngentot aja. Tapi itu harapan saja coy.
"Ramai juga mallnya ya!" "Iya.. Eh.. Mbak.. Sini" lalu saya menarik
tangannya, sungguh halus dan lembut. "Counter handphone di sana toh"
Karena ramai maka saya Mbak Susi mepet di depan saya hingga pantatnya
yang terbungkus rok menempel di depan kontol saya. Wah ini kesempatan
nich pikir saya dalam hati, saya tempelkan kontol saya yang sudah tegak
kepantatnya Mbak Susi, untuk tadi saya pakai celana panjang kain.
Sensasinya begitu nikmat, apalagi dimasukin nich. Asoy geboy mak.
Selesai acara mepet- mepetan tad karena udah sampai dan bla, bla, bla
tanpa kejadian yang hot. Di malam ketiga, saya, Tante Ratna dan Mbak
Susi ngobrol sampe malam, kira- kira jam 21.00. "Ndi Mbak Susi tidur
duluan ya" "Iya Mbak.. Mimpi yang indah ya Mbak!" Lalu menyusul Tante
Ratna yang malam itu memakai longdress yang belahannya seolah-olah tak
muat untuk payudara yang putih bersih itu. Malam itu Tante Ratna tidur
sekamar dengan Mbak Susi di kamar tamu. Tinggal saya yang
memencet-mencet tombol remote TV karena acaranya tak begitu bagus. Kira-
kira jam 23.00 saya mendengar jeritan kecil, karena penasaran saya
datangi sumber suara itu dan arahnya ternyata dari kamar tamu. Saya jadi
penasaran nich, kebiasaan ngintip kambuh lagi nich pembaca, kamar tamu
itu cuma dibatasi kaca nako yang kebetulan kordennya setengah tertutup.
Wah asyik nich, yang saya lihat sungguh mengagetkan dan mengasyikkan.
Tante Ratna sedang menggerayangi Mbak Susi, tangan Tante Ratna sedang
meremas-remas payudara Mbak Susi yang sudah terbuka setengahnya dan baju
atas piyamanya sudah tidak beraturan lagi, menampakkan payudara dan BH
hijaunya. Mmh sedap. "Rat.. Jangan.. Apa yang kamu lakukan" Mbak Susi
berusaha menahan tangan payudaranya. "Sus.. Tolong saya Sus.. Mmh.."
rintih Tante Ratna sambil mencium leher kemudian bibir Mbak Susi dengan
liar sambil menarik BH hijau Mbak Susi hingga terpampanglah dua gunung
putihnya. "Jang.. an.. Saya.. Masih suka sama pria Rat.." terengah-engah
Mbak Susi menjawab karena Tante dengan giat mencium dan mengulum mulut,
kemudian ke bawah puting Mbak Susi yang sudah kencang itu digigit dan
dikulum Tante Ratna dengan gemas sambil tangan mengusap-ngusap celana
dalam Mbak Susi yang berwarna putih itu. "Pe.. Lan.. Ada Andi tuch"
"Udah diam aja kamu Sus!" bentak Tante Ratna pelan, sambil membuka
longdressnya yang ternyata tidak memakai BH dan celana dalam. "Ssh..
Geli.. Ratna.. Ssh.." rintih Mbak Susi yang kelihatan sudah mulai
terangsang. Tante Ratna mulai menciumi perut dan vagina Mbak Susi yang
terbungkus celana dalam putih, beberapa menit kemudian terbukalah celana
dalam Mbak Susi dan Tante Ratna mengambil posisi 69, saling menjilat
vagina masing sambil jari tangan Tante Ratna tak henti keluar masuk
vagina Mbak Susi yang sudah mulai basah. "Ce.. Pat.. Sus.. Saya mau
keluar!" "I.. Ya.. Rat.. Samaan.. Ke.. Luarnya ya" jawab Mbak Susi
sambil mempercepat jarinya begitu juga Tante Ratna. Kedua wanita itu
saling mempercepat kegiatan masing-masing dan akhirnya mereka orgasme.
Kemudian mereka tidur bugil sambil berpelukan. Ah.. Ternyata kontol saya
dari tadi juga sudah keluar nich, biasa ngocok sendiri. ***** Keesokan
paginya.. "Pagi Tante.. Pagi Mbak Susi" salam saya pada kedua wanita
tersebut. "Pagi" jawab mereka bersamaan. "Enak ya mimpinya" sindir saya
sambil melihat Mbak Susi yang tersipu malu. "Mmh.. Lumayanlah" Mbak Susi
menjawab sambil melihat Tante saya. "Ooh ya, nanti anterin Mbak Susi ke
pantai sengigi ya ndi" "Beres Tante, pokoknya puas dech" Kemudian Tante
Ratna pergi meeting lagi dan saya kebagian tugas nganterin Mbak Susi,
ini kesempatan namanya, kapan lagi ngentot sama orang cantik kayak artis
lagi. Sore itu jan 15.10 saya anter Mbak Susi memakai mobil sewaan ke
Senggigi. "Mbak, tadi malam ngapain aja di kamar sama Tante!" "Eh.. Ya
tidur dong Ndi" jawab Mbak Susi agak sedikit grogi. "Mbak Susi ngentot
ya sama Tante" "Hus.. Ngawur kamu Ndi" Mbak Susi mencubit saya sambil
melotot. "Lho.. Wong Andi lihat kok, kalo nggak ngaku tak bilangin orang
sekantornya Mbak Susi lho" "I.. Ya.. Iya.. Mbak Susi ngaku dech, tapi
jangan bilangin siapa-siapa ya" Mobil kuparkir di tempat yang agak sepi
dan jam sudah menunjukkan jam 18.20 malam. "Boleh tapi ada syaratnya!"
"Kok pakai syarat.. Minta uang nich!" kata Mbak Susi akan membuka
dompet. "Duit sich mau.. Tapi bukan itu, Andi pengin ngentot ama Mbak
Susi" "Apa.. Gila.. Kamu.." "Kubilangin lho.." "Iya.. Dech.. Tapi bagian
atas aja ya" jawab Mbak Susi pasrah sambil pindah dan bersandar pada
bangku belakang. Saya mengikutinya dan sore itu Mbak Susi memakai kaos
kuning ketat dan celana jins. "Lho.. Kok.. Dilihat aja, nggak mau ya!"
goda Mbak Susi. "Mmh.. Pe.. Lan.. Ndi.." terengah-engah Mbak Susi saat
saya cium dan kami saling melumat. Tangan saya meremas payudara sebelah
kanan yang masih terbungkus kaos kuningnya. Beberapa menit kami
berciuman dan kemudian saya arahkan ke leher untuk membuat cupang merah.
Tangan saya sudah menyelusup ke dalam kaos dan BH putihnya sambil
memelintir putingnya. "Ssh.. Mmh.. Aah.." rintih Mbak Susi sambil
tangannya masuk ke dalam celana jins saya dan meremas-remas kontol saya
yang sudah tegak dari tadi. Saya buka celana jins saya dan membiarkan
Mbak Susi dengan leluasa meremas-remas kontol saya. Kemudian saya buka
pengait BH-nya dan muncullah dua bukit kembarnya yang tegak menantang,
tanpa menunggu lagi saya lahap dan jilat sampai Mbak Susi
merintih-rintih keenakan. "Terr.. Us.. Ndi.. Pin.. Dah sebelah lagi"
Beberapa menit kami saling meremas dan menjilat, saya kemudian melepas
celana jins dan CD putih Mbak Susi, wah betul-betul vagina yang
sempurna, tanpa pikir panjang saya cium dan jilat vaginanya yang sudah
basah oleh cairan kental putih itu, sambil menjilat saya masukkan jari
tangan agar Mbak Susi bertambah merintih tidak karuan. "Sst.. Ce.. Pat..
Ndi.. Masukin.. Mbak udah nggak tahan nich" "Ben.. Tar.. Mbak.. pakai
kondom dulu" kata saya sambil membuka celana saya seluruhnya dan memakai
kondom, kemudian dengan dituntun tangan Mbak Susi yang halus akhirnya
bles.. Mmh masuk semua dech kontol saya yang katanya bengkok itu.
"Terr.. Us.. Dor.. Ong.. Teruss.. Sst" "Cep.. Epet.. Ya.. Gitu.. Ahh.."
Celoteh dan rintihan Mbak Susi akibat sodokan demi sodokan yang masukkan
dalam- dalam, mmh nikmat rasanya dan akhirnya kami sama-sama nggak
kuat, sambil berpelukan dengan erat.. Crot.. Crot.. Keluarlah lahar
putih itu bersamaan. "Terima kasih ya Mbak Susi" "Sama-sama ndi,
kapan-kapan lagi ya" jawab Mbak Susi tersenyum puas. Dan kami pun
pulang, disambut Tante Ratna tanpa curiga. Aduh Tante saya yang satu ini
cantik sekali, kapan ya saya bisa ngentot sama dia, abis cantik sich
en' seksi. Kesempatan itu datang malam ini.. "Gimana Sus tadi" "Puas
dech dianterin si Andi" "Siapa dulu dong Tantenya" "Rat, tidur duluan
ya" "Iya sus, saya juga mau tidur" "Ndi terima kasih ya udah nganterin
Mbak Susi tadi" "Biasa aja kok Mbak, yang penting puas khan?" jawab saya
mengedipkan mata pada Mbak Susi. "Ndi, Tante tidur di kamarmu ya"
"Kenapa Tante, apa kamar tamunya ndak cukup berdua ama Mbak Susi?"
"Bukan begitu, di kamar tamu tuch panas, kali aja di kamarmu lebih adem"
"Terserah Tante dech" jawab saya sekenanya. "Tante duluan tidur ya Ndi"
"Iya Tante, Andi lagi nungguin acara bagus nich" Tante Ratna lalu pergi
tidur dengan daster kuningnya yang kependekan itu. Satu setengah jam
kemudian saya menyusul ke kamar untuk pergi tidur juga dan wow.. Tante
Ratna tidur dengan memeluk guling, tapi yang membuat kontol saya tegak
adalah daster kuningnya menyingkapkan paha kanannya yang putih bersih
serta sedikit memperlihatkan CD-nya yang berwarna putih itu.. Mmh
sungguh pemandangan yang indah pembaca. Saya dengan perlahan membuka
pakaian dan celana pendek, tinggal CD saja, ini baru kesempatan namanya.
Saya tidur dengan posisi membelakangi Tante Ratna dan dengan perlahan
membuka daster bawahnya sampai sebatas pinggang dan sekarang dengan
jelas kelihatan CD-nya berwarna putih selaras dengan pantatnya yang
putih, pelan sekali saya tempelkan kontol saya ke pantat Tante Ratna dan
serr.. Rasanya halus dan wangi tubuhnya pun harum. Mmh enak sekali,
sambil tangan kanan saya linkarkan ke perutnya. Tidak ada reaksi sama
sekali tapi tiba-tiba saja tangannya memegang tangan saya sambil
bergumam.. "Mm.." Saya sampai kaget, tapi cuma sesaat dan kaki kanan
saya masukkan di antara kaki Tante Ratna. Beberapa saat dalam kondisi
tersebu, perlahan saya lanjutkan dengan tangan kanan saya yang tadinya
di perut sekarang merayap perlahan ke arah dalam daster dan ternyata
Tante Ratna tidur tidak memakai BH. Payudaranya akhirnya tersentuh juga
dan saya usap dengan perlahan sekali takut Tante Ratna bangun. Khan malu
sekali jadinya, tapi sudah kadung nafsu, saya terusin aja, paling
dimarahin. Kontol kugesek-gesekkan seiring intensitas tangan saya yang
sekarang bukan saja mengusap tapi meremas- remas. Lagi asyik-asyiknya
melakukan kegiatan mepet-mepetan, tiba-tiba Tante Ratna tersadar juga.
"Oh.. Siapa ini.." ujarnya sambil mengibaskan tangan saya. "Sst.. Andi..
Tante.." guman saya, antara takut dan bingung. "Maaf.. Tante.. Andi..
Khilaf" kata saya akan beranjak keluar. "Tunggu Ndi" tahan Tante Ratna.
"Sebetulnya Tante nggak marah kok, cuma kaget aja, tak kirain siapa"
"Sekali lagi maaf Tante, tapi jangan laporan ibu ya" "Kamu nakal ya,
cuma ada syaratnya lho supaya nggak dilaporin" "Apa Tante, pokoknya tak
lunasin dech" jawab saya bingung dan takut. "Kamu kunci kamar ini dan
temenin Tante tidur malam terakhir ini, gimana?" Wah bukan main
senangnya saya dan cepat-cepat saya kunci pintu dan wow Tante Ratna
sudah membuka daster, tinggal CD putihnya saja. "Lho, kok bengong sini
bobo" "I.. Ya.." Antara kagum dan nafsu jadi satu dech, melihat
pemandangan yang bagus ini. Dan Tante Ratna menarik CD saya hingga
lepas. "Wah.. Kontolmu bengkok ya" puji Tante Ratna sambil menindih
saya. Lalu kami pun berciuman dengan lembut dan makin lama ciuman itu
berubah menjadi saling jilat. Tangan saya bergerilya meremas-remas kedua
payudaranya dan Tante Ratnapun meremas dan menarik-narik kontol saya.
"Ndi.. Emut.. Su.. Su Tante.. Ya" tersengal-sengal Tante Ratna
mengarahkan kepala saya pada payudaranya. Payudaranya yang putih saya
emut, jilat dan gigit dengan perlahan sampai Tante Ratna
merintih-rintih, sementara tangan kanan saya ikut masuk dalam CD-nya dan
mengusap-usap vagina Tante Ratna yang mulai basah. "Terr.. Us.. Ndi..
Yang.. Baw.. Ah" Saya teruskan, celana dalam putih itu saya tarik dan
tampaklah vagina yang ditumbuhi bulu halus muncul, saya jilat, cairan
putih semakin banyak, slrup.. Slrup.. Slrup begitu bunyinya saya hisap
sampai kepala saya terjepit kaki Tante Ratna yang udah mulai orgasme
pertama. "Ndi.. Ganti.. Po.. Sisi ya?" tanya Tante tersengal-sengal
sambil mengarahkan mulutnya ke kontol saya hingga posisi kami bergaya
69. Tante Ratna betul-betul mahir mengulum dan menghisap sampai-sampai
kontol saya gerakkan perlahan ke atas ke bawah seiring kulumannya dan
saya pun tak kalah gesit menjilat dan menghisap cairan putih yang
semakin banyak dari Tante Ratna. "Gan.. Tian.. Tante di atas" Lalu kami
pun berubah posisi dengan saya di bawah dan Tante Ratna di atas, sambil
sedikit berjongkok Tante Ratna membimbing kontol saya masuk vaginanya
dan bless.. Cleep.. Cleep.. Cleep.. Begitu bunyinya akibat goyangan
pantatnya yang semok dan sodokan kontol saya sampai-sampai buah zakar
saya mepet dengan vaginanya. "Sst.. Terr.. Ss.. Pegang.. Su.. Su..
Tante.. Ndi.. Sst" "I.. Ya.. Tante.. Mmh.." "Nnach.. Gitu.. Rem.. As..
Yaa.." Rintih Tante Ratna karena kedua payudaranya saya remas dan kedua
putingnya saya pelintir-pelintir. Keringat Tante Ratna sudah mulai
menetes bersamaan dengan keringat saya, sudah 15 menit kami melakukan
sodokan dan goyangan yang hebat sampai ranjang itu berderit-derit
menahan goyangan kami yang begitu liar seperti pengantin baru. "Tan..
Andi.. Mau.. Kel.. Uar.. Nich" "Ben.. Tar.. Ndi.. Sst.. Sst.. Samaan..
Kelua.. Rrnya ya" perintah Tante pada saya yang sudah mau bobol saja
rasanya dan kami pun mempercepat sodokan dan goyangan.. Cleep.. Cleep..
Cleep.. Dan akhirnya.. "Sst.. Ce.. Pat.. Ndi.. Aakh.." Tante Ratna
memeluk saya sambil menggoyang- goyang pantatnya semakin cepat,
jeritaannya bersamaan dengan semprotan saya dan Tante, croot, croot
muncratlah air mani itu dalam vagina Tante. Tante Ratna memeluk saya
lemas dan kami pun berpelukan dalam keadaan bugil menikmati sensasi
tersebut, saya dan Tante Ratna bergumul sampai 3 kali malam itu. "Terima
kasih ya ndi, udah lama Tante nggak ngentot kayak begini" "Sama-sama
Tante, Andi juga puas kok, kapan-kapan kalo Tante ke sini kita ngentot
lagi ya" "Beres, pokoknya ini rahasia kita berdua, OK!" jawab Tante
Ratna sambil mencium saya dengan lembut dan memberikan saya amplop.
"Apaan ini Tante" "Oh, uang jajan dari Tante dan Susi buat kamu" "Terima
kasih banyak lho Tante" jawab saya senang, sudah dapat ngentot en'
dapet uang lagi yang besarnya kira-kira Rp,-3.400.000,-. Lumayan lho
pembaca untuk tour guide seperti saya yang nganterin Tante saya yang
biseks bersama temannya selama lima hari. Selamat jalan Tante Ratna dan
Mbak Susi, semoga selamat dalam perjalanan pulang dan salam sayang dari
keponakan dan sahabatmu, Andi.
Read more...