Monday, 29 February 2016
Menikmati Kemolekan Tubuh Mbak Eva, Seorang Janda Gersang Seksi
Sebelumnya saya perkenalkan diri
terlebih dahulu, nama saya Panji (samaran), usia saya saat ini adalah 37
tahun. Kejadian ini adalah kisah nyata hidup saya yang terjadi 10 tahun
yang lalu, jadi saat itu usia saya baru sekitar 27 tahun.
Sebelum saya ceritakan pengalaman saya
dengan Mbak Eva sang janda gersang, perlu saya sampaikan juga bahwa
(mungkin) saya mengidap suatu kelainan (meskipun mungkin kadarnya masih
sangat ringan), yaitu saya lebih tertarik dengan wanita yang usianya
sebaya dengan saya ataupun lebih tua, meskipun saya tidak terlalu
menolak dengan wanita yang usianya dibawah saya.
Hampir semua (tapi tidak 100 persen),
pacar-pacar saya ataupun teman-teman kencan saya biasanya memiliki usia
sebaya ataupun lebih tua. Tetapi istri saya saat ini memang lebih muda
dari saya 5 tahun.
Saya menyenangi wanita yang lebih tua,
karena saya merasa kalau bermain cinta dengan mereka, saya merasakan ada
sensasi tersendiri. Terlebih kalau teman kencan saya seorang janda
gersang, saya akan semakin menikmati permainan-permainannya dengan baik.
Saya mempunyai seorang tetangga, sekaligus kawan bermain, tetapi
usianya 3 tahun dibawah saya, sebut saja namanya Steven (tentunya juga
nama samaran).
Saya berkawan dan bersahabat dengan dia
sudah sejak kecil. Hubungan saya dengan Steven sudah seperti kakak
beradik. Kami saling bermain, saya ke rumahnya ataupun dia yang ke
rumahku. Makan dan terkadang tidur pun kami sering bersama. Steven ini
anak tertua dari 4 bersaudara. Ayahnya meninggal dunia ketika dia
berumur 15 tahun.
Steven ini mempunyai ibu, namanya Eva.
Meskipun Mbak Eva ini ibu dari teman dekat saya, tetapi saya
memanggilnya tetap dengan panggilan mbak, bukan tante (saya tidak tahu
kenapa memanggilnya mbak, mungkin saya ikut-ikutan ibu saya). Karena
saya sudah terbiasa bergaul dengan keluarga Mbak Eva, maka Mbak Eva
menganggap saya sudah seperti anaknya sendiri. Sehingga Mbak Eva tidak
merasa malu untuk bertingkah wajar di hadapanku, terutama sekali dia
sudah terbiasa berpakaian minim, meskipun saya ada di depannya.
Apabila selesai mandi, dan keluar dari
kamar mandi, Mbak Eva tanpa malu-malu jalan di hadapan saya hanya dengan
melilitkan handuk di tubuhnya. Sehingga dengan jelas sekali terlihat
kemolekan tubuhnya. Warna kulitnya yang kuning bersih, dengan bentuk
pantat yang bulat dan sintal, serta sepasang lengan yang indah dengan
bebasnya dapat dipandangi, meskipun saya pada saat itu masih SD ataupun
SMP, tetapi secara naluri, saya sudah ingin juga melihat kemolekan tubuh
Mbak Eva.
Hubungan dengan Steven tetap baik,
meskipun saya sudah pindah rumah (meskipun dalam satu kota) dan meskipun
saya sudah kuliah ke lain kota, hubungan saya dengan keluarga Mbak Eva
juga tetap tidak berubah. Kalau saya pulang ke rumah sebulan sekali,
saya selalu sempatkan main ke rumah Steven.
Setelah kematian suaminya, Mbak Eva
selama kurang lebih 8 tahun tetap menjanda, dan akhirnya menjadi janda
gersang. Meskipun sebenarnya banyak laki-laki yang tertarik padanya,
karena Mbak Eva ini orangnya cantik, seksi, kulitnya kuning, bicaranya
ramah dan supel. Penampilannya selalu nampak bersih (selalu bermake-up
setiap saat). Tetapi semuanya ditolak, karena alasan Mbak Eva pada saat
itu katanya lebih berkonsentrasi untuk dia dalam mengasuh anak-anaknya.
Tetapi setelah 8 tahun janda gersang,
akhirnya dia menikah dengan seorang duda tua yang meskipun kaya raya
tetapi sakit-sakitan (Mbak Eva mau menikah dengan dia karena alasan
ekonomi). Tetapi perkawinan ini hanya bertahan kurang lebih 2 tahun,
karena suaminya yang baru ini akhirnya juga meninggal.
Setelah saya Dewasa, rasa tertarik saya
dengan Mbak Eva semakin menggebu. Tubuh yang seksi, pantat yang padat,
dan betis yang kecil serta indah selalu menjadi sasaran mata saya.
Terkadang saya sering mencuri pandang dengan Mbak Eva, pada saat ngobrol
dengan Steven dankebetulan Mbak Eva lewat. Apalagi kalau sedang ngobrol
dengan Steven dan Mbak Eva ikut, wah rasanya jadi senang sekali. Bahkan
sering saya sengaja main ke rumah Steven, dimana pada saat Steven tidak
ada di rumah, sehingga saya dengan leluasa dapat ngobrol berdua dengan
Mbak Eva.
Meskipun keinginan untuk bercinta dengan
Mbak Eva selalu menggebu, tetapi saya masih kesulitan untuk mencari
cara memulainya. Terkadang rasa ragu dan malu selalu menghantui, takut
kalau nanti Mbak Eva menolak untuk diajak bercinta. Tetapi kalau kemauan
sudah kuat, segala cara akan ditempuh demi tercapainya keinginan.
Hal ini terjadi secara kebetulan, ketika
suatu sore MBak Eva minta tolong saya untuk mengantarkan melihat
komplek perumahan yang baru di pinggiran kota, karena dia bermaksud
membeli rumah kecil di komplek perumahan tersebut.
Kami berdua berangkat dengan memakai
mobil saya. Karena lokasinya masih baru dan masih dalam tahap
pembangunan, sehingga sesampainya di lokasi, suasananya terlihat sepi,
tidak ada seorang pun di tempat itu. Kami berdua berkeliling-keliling
dengan berjalan kaki melihat-lihat rumah-rumah yang baru dibangun. Saya
ajak Mbak Eva masuk ke salah satu rumah yang sedang dibangun, yang
tentunya masih kosong, kami melihat-lihat ke dalamnya.
Kami berjalan berdampingan, dan setelah
masuk ke salah satu rumah yang sedang dibangun. Dengan tiba-tiba saya
dekap pundaknya, saya rekatkan ke dada saya, perasaan saya pada saat itu
tidak menentu, antara senang, takut kalau-kalau dia marah dan menampar
saya, dan perasaan birahi yang sudah sangat menggebu.
Tetapi syukur, ternyata dia hanya
tersenyum memandang saya. Melihat tidak ada penolakan yang berarti, saya
mulai berani untuk mencium pipinya, lagi-lagi dia hanya tersenyum malu
sambil pura-pura menjauhkan diri dan sambil berkata, “Ach.. Panji ini
ada-ada saja..”
Saya berkata, “Mbak Eva marah yaa..?”
Dia hanya menjawab dengan gelengan kepala dan sambil tersenyum terus menundukkan kepala.
Melihat bahasa tubuh yang menunjukkan
“lampu Hijau”, serangan saya semakin berani. Saya mengejarnya dan
mendekapnya, dan akhirnya saya berhasil mencium bibirnya yang tipis,
mungil dan berkilat oleh lipstick yang selalu menghiasi bibirnya. Sambil
saya bersandar di dinding, saya dekap dengan erat tubuh Mbak Eva.
Saya cium bibirnya, “Uhhmm..” dia bergumam dan balas memeluk dengan erat.
Ternyata tanpa diduga, Mbak Eva membalas
ciuman saya dengan bergairah. Saya kembali balas ciumannya yang sangat
bergairah dengan permainan lidah saya. Lidah kami sudah menari-nari.
Kedua tangan saya sudah mencari sasaran-sasaran yang sensitif. Bukit
kembarnya yang mungil tapi masih padat dan terlihat seksi menjadi
sasaran kedua tangan saya.
Kedua bukit kembar ini sudah lama
kuidam-idamkan untuk menjamahnya. Kami berciuman agak lama. Nafas Mbak
Eva semakin memburu. Ciuman, saya alihkan dari bibirnya yang mungil
turun ke lehernya. Dia menengadahkan wajahnya sambil matanya terpejam.
Menikmati rangsangan kenikmatan yang sudah lama tidak dia rasakan.
“Uchmm.. mm..” mulutnya selalu bergumam, tandanya dia menikmatinya.
Kedua tanganku saya dekapkan ke
pantatnya yang bulat dan seksi. Sehingga tubuhnya semakin marapat ke
tubuh saya. Dekapan kedua tangannya ke leher saya semakin diperkuat,
seiring dengan lenguhan bibirnya yang semakin panjang, “Uuucchmm.. mm.”
Batang kejantanan yang tegang sejak
berangkat dari rumahnya Mbak Eva, kini ditekan dengan kencang oleh tubuh
Mbak Eva yang bergoyang-goyang. Rasa nikmat menjalar dari batang
kejantananku mengalir naik ke ubun-ubun. Ciumanku terus turun setelah
beberapa lama singgah di lehernya, turun menuruni celah bukit kembarnya.
Kedua BH-nya yang berwarna merah muda, serasi dengan kulitnya yang
langsat, semakin menambah indahnya susu Mbak Eva.
Karena tubuh Mbak Eva agak kecil, saya
agak sedikit berjongkok, agar mampu mencium kedua susunya yang sudah
mengeras. Kedua tangan saya pergunakan untuk menahan punggungnya yang
mulai melengkung atas sensasi ciuman saya ke susunya. Deru nafas Mbak
Eva semakin memburu.
Gesekan tubuhnya ke batang keperkasaan
saya semakin cepat frekuensinya, dan akhirnya, “Udach acch Panjii..
jangan disini, nggak enak kalau nanti ketahuan..” sambil berusaha
melepaskan tubuhnya dari dekapan saya.
“Sebentar Mmmbbak..!” jawab saya dengan mulut tidak bergeser dari susunya.
“Panji, nanti kita lannjuttkan saja di llain ttemmpat..” suranya terputus-putus karena tersengal oleh nafasnya yang memburu.
“Oke dech Mbak Eva, tapi Mbak Eva harus
janji dulu, kapan dilanjutkannya dan dimana..?” tanyaku sambil masih
mendekap dengan erat tubuh Mbak Eva.
“Besok pagi saja di rumahku jam sepuluh. Karena kalau pagi rumahku sepi.”
“Oke dech, besok pagi jam sepuluh saya datang lagi.”
“Yuk kita pulang, anter aku dulu ke rumah, anak nakaall..!” pinta Mbak Eva manja sambil mencubit hidungku.
“Aku antar ke rumah, tapi kasih dulu
uang muka untuk besok pagi.” sambil mengarahkan ciuman saya ke bibirnya
sekali lagi sebagai uang muka untuk besok pagi.
Dia belum sempat tersenyum karena bibirnya sudah kukulum dengan mesranya.
Hari mulai gelap dan gerimis mengiringi
kepulangan kami. Kami berjalan pulang ke rumah Mbak Eva, tetapi suasana
dalam perjalanan pulang sudah jauh berbeda dengan suasana ketika kami
berangkat tadi. Karena ketika kami berangkat tadi, perilaku kami sebagai
seorang tante dengan “keponakannya”, tapi sekarang sudah berubah
menjadi perjalanan seorang tante dengan “keenakannya”.
Selama perjalanan, Mbak Eva menggoda
saya, “Waduh.., ternyata selama ini saya salah, saya kirain Panji itu
orangnya alim, tapi ternyata..”
“Ternyata enak khan..?” goda saya sambil mencubit dagunya yang menggemaskan. Kami berdua tertawa berderai.
“Kalau tahu gitu, mending dari dulu yaa..?” kata Mbak Eva menggoda.
“Iya kalau dari dulu, memek Mbak Eva mungkin tidak karatan ya..?” balasku menggoda.
“Emangnya besi tua..!” jawab Mbak Eva bersungut.
“Bukan besi tua, tapi besi pusaka.” jawab saya.
Selama perjalanan, tangan Mbak Eva tidak
henti-hentinya selalu meremas tangan saya yang sebelah kiri (sebelah
kanan untuk pegang setir). Tangan saya baru dilepaskan ketika saya
pergunakan untuk pindah gigi saja. Selebihnya selalu dipegang dan
diremas-remas oleh Mbak Eva.
“Mbak.., jangan tanganku aja donk yang diremas-remas..!” pinta saya dengan manja.
“Lha yang mana lagi yang minta diremas..?”
“Ya yang nggak ada tulangnya donk yang diremas.”
“Dasar anak nakal.” Mbak Eva tersenyum, tapi tangannya beralih untuk meremas rudal yang masih tegang belum tersalurkan.
Ternyata Mbak Eva tidak hanya meremas rudal saya saja, melainkan juga menciuminya.
“Mbak.., bebas aja lho Mbak, jangan sungkan-sungkan, anggap aja milik sendiri.” goda saya sambil tersenyum.
“Terus minta diapakan lagi..?” pancing Mbak Eva.
“Yaa.., kalau mau dikulum juga boleh.” jawab saya.
“Emangnya nggak kelihatan orang..?” tanyanya ragu.
“Khan udah malem, lagian hujan, pasti nggak kelihatan.”
Tanpa menunggu jawaban, tangan Mbak Eva
sudah mulai membuka resluiting celana dan mengeluarkan rudal saya. Saya
geser kursi saya agak ke belakang, agar Mbak Eva dapat leluasa
mempermainkan rudal indah milik saya. Dirabanya rudal itu dan
diciuminya, akhirnya bibirnya yang mungil mengulum dan menjilatinya.
Terasa mendapat aliran listrik yang menggetarkan ketika lidah Mbak Eva
menjilati kepala rudal saya.
Dan terasa hangat dan basah ketika
mulutnya mengulum batang kejantanan saya yang semakin menegang. Dua
perasaan yang penuh sensasi berganti-ganti saya rasakan. Antara getaran
karena jilatan lidah dan hangatnya kuluman saling berganti. Kedua kaki
terasa tegang, dan pantat saya tidak terasa terangkat karena sensasi
yang ditimbulkan oleh kuluman bibir Mbak Eva yang ternyata sangat ahli
Untuk menghindari konsentrasi yang
terpecah, terpaksa saya meminggirkan mobil ke jalur lambat, dan
memberhentikan mobil. Keadaan sangat mendukung, karena pada saat itu
tepat dengan turunnya hujan, dan lalu lintas kendaraan agak sepi,
sehingga kami berdua tidak merasa terganggu untuk melanjutkan permainan
di dalam mobil.
Mbak Eva mengulum kemaluan saya dengan
semangat. Kepalanya terlihat turun naik-turun naik yang terkadang cepat,
terkadang lambat. Mulutnya terus bergumam, sebagai tanda bahwa dia juga
menikmatinya. Kedua tangan saya memegang kepala Mbak Eva naik-turun
mengikuti gerakannya. Kaki semakin kejang dengan pantat saya yang naik
turun akibat rasa sensasi yang luar biasa. Untuk mengimbangi
permainannya, pantat Mbak Eva yang terlihat nungging, saya remas dengan
tangan kiri, sementara tangan kanan masih membelai susu Mbak Eva, saya
remas dengan pelan kedua susunya bergantian dengan tangan kanan.
Resluiting rok bawahnya yang ada di
pantat, mulai saya buka, terlihat CD-nya yang berwarna merah muda. Saya
masukkan tangan kiri ke dalam CD-nya dan meremas dengan gemas pantatnya
yang padat berisi. Tangan saya bergerak turun menelusuri celah
pantatnya, dan sekarang menuju liang kemaluannya. Kemaluannya saya
sentuh dari belakang, dan terasa sudah sangat basah dan merekah.
Saya belai-belai bibir luar
kewanitaannya dan akhirnya saya belai-belai klitnya. Merasa klitnya
tersentuh oleh jari saya, pantat Mbak Eva semakin dinaikkan, dan terasa
tegang, kuluman ke batang kejantanan saya semakin kencang. Tangan kanan
saya masih meremas-remas susunya yang semakin tegak. Melihat perpaduan
antara belaian klitoris, remasan susu dan kuluman rudal, suara kami jadi
semakin maracau.
Pantat kami semakin naik turun. Erangan
kenikmatan dan sensasi aliran listrik menjalar ke sekujur tubuh kami.
Tiba-tiba Mbak Eva melepaskan kulumannya. Dia kembali ke posisi duduk
dan telentang sambil matanya tetap terpejam oleh kenikmatan yang sudah
bertahun-tahun tidak dirasakan. Saya tahu maksudnya, bahwa dia minta
gantian agar kewanitaannya dijilati.
Saya singkapkan roknya, dan Mbak Eva
dengan tergesa-gesa melepaskan sendiri CD-nya, seakan tidak sabar dan
tidak ingin ada waktu luang yang terputus. Kedua kakinya sudah
ditelentangkan, kemaluannya yang mungil dengan bulu-bulu halus dan
terawat sudah kelihatan merekah. Saya dekatkan mulut saya ke liang
senggamanya, tetapi saya baru akan menjilati kedua selangkangannya
terlebih dahulu.
Dia meremas-remas rambut saya. Kedua
kakinya mengejang-ngejang dan bergerak-gerak tidak terkontrol. Pantatnya
digerak-gerakkan naik turun. Ini artinya Mbak Eva sudah sangat
penasaran dan sangat gemas agar kemaluannya ingin dijilati. Dia
kelihatan penasaran sekali. Saya jilati bibir kemaluannya.
Harumnya yang khas kemaluan wanita
semakin merangsang saya. Remasan-remasan di kepala saya semakin kuat.
Akhirnya saya buka bibir kemaluannya, saya jilati klitorisnya. Ketika
lidah saya menyentuh klitorisnya, nafas lega dan erangan kenikmatan
keluar dari mulutnya.
“Uuuhh.. uhh.. uughh..!” terus menerus keluar dari mulutnya.
Kepalanya selalu bergoyang-goyang ke
kanan dan ke kiri. Remasan remasan tangan kirinya sekarang beralih ke
punggung saya, sedangkan tangan kanannya berusaha mencari batang
keperkasaan saya dan akhirnya meremas-remas dan mengocoknya. Tangan yang
lembut dengan kocokan dan remasan yang halus, memijat-mijat batang
kejantanan saya, memberikan sensasi tersendiri pada rudal kebanggaan
milik saya.
Lidah saya berputar-putar di
klitorisnya, usapan-usapan lidah di dinding vagina, terkadang saya
selingi dengan isapan dan gigitan halus di klitorisnya, membuat dia
semakin marancu, “Uuugghh.. geellii banggeett..! Uuuff.., ggellii
bannget..! Uuff ggllii..”
Dan secara tiba-tiba kedua tangannya
mencakar punggung saya, kedua kakinya menegang, dadanya membusung naik
diikuti dengan getaran tubuh yang hebat sambil mengerang, “Uuugghhff
Aaallvii.., uuff aku mmauu kkeelluua.. aarr..”
Nafasnya tersengal dan memburu, tandanya dia sudah sampai di puncak kenikmatan seorang wanita.
“Aaallvii.., kamu belum yaa..? Sini kukulum biar cepet nyampai.” suara Mbak Eva sambil nafasnya masih memburu.
Dia membungkuk di pangkuan saya, saya
telentang di jok. Dia kembali mengulum batang kejantanan saya. Bibir
yang manis dan mungil kembali mengocok-ngocok rudal saya. Lidahnya
dengan lembut menyapu kepala kemaluan saya. Sensasi yang tadi sempat
terputus, kembali dapat saya rasakan. Kaki saya menegang, pantatku
terangkat, tangan saya meremas-remas kedua pipinya.
Aliran listrik menjalar dari kepala
kejantanan saya, naik ke ubun-ubun dan sekujur tubuh. Aliran tersebut
kembali lagi bersama-sama mengarah ke ujung rudal saya, ke kepala
kemaluan saya, dan akhirnya keluar bersama-sama dengan cairan putih dan
kental ke mulut Mbak Eva, ke bibir Mbak Eva, ke hidungnya dan ke
pipinya, banyak sekali.
Seakan-akan habis sudah cairan yang ada
di tubuh ini, lemas kedua tubuh kami. Untuk sejenak kami berdua berdiam
diri, untuk menikmati sensasi kami, untuk mengatur nafas kami dan untuk
menenangkan emosi kami.Memek Bu Haji Keenakan Dimasuki Kontol Bukan Suaminya
Memek Bu Haji Keenakan Dimasuki Kontol Bukan Suaminya
Kisah ini terjalin antara mahasiswa yang
kuliah universitas swasta dengan pemilik kos2an di mana sang mahasiswa
tinggal ngekos.Bangunan itu terdiri atas rumah 2 petak sebanyak 5 pintu
yang masing2 petak terdiri atas 3 ruangan. Di samping rumah2 petak
tersebut menempel rumah utama yang merupakan tempat pemilik kos2an
tinggal.
Nama pemilik kos2an adalah Haji Imron.
Biasa dipanggil oleh tetangga dan mahasiswa dengan sebutan Pak Haji.
Tempat kos2an dan rumah utama ini di kelilingi oleh pagar besi setinggi
1,5 meter di bagian depan yang memiliki dua pintu masuk dan pagar tembok
ditiga sisi lainnya setinggi 3 meter.
Halamannnya dihampari oleh konblok dan
dihiasi oleh berbagai tanaman, sehingga terlihat sangat rapi, asri,
anggun, dan sejuk. Kos2an ini hanya diperuntukkan bagi mahasiswa. Di
sinilah Rizal, mahasiswa di universitas swasta itu tinggal. Sudah 3
bulan ia tinggal di sini. Rizal adalah mahasiswa asal Cikampek, tetapi
ia bukanlah asli Cikampek.
Haji Imron memiliki 3 orang anak. Satu
laki2, dan dua perempuan. Dua anaknya sudah berkeluarga, sedangkan satu
lagi yang laki2 masih duduk di kleas 2 SMU. Yang paling menarik hati
Rizal adalah Bu Haji. Walau usianya sudah 43 tahun penampilanya masih
seperti umur 30-an. Bu Haji selalu ramah pada tetangga maupun mahasiswa2
yang ngekos di rumahnya. Bodynya bongsor, berkulit kuning langsat, dan
selalu memakai kerudung.
Bila ia keluar dengan mobil Innova-nya
ia akan memakai kaca mata hitam sebagai hiasan. Rizal sering mencuri
pandang mengamati Bu Haji. Pernah Rizal menggoda Bu Haji ketika Rizal
hendak berangkat ke kampus dengan motor Honda nya sedangkan Bu Haji
hendak keluar dengan KijangInnova-nya.“Wah, Bu Haji, gayanya seperti
cewek2 di kampusku aja nih..,”goda Rizal“Iya dong, Zal. Biarpun udah tua
harus tetap jaga penampilan lho…harus semangat seperti anak2
muda,”balas Bu Haji sambilmelemparkan senyumnya.
“Iya deh, Bu Haji. Saya setuju
kok..,”ujar Bu Rizal. “Saya duluan,Bu Haji,”seru Rizal sambil melajukan
motornya.Setiap Rizal pulang malam, Rizal sering mengamati Bu Haji
nongkrong sendirian di ruang tengah menonton televisi. Bahkan kadang
sampai larut malam. Yang paling membuat Rizal kagum sekaligus ngiler
adalah ketika suatu sore ia bertamu sekaligus hendak membayar uang
kontrakan bulanan.
Rizal diterima oleh Bu Haji di ruang
tengah yang sejuk dan asri itu. Bu Haji menemuinya dengan celana pendek
yang ketat dan kemeja yang longgar. Bu Haji hanya senyum2 saja melihat
Rizal yang kikuk dan mata Rizal yang kadang2 melirik ke pahanya. Di
dalam rumahnya Bu Haji memang sering memakai celana pendek dan
melepaskan kerudungnya.Setelah keluar dari rumah Bu Haji dan sampai di
kamarnya sendiri, Rizal membayangkan semua yang baru saja dilihatnya.
Paha putih yang gempal dan padat. Sangat
mulus, pikir Rizal. Dan Rizal yakin di balik kemeja longgar yang
dipakai Bu Haji terdapat kulit yang putih-mulus dan buah dada yang
besar. Rizal sering membayangkan bisa menggumuli tubuh Bu Haji yang
bongsor dan putih mulus itu. Rizaljuga sering membayangkan memek Bu
Haji, pasti tebal dan empuk gumamnya dalam hati. Tetapi Rizal lalu
tersenyum masem karena tubunya termasuk agak kurus walaupun ia memiliki
tinggi 173 cm.
Kalau sudah begitu Rizal akan
mengusap-usap kontolnya lalu melepaskan pusingnya di kamar mandi.Pak
Haji Imron termasuk tuan tanah. Ia memiliki beberapa kos2an dan sejumlah
rumah yang dikontrakkan. Semua tersebar di wilayah Jabodetabek. Ia
paling sering ke wilayah Depok. Selain mengunjungi anaknya dan rumah
kos2an yang pengelolaannya diserahkan pada anaknya juga karena di
sebelah kos2an itu terdapat kolam pancing yang yang cukup ramai
dikunjungi.
Kolam pancing itu juga dikelola oleh
anaknya dan menantunya di samping beberapa pembantu. Hampir setiap hari
Pak Haji Imron pergi ke Depok. Kalau sudah asyik memancing Pak Haji
Imron bisa menginap sampai 3-4 hari.Suatu sore Rizal berjalan ke samping
rumah utama yang ditanami beberapa batang pohonjambu Taiwan. Ia
bermaksud mengambil beberapa buah jambuTaiwan. Pak Haji dan Bu Haji
memang tidak melarang anak2 kosnya mengambil hasil tanaman yang ada di
sekitar rumah itu.
Karena kadang2 anak2 kos juga ikut
membantu mengurusi tanaman2 tersebut. Saat itu beberapa pohon jambu
sedang berbuah. Buahnya besar2 dan siap dipanen.Pohon2 itu terletak di
antara tembok pagar dan tembok dinding rumah utama. Ketika ia hendak
melangkah ke rimbunan pohon jambu, ia melihat daun jendela yang
menghadap ke pohon2 jambu itu terbuka. Itu merupakan kamar tidur Pak
Haji dan Bu Haji. Ia seketika ragu. Tetapi di benaknya adalah bahwatadi
pagi ia melihat Pak Haji dan Bu Haji keluar rumah memakai Suzuki Escudo.
Dan ketika ia terbangun sore ini Suzuki
Escudo belum ada di halaman. Ia hendak membatalkan niatnya karena takut
jangan2 ketika ia tertidur tadi Pak Haji dan Bu Haji pulang dan Suzuki
Escudo mungkin dipinjam seseorang atau salah satu anaknya. Setelah
beberapa detik, Rizal memutuskan memeriksa perlahan. Ia berjalan di atas
teras keramik samping yang sempit. Dengan ujung matanya ia mencoba
meneliti kamar itu. Untunglah…,pikirnya.
Kamar itu kosong.Lalu Rizal pun
melanjutkan niatnya. Ia mengambil beberapa buah jambu. Ketika ia hendak
berbalik, Rizal sangat kaget dan pucat. Karena pada saat yang sama ia
melihat Bu Haji masuk ke dalam kamar. Bu Haji hanya memakai celana
pendek yang sangat ketat. Dan di atasnya, seluruh kancing kemeja Bu Haji
belum terpasang sehingga memperlihatkan perut dan pusarnya yang mulus
dan putih dan juga BH nya yang membungkus dadanya yang besar.
Bu Haji juga kaget dan hampir berteriak.
Tetapi ketika menyadari bahwa orang yang ada di samping rumah adalah
Rizal ia hanya kaget sebentar saja. Tangannya bergerak mengatupkan
kemejanya tanpa memasang kancingnya.“Ah…kirain tadi siapa…Ibu kaget
setengah mati,”seru Bu Haji dari dalam kamar.
Ia melipat kedua tangan diperutnya
sehingga kemejanya tidak terbuka.“Maaf Bu Haji…maaf…Maaf Bu Haji…tadi
saya kira Bu Haji pergi dengan Pak Haji…jadi saya berani ke sini,”Rizal
berusaha menjelaskan. Ia terlihat kikuk danagak malu2.“Iya sudah…kirain
siapa..,”kata Bu Haji. Ia tersenyum pada Rizal.“Maaf Bu Haji…,”kata
Rizal berjalan menunduk. “Permisi Bu Haji…,” kata Rizal permisi dan
melihat ke Bu Haji sebentar. Bu Haji mengangguk tersenyum. Ketika Rizal
melihat Bu Haji sebentar, ia sempat melirik ke dada Bu Haji yang tidak
begitu serius menutupi bagian dadanya.
Sesampai di kamarnya, Rizal malah tidak
memperdulikan jambu yang baru saja diambilnya.Yang ada dalam pikirannya
adalah pusar, perut, dan BH Bu Haji. Ia terduduk dalam kasurnya.
Memandang langit2 kamarnya. Bayangan Bu Haji yang super seksi tadi
memenuhi angannya. Ia menggerakkan tangannya mengusap-usap kontolnya
yang seketika menegang keras. Rizal menghempaskan punggunya ke kasur.
Menarik tangannya dari selangkangannnya.
Ia merenung, jika tadi di belakang Bu
Haji muncul Pak Haji, maka ia akan kena tegur.Ketika Rizal masih berusa
menenangkan pikirannya tiba2 handphone-nya berbunyi. Rizal mengambil
handphone-nya.“Hallo..”jawabnya. Tapi diseberang tidak ada jawaban.
Panggilan itu terputus. Rizal mengamati nomor “Received Calls” pada
handphonenya. Nomor yang tidak dikenalnya. Ia meletakkan handphone itu.
Tetapi ketika teringat dengan seorang cewek yang baru dikenalnya kemarin
ia meraih lagi handphone tersebut.
Siapa tahu cewek itu, pikir Rizal. Rizal
memanggil nomor itu.“Hallo…,”panggilnya.“Hallo…emang kamu gak
kuliah..?”seketika Rizal heran. Ada riak senang dalam hatinya. Suara itu
adalah suara Bu Haji.“Eh, Bu Haji…eh..nggak Bu Haji…hari ini saya emang
ga ada jadwal kuliah…,”ujar Rizal dengan suara yang dibuatnya
sedemikian rupa.“Hhhmm, gimana jambunya? Enak ga?”tanya Bu Haji di
seberang.
Suaranya terdengar akrab dan manis di
telinga Rizal“Ah, belum sempat Bu Haji…baru juga mau makan…dari bentuk
dan warnanya kayaknya enak sih..,”kata Rizal mencoba berakrab-akrab
ria.“Ntar kalau udah makan bilang ibu iya. Kalau enak Ibu juga mau
ambil,”“Iya Bu Haji…,”jawab Rizal. Ketikaia merasa Bu Haji hendak
menutup pembicaraan, Rizal buru-buru bertanya.”Ehh, hhmmm…maaf Bu, Pak
Haji kemana? Tadi sepertinya saya lihat bareng Bu Haji keluar,”“Tadi
pagi emang keluar bareng Ibu tapi sebentar aja ke salon.
Trus pulang. Sekarang bapak ke Depok….,”
kata Bu Haji menjelaskan.“Ohh..iya udah deh bu…maaf tadiya Bu Haji…saya
tidak tahu..,”ujar Rizal.“Hmmm-hhmm..,”Bu Haji tertawakecil di
seberang.”Nanti kalau udah dimakan jambunya jangan lupa sms bilang ibu
ya. SMS aja enak apa nggak..!”“Iya bu..”ujar Rizal. Dan pembicaraan pun
selesai.Malamnya jam tujuh setelah makan, Rizal mengambil HP-nya.
Ia belum memakan jambunya, tetapi dalam
hatinya ia akan mengatakan saja bahwa jambu itu enak.“Malam Bu
Haji…jambunya enak,”begitu is isms Rizal.“Bener enak?”balas sms Bu
Haji.“Iya Bu. Bener enak”.“Kamu lagi ngapain?”sms Bu Haji.“Gak lagi
ngapain Bu. Tiduran aja,”balas Rizal sambil heran dgn isi sms Bu
Haji.“Emang ga keluar? Mahasiswa kan ngapelnya ga cuma malam
minggu”balas Bu Haji lagi.“Nggak Bu. Lagi pengen di rumahaja.
Maaf, kalau Bu Haji sedang apa?”sms
Rizal.“Lagi sms an ama kamu..hehe..!”jawab sms Bu Haji. Isi sms ini
membuat Rizal senang setengah mati. Ia tersenyun-senyum dalam hati.
Rizal agak bingung untum membalas. Ia tidak tahu hendak mengetik apa.
Tiba2 sms Bu Haji masuk lagi.“Tadi kamu lihat ibu ya..?”Rizal hampir
berteriak senang setengah mati membaca sms ini. Ia membaca sms itu
berulang-ulang.
Ia berpikir sejenak untuk membalas
apa.“Hhmm, iya bu. Maaf…saya tadi tidak sengaja..,”akhirnya hanya itu
yang ditulisnya.“Gak sengaja tapi dah lihat ya…?”sms Bu Haji. Rizal jadi
makin semangat.“Iya bu. Maaf…saya ga ingat lagi kok Bu…tapi…,”balas
Rizal. Ia sengaja menggantung sms nya untuk membuat Bu Haji yang sering
diidam-idamkanya jadi penasaran. Tetapi setelah Rizal menunggu 5 menit
Bu Haji tidak lagi membalas. Ia pun ragu untuk mengirim sms lagi.Ketika
ia hendak meletakkan HPnya, Bu Haji menelepon. Rizal bersorak dalam
hati.
“Hallo…,”sahut Rizal dengan suara dibuat
merdu.“Tapi apa, Zal?”tanya Bu Haji pelan. Suaranya agak
sengau.“Nnnggg…apa ya…? Rizal menyahut dengan canda.“Apa..ayo
apa..?”desak Bu Haji dengan nada seperti tertawa.“Hhmm…tapi aku senang
aja melihatnya…,”akhirnya Rizal memberanikan diri.“Hhhmmm…kamu
ini…kirain apa tadi…emang kamu lihat apa coba..?”tanya Bu Haji.“Lihat
sesuatu…nnggg…yang pengennya ga cuma dilihat…,”Rizal makin berani
menggoda.“Emang pengennya diapain..?”“Susah dibilangin dengan kata-kata
Bu…hehe…,”Rizal tertawa renyah.
”Susah bilanginnya…tapi kalau tiba2 ada
di sini…ah..gau taulah…,”Rizal dengan berani menggoda lebih
jauh.“Heheh….kamu…,”hanya itu ucapan Bu Haji.“Ibu lagi di mana?” Tanya
Rizal.“Lagi di kamar, kenapa?”Tanya Bu Haji.“Ga…nanya aja kok Bu..!”ujar
Rizal.“Hhhmm..iya udah iya, Zal,”kata Bu Haji menutup pembicaraan.“Iya
Bu. Met malam..,”sahut Rizal“Iya..,”balas Bu Haji sambil menutup
pembicaraan.Dalam kamarnya Rizal tersenyum-senyum senang. Entah kenapa
nafsu birahinya timbul. Ia tidur2an di kasurnya sambil senyum-senyum
mengingat semua pembicaraan dengan Bu Haji. Lalu dua jam kemudian sms Bu
Haji masuk lagi.
“Nonton MetroTV deh…acaranya
bagus…,”demikian is isms Bu Haji.Rizal yang memang sedang nonton MetroTV
di kamarnya lagsung membalas dengan semangat.“Iya. Ini juga lagi nonton
MetroTV kok Bu. Bu Haji belum bobo..?”tanya Rizal dalam sms nya.
Sengaja ia memilih kata “bobo” untuk membuat suasana jadi
nyaman.“Belum..kan masih jam 10…,”balas sms Bu Haji.“Masih di kamar?”
Rizal sengaja menanyakan ini.“Iya…,”jawab Bu Haji“Di tempat tidur..?”
tanya Rizl“Iya…,”jawab Bu Haji“Hehe..sama dong…,”balas Rizal genit.
Tetapi Bu Haji tidak lagi membalas.
Sekitar jam 12 malam ketika Rizal
dilanda kantuk. Bunyi sms masuk ke HP nya.“Udah bobo..?” itu isi sms Bu
Haji“Belum…Bu Haji belum bobo..?”Rizal membalas“Belum juga…masih
nonton..,”“Sama dong…”isi sms Rizal. Kembai lagi Bu Haji tidak membalas.
Tetapi entah kenapa Rizal mengurungkan niatnya tidur. Entah kenapa ia
yakin Bu Haji akan sms lagi. Tetapi kali ini tidak lagi.Sekitar jam
setengah satu malam yang ada adalah “missed call” dari Bu Haji. Rizal
menelepon balik. Tapi tidak telepon tidak diangkat.“Belum tidur..?”Rizal
coba kirim sms.
Tetapi setelah menunggu sepuluh menit
tidak ada jawaban,Rizal akhirnya meletakkan HPnya.Dan menghempaskan
badannya ke kasur. Sekitar jam 02.10 HP nya berbunyi. Di seberang
terdengar suara Bu Haji yang agak sengau dan manja.“Lagi ngapain,
Zal..?”tanya Bu Haji.Rizal menjawab dengan segenap keyakinan dan
keberanian.“Belum bisa tidur Bu. Gara-gara pemandangan tadi siang di
kamar Bu Haji,”Rizal menahan nafasnya ketika berbicara. Ia pun membuat
suaranya agak sengau dan lirih.
“Hhhmm…terus..?”sahut Bu Haji“Iya jadi
susah tidurnya nih…,”Rizal merengek. Lalu Rizal menyambung
lagi.”Bu…!”“Apa..?jawab Bu Haji“Tapi jangan marah ya Bu…,”ujar Rizal“Gak
kok..apa..?”tanya Bu Haji.“Hhhhmm..boleh ga saya kesitu
sekarang…?”tanya Rizal dengan suara dibuat merdu. Dadanya berdegup
ketika mengucapkan kata-kata itu.“Hhhmm kamu…,”hanya itu ucapan Bu
Haji.”Udah ya..,”ucap Bu Haji.
Pembicaraan seketika terputus. Rizal
terdiam. Tetapi hanya berselang dua menit bunyi sms masuk ke
HPnya.“Pintu samping terbuka…kutunggu..,”demikian isi sms Bu Haji.Rizal
langsung gembira. Badannya dipenuhi nafsu sex. Ia merasakan kontolnya
semakin menegang saja. Dengan perlahan ia keluar kamar dan melintasi
halaman menuju pintu samping.
Ketika sampai di pintu samping dengan
yakin ia mendorongnya. Pintu itu terbuka. Di dalam cahaya yang remang ia
melihat bayangan Bu Haji dengan celana pendek dan baju tidur yang
ketat. Bu Haji menarik tangannya dan menutup pintu.Ketika Bu Haji
membelakanginya sambil mengunci pintu, Rizal langsung memeluk Bu Haji
dari belakang. Ia menekan pantat Bu Haji dengan bagian kontolnya yang
tegang. Kedua tangannya melingkari pinggang Bu Haji.
Rizal dengan liar mendaratkan ciuman2di
trengkuk Bu Haji. Bu Haji langsung berbalik. Ia melingkarkan tangannya
di pinggang Rizal dan dengan agresif menarik tubuh Rizal ke tembok.
Dalam hitungan detik bibir Rizal sudah dilumat oleh Bu Haji. Rizal
membalas dengan memutar dan memilin lidahnya. Rizal menarik lidah Bu
Haji dengan lidahnya. Bu Haji membalasnya dengan pagutan dan lumatan
yang bergelora. Rizal menarik tubuh Bu Haji sehingga kini Rizal yang
bersandar di tembok ruangan belakang itu. Mereka saling menciumi dan
menjilati dengan liar.
Mulut Bu Haji tak henti-henti
mengeluartkan bunyi kecipak ketika mulut Rizal menyedoti lidah dan bibir
Bu Haji. Bu Haji makin dipenuhi nafsu birahi. Ia makin merapatkan tubuh
ke dalam pelukan Rizal. Rizal menariknya penuh nafsu dan meremasi
pantat dan pinggul Bu Haji. Bu Haji melingkarkan satu tangnnya di leher
Rizal dan satunya lagi merababi leher Rizal.Mulutnya tidak berhenti
melumatlidah dan mulut Rizal. Bu Haji menggeserkan badannya agak
kebawah.
Ketika Bu Haji merasakan****** Rizal
yang tegang telah berada di daerah selangkangannya, ia membuka paha
sedikit lalu merapatkannya. Rizal membalas dengan menekan kontolnya ke
arah Bu Haji. Lalu Bu Haji menggesek-gesek ******Rizal dengan memeknya
yang masih tertutup celana pendek. Rizal membalas dengan sodokan ke
depan sambil meremasi pantat Bu Haji. Ciuman dan jilatan mereka makin
penuh nafsu dan semakin liar. Rizal mengulum bibir Bu Haji. Lalu menarik
bibir Bu Hajidengan sedotan mulutnya.
Ketika bibir Bu Haji terlepas, Rizal
merangsek ke leher Bu Haji. Bu Haji menengadah sambil bagian
selangkangannya tetap digesek-gesekkan ke selangkangan Rizal. Rizal
makin nafsu. Ia menciumi bagian atas dada Bu Haji. Bu Hajimakin
menengadah…badannya dilengkungkan.“Hhhmmmhhaahh…jangan bikin merah di
situ yah..,”desah Bu Haji“Mmmhhaahh…,”Rizal hanya mendesah penuh nafsu.
Ia membuka kancing depan baju tidur Bu Haji. Lalu membenamkanwajahnya di
dada Bu Haji yang besar.
Rizal menggeser BH Bu Haji ke atas. Lalu
tangannya meraih buah dada yang besar itu.Ia lalu menciumi dan
menjilatinya.“Mmmhhoohhh…,”desah Bu Haji. Rizal makin bernafsu mendengar
desah penuh nafsu Bu Haji. Ia menjilati puting susu Bu Haji lalu
menyedotinya.“Mmmhhhoohhh…hhhoohh…ooohhh…hhhooohhhh…,”begitu
desahanpenuh nafsu Bu Haji setiap kali Rizal menyedot puting susu Bu
Haji dengan keras.
Tubuh Bu Hajimakin melengkung. Ia
membusungkan dadanya, menekankan buah dadanya ke mulut Rizal. Bu Haji
melihati mulutRizal menjilati,menciumi, dan mengisap-isap buah dadanya.
Bu Haji makin keras menggesekkan selangkangannya ke bagian****** Rizal.
Tangan kirinya mendekap kepala Rizal untuk terus menciumi buah dadanya
sementara tangan kanannya merabai dada Rizal dan memijat-mijat puting
susu Rizal yang kecil.Mulut Rizal mengecupi puting susu Bu Haji,
menyedotinya, lalu menarik-nariknya dengan mulutnya.
“Hhhmmhhoohh…hhoohhh…hhaaahhh…nngggoohh…,”hanya
desah penuh nafsu itu yang keluar dari mulut Bu
Haji.“Mmhhhhh…Zal..Zal…,”bisk Bu Haji di telinga Rizal. Rizal terus saja
menyedot-nyedot susu Bu Haji. Pikiran Rizal sudah dipenuhi nafsu
sex.“Zal…hhhmm…Zal…ke kamar aja…,”bisik Bu Haji.Rizal mengendorkan
pelukannya. Bu Haji menarik tubuhnya dari pelukan ketat Rizal. Ia
bergerak ke saklar.
Klik!!Lalu seluruh ruangan tengah yang
menuju kamar Bu Haji yang terlihat dari luar kalau lampu menyala
langsung gelap. Rizal kembali merangkuli tubuh Bu Haji dan menciumi
bibirnya. Bu Haji membalas dengan tak kalah agresif. Bu Haji meciumi
Rizal, memeluknya, dan menariknya. Rizal mengikuti gerakan Bu Haji. Bu
Haji dan Rizal tetap berpelukan dan berciuman ketika meraka melangkah ke
kamar. Ketika akhirnya sampai di kamar, Bu Haji menarik tubuh Rizal ke
kasur. Rizal tertarik menindih tubuh Bu Haji.
Kaki Bu Haji terbuka menjuntai di lantai
sementara tubuhnya rebah di kasur. Rizal menunduk menggumulinya. Ia
menempatkanbagian kontolnya di selangkangan Bu Haji yang terbuka. Rizal
bisa merasakan empuknya memek Bu Haji yang masih terbungkus celana
pendek ketat. Mulutnya menciumi pusar Bu Haji sambil kedua tangannya
menelanjangi tubuh bagian atas Bu Haji. Bu Haji tak kalah agresifmembuka
baju Rizal. Ciuman Rizalmakin liar. Mulutnya bergerak ke pinggul Bu
Haji. Kedua tangannyamembuka celana ketat pendek Bu Haji.
Ia membukanya perlahan-lahan. Bibirnya
merangsek menciumi bagian celana dalam Bu Haji yang terlihat. Bu Haji
hanya melihati Rizal. Ketika akhirnya celana pendek itu lepas,
terlihatlah gundukan memek Bu Haji yang tebal terbungkus celana dalam
putih.“Mmhhhoooh..,”desah Rizal sambilmengecup permukaan celana dalam
itu pelan. Lalu ia berdiri membuka celananya. Ia berdiri telanjang bulat
dengan ****** yang mengacung tegang. Bu Hajimemandangi ****** Rizal.
Rizal berdiri mengocok kontolnya
sebentar lalu membungkuk membuka celana dalam Bu Haji. Kini tubuh bugil
Bu Haji terpampang di depanya.Rizal mendekatkan mulutnya ke memek Bu
Haji yang dipenuhi jembut lebat. “Nnnggghhooohh…,”Rizal mendesah ketika
mengecup permukaan memek Bu Haji.Bu Haji mengangkangkan pahanya
lebar-lebar dan mengangkat pantatnya ketika mulut Rizal menyentuh
permukaan memeknya.
Rizal lalu mendorong tubuh Bu Haji
perlahan ke tengah tempat tidur.Di tengah2 tempat tidur itu Bu Haji
telentang pasrah dengan paha terbuka. Ia melihat Rizal mendatangi ke
tengah tempat tidur dengan ****** yang teracung tegang. Ketika Rizal
telah memasuki pahanya yang terbuka lebar,Bu Haji melihat Rizal
mengocok-ngocok kontolnya. Lalu ketika Rizal mulai bergerak menindihnya,
Bu Haji merasa darahnya mendesir. Ia makin melebarkan pahanya. Ia
merangkul leher Rizal.
Rizal menindih tubuh Bu Haji dan mencium
mulutnya. Bu Haji membalasnya dengan mengulum bibr Rizal. Rizal
mengerakkan pantatnya, dengan kontolnya yang tegang ia mencari memek Bu
Haji. Akhirnya ujung ****** Rizal merasakan permukaan memek Bu Haji yang
basah. Ia menekan-nekannya perlahan. Bu Haji membantunya dengan
menggerakkan pinggulnya. Rizal merasakn ujung kontolnya masuksedikit di
celah memek Bu Haji.
Bu Haji merapatkan selangkangannya. Lalu
Rizal menusukkan kontolnya.“Hhhooohh Bu Haji..,’desahnya seraya
menusukkan kontolnya.“Nnngghhhoohhh sayang…,”desah Bu Haji. Bu Haji
merasakan ****** Rizal melesak memasuki memeknya yang basah. Bu Haji
menggerakkan pinggulnya menyambut ****** Rizal yang menusuk lobang
memeknya. Lalu seketika melingkarkan pahanya di pinggul Rizal.“Hhhooohhh
sayang….besar sekalikontolmu…,”desah Bu Haji di telinga Rizal. Desahan
ini membuat Rizal berkobar. Ia menarik kontolnya dan menusukkannya
dengan cepat kedalam lobang memek Bu Haji.
“Hhhhhooohhh Bu Haji…hhoohhh…”Rizal
mengerang penuh nafsu.“Hhhoohh sayang..kocok terus…hhoohh..enak sekali
sayang..hhoohh..,”Bu Ijah mendesah lirih sendu di telunga
Rizal.“HHoohh…hhoohh….hhoo enak sekali..hhohh..hhoohh…Bu Haji
sayang…hhoohhh…hhhoohhh…,”Rizal mengerang penuh nafsu. Rizalmenggerakkan
pantatnya naik-turun. Ia menggenjoti tubuhBu Haji dengan cepat.
Kontolnya keluar masuk dengan cepat dan
kuat dalam lobang memek Bu Haji. Bu Haji makin mengetatkan
selangkangannya di pinggul Rizal.“Oooohhh sayang…genjot sayang…hhhoohh
…entoti terus sayang…hhhooohhh…hhhoohhh..enak sekali tusukan kontolmu
sayang…hhoohh…entotin yang lama say…ooohhh…sayang…oohhh…,”Bu Haji
mendesah penuh nafsu.
Rizal merasakan tubuhnya dan tubuh Bu
Haji hangat. Ia melihat wajah Bu Haji yang redup penuh nafsu. Ia melihat
wajah Bu Haji bergerak-gerak mengikuti setiaptusukan kontolnya. Ia
merasakan nikmat yang luar biasa di ujung kontolnya ketika menusuki
bagian dalam lobang memek Bu Haji. Bu Haji merasakan tusukan-tuskan
dalam lobang memeknya begitu cepat. Ia melebarkan pahanya dan betisnya
merangkul pinggul Rizal.Dengan matanya yang sayu Bu Haji melihat pantat
Rizal naik-turun memompa dan menggenjotinya.
Seiring itu lobang memeknya merasakan
nikmat yang penuh sensasi ditusuki ****** Rizal. Ia menggerakkan
tanggannya merangkul pinggang Rizal. Berusaha menguasai dan
memilikitubuh yang sedang menggumuli dan menggagahinya.“Hhhhoohhh
sayang… entotin memekku say…ooohhh…terus say..hhhoohh..enak sekali
sayang…oooohhh….,”Bu Haji makin gelap mata menahan nikmatnya senggama
itu.“Iya say…hhoohh..iya sayang…,”bisik Rizal penuh birahi di telinga Bu
Haji. Ia makin merapatkan tubuhnya yang penuh keringat ke tubuh Bu
Haji.”Iya say..hhhoohh..iya say…enak sekali mengentotimu
say…hhhoohh..,”erang Rizal lirih. Bu Haji makin dipenuhi birahi nafsu.
Dengan kedua tangan mencengkeram erat
pinggang Rizal ia menggerakkan pinggulnya makin liar menerima
tusukan-tusukan****** Rizal dalam lobang
memeknya.“Hhhhggggg….nnggghhooohhh…nnnggghhhhoohhh…,”Bu Haji makin ketat
menempelkan memenya ke pangakal ****** Rizal.. Rizal merasakan tubuh Bu
Haji makin hangat, dan mulai bergoyang liar tidak teratur. Rizal tahu
Bu Haji sesaat lagi akan mengalami orgasme. Rizal memacu tusukan
kontolnya makincepat. Ia terus memompa dan menggenjot. Lalu ia merasakan
pangkal paha Bu Haji makin melebar dan mendesak ke tubuhnya. Tangan Bu
Haji mencengkeram kuat pinngangnya….
“Hhhhggggghhh…nnggghhhhooohh..Zal…nnggghhhoohhh…oo oohhh…hhhggg..,” desahan sengau penuh nafsu Bu Haji tiba2 tertahan dan seketika Rizalmerasakan lobang memek Bu Hajiberdenyut-denyut cepat, dan seiring itu kontolnya merasakan siraman mani yang hangat dalam lobang memek Bu Haji. “Hhhngghhoohhh..hhhoohhh…ooohh..nnggghhhooohhh…,”B u Haji tak henti2 menjerit keenakan merasakn orgasmenya. Rizal memacu makin kuat dan.“Hhhhnggghhhoohhh…hohohh..ohhhh..,” tak lama berselang Rizalpun menghujamkan kotolnya dalam2 dan kuat dalam memek Bu Haji.
“Hhhhggggghhh…nnggghhhhooohh..Zal…nnggghhhoohhh…oo oohhh…hhhggg..,” desahan sengau penuh nafsu Bu Haji tiba2 tertahan dan seketika Rizalmerasakan lobang memek Bu Hajiberdenyut-denyut cepat, dan seiring itu kontolnya merasakan siraman mani yang hangat dalam lobang memek Bu Haji. “Hhhngghhoohhh..hhhoohhh…ooohh..nnggghhhooohhh…,”B u Haji tak henti2 menjerit keenakan merasakn orgasmenya. Rizal memacu makin kuat dan.“Hhhhnggghhhoohhh…hohohh..ohhhh..,” tak lama berselang Rizalpun menghujamkan kotolnya dalam2 dan kuat dalam memek Bu Haji.
“Hhhaahh..hhhaaahhh…,”desah Rizal
memuncratkan maninya dalam memek Bu Haji. Kontolnya menyemprotkan mani
berkali kali.Kontolnya mengangguk-angguk dalam memek Bu Haji. Bu Haji
merasakan lobang memeknya dipenuhi mani yang hangat. Ia merem-melek
menikmati ****** Rizal yang berdenyut-denyut dalam lobang memeknya. Bu
Haji terus merasakan gerakan pinggulnya yang belum berhenti bergerak
otomatis karena orgsmenya. Ia meraih mulut Rizal dan seperti kehausan
langsung menciumin dan mengulumnya liar.
Rizal membalas lumatan mulut Bu Haji.
Matanya merem-melek menahan nikmatnya orgasmenya sambil tak berhenti
mengulumi bibr Bu Haji.Lalu akhirnya ciuman2 mereka mulai longgar
seiring makain lemahnya denyutan2 yang mereka rasakan dalam alat
senggama mereka berdua. Dan akhirnya gerakan2 itu berhenti.
Bu Haji mendenguskan nafas sambil
merentangkan kedua tangannya lebar2 ke kiri-kanan. Ia memalingkan wajah
ke samping. Rizal melemaskan tubuhnya di atas tubuh Bu Haji. Wajahnya
menelungkup di sisi leher Bu Haji.Cerita Skandal: Atasanku Yang Kini Mendesah Dibawah Selangkanganku
Cerita Skandal: Atasanku Yang Kini Mendesah Dibawah Selangkanganku
Kehidupan itu ada pasang surutnya, ketika saya sedang jaya, saya mempunyai client yang lumayan banyak untuk ukuran AE pemula di sebuah advertising. Dan dengan ketekunan saya, perusahaan tempat saya bekerja mengalami kemajuan pesat hingga mencapai Top 5 billing di semua stasiun TV. Dan kemudian bencana datang, Perusahaan tersebut bangkrut karena miss management.
Ditengah kesusahan datanglah tawaran
dari Nancy, junior saya yang telah pindah ke Sange Advertising, dan
mengenalkan saya dengan Ibu Susan, pemilik perusahaan tersebut. Ibu
Susan dipertengahan abad usianya, masih mempunyai tubuh yang terawat
dengan baik, body-nya tidak kalah dengan gadis-gadis yang masih muda
yang menjadi anak buahnya di Sange Advertising.
Karena prestasi kerja saya yang baik,
kami sering mengadakan meeting after hours, dan progress kerja saya yang
baik, membuat kami cukup akrab..tapi pada suatu malam ada kejadian yang
benar-benar mengubah hidup saya! Begini cerita skandal nya..
Suatu malam, ketika karyawan lain telah
pulang, Saya tengah memaparkan pendekatan saya terhadap satu perusahaan
rokok terkemuka, dan kemudian tiba-tiba Ibu Susan berkata,
“Waduh, kog punggungku gatal ya?”
Saya masih berusaha menahan diri untuk tidak terlalu cepat menolongnya, takut nanti dianggap kurang ajar!
Semakin lama gatalnya sepertinya semakin bertambah,
“Tolong Dik Uki, bisa garuki punggung Ibu?”
Saya mengangguk dan berusaha membuang
pikiran kotor saya, yang ingin sekali rasanya mengetahui lebih dalam
bentuk tubuh boss yang cantik dan keturunan bangsawan ini..
Saya garuk pelan-pelan, tapi lebih tepatnya hanya mengusap-usap punggungnya saja, takut kalau Ibu Susan kesakitan.
“Dik Uki, agak keras dikit, masih gatal lho Dik”, pinta Ibu Susan.
Dan saya agak sedikit memantapkan tangan saya dipungungnya.
“Dik Uki, masih belum terasa, sebentar saya buka dulu blazer saya.”
Dia langsung membuka blazernya, sehingga
tinggalblouse-nya yang putih dan transparan. Waduh semakin tidak tahan
nih saya, karena kulit tengkuknya yang mulus dengan sedikit rambut
lembut yang tergerai di tengkuknya (Dia kalau ke kantor selalu rambutnya
disanggul di atas), semakin menambah feminin, dan semakin membikin saya
langsung terangsang. cerita skandal.
Saya menggaruknya tetap tidak mau keras
dan masih cenderung mengusap atau membelai punggungnya, karena saya
menikmati kehalusan kulit seorang bangsawan yang berada dibalik bajunya
yang tipis. Saya usap seluruh punggungnya dengan pelan, ke atas dan ke
bawah, ke kiri dan ke kanan, terkadang tangan saya, saya telusupkan di
bawah ketiaknya, untuk menggapai payudara yang di depan.
Dia menengadahkan kepalanya, dan menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sambil suaranya mendesah,
“Uuhh enak Dik Uki.. enaakk..uuhh..”
Mendengar desahannya yang merangsang, rudalku langsung tegak bak tugu Monas.
Sekujur tubuhku mulai menggigil dan
seperti dialiri setrum listrik yang halus merambat di sekujur tubuh dan
terpusat di kemaluanku. Tenggorokanku terasa kering, dan susah bicara,
karena nafsuku yang langsung menggebu.
Baru kali ini saya bisa menikmati tubuh
seorang bangsawan yang bersih, terhormat dan sangat terjaga dari tangan
laki-laki lain, selain suaminya. cerita skandal.
Karena Dia duduk membelakangiku yang
berdiri sambil memijit-mijit punggungnya, batang kemaluanku langsung
kutempelkan di punggungnya yang lembut seperti sutera. Kugesek-gesekkan
batang kemaluanku ke punggungnya dengan pelan. Dan Dia berkali-kali
melenguh,
“Uughh, enachh Dik, enaak, terus Dik.”
Dia membimbing tanganku untuk mengusap
dua gunung kembar yang kencang dan kenyal. Kuusap payudaranya dengan
lembut, kucium tengkuknya dengan lembut, dan kugesekkan batang
kemaluanku ke pungungnya dengan lembut. cerita skandal.
Aku sangat tahu, kalau melayani tipe wanita seperti Dia ini harus dengan lembut dan dengan menggunakan perasaan.
Kucium tengkuknya dengan lembut, Dia
sekali lagi menengadahkan kepalanya ke atas, matanya sambil terpejam,
dan bibirnya yang tipis terbuka sedikit, dan mulutnya hanya bergumam,
“Emm.” Aku tahu itu artinya dia sangat menikmati.
Tanganku, kuusapkan dengan lembut di
sekeliling payudaranya, dan kulingkari masing-masing payudaranya dengan
kedua tanganku, sengaja aku tidak sentuhkan tanganku ke pentilnya, untuk
memberikan sensasi yang sangat halus dan perlahan. cerita skandal.
Beberapa kali tanganku mengitari
sekeliling payudaranya, kemudian perlahan-lahan tanganku kutarik untuk
mengusap pipinya. Kutengadahkan wajahnya, dan kucium keningnya dengat
lembut sekali. Aku bisa rasakan kelembutan nafasnya di wajahku, bibirnya
yang tipis masih mengeluarkan gumaman yang lembut,
“Dik Uki.. emm.. eemm..”
Dengan perlahan aku membalikkan badan
Dia ke arahku, dengan cara memutar kursinya, dan saya membimbing dia
untuk berdiri dengan perlahan, kini aku dan Dia sudah berhadapan,
sama-sama berdiri, dadaku menempel ke dadanya, dan aku bisa merasakan
kekenyalan susunya, dan saya membayangkan betapa indahnya bukit
kembarnya.
Tanganku kudekapkan ke pinggangnya, dan
telapak tanganku kuusapkan ke pantatnya yang juga sangat indah dan
kencang. Tangannya memegang pundakku dengan lembut, kepalanya sudah
menengadah ke atas, dan tatapan matanya.. waduh, jernih dan indah
menatap mataku tanpa berkedip. Kusentuh bibirnya dengan lembut,
kuusapkan perlahan bibirku ke bibirnya.
Dia memberikan reaksi dengan
mengencangkan dekapannya ke pundakku dan dadanya ditempelkan lekat ke
dadaku, tanganku kudekapkan semakin erat ke pantatnya dan agak kutarik
ke atas pantatnya, sehingga kakinya agak diangkat ke atas. Waduh
ciumannya sangat lembut, perlahan-lahan kuusapkan lidahku ke lidahnya,
dia memberikan reaksi yang sama, menyapukan lidahnya ke seluruh mulutku.
Tanganku mulai mengusap-usap punggungnya naik turun dengan lembut. Aku
menikmati sekali kehalusan kulit punggungnya. cerita skandal.
Setelah aku puas menciumi bibir, wajah
dan pipinya, ciumanku perlahan-lahan kuarahkan ke lehernya. Dia
menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, matanya masih
terpejam menikmati, nafasnya agak memburu, dan mulutnya masih bergumam,
“Mmm.. uhh..”
Ciumanku mulai bergeser ke bawah, ke
belahan dadanya. Kancing blousenya yang di depan dengan mudah kubuka
satu persatu, sehingga tersingkap sudah BH hitam yang menyangga dua buah
payudaranya yang padat, bulat, kenyal, bersih dan ranum. Kuciumi
lehernya dengan sangat lembut, ke pundaknya, bergesar turun ke sebelah
atas payudara yang tidak ditutup BH. Dia semakin menengadahkan
kepalanya, punggungnya juga semakin melengkung ke belakang, kedua
tangannya memegang kepala saya dan sedikit meremas rambut saya, tandanya
semakin menikmati gaya permainanku. cerita skandal.
Kedua tanganku memegangi dibawah kedua
ketiaknya, biar Dia tidak terjerembab ke belakang, tapi bibirku masih
mengusap daerah leher dan di atas payudara.
Aku sengaja memperlama untuk menyentuh payudaranya, apalagi pentilnya.
“Diik..Ukii.. uugghh.. sstt”, sambil mulutnya berdesis kenikmatan.
Blousenya yang masih menempel di
pundaknya perlahan-lahan kulepaskan, sehingga pemandangan kemulusan dan
kemolekan tubuh Dia terpampang jelas di hadapanku, dan terkena sinar
lampu down light kekuningan yang berada di langit-langit tepat di atas
kami berdua, menambah romantisnya suasana malam itu yang tidak akan
pernah kulupakan. Sekali lagi tanganku kugunakan meremas sebelah pinggir
dari payudaranya, dan tampak bahwa payudaranya sudah mulai
mengeras. cerita skandal.
Tanganku mengusap punggungnya dengan
perlahan sambil membuka tali BH yang ada di punggungnya. “Click” sekali
jentik langsung terbuka pengait BH-nya. Dengan pelan kuturunkan tali BH
yang ada di pundaknya, akhirnya BH-nya kulepas.
Woow, terlihat pemandangan indah sekali,
dua gunung kembar yang kuning dan bersih dengan puncaknya yang kecil
yang sudah berdiri tegak. Aku sudah sangat terangsang tapi aku tidak
boleh gegabah. Kuusap payudaranya dari sebelah bawah dengan tangan
kananku, tangan kiriku masih mendekap punggungnya untuk menjaga agar Dia
tidak terjatuh, dan kucium payudaranya, berkeliling mengitari
pentilnya, dan tangan kananku masih mengusap-usap sebelah luar payudara,
tapi dengan gaya agak memeras. Kedua tangan Dia memegang erat pundakku
tanda sudah semakin gemes, untuk dicium pentilnya. cerita skandal.
Karena aku sudah merasa waktunya tepat, maka dengan lembut kukulum pentilnya.
Dan reaksinya,
“Aaaughh, uuhh..ss.. uuhh”,
Dia melenguh-lenguh dan mendesis-desis keenakan, seakan-akan yang dinantikannya telah tiba.
Meskipun kondisinya sangat terangsang,
tapi lenguhan itu tetap lembut dan terdengar lirih. Kukulum pentilnya,
kugesek-gesek pentilnya dengan lidahku, dan kugigit lembut pentilnya,
tanganku tetap meremas-remas lembut payudaranya.
Setelah aku puas mempermainkan pentilnya
kiri dan kanan bergantian, kulepaskan bibirku dari susunya, dan
kugeserkan mulutku ke bawah ke seputar perutnya yang datar dan
mengeluarkan aroma parfum yang lembut dan semerbak. cerita skandal.
Ketika mulutku terlepas dari susunya,
Dia kelihatan menghela napas lega dan baru bisa bernafas dengan tenang.
Aku menciumi perutnya dengan agak sedikit jongkok. Kucium pusarnya, dan
kujilati pusarnya dengan lidahku. Dia menggelinjang kegelian. Karena
terlalu lama berdiri atau karena sudah sangat terangsang,
Dia sudah tidak kuat berdiri dan dia
bergeser ke belakang duduk di meja kerjanya. Aku berdiri dengan kedua
lututku dan aku tetap jilati pusarnya dan perutnya. Dia menggelinjang
kegelian, dan mengusap-usap rambut kepalaku dengan tidak beraturan,
terkadang meremas, menjambak dan mengusap rambutku. Sehingga rambutku
sangat kacau.
Puas dengan permainan perut, Dia
kurebahkan di meja kerjanya. Untungya meja kerja Dia cukup besar.
Kupelorotkan rok bawahannya, sekaligus dengan CD-nya. Sekarang tampak di
hadapanku seorang putri yang kuning, bersih, dengan kaki dan betis yang
aduhai indah, terbujur pasrah di hadapanku. cerita skandal.
Kunikmati tubuh Dia sebentar, karena
selama ini aku hanya bisa membayangkan keindahan tubuhnya, tanpa
berharap untuk dapat memandangnya. Tapi ternyata malam ini apa yang
kudapatkan jauh dari yang kubayangkan. Seorang wanita dengan tubuh
montok dan kuning mulus, dengan kaki dan betis ramping. Dua buah dada
yang tidak terlalu besar, tapi bulat, padat dan kencang, sehingga cocok
dengan kesan payudara seorang putri. Bentuk lengan dan bahu yang padat
bulat dan berisi.
Dia telentang di atas meja di hadapanku,
aku masih berdiri. Aku mencium pipinya sekali lagi dengan lembut,
kuusap payudaranya dengan lembut. Kedua tangan Dia merangkul leherku
dengan erat. Kedua kakinya bergerak-gerak dengan halus pertanda sangat
terangsang. Perlahan-lahan tanganku kugerakan dari susunya turun ke
perutnya. Kuusap sebentar perutnya dan bergerak turun ke bawah mengusap
pahanya. Paha yang selama ini hanya bisa kupandang. Aku usap pahanya
naik turun dengan tetap mulut kami masih saling memagut. cerita skandal.
Erangan-erangan kecil keluar dari mulut Dia,
“Ugh.. ugh.. emm.. emm..”
Tanganku bergerak dari sekitar pahanya terus mengusap sekitar bibir kemaluannya.
Dengan perlahan kedua kaki Dia
mengembang, memberi kesempatan tanganku untuk mengelus kemaluannya.
Tetapi kemaluannya belum kuelus, hanya kedua selangkangan saja yang aku
belai dengan kedua jari telunjuk dan jari manis bersama-sama. Kuelus
selangkangannya naik turun, dan Dia menambah kecepatan gerakan kakinya.
Dengan pelan Dia mengangkat pantatnya,
sehingga kemaluannya juga ikut naik. Aku tahu ini pertanda agar aku
dapat segera mengelus kemaluannya. Kuusap pelan dan dengan jarak
sentuhan yang kubuat serenggang mungkin antara bibir kemaluannya dan
telapak tanganku, membuat gelinjang Dia menaikkan kemaluannya untuk
menyentuh tanganku semakin tinggi. cerita skandal.
Kubelai rambut kemaluannya yang lembut,
tipis dan tertata rapi. Setelah puas memainkan sekitar kemaluannya, dan
liang kemaluan Dia sudah semakin terbuka dan semakin basah. Kusentuh
klitorisnya dengan sedikit ujung dari jari tengahku dengan lembut dan..
“Uuhhgh”, lenguhan Susan kenikmatan.
Gerakan kakinya sudah semakin tidak teratur. Tiba-tiba tanganku dijepit dengan kedua pahanya.
“Diik Ukii.. aakkuu.. nggakk.. taahh..”
Kemudian tangannya menarik punggungku
sebagai bertanda agar aku segera menaiki tubuhnya. Kutarik kedua kakinya
ke arah pinggir meja, sehingga kedua kakinya terjuntai, kemudian Dia
membuka kedua selangkangannya dengan tidak sabar. Aku sempat memandangi
kemaluannya, dan seakan liang kemaluannya merah seperti bibir gadis yang
memakai lipstik yang sedang merengek. cerita skandal.
Kugesekkan batang kemaluanku pelan-pelan ke bibir kemaluannya, dan Dia mengerang lagi,
“Uugghh.. uughhg..”
Kumasukkan dengan pelan batang
kemaluanku ke liang kemaluannya. Belum sampai habis masuk semua, kutarik
kembali dan kumasukkan kembali. Dengan gesekan-gesekan yang pelan
tersebut membuat erangan Dia semakin tidak beraturan. cerita skandal.
Untuk melayani tipe seperti Dia ini,
kugunakan gaya gesekan 5:1, artinya lima kali keluar masuk setengah
batang kemaluan, baru sekali masuk seluruh batang kemaluan. Dan pada
saat masuk yang seluruh batang kemaluan, erangan
Dia semakin hebat. Dengan gaya lembut dan 5:1 ini kami bisa saling menikmati.
“Uuugghh.. acchh.. Diikk.. Ukii.. ucchh.. sstt.. uhh..”
Erangan erangan yang tidak beraturan tetapi artinya hanya satu yaitu Enak.
Sambil kugenjot pelan batang kemaluanku,
kedua tanganku dengan leluasa meremas kedua susunya, yang
bergerak-gerak naik turun tergantung sodokanku.
Kadang-kadang tanganku mengusap wajah dan pipinya, kadang-kadang mengusap perutnya.
Setelah cukup lama aku melakukan
genjotan 5:1, tiba tiba kedua paha Ibu Susan diangkat dan dililitkan ke
pinggangku. Kedua tangannya mendekap diriku, mulutnya sedikit menganga
dan mendesis.. cerita skandal.
“Diikk..Uuu..Ki.. saa..yaa saampaaii.. uuhhff.”
Kupegangi pinggangnya untuk menekan
liang kemaluannya ke batang kemaluanku. Setelah Dia selesai mengejang
dan nafasnya tersengal-sengal, aku mulai lagi dengan genjotan, tetap
dengan gaya 5:1.
Dia melenguh, “Uuff.. uff.. uuff.. Dik Uki beluumm yaa. Ayo donk.. uff.. uff jangan ditahaan.. uuff.. ugh..”
“Sebentar Bu!” kataku.
“Dik.. uhff, ceepetan dikit.. Dik.. ughf.. uhfgg.. aa.. ku mau uhgf uff uff.. keeluar.. laa.. ggii..”
“Sebentar Bu, aku juga sudah.. mma.. uu.. saammpai..”
Tiba-tiba ada aliran listrik menjalar
dari ubun-ubun turun ke arah kemaluanku dan semakin-lama semakin
mengencang. Batang kemaluanku seakan balon yang ditiup dan mau
pecah. cerita skandal.
“Aachghh.. accghh.. Buu.. Sussann.. aku mmau keluarr..”
Dia memegang erat tubuhku dan
“Crret.. crrett..” keluar semua cairan yang ada di seluruh tubuhku dan “Aaachh..”
Kami berdua terkulai lemas dengan badan penuh keringat dan nafas terengah-engah.
“Dik Uki, makasih ya Dik, kamu telah memberi saluran yang selama ini tersumbat.”
Aku sangat puas malam itu, karena aku
tidak dapat membayangkan, ternyata aku bisa menikmati tubuh seorang
wanita terhormat, yang selama ini orang luar sangat menghormatinya, tapi
ternyata malam ini dia begitu pasrah menyerahkan tubuhnya kepadaku.
Jam telah menujukkan pukul 22.00 ketika
permainan kami usai, dan kami berdua segera masuk ke toilet untuk
membersihkan dan merapikan badan kami masing-masing. cerita skandal.
Dan sebelum pulang aku mendapat tugas
baru dari Dia, yaitu membantu membersihkan cairan yang membasahi meja
kerja Dia, dan membantu merapikannya. Sambil merapikan mejanya aku
berbisik ke telinga Dia,
“Bu meja ini dirapikan ya.. karena besok malam mau dipakai lagi”,
Dia hanya tersenyum dan mencubit mesra
lenganku. Hal tersebut kuulangi setiap ada kesempatan, baik di kantor
ataupun di hotel, tapi rahasia tersebut tidak terbongkar dan kami saling
menjaga rahasia.
Dan kalau pagi hari, Dia kembali
memerankan perannya sebagai atasan yang berwibawa, profesional, tetapi
kalau malam, melenguh-lenguh dan menggelinjang-gelinjang di bawah
selangkanganku.Cerita Seks: Bercinta Dengan Ibu Muda Selagi Menunggu Anaknya Selesai Les
Cerita Seks: Bercinta Dengan Ibu Muda Selagi Menunggu Anaknya Selesai Les
Pada suatu siang sekitar jam 12-an aku berada di sebuah toko buku
Gr***dia di Gatot Subroto untuk membeli majalah edisi khusus, yang
katanya sih edisi terbatas. Hari itu aku mengenakan kaos t-shirt putih
dan celana katun abu-abu.
Sebenarnya potongan badanku sih biasa
saja, tinggi 170 cm berat 63 kg, badan cukup tegap, rambut cepak.
Wajahku biasa saja, bahkan cenderung terkesan sangar. Agak kotak, hidung
biasa, tidak mancung dan tidak pesek, mataku agak kecil selalu menatap
dengan tajam, alisku tebal dan jidatku cukup pas deh. Jadi tidak ada
yang istimewa denganku. cerita seks.
Saat itu keadaan di toko buku tersebut
tidak terlalu ramai, meskipun saat itu adalah jam makan siang, hanya ada
sekitar 7-8 orang. Aku segera mendatangi rak bagian majalah. Nah,
ketika aku hendak mengambil majalah tersebut ada tangan yang juga hendak
mengambil majalah tersebut. Kami sempat saling merebut sesaat
(sepersekian detik) dan kemudian saling melepaskan pegangan pada majalah
tersebut hingga majalah tersebut jatuh ke lantai.
“Maaf..” kataku sambil memungut majalah
tersebut dan memberikannya kepada orang tersebut yang ternyata adalah
seorang wanita yang berumur sekitar 37 tahun (dan ternyata tebakanku
salah, yang benar 36 tahun), berwajah bulat, bermata tajam (bahkan agak
berani), tingginya sama denganku (memakai sepatu hak tinggi), dan
dadanya cukup membusung. “Busyet! molek juga nih ibu-ibu”, pikirku.
“Nggak pa-pa kok, nyari majalah xxx juga
yah.. saya sudah mencari ke mana-mana tapi nggak dapet”, katanya sambil
tersenyum manis.
“Yah, edisi ini katanya sih terbatas Mbak..”
“Kamu suka juga fotografi yah?”
“Nggak kok, cuma buat koleksi aja kok..”
Lalu kami berbicara banyak tentang fotografi sampai akhirnya, “Mah, Mamah.. Ira sudah dapet komiknya, beli dua ya Mah”, potong seorang gadis cilik masih berseragam SD.
“Sudah dapet Ra.. oh ya maaf ya Dik, Mbak duluan”, katanya sambil menggandeng anaknya.
Ya sudah, nggak dapat majalah ya nggak pa-pa, aku lihat-lihat buku terbitan yang baru saja.
“Yah, edisi ini katanya sih terbatas Mbak..”
“Kamu suka juga fotografi yah?”
“Nggak kok, cuma buat koleksi aja kok..”
Lalu kami berbicara banyak tentang fotografi sampai akhirnya, “Mah, Mamah.. Ira sudah dapet komiknya, beli dua ya Mah”, potong seorang gadis cilik masih berseragam SD.
“Sudah dapet Ra.. oh ya maaf ya Dik, Mbak duluan”, katanya sambil menggandeng anaknya.
Ya sudah, nggak dapat majalah ya nggak pa-pa, aku lihat-lihat buku terbitan yang baru saja.
Sekitar setengah jam kemudian ada yang menegurku.
“Hi, asyik amat baca bukunya”, tegur suara wanita yang halus dan ternyata yang menegurku adalah wanita yang tadi pergi bersama anaknya. Rupanya dia balik lagi, nggak bawa anaknya.
“Ada yang kelupaan Mbak?”
“Oh tidak.”
“Putrinya mana, Mbak?
“Les piano di daerah Tebet”
“Nggak dianter?
“Oh, supir yang nganter.”
“Hi, asyik amat baca bukunya”, tegur suara wanita yang halus dan ternyata yang menegurku adalah wanita yang tadi pergi bersama anaknya. Rupanya dia balik lagi, nggak bawa anaknya.
“Ada yang kelupaan Mbak?”
“Oh tidak.”
“Putrinya mana, Mbak?
“Les piano di daerah Tebet”
“Nggak dianter?
“Oh, supir yang nganter.”
Kemudian kami terlibat pembicaraan
tentang fotografi, cukup lama kami berbicara sampai kaki ini pegal dan
mulut pun jadi haus. Akhirnya Mbak yang bernama Maya tersebut mengajakku
makan fast food di lantai bawah. Aku duduk di dekat jendela dan Mbak
Maya duduk di sampingku. Harum parfum dan tubuhnnya membuatku konak. Dan
aku merasa, semakin lama dia semakin mendekatkan badannya padaku, aku
juga merasakan tubuhnya sangat hangat. cerita seks.
Busyet dah, lengan kananku selalu
bergesekan dengan lengan kirinya, tidak keras dan kasar tapi sehalus
mungkin. Kemudian, kutempelkan paha kananku pada paha kirinya, terus
kunaik-turunkan tumitku sehingga pahaku menggesek-gesek dengan perlahan
paha kirinya. Terlihat dia beberapa kali menelan ludah dan
menggaruk-garukkan tangannya ke rambutnya. Wah dia udah kena nih,
pikirku. Akhirnya dia mengajakku pergi meninggalkan restoran
tersebut. cerita seks.
“Ke mana?” tanyaku.
“Terserah kamu saja”, balasnya mesra.
“Kamu tahu nggak tempat yang privat yang enak buat ngobrol”, kataku memberanikan diri, terus terang aja nih, maksudku sih motel.
“Aku tahu tempat yang privat dan enak buat ngobrol”, katanya sambil tersenyum.
“Terserah kamu saja”, balasnya mesra.
“Kamu tahu nggak tempat yang privat yang enak buat ngobrol”, kataku memberanikan diri, terus terang aja nih, maksudku sih motel.
“Aku tahu tempat yang privat dan enak buat ngobrol”, katanya sambil tersenyum.
Kami menggunakan taksi, dan di dalam
taksi itu kami hanya berdiam diri lalu kuberanikan untuk meremas-remas
jemarinya dan dia pun membalasnya dengan cukup hot. Sambil meremas-remas
kutaruh tanganku di atas pahanya, dan kugesek-gesekkan. Hawa tubuh kami
meningkat dengan tajam, aku tidak tahu apakah karena AC di taksi itu
sangat buruk apa nafsu kami sudah sangat tinggi. cerita seks.
Kami tiba di sebuah motel di kawasan
kota dan langsung memesan kamar standart. Kami masuk lift diantar oleh
seorang room boy, dan di dalam lift tersebut aku memilih berdiri di
belakang Mbak Maya yang berdiri sejajar dengan sang room boy.
Kugesek-gesekan dengan perlahan burungku ke pantat Mbak Maya, Mbak Maya
pun memberi respon dengan menggoyang-goyangkan pantatnya berlawanan arah
dengan gesekanku.
Ketika room boy meninggalkan kami di
kamar, langsung kepeluk Mbak Maya dari belakang, kuremas-remas dadanya
yang membusung dan kucium tengkuknya. “Mmhh.. kamu nakal sekali deh dari
tadi.. hhm, aku sudah tidak tahan nih”, sambil dengan cepat dia membuka
bajunya dan dilanjutkan dengan membuka roknya. Ketika tangannya mencari
reitsleting roknya, masih sempat-sempatnya tangannya meremas
batanganku. cerita seks.
Dia segera membalikkan tubuhnya,
payudaranya yang berada di balik BH-nya telah membusung. “Buka dong
bajumu”, pintanya dengan penuh kemesraan. Dengan cepat kutarik kaosku ke
atas, dan celanaku ke bawah. Dia sempat terbelalak ketika melihat
batang kemaluanku yang sudah keluar dari CD-ku. Kepala batangku cuma 1/2
cm dari pusar. Aku sih tidak mau ambil pusing, segera kucium bibirnya
yang tipis dan kulumat, segera terjadi pertempuran lidah yang cukup
dahsyat sampai nafasku ngos-ngosan dibuatnya. cerita seks.
Sambil berciuman, kutarik kedua cup
BH-nya ke atas (ini adalah cara paling gampang membuka BH, tidak perlu
mencari kaitannya). Dan bleggh.., payudaranya sangat besar dan bulat,
dengan puting yang kecil warnanya coklat dan terlihat urat-uratnya
kebiruan. Tangan kananku segera memilin puting sebelah kiri dan tangan
kiriku sibuk menurunkan CD-nya. cerita seks.
Ketika CD-nya sudah mendekati lutut
segera kuaktifkan jempol kaki kananku untuk menurunkan CD yang
menggantung dekat lututnya, dan bibirku terus turun melalui lehernya
yang cukup jenjang. Nafas Mbak Maya semakin mendengus-dengus dan kedua
tangannya meremas-remas buah pantatku dan kadang-kadang
memencetnya. cerita seks.
Akhirnya mulutku sampai juga ke buah
semangkanya. Gila, besar sekali.. ampun deh, kurasa BH-nya diimpor
secara khusus kali. Kudorong tubuhnya secara perlahan hingga kami
akhirnya saling menindih di atas kasur yang cukup empuk. Segera
kunikmati payudaranya dengan menggunakan tangan dan lidahku bergantian
antara kiri dan kanan.
Setelah cukup puas, aku segera
menurunkan ciumanku semakin ke bawah, ketika ciumanku mencapai bagian
iga, Mbak Maya menggeliat-geliat, saya tidak tahu apakah ini karena efek
ciumanku atau kedua tanganku yang memilin-milin putingnya yang sudah
keras. Dan semakin ke bawah terlihat bulu kemaluannya yang tercukur
rapi, dan wangi khas wanita yang sangat merangsang membuatku bergegas
menuju liang senggamanya dan segera kujilat bagian atasnya beberapa
kali. cerita seks.
Kulihat Mbak Maya segera
menghentak-hentakkan pinggulnya ketika aku memainkan klitorisnya. Dan
sekarang terlihat dengan jelas klitorisnya yang kecil. Dengan rakus
kujilat dengan keras dan cepat. Mbak Maya bergoyang (maju mundur) dengan
cepat, jadi sasaran jilatanku nggak begitu tepat, segera kutekan
pinggulnya. Kujilat lagi dengan cepat dan tepat, Mbak Maya ingin
menggerak-gerakkan pinggulnya tapi tertahan. cerita seks.
Tenaga pinggulnya luar biasa kuatnya.
Aku berusaha menahan dengan sekuat tenaga dan erangan Mbak Maya yang
tadinya sayup-sayup sekarang menjadi keras dan liar. Dan kuhisap-hisap
klitorisnya, dan aku merasa ada yang masuk ke dalam mulutku, segera
kujepit diantara gigi atasku dan bibir bawahku dan segera
kugerak-gerakkan bibir bawahku ke kiri dan ke kanan sambil menarik ke
atas. cerita seks.
Mbak Maya menjerit-jerit keras dan
tubuhnya melenting tinggi, aku sudah tidak kuasa untuk menahan
pinggulnya yang bergerak melenting ke atas. Terasa liang kewanitaannya
sangat basah oleh cairan kenikmatannya. Dan dengan segera kupersiapkan
batanganku, kuarahkan ke liang senggamanya dan, “Slebb..” tidak masuk,
hanya ujung batanganku saja yang menempel dan Mbak Maya merintih
kesakitan. cerita seks.
“Pelan-pelan Ndi”, pintanya lemah.
“Ya deh Mbak”, dan kuulangi lagi, tidak masuk juga. Busyet nih cewek, sudah punya anak tapi masih kayak perawan begini. Segera kukorek cairan di dalam liang kewanitaannya untuk melumuri kepala kemaluanku, lalu perlahan-lahan tapi pasti kudorong lagi senjataku. “Aarrghh.. pelan Ndi..” Busyet padahal baru kepalanya saja, sudah susah masuknya. Kutarik perlahan, dan kumasukan perlahan juga. Pada hitungan ketiga, kutancap agak keras. “Arrhhghh..” Mbak Maya menjerit, terlihat air matanya meleleh di sisi matanya.
“Ya deh Mbak”, dan kuulangi lagi, tidak masuk juga. Busyet nih cewek, sudah punya anak tapi masih kayak perawan begini. Segera kukorek cairan di dalam liang kewanitaannya untuk melumuri kepala kemaluanku, lalu perlahan-lahan tapi pasti kudorong lagi senjataku. “Aarrghh.. pelan Ndi..” Busyet padahal baru kepalanya saja, sudah susah masuknya. Kutarik perlahan, dan kumasukan perlahan juga. Pada hitungan ketiga, kutancap agak keras. “Arrhhghh..” Mbak Maya menjerit, terlihat air matanya meleleh di sisi matanya.
“Kenapa Mbak, mau udahan dulu?” bisikku padda Mbak Maya setelah melihatnya kesakitan.
“Jangan Ndi, terus aja”, balasnya manja.
“Jangan Ndi, terus aja”, balasnya manja.
Kemudian kumainkan maju mundur dan pada
hitungan ketiga kutancap dengan keras. Yah, bibir kemaluannya ikut masuk
ke dalam. Wah sakit juga, habis sampai bulu kemaluannya ikut masuk,
bayangkan aja, bulu kemaluan kan kasar, terus menempel di batanganku dan
dijepit oleh bibir kewanitaan Mbak Maya yang ketat sekali.
Dengan usaha tiga hitungan tersebut,
akhirnya mentok juga batanganku di dalam liang senggama Mbak Maya. Terus
terang saja, usahaku ini sangat menguras tenaga, hal ini bisa dilihat
dari keringatku yang mengalir sangat deras.
Setelah Mbak Maya tenang, segera
senjataku kugerakkan maju mundur dengan perlahan dan Mbak Maya mulai
menikmatinya. Mulai ikut bergoyang dan suaranya mulai ikut mengalun
bersama genjotanku. Akhirnya liang kewanitaan Mbak Maya mulai terasa
licin dan rasa sakit yang diakibatkan oleh kasar dan lebatnya bulu
kemaluannya sedikit berkurang dan bagiku ini adalah sangat
nikmat. cerita seks.
Baru sekitar 12 menitan menggenjot,
tiba-tiba dia memelukku dengan kencang dan, “Auuwww..”, jeritannya
sangat keras, dan beberapa detik kemudian dia melepaskan pelukannya dan
terbaring lemas. cerita seks.
“Istirahat dulu Mbak”, tanyaku.
“Ya Ndi.. aku ingin istirahat, abis capek banget sich.. Tulang-tulang Mbak terasa mau lepas Ndi”, bisiknya dengan nada manja.
“Oke deh Mbak, kita lanjutkan nanti aja..”, balasku tak kalah mesranya.
“Ndi, kamu sering ya ginian sama wanita lain..”, pancing Mbak Maya.
“Ah nggak kok Mbak, baru kali ini”, jawabku berbohong.
“Tapi dari caramu tadi terlihat profesional Ndi, Kamu hebat Ndi.. Sungguh perkasa”, puji Mbak Maya.
“Mbak juga hebat, lubang surga Mbak sempit banget sich.., padahal kan Mbak udah punya anak”, balasku balik memuji.
“Ah kamu bisa aja, kalau itu sich rahasia dapur”, balasnya manja.
Kamipun tertawa berdua sambil berpelukan.
“Ya Ndi.. aku ingin istirahat, abis capek banget sich.. Tulang-tulang Mbak terasa mau lepas Ndi”, bisiknya dengan nada manja.
“Oke deh Mbak, kita lanjutkan nanti aja..”, balasku tak kalah mesranya.
“Ndi, kamu sering ya ginian sama wanita lain..”, pancing Mbak Maya.
“Ah nggak kok Mbak, baru kali ini”, jawabku berbohong.
“Tapi dari caramu tadi terlihat profesional Ndi, Kamu hebat Ndi.. Sungguh perkasa”, puji Mbak Maya.
“Mbak juga hebat, lubang surga Mbak sempit banget sich.., padahal kan Mbak udah punya anak”, balasku balik memuji.
“Ah kamu bisa aja, kalau itu sich rahasia dapur”, balasnya manja.
Kamipun tertawa berdua sambil berpelukan.
Tak terasa karena lelah, kami berdua
tertidur pulas sambil berpelukan dan kami kaget saat terbangun, rupanya
kami tertidur selama tiga jam. Kami pun melanjutkan permainan yang
tertunda tadi. Kali ini permainan lebih buas dan liar, kami bercinta
dengan bermacam-macam posisi. cerita seks.
Dan yang lebih menggembirakan lagi, pada
permainan tahap kedua ini kami tidak menemui kesulitan yang berarti,
karena selain kami sudah sama-sama berpengalaman, ternyata liang
senggama Mbak Maya tidak sesempit yang pertama tadi, mungkin karena
sudah ditembus oleh senjataku yang luar biasa ini sehingga kini
lancarlah senjataku memasuki liang sorganya. Tapi permainan ini tidak
berlangsung lama karena Mbak Maya harus cepat-cepat pulang menemui
anaknya yang sudah pulang dari les piano.Cerita seks dewasa ngentot cewek abg 14 tahun
Cerita seks dewasa kali ini mengisahkan seorang cowok sma yang berhasil Gadis abg yang masih belia umur 14 tahun tanpa sadar menjadi pemuas seks nafsu birahi cowok sma tersebut. Rayuan gombal si cowok mampu memperdaya sang gadis abg belia tersebut. Seperti apa nya, simak berikut ini…
Pada tahun 1994 Aku tercatat sebagai
siswa baru pada SMUN 2 pada waktu itu sebagai siswa baru, yah.. acara
sekolahan biasa saja masuk pagi pulang sekitar jam 14:00 sampai pada
akhirnya Aku dikenalkan oleh teman seorang cewek yang ternyata cewek itu
sekolah juga di dekat sekolah Aku yaitu di SMPN 3. Setelah perkenalan
itulah ini dimulai…
Ketika kita saling menjabat tangan,
cewek itu masih agak malu-malu, Aku lihat juga cewek itu tingginya hanya
sekitar 158 cm dan mempunyai dada yang memang kelihatan lebih besar
dari anak seumurnya sekitar 34B (kalau tidak salah umurnya 14 tahun),
mempunyai wajah yang manis banget dan kulit walaupun tidak terlalu putih
tapi sangat mulus, (sekedar info tinggi Aku 165 cm dan umur waktu itu
16 tahun), Aku berkata siapa namamu?, dia jawab L—- (edited), setelah
berkenalan akhirnya kita saling memberikan nomor telepon masing-masing,
besoknya setelah saling telepon dan berkenalan akhirnya kita berdua
janjian keluar besok harinya jalan pertama sekaligus cinta pertama Aku
membuat Aku deg-degan tetapi namanya lelaki yah…, jalan terus dong.Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00
Aku telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama
setelah itu L—-muncul dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia
mengenakan kaos ketat dan rok yang kira-kira panjangnya hampir mencapai
lutut berwarna hitam.
Aku tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.
“Oohh jawab Aku,” Aku tanya lagi “Terus Papa kamu mana?” dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kita langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang, penis Aku selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).
Aku tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.
“Oohh jawab Aku,” Aku tanya lagi “Terus Papa kamu mana?” dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kita langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang, penis Aku selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).
Setelah keliling kota dan singgah makan
di tempat makan kita langsung pulang ke rumahnya setelah tiba Aku lihat
rumahnya masih sepi mobil papanya belum datang.
Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., Papa Aku kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor Aku langsung mengikutinya dari belakang Aku langsung melihat pantatnya yang lenggak-lenggok berjalan di depanku, Aku lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya Aku lihat tidak ada orang Aku bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.
“oohh…”, jawab Aku.
Aku tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.
“Terus Papa kamu yang bukain siapa…”
“Aku…” jawabnya.
“Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih…”, tanya Aku. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
Aku tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar Aku…”.
Dia bilang “Iya…”.
Lalu Aku bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat Aku…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung Aku tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang buah dadanya yang benar-benar besar itu sambil Aku remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.
Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., Papa Aku kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor Aku langsung mengikutinya dari belakang Aku langsung melihat pantatnya yang lenggak-lenggok berjalan di depanku, Aku lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya Aku lihat tidak ada orang Aku bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.
“oohh…”, jawab Aku.
Aku tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.
“Terus Papa kamu yang bukain siapa…”
“Aku…” jawabnya.
“Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih…”, tanya Aku. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
Aku tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar Aku…”.
Dia bilang “Iya…”.
Lalu Aku bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat Aku…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung Aku tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang buah dadanya yang benar-benar besar itu sambil Aku remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.
Aku langsung mengulum telinganya sambil
berbisik, “Tahan sedikit yah…”, dia cuma mengangguk. buah dadanya Aku
remas dengan kedua tanganku sambil bibir Aku jilati lehernya, kemudian
pindah ke bibirnya langsung Aku lumat-lumat bibirnya yang agak seksi
itu, kitapun berpagutan saling membenamkan lidah kita masing-masing.
Penis Aku langsung Aku rasakan menegang dengan kerasnya. Aku mengambil
tangan kirinya dan menuntun memegang penisku dibalik celana Aku, dia
cuma menurut saja, lalu Aku suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas,
Aku langsung mengeluh panjang, “Uuhh…, nikmat Akung”, kata Aku.
“Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan muka Aku di antara buah dadanya, tapi masih terhalang BH-nya Aku jilati buah dadanya sambil Aku gigit-gigit kecil di sekitar buah dadanya, “aahh…, aahh”. Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya Aku langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas buah dadanya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai buah dada yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama Aku main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Aku jilat kedua buah dadanya sambil Aku gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, tapi Aku tidak ambil pusing tetap Aku gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadAku.
“Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan muka Aku di antara buah dadanya, tapi masih terhalang BH-nya Aku jilati buah dadanya sambil Aku gigit-gigit kecil di sekitar buah dadanya, “aahh…, aahh”. Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya Aku langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas buah dadanya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai buah dada yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama Aku main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Aku jilat kedua buah dadanya sambil Aku gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, tapi Aku tidak ambil pusing tetap Aku gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadAku.
Sekarang buah dada dia berada tepat di
depan wajah Aku. Sambil Aku memandangi wajahnya yang sedikit marah,
kedua tanganku langsung meremas kedua buah dadanya dengan lembut. Diapun
kembali mendesis, “Ahh…, aahh…”, kemudian Aku tarik buah dadanya dekat
ke wajah Aku sambil Aku gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala Aku
tapi tangannya Aku tepiskan. Sekelebat mata Aku menangkap bahwa pintu
ruang tamunya belum tertutup Aku pun menyuruh dia untuk penutup
pintunya, dia pun mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup
pintu dengan mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sambil
memperlihatkan kedua bukit kembarnya yang bikin hati siapa saja akan
lemas melihat buah dada yang seperti itu.
Setelah mengunci pintu dia pun kembali
berjalan menuju Aku. Aku pun langsung menyambutnya dengan memegang
kembali kedua buah dadanya dengan kedua tangan Aku tapi tetap dalam
keadaan berdiri Aku jilati kembali buah dadanya. Setelah puas mulut Aku
pun turun ke perutnya dan tangan Aku pelan-pelan Aku turunkan menuju
liang senggamanya sambil terus menjilati perutnya sesekali mengisap
puting buah dadanya. Tangan Akupun menggosok-gosok selangkangannya
langsung Aku angkat pelan-pelan rok yang dia kenakan terlihatlah pahanya
yang mulus sekali dan CD-nya yang berwarna putih Aku remas-remas liang
kewanitaannya dengan terburu buru, dia pun makin keras mendesis, “aahh…,
aakkhh… ohh…, nikmat sekali…”, dengan pelan-pelan Aku turunkan cdnya
sambil Aku tunggu reaksinya tetapi ternyata dia cuma diam saja,
(tiba-tiba di kepala muncul tanda setan).
Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Akupun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.
Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Akupun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.
Setelah puas Akupun menyuruhnya duduk di
lantai sambil Aku membuka kancing celanAku dan Aku turunkan sampai
lutut terlihatlah CD-ku, Aku tuntun tangannya untuk mengelus penis Aku
yang sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku.
Diapun mengelusnya terus mulai memegang penis Aku. Aku turunkan CD-ku
maka penis Aku langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya.
Diapun kaget sambil melotot melihat penis Aku yang mempunyai ukuran
lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) Aku
menyuruhnya untuk melepas kaos yang dia kenakan dan roknya juga seperti
dipangut dia menurut saja apa yang Aku suruh lAkukan. Dengan
terburu-buru Aku pun melepas semua baju Aku dan celana Aku kemudian
karena dia duduk dilantai sedangkan Aku dikursi, Aku tuntun penis Aku ke
wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Aku suruh untuk membuka mulutnya
tapi kayaknya dia ragu-ragu.
Setengah memaksa, Aku tarik kepalanya
akhirnya penisku masuk juga kedalam mulutnya dengan perlahan dia mulai
menjilati penis Aku, langsung Aku teriak pelan, “Aakkhh…, aakkhh…”,
sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan penis Aku di dalam mulutnya.
“aakk…, akk…, nikmat sayyaangg…”. Setelah agak lama akhirnya Aku suruh
berdiri dan melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit
gombal akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah
dia depanku sambil berdiri. Akupun tak mau ketinggalan Aku langsung
berdiri dan langsung melepas CD-ya. Aku langsung menubruknya sambil
menjilati wajahnya dan tangan Aku meremas-remas kedua buah dadanya yang
putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, “Aahh…, aahh…, aahh…,
aahh”, sewaktu tangan kananku Aku turunkan ke liang kemaluannya dan
memainkan jari-jariku di sana.
Setelah agak lama baru Aku sadar bahwa
jari Aku telah basah. Aku pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan Aku
siapkan penis Aku. Aku genggam penis Aku menuju liang senggamanya dari
belakang. Aku sodok pelan-pelan tapi tidak maumasuk-masuk Aku sodok lagi
terus hingga dia pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada
tembok sambil mendengar dia mendesis, “Aahh…, ssaayaa..,. ssaayaangg…,
kaammuu…”, Akupun terus menyodok dari belakang. Mungkin karena kering
penis Aku nggak mau masuk-masuk juga Aku angkat penis Aku lalu Aku
ludahi tangan Aku banyak-banyak dan Aku oleskan pada kepala penisAku dan
batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Aku
genggam penis Aku menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan Aku cari
dulu lubangnya begitu Aku sentuh lubang kemaluannya dia pun langsung
mendesis kembali, “Ahh…, aahh…”, Aku tuntun penis Aku menuju lubang
senggamanya itu tapi Aku rasakan baru masuk kepalanya saja diapun
langsung menegang tapi Aku sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan
yang keras Aku sodok kuat-kuat lalu Aku rasa penis Aku seperti menyobek
sesuatu maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah
menangis, “Ssaakkiitt…”. Aku rasakan penis Aku sepertinya dijepit oleh
dia keras sekali hingga kejantanan Aku terasa seperti lecet di dalam
kewanitaannya. Aku lalu bertahan dalam posisi Aku dan mulai kembali
menyiuminya sambil berkata “Tahann.. Akung… cuman sebentar kok…”
Aku memegang kembali buah dadanya dari
belakang sambil Aku remas-remas secara perlahan dan mulut Aku menjilati
belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yang bisa dijangkau oleh
mulut Aku agak lama. Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati
ciuman Aku dibadan dan remasan tangan Aku di buah dadanya, “Ahh…, aahh…,
ahh…, kamu Akung sama lAkukan?” dia berkata sambil melihat kepada Aku
dengan wajah yang penuh pengharapan. Aku cuma menganggukkan kepala
padahal Aku lagi sedang menikmati penis Aku di dalam liang kewanitaannya
yang sangat nikmat sekali seakan-akan Aku lagi berada di suatu tempat
yang dinamakan surga. “Enak Akung?”, katAku. Dia cuma mengangguk pelan
sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, “Aahh…, aahh…” lalu
Aku mulai bekerja, Aku tarik pelan-pelan penis Aku lalu Aku majukan lagi
tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis, “Aahh…, ahh…,
ahhkkhh…” akhirnya ketika Aku rasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan
lagi Aku pun mengeluar-masukkan penis Aku dengan cepat dia pun semakin
melenguh menikmati semua yang Aku perbuat pada dirinya sambil
terus-meremas buah dadanya yang besar itu. Dia teriak “Akua mauu
keeluuarr…”.
Akupun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”, Aku langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai Aku rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya tapi Aku benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara, “Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh tapi Aku tahan dengan tangan Aku. Aku pegangi pinggulnya dengan kedua tangan Aku sambil Aku kocok penis Aku lebih cepat lagi, “Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan Aku di pinggulnya Aku lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.
Akupun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”, Aku langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai Aku rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya tapi Aku benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara, “Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh tapi Aku tahan dengan tangan Aku. Aku pegangi pinggulnya dengan kedua tangan Aku sambil Aku kocok penis Aku lebih cepat lagi, “Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan Aku di pinggulnya Aku lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.
Dari penis Aku menyemprotlah air mani
sebanyak-banyaknya, “Ccroott…, croott.., ccrroott…, akkhh…, akkhh…”, Aku
melihat air mani Aku membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, “Akhh…,
thanks Akungkuu…”, sambil berjongkok Aku cium pipinya sambil Aku suruh
jilat lagi penisku. Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu Aku
bilang pakai pakaian kamu dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan
memakainya kembali.
Setelah kita berdua selesai Aku mengecup
bibirnya sambil berkata, “Aku pulang dulu yah sampai besok Akung…!”.
Dia cuma mengangguk tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin nyesal
tidak tahu ahh. Aku lihat jam Aku sudah menunjukkan jam 23.35, Aku
pulang dengan sejuta kenikmatan.
Enaknya Ngentot ABG Tetangga
04:53:00
Enaknya Ngentot ABG Tetangga
Minggu sore hampir pukul empat. Setelah menonton CD porno sejak pagi
penisku tak mau diajak kompromi. Si adik kecil ini kepingin segera
disarungkan ke vagina. Masalahnya, rumah sedang kosong melompong.
Istriku pulang kampung sejak kemarin sampai dua hari mendatang, karena
ada kerabat punya hajat menikahkan anaknya. Anak tunggalku ikut ibunya.
Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang ereksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya.
“Wah gawat gawat nih. Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian”, gumamku.
Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak mereda. Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok, penisku kembali berdenyut-denyut. Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja. Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus nancap. “Sekarang minta jatah..”. Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang belum tersentuh.
Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke arah suara. Renny anak tetangga mendekat.
“Selamat sore Om. Tante ada?”
“Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?”
“Wah gimana ya..”
“Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa”, kataku ramah.
ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursi kosong sebelahku.
“Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa bantu”, tuturku sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu.
“Anu Om, Tante janji mau minjemi majalah terbaru..”
“Majalah apa sich?”, tanyaku. Mataku tak lepas dari dadanya yang tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih.
“Apa saja. Pokoknya yang terbaru”.
“Oke silakan masuk dan pilih sendiri”.
Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti.
“Cari sendiri di rak bawah televisi itu”, kataku, kemudian membanting pantat di sofa.
Renny segera jongkok di depan televisi membongkar-bongkar tumpukan majalah di situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju kaosnya. Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh yang mulai berkembang itu.
“Nggak ada Om. Ini lama semua”, katanya menyentak lamunan nakalku.
“Nggg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana”
Selama ini aku tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main ke rumahku. Tetapi sekarang, ketika penisku uring-uringan tiba-tiba baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal. Mataku mengikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamar tidurku. Setan berbisik di telingaku, “inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti berdenyut-denyut. Tapi dia masih kecil dan anak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang penting birahimu terlampiaskan”.
Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan kukunci pelan-pelan.
“Sudah ketemu Ren?” tanyaku.
“Belum Om”, jawabnya tanpa menoleh.
“Mau lihat CD bagus nggak?”
“CD apa Om?”
“Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini.”
Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar.
“Film apa sih Om?”
“Lihat saja. Pokoknya bagus”, kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh curiga.
“Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang bersetubuh.
“Bagus kan?”
“Ini kan film porno Om?!”
“Iya. Kamu suka kan?”
Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha memalingkan pandangannya.
Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku memeluk gadis itu dari belakang.
“Kamu ingin begituan nggak?”, bisikku di telinganya.
“Jangan Om”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang melingkari lehernya.
Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang.
“Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo..”
“Tapi.. tapi.. ah jangan Om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan hendak memberontak.
“Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok. Om sudah pengalaman..”
Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang. Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna hitam.
“Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil. Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi.
Oke Non. Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.
“Ahh..” keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan.
“Enak kan beginian?” tanyaku sambil menatap wajahnya.
“Iii.. iya Om. Tapi..”
“Kamu pengin lebih enak lagi?”
Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah. Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri.
“Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas.
Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk.
“Auw.. sakit Om..” Renny menjerit tertahan.
Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya.. “Ouuu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.
Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot anak itu.
“Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.
“Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?”
“Ouuu enak sekali Om…”
Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.
Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini.
“Gimana? Betul enak seperti kata Om kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks.
“Tapi takut Om..”
“Nggak usah takut. Takut apa sih?”
“Hamil”
Aku ketawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin hamil dong”
Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa meredakan adik kecilku.
“Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai gaya lewat CD”.
“Kalau ketahuan Tante gimana?”
“Ya jangan sampai ketahuan dong”
Beberapa saat kemudian birahiku bangkit lagi. Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak menjerit kesakitan lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan jeritannya. Betapa nikmatnya memerawani ABG tetangga.
Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang ereksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya.
“Wah gawat gawat nih. Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian”, gumamku.
Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak mereda. Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok, penisku kembali berdenyut-denyut. Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja. Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus nancap. “Sekarang minta jatah..”. Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang belum tersentuh.
Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke arah suara. Renny anak tetangga mendekat.
“Selamat sore Om. Tante ada?”
“Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?”
“Wah gimana ya..”
“Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa”, kataku ramah.
ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursi kosong sebelahku.
“Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa bantu”, tuturku sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu.
“Anu Om, Tante janji mau minjemi majalah terbaru..”
“Majalah apa sich?”, tanyaku. Mataku tak lepas dari dadanya yang tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih.
“Apa saja. Pokoknya yang terbaru”.
“Oke silakan masuk dan pilih sendiri”.
Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti.
“Cari sendiri di rak bawah televisi itu”, kataku, kemudian membanting pantat di sofa.
Renny segera jongkok di depan televisi membongkar-bongkar tumpukan majalah di situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju kaosnya. Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh yang mulai berkembang itu.
“Nggak ada Om. Ini lama semua”, katanya menyentak lamunan nakalku.
“Nggg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana”
Selama ini aku tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main ke rumahku. Tetapi sekarang, ketika penisku uring-uringan tiba-tiba baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal. Mataku mengikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamar tidurku. Setan berbisik di telingaku, “inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti berdenyut-denyut. Tapi dia masih kecil dan anak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang penting birahimu terlampiaskan”.
Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan kukunci pelan-pelan.
“Sudah ketemu Ren?” tanyaku.
“Belum Om”, jawabnya tanpa menoleh.
“Mau lihat CD bagus nggak?”
“CD apa Om?”
“Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini.”
Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar.
“Film apa sih Om?”
“Lihat saja. Pokoknya bagus”, kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh curiga.
“Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang bersetubuh.
“Bagus kan?”
“Ini kan film porno Om?!”
“Iya. Kamu suka kan?”
Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha memalingkan pandangannya.
Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku memeluk gadis itu dari belakang.
“Kamu ingin begituan nggak?”, bisikku di telinganya.
“Jangan Om”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang melingkari lehernya.
Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang.
“Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo..”
“Tapi.. tapi.. ah jangan Om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan hendak memberontak.
“Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok. Om sudah pengalaman..”
Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang. Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna hitam.
“Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil. Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi.
Oke Non. Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.
“Ahh..” keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan.
“Enak kan beginian?” tanyaku sambil menatap wajahnya.
“Iii.. iya Om. Tapi..”
“Kamu pengin lebih enak lagi?”
Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah. Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri.
“Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas.
Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk.
“Auw.. sakit Om..” Renny menjerit tertahan.
Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya.. “Ouuu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.
Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot anak itu.
“Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.
“Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?”
“Ouuu enak sekali Om…”
Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.
Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini.
“Gimana? Betul enak seperti kata Om kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks.
“Tapi takut Om..”
“Nggak usah takut. Takut apa sih?”
“Hamil”
Aku ketawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin hamil dong”
Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa meredakan adik kecilku.
“Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai gaya lewat CD”.
“Kalau ketahuan Tante gimana?”
“Ya jangan sampai ketahuan dong”
Beberapa saat kemudian birahiku bangkit lagi. Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak menjerit kesakitan lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan jeritannya. Betapa nikmatnya memerawani ABG tetangga.
Menikmati Kemolekan Tubuh Mbak Eva, Seorang Janda Gersang Seksi
Kemolekan Tubuh Mbak Eva, Seorang Janda Gersang Seksi
Sebelumnya saya perkenalkan diri
terlebih dahulu, nama saya Panji (samaran), usia saya saat ini adalah 37
tahun. Kejadian ini adalah kisah nyata hidup saya yang terjadi 10 tahun
yang lalu, jadi saat itu usia saya baru sekitar 27 tahun.
Sebelum saya ceritakan pengalaman saya
dengan Mbak Eva sang janda gersang, perlu saya sampaikan juga bahwa
(mungkin) saya mengidap suatu kelainan (meskipun mungkin kadarnya masih
sangat ringan), yaitu saya lebih tertarik dengan wanita yang usianya
sebaya dengan saya ataupun lebih tua, meskipun saya tidak terlalu
menolak dengan wanita yang usianya dibawah saya.
Hampir semua (tapi tidak 100 persen),
pacar-pacar saya ataupun teman-teman kencan saya biasanya memiliki usia
sebaya ataupun lebih tua. Tetapi istri saya saat ini memang lebih muda
dari saya 5 tahun.
Saya menyenangi wanita yang lebih tua,
karena saya merasa kalau bermain cinta dengan mereka, saya merasakan ada
sensasi tersendiri. Terlebih kalau teman kencan saya seorang janda
gersang, saya akan semakin menikmati permainan-permainannya dengan baik.
Saya mempunyai seorang tetangga, sekaligus kawan bermain, tetapi
usianya 3 tahun dibawah saya, sebut saja namanya Steven (tentunya juga
nama samaran).
Saya berkawan dan bersahabat dengan dia
sudah sejak kecil. Hubungan saya dengan Steven sudah seperti kakak
beradik. Kami saling bermain, saya ke rumahnya ataupun dia yang ke
rumahku. Makan dan terkadang tidur pun kami sering bersama. Steven ini
anak tertua dari 4 bersaudara. Ayahnya meninggal dunia ketika dia
berumur 15 tahun.
Steven ini mempunyai ibu, namanya Eva.
Meskipun Mbak Eva ini ibu dari teman dekat saya, tetapi saya
memanggilnya tetap dengan panggilan mbak, bukan tante (saya tidak tahu
kenapa memanggilnya mbak, mungkin saya ikut-ikutan ibu saya). Karena
saya sudah terbiasa bergaul dengan keluarga Mbak Eva, maka Mbak Eva
menganggap saya sudah seperti anaknya sendiri. Sehingga Mbak Eva tidak
merasa malu untuk bertingkah wajar di hadapanku, terutama sekali dia
sudah terbiasa berpakaian minim, meskipun saya ada di depannya.
Apabila selesai mandi, dan keluar dari
kamar mandi, Mbak Eva tanpa malu-malu jalan di hadapan saya hanya dengan
melilitkan handuk di tubuhnya. Sehingga dengan jelas sekali terlihat
kemolekan tubuhnya. Warna kulitnya yang kuning bersih, dengan bentuk
pantat yang bulat dan sintal, serta sepasang lengan yang indah dengan
bebasnya dapat dipandangi, meskipun saya pada saat itu masih SD ataupun
SMP, tetapi secara naluri, saya sudah ingin juga melihat kemolekan tubuh
Mbak Eva.
Hubungan dengan Steven tetap baik,
meskipun saya sudah pindah rumah (meskipun dalam satu kota) dan meskipun
saya sudah kuliah ke lain kota, hubungan saya dengan keluarga Mbak Eva
juga tetap tidak berubah. Kalau saya pulang ke rumah sebulan sekali,
saya selalu sempatkan main ke rumah Steven.
Setelah kematian suaminya, Mbak Eva
selama kurang lebih 8 tahun tetap menjanda, dan akhirnya menjadi janda
gersang. Meskipun sebenarnya banyak laki-laki yang tertarik padanya,
karena Mbak Eva ini orangnya cantik, seksi, kulitnya kuning, bicaranya
ramah dan supel. Penampilannya selalu nampak bersih (selalu bermake-up
setiap saat). Tetapi semuanya ditolak, karena alasan Mbak Eva pada saat
itu katanya lebih berkonsentrasi untuk dia dalam mengasuh anak-anaknya.
Tetapi setelah 8 tahun janda gersang,
akhirnya dia menikah dengan seorang duda tua yang meskipun kaya raya
tetapi sakit-sakitan (Mbak Eva mau menikah dengan dia karena alasan
ekonomi). Tetapi perkawinan ini hanya bertahan kurang lebih 2 tahun,
karena suaminya yang baru ini akhirnya juga meninggal.
Setelah saya Dewasa, rasa tertarik saya
dengan Mbak Eva semakin menggebu. Tubuh yang seksi, pantat yang padat,
dan betis yang kecil serta indah selalu menjadi sasaran mata saya.
Terkadang saya sering mencuri pandang dengan Mbak Eva, pada saat ngobrol
dengan Steven dankebetulan Mbak Eva lewat. Apalagi kalau sedang ngobrol
dengan Steven dan Mbak Eva ikut, wah rasanya jadi senang sekali. Bahkan
sering saya sengaja main ke rumah Steven, dimana pada saat Steven tidak
ada di rumah, sehingga saya dengan leluasa dapat ngobrol berdua dengan
Mbak Eva.
Meskipun keinginan untuk bercinta dengan
Mbak Eva selalu menggebu, tetapi saya masih kesulitan untuk mencari
cara memulainya. Terkadang rasa ragu dan malu selalu menghantui, takut
kalau nanti Mbak Eva menolak untuk diajak bercinta. Tetapi kalau kemauan
sudah kuat, segala cara akan ditempuh demi tercapainya keinginan.
Hal ini terjadi secara kebetulan, ketika
suatu sore MBak Eva minta tolong saya untuk mengantarkan melihat
komplek perumahan yang baru di pinggiran kota, karena dia bermaksud
membeli rumah kecil di komplek perumahan tersebut.
Kami berdua berangkat dengan memakai
mobil saya. Karena lokasinya masih baru dan masih dalam tahap
pembangunan, sehingga sesampainya di lokasi, suasananya terlihat sepi,
tidak ada seorang pun di tempat itu. Kami berdua berkeliling-keliling
dengan berjalan kaki melihat-lihat rumah-rumah yang baru dibangun. Saya
ajak Mbak Eva masuk ke salah satu rumah yang sedang dibangun, yang
tentunya masih kosong, kami melihat-lihat ke dalamnya.
Kami berjalan berdampingan, dan setelah
masuk ke salah satu rumah yang sedang dibangun. Dengan tiba-tiba saya
dekap pundaknya, saya rekatkan ke dada saya, perasaan saya pada saat itu
tidak menentu, antara senang, takut kalau-kalau dia marah dan menampar
saya, dan perasaan birahi yang sudah sangat menggebu.
Tetapi syukur, ternyata dia hanya
tersenyum memandang saya. Melihat tidak ada penolakan yang berarti, saya
mulai berani untuk mencium pipinya, lagi-lagi dia hanya tersenyum malu
sambil pura-pura menjauhkan diri dan sambil berkata, “Ach.. Panji ini
ada-ada saja..”
Saya berkata, “Mbak Eva marah yaa..?”
Dia hanya menjawab dengan gelengan kepala dan sambil tersenyum terus menundukkan kepala.
Melihat bahasa tubuh yang menunjukkan
“lampu Hijau”, serangan saya semakin berani. Saya mengejarnya dan
mendekapnya, dan akhirnya saya berhasil mencium bibirnya yang tipis,
mungil dan berkilat oleh lipstick yang selalu menghiasi bibirnya. Sambil
saya bersandar di dinding, saya dekap dengan erat tubuh Mbak Eva.
Saya cium bibirnya, “Uhhmm..” dia bergumam dan balas memeluk dengan erat.
Ternyata tanpa diduga, Mbak Eva membalas
ciuman saya dengan bergairah. Saya kembali balas ciumannya yang sangat
bergairah dengan permainan lidah saya. Lidah kami sudah menari-nari.
Kedua tangan saya sudah mencari sasaran-sasaran yang sensitif. Bukit
kembarnya yang mungil tapi masih padat dan terlihat seksi menjadi
sasaran kedua tangan saya.
Kedua bukit kembar ini sudah lama
kuidam-idamkan untuk menjamahnya. Kami berciuman agak lama. Nafas Mbak
Eva semakin memburu. Ciuman, saya alihkan dari bibirnya yang mungil
turun ke lehernya. Dia menengadahkan wajahnya sambil matanya terpejam.
Menikmati rangsangan kenikmatan yang sudah lama tidak dia rasakan.
“Uchmm.. mm..” mulutnya selalu bergumam, tandanya dia menikmatinya.
Kedua tanganku saya dekapkan ke
pantatnya yang bulat dan seksi. Sehingga tubuhnya semakin marapat ke
tubuh saya. Dekapan kedua tangannya ke leher saya semakin diperkuat,
seiring dengan lenguhan bibirnya yang semakin panjang, “Uuucchmm.. mm.”
Batang kejantanan yang tegang sejak
berangkat dari rumahnya Mbak Eva, kini ditekan dengan kencang oleh tubuh
Mbak Eva yang bergoyang-goyang. Rasa nikmat menjalar dari batang
kejantananku mengalir naik ke ubun-ubun. Ciumanku terus turun setelah
beberapa lama singgah di lehernya, turun menuruni celah bukit kembarnya.
Kedua BH-nya yang berwarna merah muda, serasi dengan kulitnya yang
langsat, semakin menambah indahnya susu Mbak Eva.
Karena tubuh Mbak Eva agak kecil, saya
agak sedikit berjongkok, agar mampu mencium kedua susunya yang sudah
mengeras. Kedua tangan saya pergunakan untuk menahan punggungnya yang
mulai melengkung atas sensasi ciuman saya ke susunya. Deru nafas Mbak
Eva semakin memburu.
Gesekan tubuhnya ke batang keperkasaan
saya semakin cepat frekuensinya, dan akhirnya, “Udach acch Panjii..
jangan disini, nggak enak kalau nanti ketahuan..” sambil berusaha
melepaskan tubuhnya dari dekapan saya.
“Sebentar Mmmbbak..!” jawab saya dengan mulut tidak bergeser dari susunya.
“Panji, nanti kita lannjuttkan saja di llain ttemmpat..” suranya terputus-putus karena tersengal oleh nafasnya yang memburu.
“Oke dech Mbak Eva, tapi Mbak Eva harus
janji dulu, kapan dilanjutkannya dan dimana..?” tanyaku sambil masih
mendekap dengan erat tubuh Mbak Eva.
“Besok pagi saja di rumahku jam sepuluh. Karena kalau pagi rumahku sepi.”
“Oke dech, besok pagi jam sepuluh saya datang lagi.”
“Yuk kita pulang, anter aku dulu ke rumah, anak nakaall..!” pinta Mbak Eva manja sambil mencubit hidungku.
“Aku antar ke rumah, tapi kasih dulu
uang muka untuk besok pagi.” sambil mengarahkan ciuman saya ke bibirnya
sekali lagi sebagai uang muka untuk besok pagi.
Dia belum sempat tersenyum karena bibirnya sudah kukulum dengan mesranya.
Hari mulai gelap dan gerimis mengiringi
kepulangan kami. Kami berjalan pulang ke rumah Mbak Eva, tetapi suasana
dalam perjalanan pulang sudah jauh berbeda dengan suasana ketika kami
berangkat tadi. Karena ketika kami berangkat tadi, perilaku kami sebagai
seorang tante dengan “keponakannya”, tapi sekarang sudah berubah
menjadi perjalanan seorang tante dengan “keenakannya”.
Selama perjalanan, Mbak Eva menggoda
saya, “Waduh.., ternyata selama ini saya salah, saya kirain Panji itu
orangnya alim, tapi ternyata..”
“Ternyata enak khan..?” goda saya sambil mencubit dagunya yang menggemaskan. Kami berdua tertawa berderai.
“Kalau tahu gitu, mending dari dulu yaa..?” kata Mbak Eva menggoda.
“Iya kalau dari dulu, memek Mbak Eva mungkin tidak karatan ya..?” balasku menggoda.
“Emangnya besi tua..!” jawab Mbak Eva bersungut.
“Bukan besi tua, tapi besi pusaka.” jawab saya.
Selama perjalanan, tangan Mbak Eva tidak
henti-hentinya selalu meremas tangan saya yang sebelah kiri (sebelah
kanan untuk pegang setir). Tangan saya baru dilepaskan ketika saya
pergunakan untuk pindah gigi saja. Selebihnya selalu dipegang dan
diremas-remas oleh Mbak Eva.
“Mbak.., jangan tanganku aja donk yang diremas-remas..!” pinta saya dengan manja.
“Lha yang mana lagi yang minta diremas..?”
“Ya yang nggak ada tulangnya donk yang diremas.”
“Dasar anak nakal.” Mbak Eva tersenyum, tapi tangannya beralih untuk meremas rudal yang masih tegang belum tersalurkan.
Ternyata Mbak Eva tidak hanya meremas rudal saya saja, melainkan juga menciuminya.
“Mbak.., bebas aja lho Mbak, jangan sungkan-sungkan, anggap aja milik sendiri.” goda saya sambil tersenyum.
“Terus minta diapakan lagi..?” pancing Mbak Eva.
“Yaa.., kalau mau dikulum juga boleh.” jawab saya.
“Emangnya nggak kelihatan orang..?” tanyanya ragu.
“Khan udah malem, lagian hujan, pasti nggak kelihatan.”
Tanpa menunggu jawaban, tangan Mbak Eva
sudah mulai membuka resluiting celana dan mengeluarkan rudal saya. Saya
geser kursi saya agak ke belakang, agar Mbak Eva dapat leluasa
mempermainkan rudal indah milik saya. Dirabanya rudal itu dan
diciuminya, akhirnya bibirnya yang mungil mengulum dan menjilatinya.
Terasa mendapat aliran listrik yang menggetarkan ketika lidah Mbak Eva
menjilati kepala rudal saya.
Dan terasa hangat dan basah ketika
mulutnya mengulum batang kejantanan saya yang semakin menegang. Dua
perasaan yang penuh sensasi berganti-ganti saya rasakan. Antara getaran
karena jilatan lidah dan hangatnya kuluman saling berganti. Kedua kaki
terasa tegang, dan pantat saya tidak terasa terangkat karena sensasi
yang ditimbulkan oleh kuluman bibir Mbak Eva yang ternyata sangat ahli
Untuk menghindari konsentrasi yang
terpecah, terpaksa saya meminggirkan mobil ke jalur lambat, dan
memberhentikan mobil. Keadaan sangat mendukung, karena pada saat itu
tepat dengan turunnya hujan, dan lalu lintas kendaraan agak sepi,
sehingga kami berdua tidak merasa terganggu untuk melanjutkan permainan
di dalam mobil.
Mbak Eva mengulum kemaluan saya dengan
semangat. Kepalanya terlihat turun naik-turun naik yang terkadang cepat,
terkadang lambat. Mulutnya terus bergumam, sebagai tanda bahwa dia juga
menikmatinya. Kedua tangan saya memegang kepala Mbak Eva naik-turun
mengikuti gerakannya. Kaki semakin kejang dengan pantat saya yang naik
turun akibat rasa sensasi yang luar biasa. Untuk mengimbangi
permainannya, pantat Mbak Eva yang terlihat nungging, saya remas dengan
tangan kiri, sementara tangan kanan masih membelai susu Mbak Eva, saya
remas dengan pelan kedua susunya bergantian dengan tangan kanan.
Resluiting rok bawahnya yang ada di
pantat, mulai saya buka, terlihat CD-nya yang berwarna merah muda. Saya
masukkan tangan kiri ke dalam CD-nya dan meremas dengan gemas pantatnya
yang padat berisi. Tangan saya bergerak turun menelusuri celah
pantatnya, dan sekarang menuju liang kemaluannya. Kemaluannya saya
sentuh dari belakang, dan terasa sudah sangat basah dan merekah.
Saya belai-belai bibir luar
kewanitaannya dan akhirnya saya belai-belai klitnya. Merasa klitnya
tersentuh oleh jari saya, pantat Mbak Eva semakin dinaikkan, dan terasa
tegang, kuluman ke batang kejantanan saya semakin kencang. Tangan kanan
saya masih meremas-remas susunya yang semakin tegak. Melihat perpaduan
antara belaian klitoris, remasan susu dan kuluman rudal, suara kami jadi
semakin maracau.
Pantat kami semakin naik turun. Erangan
kenikmatan dan sensasi aliran listrik menjalar ke sekujur tubuh kami.
Tiba-tiba Mbak Eva melepaskan kulumannya. Dia kembali ke posisi duduk
dan telentang sambil matanya tetap terpejam oleh kenikmatan yang sudah
bertahun-tahun tidak dirasakan. Saya tahu maksudnya, bahwa dia minta
gantian agar kewanitaannya dijilati.
Saya singkapkan roknya, dan Mbak Eva
dengan tergesa-gesa melepaskan sendiri CD-nya, seakan tidak sabar dan
tidak ingin ada waktu luang yang terputus. Kedua kakinya sudah
ditelentangkan, kemaluannya yang mungil dengan bulu-bulu halus dan
terawat sudah kelihatan merekah. Saya dekatkan mulut saya ke liang
senggamanya, tetapi saya baru akan menjilati kedua selangkangannya
terlebih dahulu.
Dia meremas-remas rambut saya. Kedua
kakinya mengejang-ngejang dan bergerak-gerak tidak terkontrol. Pantatnya
digerak-gerakkan naik turun. Ini artinya Mbak Eva sudah sangat
penasaran dan sangat gemas agar kemaluannya ingin dijilati. Dia
kelihatan penasaran sekali. Saya jilati bibir kemaluannya.
Harumnya yang khas kemaluan wanita
semakin merangsang saya. Remasan-remasan di kepala saya semakin kuat.
Akhirnya saya buka bibir kemaluannya, saya jilati klitorisnya. Ketika
lidah saya menyentuh klitorisnya, nafas lega dan erangan kenikmatan
keluar dari mulutnya.
“Uuuhh.. uhh.. uughh..!” terus menerus keluar dari mulutnya.
Kepalanya selalu bergoyang-goyang ke
kanan dan ke kiri. Remasan remasan tangan kirinya sekarang beralih ke
punggung saya, sedangkan tangan kanannya berusaha mencari batang
keperkasaan saya dan akhirnya meremas-remas dan mengocoknya. Tangan yang
lembut dengan kocokan dan remasan yang halus, memijat-mijat batang
kejantanan saya, memberikan sensasi tersendiri pada rudal kebanggaan
milik saya.
Lidah saya berputar-putar di
klitorisnya, usapan-usapan lidah di dinding vagina, terkadang saya
selingi dengan isapan dan gigitan halus di klitorisnya, membuat dia
semakin marancu, “Uuugghh.. geellii banggeett..! Uuuff.., ggellii
bannget..! Uuff ggllii..”
Dan secara tiba-tiba kedua tangannya
mencakar punggung saya, kedua kakinya menegang, dadanya membusung naik
diikuti dengan getaran tubuh yang hebat sambil mengerang, “Uuugghhff
Aaallvii.., uuff aku mmauu kkeelluua.. aarr..”
Nafasnya tersengal dan memburu, tandanya dia sudah sampai di puncak kenikmatan seorang wanita.
“Aaallvii.., kamu belum yaa..? Sini kukulum biar cepet nyampai.” suara Mbak Eva sambil nafasnya masih memburu.
Dia membungkuk di pangkuan saya, saya
telentang di jok. Dia kembali mengulum batang kejantanan saya. Bibir
yang manis dan mungil kembali mengocok-ngocok rudal saya. Lidahnya
dengan lembut menyapu kepala kemaluan saya. Sensasi yang tadi sempat
terputus, kembali dapat saya rasakan. Kaki saya menegang, pantatku
terangkat, tangan saya meremas-remas kedua pipinya.
Aliran listrik menjalar dari kepala
kejantanan saya, naik ke ubun-ubun dan sekujur tubuh. Aliran tersebut
kembali lagi bersama-sama mengarah ke ujung rudal saya, ke kepala
kemaluan saya, dan akhirnya keluar bersama-sama dengan cairan putih dan
kental ke mulut Mbak Eva, ke bibir Mbak Eva, ke hidungnya dan ke
pipinya, banyak sekali.
Seakan-akan habis sudah cairan yang ada
di tubuh ini, lemas kedua tubuh kami. Untuk sejenak kami berdua berdiam
diri, untuk menikmati sensasi kami, untuk mengatur nafas kami dan untuk
menenangkan emosi kami.
Read more...
Memek Bu Haji Keenakan Dimasuki Kontol Bukan Suaminya
Memek Bu Haji Keenakan Dimasuki Kontol Bukan Suaminya
Kisah ini terjalin antara mahasiswa yang
kuliah universitas swasta dengan pemilik kos2an di mana sang mahasiswa
tinggal ngekos.Bangunan itu terdiri atas rumah 2 petak sebanyak 5 pintu
yang masing2 petak terdiri atas 3 ruangan. Di samping rumah2 petak
tersebut menempel rumah utama yang merupakan tempat pemilik kos2an
tinggal.
Nama pemilik kos2an adalah Haji Imron.
Biasa dipanggil oleh tetangga dan mahasiswa dengan sebutan Pak Haji.
Tempat kos2an dan rumah utama ini di kelilingi oleh pagar besi setinggi
1,5 meter di bagian depan yang memiliki dua pintu masuk dan pagar tembok
ditiga sisi lainnya setinggi 3 meter.
Halamannnya dihampari oleh konblok dan
dihiasi oleh berbagai tanaman, sehingga terlihat sangat rapi, asri,
anggun, dan sejuk. Kos2an ini hanya diperuntukkan bagi mahasiswa. Di
sinilah Rizal, mahasiswa di universitas swasta itu tinggal. Sudah 3
bulan ia tinggal di sini. Rizal adalah mahasiswa asal Cikampek, tetapi
ia bukanlah asli Cikampek.
Haji Imron memiliki 3 orang anak. Satu
laki2, dan dua perempuan. Dua anaknya sudah berkeluarga, sedangkan satu
lagi yang laki2 masih duduk di kleas 2 SMU. Yang paling menarik hati
Rizal adalah Bu Haji. Walau usianya sudah 43 tahun penampilanya masih
seperti umur 30-an. Bu Haji selalu ramah pada tetangga maupun mahasiswa2
yang ngekos di rumahnya. Bodynya bongsor, berkulit kuning langsat, dan
selalu memakai kerudung.
Bila ia keluar dengan mobil Innova-nya
ia akan memakai kaca mata hitam sebagai hiasan. Rizal sering mencuri
pandang mengamati Bu Haji. Pernah Rizal menggoda Bu Haji ketika Rizal
hendak berangkat ke kampus dengan motor Honda nya sedangkan Bu Haji
hendak keluar dengan KijangInnova-nya.“Wah, Bu Haji, gayanya seperti
cewek2 di kampusku aja nih..,”goda Rizal“Iya dong, Zal. Biarpun udah tua
harus tetap jaga penampilan lho…harus semangat seperti anak2
muda,”balas Bu Haji sambilmelemparkan senyumnya.
“Iya deh, Bu Haji. Saya setuju
kok..,”ujar Bu Rizal. “Saya duluan,Bu Haji,”seru Rizal sambil melajukan
motornya.Setiap Rizal pulang malam, Rizal sering mengamati Bu Haji
nongkrong sendirian di ruang tengah menonton televisi. Bahkan kadang
sampai larut malam. Yang paling membuat Rizal kagum sekaligus ngiler
adalah ketika suatu sore ia bertamu sekaligus hendak membayar uang
kontrakan bulanan.
Rizal diterima oleh Bu Haji di ruang
tengah yang sejuk dan asri itu. Bu Haji menemuinya dengan celana pendek
yang ketat dan kemeja yang longgar. Bu Haji hanya senyum2 saja melihat
Rizal yang kikuk dan mata Rizal yang kadang2 melirik ke pahanya. Di
dalam rumahnya Bu Haji memang sering memakai celana pendek dan
melepaskan kerudungnya.Setelah keluar dari rumah Bu Haji dan sampai di
kamarnya sendiri, Rizal membayangkan semua yang baru saja dilihatnya.
Paha putih yang gempal dan padat. Sangat
mulus, pikir Rizal. Dan Rizal yakin di balik kemeja longgar yang
dipakai Bu Haji terdapat kulit yang putih-mulus dan buah dada yang
besar. Rizal sering membayangkan bisa menggumuli tubuh Bu Haji yang
bongsor dan putih mulus itu. Rizaljuga sering membayangkan memek Bu
Haji, pasti tebal dan empuk gumamnya dalam hati. Tetapi Rizal lalu
tersenyum masem karena tubunya termasuk agak kurus walaupun ia memiliki
tinggi 173 cm.
Kalau sudah begitu Rizal akan
mengusap-usap kontolnya lalu melepaskan pusingnya di kamar mandi.Pak
Haji Imron termasuk tuan tanah. Ia memiliki beberapa kos2an dan sejumlah
rumah yang dikontrakkan. Semua tersebar di wilayah Jabodetabek. Ia
paling sering ke wilayah Depok. Selain mengunjungi anaknya dan rumah
kos2an yang pengelolaannya diserahkan pada anaknya juga karena di
sebelah kos2an itu terdapat kolam pancing yang yang cukup ramai
dikunjungi.
Kolam pancing itu juga dikelola oleh
anaknya dan menantunya di samping beberapa pembantu. Hampir setiap hari
Pak Haji Imron pergi ke Depok. Kalau sudah asyik memancing Pak Haji
Imron bisa menginap sampai 3-4 hari.Suatu sore Rizal berjalan ke samping
rumah utama yang ditanami beberapa batang pohonjambu Taiwan. Ia
bermaksud mengambil beberapa buah jambuTaiwan. Pak Haji dan Bu Haji
memang tidak melarang anak2 kosnya mengambil hasil tanaman yang ada di
sekitar rumah itu.
Karena kadang2 anak2 kos juga ikut
membantu mengurusi tanaman2 tersebut. Saat itu beberapa pohon jambu
sedang berbuah. Buahnya besar2 dan siap dipanen.Pohon2 itu terletak di
antara tembok pagar dan tembok dinding rumah utama. Ketika ia hendak
melangkah ke rimbunan pohon jambu, ia melihat daun jendela yang
menghadap ke pohon2 jambu itu terbuka. Itu merupakan kamar tidur Pak
Haji dan Bu Haji. Ia seketika ragu. Tetapi di benaknya adalah bahwatadi
pagi ia melihat Pak Haji dan Bu Haji keluar rumah memakai Suzuki Escudo.
Dan ketika ia terbangun sore ini Suzuki
Escudo belum ada di halaman. Ia hendak membatalkan niatnya karena takut
jangan2 ketika ia tertidur tadi Pak Haji dan Bu Haji pulang dan Suzuki
Escudo mungkin dipinjam seseorang atau salah satu anaknya. Setelah
beberapa detik, Rizal memutuskan memeriksa perlahan. Ia berjalan di atas
teras keramik samping yang sempit. Dengan ujung matanya ia mencoba
meneliti kamar itu. Untunglah…,pikirnya.
Kamar itu kosong.Lalu Rizal pun
melanjutkan niatnya. Ia mengambil beberapa buah jambu. Ketika ia hendak
berbalik, Rizal sangat kaget dan pucat. Karena pada saat yang sama ia
melihat Bu Haji masuk ke dalam kamar. Bu Haji hanya memakai celana
pendek yang sangat ketat. Dan di atasnya, seluruh kancing kemeja Bu Haji
belum terpasang sehingga memperlihatkan perut dan pusarnya yang mulus
dan putih dan juga BH nya yang membungkus dadanya yang besar.
Bu Haji juga kaget dan hampir berteriak.
Tetapi ketika menyadari bahwa orang yang ada di samping rumah adalah
Rizal ia hanya kaget sebentar saja. Tangannya bergerak mengatupkan
kemejanya tanpa memasang kancingnya.“Ah…kirain tadi siapa…Ibu kaget
setengah mati,”seru Bu Haji dari dalam kamar.
Ia melipat kedua tangan diperutnya
sehingga kemejanya tidak terbuka.“Maaf Bu Haji…maaf…Maaf Bu Haji…tadi
saya kira Bu Haji pergi dengan Pak Haji…jadi saya berani ke sini,”Rizal
berusaha menjelaskan. Ia terlihat kikuk danagak malu2.“Iya sudah…kirain
siapa..,”kata Bu Haji. Ia tersenyum pada Rizal.“Maaf Bu Haji…,”kata
Rizal berjalan menunduk. “Permisi Bu Haji…,” kata Rizal permisi dan
melihat ke Bu Haji sebentar. Bu Haji mengangguk tersenyum. Ketika Rizal
melihat Bu Haji sebentar, ia sempat melirik ke dada Bu Haji yang tidak
begitu serius menutupi bagian dadanya.
Sesampai di kamarnya, Rizal malah tidak
memperdulikan jambu yang baru saja diambilnya.Yang ada dalam pikirannya
adalah pusar, perut, dan BH Bu Haji. Ia terduduk dalam kasurnya.
Memandang langit2 kamarnya. Bayangan Bu Haji yang super seksi tadi
memenuhi angannya. Ia menggerakkan tangannya mengusap-usap kontolnya
yang seketika menegang keras. Rizal menghempaskan punggunya ke kasur.
Menarik tangannya dari selangkangannnya.
Ia merenung, jika tadi di belakang Bu
Haji muncul Pak Haji, maka ia akan kena tegur.Ketika Rizal masih berusa
menenangkan pikirannya tiba2 handphone-nya berbunyi. Rizal mengambil
handphone-nya.“Hallo..”jawabnya. Tapi diseberang tidak ada jawaban.
Panggilan itu terputus. Rizal mengamati nomor “Received Calls” pada
handphonenya. Nomor yang tidak dikenalnya. Ia meletakkan handphone itu.
Tetapi ketika teringat dengan seorang cewek yang baru dikenalnya kemarin
ia meraih lagi handphone tersebut.
Siapa tahu cewek itu, pikir Rizal. Rizal
memanggil nomor itu.“Hallo…,”panggilnya.“Hallo…emang kamu gak
kuliah..?”seketika Rizal heran. Ada riak senang dalam hatinya. Suara itu
adalah suara Bu Haji.“Eh, Bu Haji…eh..nggak Bu Haji…hari ini saya emang
ga ada jadwal kuliah…,”ujar Rizal dengan suara yang dibuatnya
sedemikian rupa.“Hhhmm, gimana jambunya? Enak ga?”tanya Bu Haji di
seberang.
Suaranya terdengar akrab dan manis di
telinga Rizal“Ah, belum sempat Bu Haji…baru juga mau makan…dari bentuk
dan warnanya kayaknya enak sih..,”kata Rizal mencoba berakrab-akrab
ria.“Ntar kalau udah makan bilang ibu iya. Kalau enak Ibu juga mau
ambil,”“Iya Bu Haji…,”jawab Rizal. Ketikaia merasa Bu Haji hendak
menutup pembicaraan, Rizal buru-buru bertanya.”Ehh, hhmmm…maaf Bu, Pak
Haji kemana? Tadi sepertinya saya lihat bareng Bu Haji keluar,”“Tadi
pagi emang keluar bareng Ibu tapi sebentar aja ke salon.
Trus pulang. Sekarang bapak ke Depok….,”
kata Bu Haji menjelaskan.“Ohh..iya udah deh bu…maaf tadiya Bu Haji…saya
tidak tahu..,”ujar Rizal.“Hmmm-hhmm..,”Bu Haji tertawakecil di
seberang.”Nanti kalau udah dimakan jambunya jangan lupa sms bilang ibu
ya. SMS aja enak apa nggak..!”“Iya bu..”ujar Rizal. Dan pembicaraan pun
selesai.Malamnya jam tujuh setelah makan, Rizal mengambil HP-nya.
Ia belum memakan jambunya, tetapi dalam
hatinya ia akan mengatakan saja bahwa jambu itu enak.“Malam Bu
Haji…jambunya enak,”begitu is isms Rizal.“Bener enak?”balas sms Bu
Haji.“Iya Bu. Bener enak”.“Kamu lagi ngapain?”sms Bu Haji.“Gak lagi
ngapain Bu. Tiduran aja,”balas Rizal sambil heran dgn isi sms Bu
Haji.“Emang ga keluar? Mahasiswa kan ngapelnya ga cuma malam
minggu”balas Bu Haji lagi.“Nggak Bu. Lagi pengen di rumahaja.
Maaf, kalau Bu Haji sedang apa?”sms
Rizal.“Lagi sms an ama kamu..hehe..!”jawab sms Bu Haji. Isi sms ini
membuat Rizal senang setengah mati. Ia tersenyun-senyum dalam hati.
Rizal agak bingung untum membalas. Ia tidak tahu hendak mengetik apa.
Tiba2 sms Bu Haji masuk lagi.“Tadi kamu lihat ibu ya..?”Rizal hampir
berteriak senang setengah mati membaca sms ini. Ia membaca sms itu
berulang-ulang.
Ia berpikir sejenak untuk membalas
apa.“Hhmm, iya bu. Maaf…saya tadi tidak sengaja..,”akhirnya hanya itu
yang ditulisnya.“Gak sengaja tapi dah lihat ya…?”sms Bu Haji. Rizal jadi
makin semangat.“Iya bu. Maaf…saya ga ingat lagi kok Bu…tapi…,”balas
Rizal. Ia sengaja menggantung sms nya untuk membuat Bu Haji yang sering
diidam-idamkanya jadi penasaran. Tetapi setelah Rizal menunggu 5 menit
Bu Haji tidak lagi membalas. Ia pun ragu untuk mengirim sms lagi.Ketika
ia hendak meletakkan HPnya, Bu Haji menelepon. Rizal bersorak dalam
hati.
“Hallo…,”sahut Rizal dengan suara dibuat
merdu.“Tapi apa, Zal?”tanya Bu Haji pelan. Suaranya agak
sengau.“Nnnggg…apa ya…? Rizal menyahut dengan canda.“Apa..ayo
apa..?”desak Bu Haji dengan nada seperti tertawa.“Hhmm…tapi aku senang
aja melihatnya…,”akhirnya Rizal memberanikan diri.“Hhhmmm…kamu
ini…kirain apa tadi…emang kamu lihat apa coba..?”tanya Bu Haji.“Lihat
sesuatu…nnggg…yang pengennya ga cuma dilihat…,”Rizal makin berani
menggoda.“Emang pengennya diapain..?”“Susah dibilangin dengan kata-kata
Bu…hehe…,”Rizal tertawa renyah.
”Susah bilanginnya…tapi kalau tiba2 ada
di sini…ah..gau taulah…,”Rizal dengan berani menggoda lebih
jauh.“Heheh….kamu…,”hanya itu ucapan Bu Haji.“Ibu lagi di mana?” Tanya
Rizal.“Lagi di kamar, kenapa?”Tanya Bu Haji.“Ga…nanya aja kok Bu..!”ujar
Rizal.“Hhhmm..iya udah iya, Zal,”kata Bu Haji menutup pembicaraan.“Iya
Bu. Met malam..,”sahut Rizal“Iya..,”balas Bu Haji sambil menutup
pembicaraan.Dalam kamarnya Rizal tersenyum-senyum senang. Entah kenapa
nafsu birahinya timbul. Ia tidur2an di kasurnya sambil senyum-senyum
mengingat semua pembicaraan dengan Bu Haji. Lalu dua jam kemudian sms Bu
Haji masuk lagi.
“Nonton MetroTV deh…acaranya
bagus…,”demikian is isms Bu Haji.Rizal yang memang sedang nonton MetroTV
di kamarnya lagsung membalas dengan semangat.“Iya. Ini juga lagi nonton
MetroTV kok Bu. Bu Haji belum bobo..?”tanya Rizal dalam sms nya.
Sengaja ia memilih kata “bobo” untuk membuat suasana jadi
nyaman.“Belum..kan masih jam 10…,”balas sms Bu Haji.“Masih di kamar?”
Rizal sengaja menanyakan ini.“Iya…,”jawab Bu Haji“Di tempat tidur..?”
tanya Rizl“Iya…,”jawab Bu Haji“Hehe..sama dong…,”balas Rizal genit.
Tetapi Bu Haji tidak lagi membalas.
Sekitar jam 12 malam ketika Rizal
dilanda kantuk. Bunyi sms masuk ke HP nya.“Udah bobo..?” itu isi sms Bu
Haji“Belum…Bu Haji belum bobo..?”Rizal membalas“Belum juga…masih
nonton..,”“Sama dong…”isi sms Rizal. Kembai lagi Bu Haji tidak membalas.
Tetapi entah kenapa Rizal mengurungkan niatnya tidur. Entah kenapa ia
yakin Bu Haji akan sms lagi. Tetapi kali ini tidak lagi.Sekitar jam
setengah satu malam yang ada adalah “missed call” dari Bu Haji. Rizal
menelepon balik. Tapi tidak telepon tidak diangkat.“Belum tidur..?”Rizal
coba kirim sms.
Tetapi setelah menunggu sepuluh menit
tidak ada jawaban,Rizal akhirnya meletakkan HPnya.Dan menghempaskan
badannya ke kasur. Sekitar jam 02.10 HP nya berbunyi. Di seberang
terdengar suara Bu Haji yang agak sengau dan manja.“Lagi ngapain,
Zal..?”tanya Bu Haji.Rizal menjawab dengan segenap keyakinan dan
keberanian.“Belum bisa tidur Bu. Gara-gara pemandangan tadi siang di
kamar Bu Haji,”Rizal menahan nafasnya ketika berbicara. Ia pun membuat
suaranya agak sengau dan lirih.
“Hhhmm…terus..?”sahut Bu Haji“Iya jadi
susah tidurnya nih…,”Rizal merengek. Lalu Rizal menyambung
lagi.”Bu…!”“Apa..?jawab Bu Haji“Tapi jangan marah ya Bu…,”ujar Rizal“Gak
kok..apa..?”tanya Bu Haji.“Hhhhmm..boleh ga saya kesitu
sekarang…?”tanya Rizal dengan suara dibuat merdu. Dadanya berdegup
ketika mengucapkan kata-kata itu.“Hhhmm kamu…,”hanya itu ucapan Bu
Haji.”Udah ya..,”ucap Bu Haji.
Pembicaraan seketika terputus. Rizal
terdiam. Tetapi hanya berselang dua menit bunyi sms masuk ke
HPnya.“Pintu samping terbuka…kutunggu..,”demikian isi sms Bu Haji.Rizal
langsung gembira. Badannya dipenuhi nafsu sex. Ia merasakan kontolnya
semakin menegang saja. Dengan perlahan ia keluar kamar dan melintasi
halaman menuju pintu samping.
Ketika sampai di pintu samping dengan
yakin ia mendorongnya. Pintu itu terbuka. Di dalam cahaya yang remang ia
melihat bayangan Bu Haji dengan celana pendek dan baju tidur yang
ketat. Bu Haji menarik tangannya dan menutup pintu.Ketika Bu Haji
membelakanginya sambil mengunci pintu, Rizal langsung memeluk Bu Haji
dari belakang. Ia menekan pantat Bu Haji dengan bagian kontolnya yang
tegang. Kedua tangannya melingkari pinggang Bu Haji.
Rizal dengan liar mendaratkan ciuman2di
trengkuk Bu Haji. Bu Haji langsung berbalik. Ia melingkarkan tangannya
di pinggang Rizal dan dengan agresif menarik tubuh Rizal ke tembok.
Dalam hitungan detik bibir Rizal sudah dilumat oleh Bu Haji. Rizal
membalas dengan memutar dan memilin lidahnya. Rizal menarik lidah Bu
Haji dengan lidahnya. Bu Haji membalasnya dengan pagutan dan lumatan
yang bergelora. Rizal menarik tubuh Bu Haji sehingga kini Rizal yang
bersandar di tembok ruangan belakang itu. Mereka saling menciumi dan
menjilati dengan liar.
Mulut Bu Haji tak henti-henti
mengeluartkan bunyi kecipak ketika mulut Rizal menyedoti lidah dan bibir
Bu Haji. Bu Haji makin dipenuhi nafsu birahi. Ia makin merapatkan tubuh
ke dalam pelukan Rizal. Rizal menariknya penuh nafsu dan meremasi
pantat dan pinggul Bu Haji. Bu Haji melingkarkan satu tangnnya di leher
Rizal dan satunya lagi merababi leher Rizal.Mulutnya tidak berhenti
melumatlidah dan mulut Rizal. Bu Haji menggeserkan badannya agak
kebawah.
Ketika Bu Haji merasakan****** Rizal
yang tegang telah berada di daerah selangkangannya, ia membuka paha
sedikit lalu merapatkannya. Rizal membalas dengan menekan kontolnya ke
arah Bu Haji. Lalu Bu Haji menggesek-gesek ******Rizal dengan memeknya
yang masih tertutup celana pendek. Rizal membalas dengan sodokan ke
depan sambil meremasi pantat Bu Haji. Ciuman dan jilatan mereka makin
penuh nafsu dan semakin liar. Rizal mengulum bibir Bu Haji. Lalu menarik
bibir Bu Hajidengan sedotan mulutnya.
Ketika bibir Bu Haji terlepas, Rizal
merangsek ke leher Bu Haji. Bu Haji menengadah sambil bagian
selangkangannya tetap digesek-gesekkan ke selangkangan Rizal. Rizal
makin nafsu. Ia menciumi bagian atas dada Bu Haji. Bu Hajimakin
menengadah…badannya dilengkungkan.“Hhhmmmhhaahh…jangan bikin merah di
situ yah..,”desah Bu Haji“Mmmhhaahh…,”Rizal hanya mendesah penuh nafsu.
Ia membuka kancing depan baju tidur Bu Haji. Lalu membenamkanwajahnya di
dada Bu Haji yang besar.
Rizal menggeser BH Bu Haji ke atas. Lalu
tangannya meraih buah dada yang besar itu.Ia lalu menciumi dan
menjilatinya.“Mmmhhoohhh…,”desah Bu Haji. Rizal makin bernafsu mendengar
desah penuh nafsu Bu Haji. Ia menjilati puting susu Bu Haji lalu
menyedotinya.“Mmmhhhoohhh…hhhoohh…ooohhh…hhhooohhhh…,”begitu
desahanpenuh nafsu Bu Haji setiap kali Rizal menyedot puting susu Bu
Haji dengan keras.
Tubuh Bu Hajimakin melengkung. Ia
membusungkan dadanya, menekankan buah dadanya ke mulut Rizal. Bu Haji
melihati mulutRizal menjilati,menciumi, dan mengisap-isap buah dadanya.
Bu Haji makin keras menggesekkan selangkangannya ke bagian****** Rizal.
Tangan kirinya mendekap kepala Rizal untuk terus menciumi buah dadanya
sementara tangan kanannya merabai dada Rizal dan memijat-mijat puting
susu Rizal yang kecil.Mulut Rizal mengecupi puting susu Bu Haji,
menyedotinya, lalu menarik-nariknya dengan mulutnya.
“Hhhmmhhoohh…hhoohhh…hhaaahhh…nngggoohh…,”hanya
desah penuh nafsu itu yang keluar dari mulut Bu
Haji.“Mmhhhhh…Zal..Zal…,”bisk Bu Haji di telinga Rizal. Rizal terus saja
menyedot-nyedot susu Bu Haji. Pikiran Rizal sudah dipenuhi nafsu
sex.“Zal…hhhmm…Zal…ke kamar aja…,”bisik Bu Haji.Rizal mengendorkan
pelukannya. Bu Haji menarik tubuhnya dari pelukan ketat Rizal. Ia
bergerak ke saklar.
Klik!!Lalu seluruh ruangan tengah yang
menuju kamar Bu Haji yang terlihat dari luar kalau lampu menyala
langsung gelap. Rizal kembali merangkuli tubuh Bu Haji dan menciumi
bibirnya. Bu Haji membalas dengan tak kalah agresif. Bu Haji meciumi
Rizal, memeluknya, dan menariknya. Rizal mengikuti gerakan Bu Haji. Bu
Haji dan Rizal tetap berpelukan dan berciuman ketika meraka melangkah ke
kamar. Ketika akhirnya sampai di kamar, Bu Haji menarik tubuh Rizal ke
kasur. Rizal tertarik menindih tubuh Bu Haji.
Kaki Bu Haji terbuka menjuntai di lantai
sementara tubuhnya rebah di kasur. Rizal menunduk menggumulinya. Ia
menempatkanbagian kontolnya di selangkangan Bu Haji yang terbuka. Rizal
bisa merasakan empuknya memek Bu Haji yang masih terbungkus celana
pendek ketat. Mulutnya menciumi pusar Bu Haji sambil kedua tangannya
menelanjangi tubuh bagian atas Bu Haji. Bu Haji tak kalah agresifmembuka
baju Rizal. Ciuman Rizalmakin liar. Mulutnya bergerak ke pinggul Bu
Haji. Kedua tangannyamembuka celana ketat pendek Bu Haji.
Ia membukanya perlahan-lahan. Bibirnya
merangsek menciumi bagian celana dalam Bu Haji yang terlihat. Bu Haji
hanya melihati Rizal. Ketika akhirnya celana pendek itu lepas,
terlihatlah gundukan memek Bu Haji yang tebal terbungkus celana dalam
putih.“Mmhhhoooh..,”desah Rizal sambilmengecup permukaan celana dalam
itu pelan. Lalu ia berdiri membuka celananya. Ia berdiri telanjang bulat
dengan ****** yang mengacung tegang. Bu Hajimemandangi ****** Rizal.
Rizal berdiri mengocok kontolnya
sebentar lalu membungkuk membuka celana dalam Bu Haji. Kini tubuh bugil
Bu Haji terpampang di depanya.Rizal mendekatkan mulutnya ke memek Bu
Haji yang dipenuhi jembut lebat. “Nnnggghhooohh…,”Rizal mendesah ketika
mengecup permukaan memek Bu Haji.Bu Haji mengangkangkan pahanya
lebar-lebar dan mengangkat pantatnya ketika mulut Rizal menyentuh
permukaan memeknya.
Rizal lalu mendorong tubuh Bu Haji
perlahan ke tengah tempat tidur.Di tengah2 tempat tidur itu Bu Haji
telentang pasrah dengan paha terbuka. Ia melihat Rizal mendatangi ke
tengah tempat tidur dengan ****** yang teracung tegang. Ketika Rizal
telah memasuki pahanya yang terbuka lebar,Bu Haji melihat Rizal
mengocok-ngocok kontolnya. Lalu ketika Rizal mulai bergerak menindihnya,
Bu Haji merasa darahnya mendesir. Ia makin melebarkan pahanya. Ia
merangkul leher Rizal.
Rizal menindih tubuh Bu Haji dan mencium
mulutnya. Bu Haji membalasnya dengan mengulum bibr Rizal. Rizal
mengerakkan pantatnya, dengan kontolnya yang tegang ia mencari memek Bu
Haji. Akhirnya ujung ****** Rizal merasakan permukaan memek Bu Haji yang
basah. Ia menekan-nekannya perlahan. Bu Haji membantunya dengan
menggerakkan pinggulnya. Rizal merasakn ujung kontolnya masuksedikit di
celah memek Bu Haji.
Bu Haji merapatkan selangkangannya. Lalu
Rizal menusukkan kontolnya.“Hhhooohh Bu Haji..,’desahnya seraya
menusukkan kontolnya.“Nnngghhhoohhh sayang…,”desah Bu Haji. Bu Haji
merasakan ****** Rizal melesak memasuki memeknya yang basah. Bu Haji
menggerakkan pinggulnya menyambut ****** Rizal yang menusuk lobang
memeknya. Lalu seketika melingkarkan pahanya di pinggul Rizal.“Hhhooohhh
sayang….besar sekalikontolmu…,”desah Bu Haji di telinga Rizal. Desahan
ini membuat Rizal berkobar. Ia menarik kontolnya dan menusukkannya
dengan cepat kedalam lobang memek Bu Haji.
“Hhhhhooohhh Bu Haji…hhoohhh…”Rizal
mengerang penuh nafsu.“Hhhoohh sayang..kocok terus…hhoohh..enak sekali
sayang..hhoohh..,”Bu Ijah mendesah lirih sendu di telunga
Rizal.“HHoohh…hhoohh….hhoo enak sekali..hhohh..hhoohh…Bu Haji
sayang…hhoohhh…hhhoohhh…,”Rizal mengerang penuh nafsu. Rizalmenggerakkan
pantatnya naik-turun. Ia menggenjoti tubuhBu Haji dengan cepat.
Kontolnya keluar masuk dengan cepat dan
kuat dalam lobang memek Bu Haji. Bu Haji makin mengetatkan
selangkangannya di pinggul Rizal.“Oooohhh sayang…genjot sayang…hhhoohh
…entoti terus sayang…hhhooohhh…hhhoohhh..enak sekali tusukan kontolmu
sayang…hhoohh…entotin yang lama say…ooohhh…sayang…oohhh…,”Bu Haji
mendesah penuh nafsu.
Rizal merasakan tubuhnya dan tubuh Bu
Haji hangat. Ia melihat wajah Bu Haji yang redup penuh nafsu. Ia melihat
wajah Bu Haji bergerak-gerak mengikuti setiaptusukan kontolnya. Ia
merasakan nikmat yang luar biasa di ujung kontolnya ketika menusuki
bagian dalam lobang memek Bu Haji. Bu Haji merasakan tusukan-tuskan
dalam lobang memeknya begitu cepat. Ia melebarkan pahanya dan betisnya
merangkul pinggul Rizal.Dengan matanya yang sayu Bu Haji melihat pantat
Rizal naik-turun memompa dan menggenjotinya.
Seiring itu lobang memeknya merasakan
nikmat yang penuh sensasi ditusuki ****** Rizal. Ia menggerakkan
tanggannya merangkul pinggang Rizal. Berusaha menguasai dan
memilikitubuh yang sedang menggumuli dan menggagahinya.“Hhhhoohhh
sayang… entotin memekku say…ooohhh…terus say..hhhoohh..enak sekali
sayang…oooohhh….,”Bu Haji makin gelap mata menahan nikmatnya senggama
itu.“Iya say…hhoohh..iya sayang…,”bisik Rizal penuh birahi di telinga Bu
Haji. Ia makin merapatkan tubuhnya yang penuh keringat ke tubuh Bu
Haji.”Iya say..hhhoohh..iya say…enak sekali mengentotimu
say…hhhoohh..,”erang Rizal lirih. Bu Haji makin dipenuhi birahi nafsu.
Dengan kedua tangan mencengkeram erat
pinggang Rizal ia menggerakkan pinggulnya makin liar menerima
tusukan-tusukan****** Rizal dalam lobang
memeknya.“Hhhhggggg….nnggghhooohhh…nnnggghhhhoohhh…,”Bu Haji makin ketat
menempelkan memenya ke pangakal ****** Rizal.. Rizal merasakan tubuh Bu
Haji makin hangat, dan mulai bergoyang liar tidak teratur. Rizal tahu
Bu Haji sesaat lagi akan mengalami orgasme. Rizal memacu tusukan
kontolnya makincepat. Ia terus memompa dan menggenjot. Lalu ia merasakan
pangkal paha Bu Haji makin melebar dan mendesak ke tubuhnya. Tangan Bu
Haji mencengkeram kuat pinngangnya….
“Hhhhggggghhh…nnggghhhhooohh..Zal…nnggghhhoohhh…oo oohhh…hhhggg..,” desahan sengau penuh nafsu Bu Haji tiba2 tertahan dan seketika Rizalmerasakan lobang memek Bu Hajiberdenyut-denyut cepat, dan seiring itu kontolnya merasakan siraman mani yang hangat dalam lobang memek Bu Haji. “Hhhngghhoohhh..hhhoohhh…ooohh..nnggghhhooohhh…,”B u Haji tak henti2 menjerit keenakan merasakn orgasmenya. Rizal memacu makin kuat dan.“Hhhhnggghhhoohhh…hohohh..ohhhh..,” tak lama berselang Rizalpun menghujamkan kotolnya dalam2 dan kuat dalam memek Bu Haji.
“Hhhhggggghhh…nnggghhhhooohh..Zal…nnggghhhoohhh…oo oohhh…hhhggg..,” desahan sengau penuh nafsu Bu Haji tiba2 tertahan dan seketika Rizalmerasakan lobang memek Bu Hajiberdenyut-denyut cepat, dan seiring itu kontolnya merasakan siraman mani yang hangat dalam lobang memek Bu Haji. “Hhhngghhoohhh..hhhoohhh…ooohh..nnggghhhooohhh…,”B u Haji tak henti2 menjerit keenakan merasakn orgasmenya. Rizal memacu makin kuat dan.“Hhhhnggghhhoohhh…hohohh..ohhhh..,” tak lama berselang Rizalpun menghujamkan kotolnya dalam2 dan kuat dalam memek Bu Haji.
“Hhhaahh..hhhaaahhh…,”desah Rizal
memuncratkan maninya dalam memek Bu Haji. Kontolnya menyemprotkan mani
berkali kali.Kontolnya mengangguk-angguk dalam memek Bu Haji. Bu Haji
merasakan lobang memeknya dipenuhi mani yang hangat. Ia merem-melek
menikmati ****** Rizal yang berdenyut-denyut dalam lobang memeknya. Bu
Haji terus merasakan gerakan pinggulnya yang belum berhenti bergerak
otomatis karena orgsmenya. Ia meraih mulut Rizal dan seperti kehausan
langsung menciumin dan mengulumnya liar.
Rizal membalas lumatan mulut Bu Haji.
Matanya merem-melek menahan nikmatnya orgasmenya sambil tak berhenti
mengulumi bibr Bu Haji.Lalu akhirnya ciuman2 mereka mulai longgar
seiring makain lemahnya denyutan2 yang mereka rasakan dalam alat
senggama mereka berdua. Dan akhirnya gerakan2 itu berhenti.
Bu Haji mendenguskan nafas sambil
merentangkan kedua tangannya lebar2 ke kiri-kanan. Ia memalingkan wajah
ke samping. Rizal melemaskan tubuhnya di atas tubuh Bu Haji. Wajahnya
menelungkup di sisi leher Bu Haji.
Read more...
Cerita Skandal: Atasanku Yang Kini Mendesah Dibawah Selangkanganku
Cerita Skandal: Atasanku Yang Kini Mendesah Dibawah Selangkanganku
Kehidupan itu ada pasang surutnya, ketika saya sedang jaya, saya mempunyai client yang lumayan banyak untuk ukuran AE pemula di sebuah advertising. Dan dengan ketekunan saya, perusahaan tempat saya bekerja mengalami kemajuan pesat hingga mencapai Top 5 billing di semua stasiun TV. Dan kemudian bencana datang, Perusahaan tersebut bangkrut karena miss management.
Ditengah kesusahan datanglah tawaran
dari Nancy, junior saya yang telah pindah ke Sange Advertising, dan
mengenalkan saya dengan Ibu Susan, pemilik perusahaan tersebut. Ibu
Susan dipertengahan abad usianya, masih mempunyai tubuh yang terawat
dengan baik, body-nya tidak kalah dengan gadis-gadis yang masih muda
yang menjadi anak buahnya di Sange Advertising.
Karena prestasi kerja saya yang baik,
kami sering mengadakan meeting after hours, dan progress kerja saya yang
baik, membuat kami cukup akrab..tapi pada suatu malam ada kejadian yang
benar-benar mengubah hidup saya! Begini cerita skandal nya..
Suatu malam, ketika karyawan lain telah
pulang, Saya tengah memaparkan pendekatan saya terhadap satu perusahaan
rokok terkemuka, dan kemudian tiba-tiba Ibu Susan berkata,
“Waduh, kog punggungku gatal ya?”
Saya masih berusaha menahan diri untuk tidak terlalu cepat menolongnya, takut nanti dianggap kurang ajar!
Semakin lama gatalnya sepertinya semakin bertambah,
“Tolong Dik Uki, bisa garuki punggung Ibu?”
Saya mengangguk dan berusaha membuang
pikiran kotor saya, yang ingin sekali rasanya mengetahui lebih dalam
bentuk tubuh boss yang cantik dan keturunan bangsawan ini..
Saya garuk pelan-pelan, tapi lebih tepatnya hanya mengusap-usap punggungnya saja, takut kalau Ibu Susan kesakitan.
“Dik Uki, agak keras dikit, masih gatal lho Dik”, pinta Ibu Susan.
Dan saya agak sedikit memantapkan tangan saya dipungungnya.
“Dik Uki, masih belum terasa, sebentar saya buka dulu blazer saya.”
Dia langsung membuka blazernya, sehingga
tinggalblouse-nya yang putih dan transparan. Waduh semakin tidak tahan
nih saya, karena kulit tengkuknya yang mulus dengan sedikit rambut
lembut yang tergerai di tengkuknya (Dia kalau ke kantor selalu rambutnya
disanggul di atas), semakin menambah feminin, dan semakin membikin saya
langsung terangsang. cerita skandal.
Saya menggaruknya tetap tidak mau keras
dan masih cenderung mengusap atau membelai punggungnya, karena saya
menikmati kehalusan kulit seorang bangsawan yang berada dibalik bajunya
yang tipis. Saya usap seluruh punggungnya dengan pelan, ke atas dan ke
bawah, ke kiri dan ke kanan, terkadang tangan saya, saya telusupkan di
bawah ketiaknya, untuk menggapai payudara yang di depan.
Dia menengadahkan kepalanya, dan menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sambil suaranya mendesah,
“Uuhh enak Dik Uki.. enaakk..uuhh..”
Mendengar desahannya yang merangsang, rudalku langsung tegak bak tugu Monas.
Sekujur tubuhku mulai menggigil dan
seperti dialiri setrum listrik yang halus merambat di sekujur tubuh dan
terpusat di kemaluanku. Tenggorokanku terasa kering, dan susah bicara,
karena nafsuku yang langsung menggebu.
Baru kali ini saya bisa menikmati tubuh
seorang bangsawan yang bersih, terhormat dan sangat terjaga dari tangan
laki-laki lain, selain suaminya. cerita skandal.
Karena Dia duduk membelakangiku yang
berdiri sambil memijit-mijit punggungnya, batang kemaluanku langsung
kutempelkan di punggungnya yang lembut seperti sutera. Kugesek-gesekkan
batang kemaluanku ke punggungnya dengan pelan. Dan Dia berkali-kali
melenguh,
“Uughh, enachh Dik, enaak, terus Dik.”
Dia membimbing tanganku untuk mengusap
dua gunung kembar yang kencang dan kenyal. Kuusap payudaranya dengan
lembut, kucium tengkuknya dengan lembut, dan kugesekkan batang
kemaluanku ke pungungnya dengan lembut. cerita skandal.
Aku sangat tahu, kalau melayani tipe wanita seperti Dia ini harus dengan lembut dan dengan menggunakan perasaan.
Kucium tengkuknya dengan lembut, Dia
sekali lagi menengadahkan kepalanya ke atas, matanya sambil terpejam,
dan bibirnya yang tipis terbuka sedikit, dan mulutnya hanya bergumam,
“Emm.” Aku tahu itu artinya dia sangat menikmati.
Tanganku, kuusapkan dengan lembut di
sekeliling payudaranya, dan kulingkari masing-masing payudaranya dengan
kedua tanganku, sengaja aku tidak sentuhkan tanganku ke pentilnya, untuk
memberikan sensasi yang sangat halus dan perlahan. cerita skandal.
Beberapa kali tanganku mengitari
sekeliling payudaranya, kemudian perlahan-lahan tanganku kutarik untuk
mengusap pipinya. Kutengadahkan wajahnya, dan kucium keningnya dengat
lembut sekali. Aku bisa rasakan kelembutan nafasnya di wajahku, bibirnya
yang tipis masih mengeluarkan gumaman yang lembut,
“Dik Uki.. emm.. eemm..”
Dengan perlahan aku membalikkan badan
Dia ke arahku, dengan cara memutar kursinya, dan saya membimbing dia
untuk berdiri dengan perlahan, kini aku dan Dia sudah berhadapan,
sama-sama berdiri, dadaku menempel ke dadanya, dan aku bisa merasakan
kekenyalan susunya, dan saya membayangkan betapa indahnya bukit
kembarnya.
Tanganku kudekapkan ke pinggangnya, dan
telapak tanganku kuusapkan ke pantatnya yang juga sangat indah dan
kencang. Tangannya memegang pundakku dengan lembut, kepalanya sudah
menengadah ke atas, dan tatapan matanya.. waduh, jernih dan indah
menatap mataku tanpa berkedip. Kusentuh bibirnya dengan lembut,
kuusapkan perlahan bibirku ke bibirnya.
Dia memberikan reaksi dengan
mengencangkan dekapannya ke pundakku dan dadanya ditempelkan lekat ke
dadaku, tanganku kudekapkan semakin erat ke pantatnya dan agak kutarik
ke atas pantatnya, sehingga kakinya agak diangkat ke atas. Waduh
ciumannya sangat lembut, perlahan-lahan kuusapkan lidahku ke lidahnya,
dia memberikan reaksi yang sama, menyapukan lidahnya ke seluruh mulutku.
Tanganku mulai mengusap-usap punggungnya naik turun dengan lembut. Aku
menikmati sekali kehalusan kulit punggungnya. cerita skandal.
Setelah aku puas menciumi bibir, wajah
dan pipinya, ciumanku perlahan-lahan kuarahkan ke lehernya. Dia
menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, matanya masih
terpejam menikmati, nafasnya agak memburu, dan mulutnya masih bergumam,
“Mmm.. uhh..”
Ciumanku mulai bergeser ke bawah, ke
belahan dadanya. Kancing blousenya yang di depan dengan mudah kubuka
satu persatu, sehingga tersingkap sudah BH hitam yang menyangga dua buah
payudaranya yang padat, bulat, kenyal, bersih dan ranum. Kuciumi
lehernya dengan sangat lembut, ke pundaknya, bergesar turun ke sebelah
atas payudara yang tidak ditutup BH. Dia semakin menengadahkan
kepalanya, punggungnya juga semakin melengkung ke belakang, kedua
tangannya memegang kepala saya dan sedikit meremas rambut saya, tandanya
semakin menikmati gaya permainanku. cerita skandal.
Kedua tanganku memegangi dibawah kedua
ketiaknya, biar Dia tidak terjerembab ke belakang, tapi bibirku masih
mengusap daerah leher dan di atas payudara.
Aku sengaja memperlama untuk menyentuh payudaranya, apalagi pentilnya.
“Diik..Ukii.. uugghh.. sstt”, sambil mulutnya berdesis kenikmatan.
Blousenya yang masih menempel di
pundaknya perlahan-lahan kulepaskan, sehingga pemandangan kemulusan dan
kemolekan tubuh Dia terpampang jelas di hadapanku, dan terkena sinar
lampu down light kekuningan yang berada di langit-langit tepat di atas
kami berdua, menambah romantisnya suasana malam itu yang tidak akan
pernah kulupakan. Sekali lagi tanganku kugunakan meremas sebelah pinggir
dari payudaranya, dan tampak bahwa payudaranya sudah mulai
mengeras. cerita skandal.
Tanganku mengusap punggungnya dengan
perlahan sambil membuka tali BH yang ada di punggungnya. “Click” sekali
jentik langsung terbuka pengait BH-nya. Dengan pelan kuturunkan tali BH
yang ada di pundaknya, akhirnya BH-nya kulepas.
Woow, terlihat pemandangan indah sekali,
dua gunung kembar yang kuning dan bersih dengan puncaknya yang kecil
yang sudah berdiri tegak. Aku sudah sangat terangsang tapi aku tidak
boleh gegabah. Kuusap payudaranya dari sebelah bawah dengan tangan
kananku, tangan kiriku masih mendekap punggungnya untuk menjaga agar Dia
tidak terjatuh, dan kucium payudaranya, berkeliling mengitari
pentilnya, dan tangan kananku masih mengusap-usap sebelah luar payudara,
tapi dengan gaya agak memeras. Kedua tangan Dia memegang erat pundakku
tanda sudah semakin gemes, untuk dicium pentilnya. cerita skandal.
Karena aku sudah merasa waktunya tepat, maka dengan lembut kukulum pentilnya.
Dan reaksinya,
“Aaaughh, uuhh..ss.. uuhh”,
Dia melenguh-lenguh dan mendesis-desis keenakan, seakan-akan yang dinantikannya telah tiba.
Meskipun kondisinya sangat terangsang,
tapi lenguhan itu tetap lembut dan terdengar lirih. Kukulum pentilnya,
kugesek-gesek pentilnya dengan lidahku, dan kugigit lembut pentilnya,
tanganku tetap meremas-remas lembut payudaranya.
Setelah aku puas mempermainkan pentilnya
kiri dan kanan bergantian, kulepaskan bibirku dari susunya, dan
kugeserkan mulutku ke bawah ke seputar perutnya yang datar dan
mengeluarkan aroma parfum yang lembut dan semerbak. cerita skandal.
Ketika mulutku terlepas dari susunya,
Dia kelihatan menghela napas lega dan baru bisa bernafas dengan tenang.
Aku menciumi perutnya dengan agak sedikit jongkok. Kucium pusarnya, dan
kujilati pusarnya dengan lidahku. Dia menggelinjang kegelian. Karena
terlalu lama berdiri atau karena sudah sangat terangsang,
Dia sudah tidak kuat berdiri dan dia
bergeser ke belakang duduk di meja kerjanya. Aku berdiri dengan kedua
lututku dan aku tetap jilati pusarnya dan perutnya. Dia menggelinjang
kegelian, dan mengusap-usap rambut kepalaku dengan tidak beraturan,
terkadang meremas, menjambak dan mengusap rambutku. Sehingga rambutku
sangat kacau.
Puas dengan permainan perut, Dia
kurebahkan di meja kerjanya. Untungya meja kerja Dia cukup besar.
Kupelorotkan rok bawahannya, sekaligus dengan CD-nya. Sekarang tampak di
hadapanku seorang putri yang kuning, bersih, dengan kaki dan betis yang
aduhai indah, terbujur pasrah di hadapanku. cerita skandal.
Kunikmati tubuh Dia sebentar, karena
selama ini aku hanya bisa membayangkan keindahan tubuhnya, tanpa
berharap untuk dapat memandangnya. Tapi ternyata malam ini apa yang
kudapatkan jauh dari yang kubayangkan. Seorang wanita dengan tubuh
montok dan kuning mulus, dengan kaki dan betis ramping. Dua buah dada
yang tidak terlalu besar, tapi bulat, padat dan kencang, sehingga cocok
dengan kesan payudara seorang putri. Bentuk lengan dan bahu yang padat
bulat dan berisi.
Dia telentang di atas meja di hadapanku,
aku masih berdiri. Aku mencium pipinya sekali lagi dengan lembut,
kuusap payudaranya dengan lembut. Kedua tangan Dia merangkul leherku
dengan erat. Kedua kakinya bergerak-gerak dengan halus pertanda sangat
terangsang. Perlahan-lahan tanganku kugerakan dari susunya turun ke
perutnya. Kuusap sebentar perutnya dan bergerak turun ke bawah mengusap
pahanya. Paha yang selama ini hanya bisa kupandang. Aku usap pahanya
naik turun dengan tetap mulut kami masih saling memagut. cerita skandal.
Erangan-erangan kecil keluar dari mulut Dia,
“Ugh.. ugh.. emm.. emm..”
Tanganku bergerak dari sekitar pahanya terus mengusap sekitar bibir kemaluannya.
Dengan perlahan kedua kaki Dia
mengembang, memberi kesempatan tanganku untuk mengelus kemaluannya.
Tetapi kemaluannya belum kuelus, hanya kedua selangkangan saja yang aku
belai dengan kedua jari telunjuk dan jari manis bersama-sama. Kuelus
selangkangannya naik turun, dan Dia menambah kecepatan gerakan kakinya.
Dengan pelan Dia mengangkat pantatnya,
sehingga kemaluannya juga ikut naik. Aku tahu ini pertanda agar aku
dapat segera mengelus kemaluannya. Kuusap pelan dan dengan jarak
sentuhan yang kubuat serenggang mungkin antara bibir kemaluannya dan
telapak tanganku, membuat gelinjang Dia menaikkan kemaluannya untuk
menyentuh tanganku semakin tinggi. cerita skandal.
Kubelai rambut kemaluannya yang lembut,
tipis dan tertata rapi. Setelah puas memainkan sekitar kemaluannya, dan
liang kemaluan Dia sudah semakin terbuka dan semakin basah. Kusentuh
klitorisnya dengan sedikit ujung dari jari tengahku dengan lembut dan..
“Uuhhgh”, lenguhan Susan kenikmatan.
Gerakan kakinya sudah semakin tidak teratur. Tiba-tiba tanganku dijepit dengan kedua pahanya.
“Diik Ukii.. aakkuu.. nggakk.. taahh..”
Kemudian tangannya menarik punggungku
sebagai bertanda agar aku segera menaiki tubuhnya. Kutarik kedua kakinya
ke arah pinggir meja, sehingga kedua kakinya terjuntai, kemudian Dia
membuka kedua selangkangannya dengan tidak sabar. Aku sempat memandangi
kemaluannya, dan seakan liang kemaluannya merah seperti bibir gadis yang
memakai lipstik yang sedang merengek. cerita skandal.
Kugesekkan batang kemaluanku pelan-pelan ke bibir kemaluannya, dan Dia mengerang lagi,
“Uugghh.. uughhg..”
Kumasukkan dengan pelan batang
kemaluanku ke liang kemaluannya. Belum sampai habis masuk semua, kutarik
kembali dan kumasukkan kembali. Dengan gesekan-gesekan yang pelan
tersebut membuat erangan Dia semakin tidak beraturan. cerita skandal.
Untuk melayani tipe seperti Dia ini,
kugunakan gaya gesekan 5:1, artinya lima kali keluar masuk setengah
batang kemaluan, baru sekali masuk seluruh batang kemaluan. Dan pada
saat masuk yang seluruh batang kemaluan, erangan
Dia semakin hebat. Dengan gaya lembut dan 5:1 ini kami bisa saling menikmati.
“Uuugghh.. acchh.. Diikk.. Ukii.. ucchh.. sstt.. uhh..”
Erangan erangan yang tidak beraturan tetapi artinya hanya satu yaitu Enak.
Sambil kugenjot pelan batang kemaluanku,
kedua tanganku dengan leluasa meremas kedua susunya, yang
bergerak-gerak naik turun tergantung sodokanku.
Kadang-kadang tanganku mengusap wajah dan pipinya, kadang-kadang mengusap perutnya.
Setelah cukup lama aku melakukan
genjotan 5:1, tiba tiba kedua paha Ibu Susan diangkat dan dililitkan ke
pinggangku. Kedua tangannya mendekap diriku, mulutnya sedikit menganga
dan mendesis.. cerita skandal.
“Diikk..Uuu..Ki.. saa..yaa saampaaii.. uuhhff.”
Kupegangi pinggangnya untuk menekan
liang kemaluannya ke batang kemaluanku. Setelah Dia selesai mengejang
dan nafasnya tersengal-sengal, aku mulai lagi dengan genjotan, tetap
dengan gaya 5:1.
Dia melenguh, “Uuff.. uff.. uuff.. Dik Uki beluumm yaa. Ayo donk.. uff.. uff jangan ditahaan.. uuff.. ugh..”
“Sebentar Bu!” kataku.
“Dik.. uhff, ceepetan dikit.. Dik.. ughf.. uhfgg.. aa.. ku mau uhgf uff uff.. keeluar.. laa.. ggii..”
“Sebentar Bu, aku juga sudah.. mma.. uu.. saammpai..”
Tiba-tiba ada aliran listrik menjalar
dari ubun-ubun turun ke arah kemaluanku dan semakin-lama semakin
mengencang. Batang kemaluanku seakan balon yang ditiup dan mau
pecah. cerita skandal.
“Aachghh.. accghh.. Buu.. Sussann.. aku mmau keluarr..”
Dia memegang erat tubuhku dan
“Crret.. crrett..” keluar semua cairan yang ada di seluruh tubuhku dan “Aaachh..”
Kami berdua terkulai lemas dengan badan penuh keringat dan nafas terengah-engah.
“Dik Uki, makasih ya Dik, kamu telah memberi saluran yang selama ini tersumbat.”
Aku sangat puas malam itu, karena aku
tidak dapat membayangkan, ternyata aku bisa menikmati tubuh seorang
wanita terhormat, yang selama ini orang luar sangat menghormatinya, tapi
ternyata malam ini dia begitu pasrah menyerahkan tubuhnya kepadaku.
Jam telah menujukkan pukul 22.00 ketika
permainan kami usai, dan kami berdua segera masuk ke toilet untuk
membersihkan dan merapikan badan kami masing-masing. cerita skandal.
Dan sebelum pulang aku mendapat tugas
baru dari Dia, yaitu membantu membersihkan cairan yang membasahi meja
kerja Dia, dan membantu merapikannya. Sambil merapikan mejanya aku
berbisik ke telinga Dia,
“Bu meja ini dirapikan ya.. karena besok malam mau dipakai lagi”,
Dia hanya tersenyum dan mencubit mesra
lenganku. Hal tersebut kuulangi setiap ada kesempatan, baik di kantor
ataupun di hotel, tapi rahasia tersebut tidak terbongkar dan kami saling
menjaga rahasia.
Dan kalau pagi hari, Dia kembali
memerankan perannya sebagai atasan yang berwibawa, profesional, tetapi
kalau malam, melenguh-lenguh dan menggelinjang-gelinjang di bawah
selangkanganku.
Read more...
Cerita Seks: Bercinta Dengan Ibu Muda Selagi Menunggu Anaknya Selesai Les
Cerita Seks: Bercinta Dengan Ibu Muda Selagi Menunggu Anaknya Selesai Les
Pada suatu siang sekitar jam 12-an aku berada di sebuah toko buku
Gr***dia di Gatot Subroto untuk membeli majalah edisi khusus, yang
katanya sih edisi terbatas. Hari itu aku mengenakan kaos t-shirt putih
dan celana katun abu-abu.
Sebenarnya potongan badanku sih biasa
saja, tinggi 170 cm berat 63 kg, badan cukup tegap, rambut cepak.
Wajahku biasa saja, bahkan cenderung terkesan sangar. Agak kotak, hidung
biasa, tidak mancung dan tidak pesek, mataku agak kecil selalu menatap
dengan tajam, alisku tebal dan jidatku cukup pas deh. Jadi tidak ada
yang istimewa denganku. cerita seks.
Saat itu keadaan di toko buku tersebut
tidak terlalu ramai, meskipun saat itu adalah jam makan siang, hanya ada
sekitar 7-8 orang. Aku segera mendatangi rak bagian majalah. Nah,
ketika aku hendak mengambil majalah tersebut ada tangan yang juga hendak
mengambil majalah tersebut. Kami sempat saling merebut sesaat
(sepersekian detik) dan kemudian saling melepaskan pegangan pada majalah
tersebut hingga majalah tersebut jatuh ke lantai.
“Maaf..” kataku sambil memungut majalah
tersebut dan memberikannya kepada orang tersebut yang ternyata adalah
seorang wanita yang berumur sekitar 37 tahun (dan ternyata tebakanku
salah, yang benar 36 tahun), berwajah bulat, bermata tajam (bahkan agak
berani), tingginya sama denganku (memakai sepatu hak tinggi), dan
dadanya cukup membusung. “Busyet! molek juga nih ibu-ibu”, pikirku.
“Nggak pa-pa kok, nyari majalah xxx juga
yah.. saya sudah mencari ke mana-mana tapi nggak dapet”, katanya sambil
tersenyum manis.
“Yah, edisi ini katanya sih terbatas Mbak..”
“Kamu suka juga fotografi yah?”
“Nggak kok, cuma buat koleksi aja kok..”
Lalu kami berbicara banyak tentang fotografi sampai akhirnya, “Mah, Mamah.. Ira sudah dapet komiknya, beli dua ya Mah”, potong seorang gadis cilik masih berseragam SD.
“Sudah dapet Ra.. oh ya maaf ya Dik, Mbak duluan”, katanya sambil menggandeng anaknya.
Ya sudah, nggak dapat majalah ya nggak pa-pa, aku lihat-lihat buku terbitan yang baru saja.
“Yah, edisi ini katanya sih terbatas Mbak..”
“Kamu suka juga fotografi yah?”
“Nggak kok, cuma buat koleksi aja kok..”
Lalu kami berbicara banyak tentang fotografi sampai akhirnya, “Mah, Mamah.. Ira sudah dapet komiknya, beli dua ya Mah”, potong seorang gadis cilik masih berseragam SD.
“Sudah dapet Ra.. oh ya maaf ya Dik, Mbak duluan”, katanya sambil menggandeng anaknya.
Ya sudah, nggak dapat majalah ya nggak pa-pa, aku lihat-lihat buku terbitan yang baru saja.
Sekitar setengah jam kemudian ada yang menegurku.
“Hi, asyik amat baca bukunya”, tegur suara wanita yang halus dan ternyata yang menegurku adalah wanita yang tadi pergi bersama anaknya. Rupanya dia balik lagi, nggak bawa anaknya.
“Ada yang kelupaan Mbak?”
“Oh tidak.”
“Putrinya mana, Mbak?
“Les piano di daerah Tebet”
“Nggak dianter?
“Oh, supir yang nganter.”
“Hi, asyik amat baca bukunya”, tegur suara wanita yang halus dan ternyata yang menegurku adalah wanita yang tadi pergi bersama anaknya. Rupanya dia balik lagi, nggak bawa anaknya.
“Ada yang kelupaan Mbak?”
“Oh tidak.”
“Putrinya mana, Mbak?
“Les piano di daerah Tebet”
“Nggak dianter?
“Oh, supir yang nganter.”
Kemudian kami terlibat pembicaraan
tentang fotografi, cukup lama kami berbicara sampai kaki ini pegal dan
mulut pun jadi haus. Akhirnya Mbak yang bernama Maya tersebut mengajakku
makan fast food di lantai bawah. Aku duduk di dekat jendela dan Mbak
Maya duduk di sampingku. Harum parfum dan tubuhnnya membuatku konak. Dan
aku merasa, semakin lama dia semakin mendekatkan badannya padaku, aku
juga merasakan tubuhnya sangat hangat. cerita seks.
Busyet dah, lengan kananku selalu
bergesekan dengan lengan kirinya, tidak keras dan kasar tapi sehalus
mungkin. Kemudian, kutempelkan paha kananku pada paha kirinya, terus
kunaik-turunkan tumitku sehingga pahaku menggesek-gesek dengan perlahan
paha kirinya. Terlihat dia beberapa kali menelan ludah dan
menggaruk-garukkan tangannya ke rambutnya. Wah dia udah kena nih,
pikirku. Akhirnya dia mengajakku pergi meninggalkan restoran
tersebut. cerita seks.
“Ke mana?” tanyaku.
“Terserah kamu saja”, balasnya mesra.
“Kamu tahu nggak tempat yang privat yang enak buat ngobrol”, kataku memberanikan diri, terus terang aja nih, maksudku sih motel.
“Aku tahu tempat yang privat dan enak buat ngobrol”, katanya sambil tersenyum.
“Terserah kamu saja”, balasnya mesra.
“Kamu tahu nggak tempat yang privat yang enak buat ngobrol”, kataku memberanikan diri, terus terang aja nih, maksudku sih motel.
“Aku tahu tempat yang privat dan enak buat ngobrol”, katanya sambil tersenyum.
Kami menggunakan taksi, dan di dalam
taksi itu kami hanya berdiam diri lalu kuberanikan untuk meremas-remas
jemarinya dan dia pun membalasnya dengan cukup hot. Sambil meremas-remas
kutaruh tanganku di atas pahanya, dan kugesek-gesekkan. Hawa tubuh kami
meningkat dengan tajam, aku tidak tahu apakah karena AC di taksi itu
sangat buruk apa nafsu kami sudah sangat tinggi. cerita seks.
Kami tiba di sebuah motel di kawasan
kota dan langsung memesan kamar standart. Kami masuk lift diantar oleh
seorang room boy, dan di dalam lift tersebut aku memilih berdiri di
belakang Mbak Maya yang berdiri sejajar dengan sang room boy.
Kugesek-gesekan dengan perlahan burungku ke pantat Mbak Maya, Mbak Maya
pun memberi respon dengan menggoyang-goyangkan pantatnya berlawanan arah
dengan gesekanku.
Ketika room boy meninggalkan kami di
kamar, langsung kepeluk Mbak Maya dari belakang, kuremas-remas dadanya
yang membusung dan kucium tengkuknya. “Mmhh.. kamu nakal sekali deh dari
tadi.. hhm, aku sudah tidak tahan nih”, sambil dengan cepat dia membuka
bajunya dan dilanjutkan dengan membuka roknya. Ketika tangannya mencari
reitsleting roknya, masih sempat-sempatnya tangannya meremas
batanganku. cerita seks.
Dia segera membalikkan tubuhnya,
payudaranya yang berada di balik BH-nya telah membusung. “Buka dong
bajumu”, pintanya dengan penuh kemesraan. Dengan cepat kutarik kaosku ke
atas, dan celanaku ke bawah. Dia sempat terbelalak ketika melihat
batang kemaluanku yang sudah keluar dari CD-ku. Kepala batangku cuma 1/2
cm dari pusar. Aku sih tidak mau ambil pusing, segera kucium bibirnya
yang tipis dan kulumat, segera terjadi pertempuran lidah yang cukup
dahsyat sampai nafasku ngos-ngosan dibuatnya. cerita seks.
Sambil berciuman, kutarik kedua cup
BH-nya ke atas (ini adalah cara paling gampang membuka BH, tidak perlu
mencari kaitannya). Dan bleggh.., payudaranya sangat besar dan bulat,
dengan puting yang kecil warnanya coklat dan terlihat urat-uratnya
kebiruan. Tangan kananku segera memilin puting sebelah kiri dan tangan
kiriku sibuk menurunkan CD-nya. cerita seks.
Ketika CD-nya sudah mendekati lutut
segera kuaktifkan jempol kaki kananku untuk menurunkan CD yang
menggantung dekat lututnya, dan bibirku terus turun melalui lehernya
yang cukup jenjang. Nafas Mbak Maya semakin mendengus-dengus dan kedua
tangannya meremas-remas buah pantatku dan kadang-kadang
memencetnya. cerita seks.
Akhirnya mulutku sampai juga ke buah
semangkanya. Gila, besar sekali.. ampun deh, kurasa BH-nya diimpor
secara khusus kali. Kudorong tubuhnya secara perlahan hingga kami
akhirnya saling menindih di atas kasur yang cukup empuk. Segera
kunikmati payudaranya dengan menggunakan tangan dan lidahku bergantian
antara kiri dan kanan.
Setelah cukup puas, aku segera
menurunkan ciumanku semakin ke bawah, ketika ciumanku mencapai bagian
iga, Mbak Maya menggeliat-geliat, saya tidak tahu apakah ini karena efek
ciumanku atau kedua tanganku yang memilin-milin putingnya yang sudah
keras. Dan semakin ke bawah terlihat bulu kemaluannya yang tercukur
rapi, dan wangi khas wanita yang sangat merangsang membuatku bergegas
menuju liang senggamanya dan segera kujilat bagian atasnya beberapa
kali. cerita seks.
Kulihat Mbak Maya segera
menghentak-hentakkan pinggulnya ketika aku memainkan klitorisnya. Dan
sekarang terlihat dengan jelas klitorisnya yang kecil. Dengan rakus
kujilat dengan keras dan cepat. Mbak Maya bergoyang (maju mundur) dengan
cepat, jadi sasaran jilatanku nggak begitu tepat, segera kutekan
pinggulnya. Kujilat lagi dengan cepat dan tepat, Mbak Maya ingin
menggerak-gerakkan pinggulnya tapi tertahan. cerita seks.
Tenaga pinggulnya luar biasa kuatnya.
Aku berusaha menahan dengan sekuat tenaga dan erangan Mbak Maya yang
tadinya sayup-sayup sekarang menjadi keras dan liar. Dan kuhisap-hisap
klitorisnya, dan aku merasa ada yang masuk ke dalam mulutku, segera
kujepit diantara gigi atasku dan bibir bawahku dan segera
kugerak-gerakkan bibir bawahku ke kiri dan ke kanan sambil menarik ke
atas. cerita seks.
Mbak Maya menjerit-jerit keras dan
tubuhnya melenting tinggi, aku sudah tidak kuasa untuk menahan
pinggulnya yang bergerak melenting ke atas. Terasa liang kewanitaannya
sangat basah oleh cairan kenikmatannya. Dan dengan segera kupersiapkan
batanganku, kuarahkan ke liang senggamanya dan, “Slebb..” tidak masuk,
hanya ujung batanganku saja yang menempel dan Mbak Maya merintih
kesakitan. cerita seks.
“Pelan-pelan Ndi”, pintanya lemah.
“Ya deh Mbak”, dan kuulangi lagi, tidak masuk juga. Busyet nih cewek, sudah punya anak tapi masih kayak perawan begini. Segera kukorek cairan di dalam liang kewanitaannya untuk melumuri kepala kemaluanku, lalu perlahan-lahan tapi pasti kudorong lagi senjataku. “Aarrghh.. pelan Ndi..” Busyet padahal baru kepalanya saja, sudah susah masuknya. Kutarik perlahan, dan kumasukan perlahan juga. Pada hitungan ketiga, kutancap agak keras. “Arrhhghh..” Mbak Maya menjerit, terlihat air matanya meleleh di sisi matanya.
“Ya deh Mbak”, dan kuulangi lagi, tidak masuk juga. Busyet nih cewek, sudah punya anak tapi masih kayak perawan begini. Segera kukorek cairan di dalam liang kewanitaannya untuk melumuri kepala kemaluanku, lalu perlahan-lahan tapi pasti kudorong lagi senjataku. “Aarrghh.. pelan Ndi..” Busyet padahal baru kepalanya saja, sudah susah masuknya. Kutarik perlahan, dan kumasukan perlahan juga. Pada hitungan ketiga, kutancap agak keras. “Arrhhghh..” Mbak Maya menjerit, terlihat air matanya meleleh di sisi matanya.
“Kenapa Mbak, mau udahan dulu?” bisikku padda Mbak Maya setelah melihatnya kesakitan.
“Jangan Ndi, terus aja”, balasnya manja.
“Jangan Ndi, terus aja”, balasnya manja.
Kemudian kumainkan maju mundur dan pada
hitungan ketiga kutancap dengan keras. Yah, bibir kemaluannya ikut masuk
ke dalam. Wah sakit juga, habis sampai bulu kemaluannya ikut masuk,
bayangkan aja, bulu kemaluan kan kasar, terus menempel di batanganku dan
dijepit oleh bibir kewanitaan Mbak Maya yang ketat sekali.
Dengan usaha tiga hitungan tersebut,
akhirnya mentok juga batanganku di dalam liang senggama Mbak Maya. Terus
terang saja, usahaku ini sangat menguras tenaga, hal ini bisa dilihat
dari keringatku yang mengalir sangat deras.
Setelah Mbak Maya tenang, segera
senjataku kugerakkan maju mundur dengan perlahan dan Mbak Maya mulai
menikmatinya. Mulai ikut bergoyang dan suaranya mulai ikut mengalun
bersama genjotanku. Akhirnya liang kewanitaan Mbak Maya mulai terasa
licin dan rasa sakit yang diakibatkan oleh kasar dan lebatnya bulu
kemaluannya sedikit berkurang dan bagiku ini adalah sangat
nikmat. cerita seks.
Baru sekitar 12 menitan menggenjot,
tiba-tiba dia memelukku dengan kencang dan, “Auuwww..”, jeritannya
sangat keras, dan beberapa detik kemudian dia melepaskan pelukannya dan
terbaring lemas. cerita seks.
“Istirahat dulu Mbak”, tanyaku.
“Ya Ndi.. aku ingin istirahat, abis capek banget sich.. Tulang-tulang Mbak terasa mau lepas Ndi”, bisiknya dengan nada manja.
“Oke deh Mbak, kita lanjutkan nanti aja..”, balasku tak kalah mesranya.
“Ndi, kamu sering ya ginian sama wanita lain..”, pancing Mbak Maya.
“Ah nggak kok Mbak, baru kali ini”, jawabku berbohong.
“Tapi dari caramu tadi terlihat profesional Ndi, Kamu hebat Ndi.. Sungguh perkasa”, puji Mbak Maya.
“Mbak juga hebat, lubang surga Mbak sempit banget sich.., padahal kan Mbak udah punya anak”, balasku balik memuji.
“Ah kamu bisa aja, kalau itu sich rahasia dapur”, balasnya manja.
Kamipun tertawa berdua sambil berpelukan.
“Ya Ndi.. aku ingin istirahat, abis capek banget sich.. Tulang-tulang Mbak terasa mau lepas Ndi”, bisiknya dengan nada manja.
“Oke deh Mbak, kita lanjutkan nanti aja..”, balasku tak kalah mesranya.
“Ndi, kamu sering ya ginian sama wanita lain..”, pancing Mbak Maya.
“Ah nggak kok Mbak, baru kali ini”, jawabku berbohong.
“Tapi dari caramu tadi terlihat profesional Ndi, Kamu hebat Ndi.. Sungguh perkasa”, puji Mbak Maya.
“Mbak juga hebat, lubang surga Mbak sempit banget sich.., padahal kan Mbak udah punya anak”, balasku balik memuji.
“Ah kamu bisa aja, kalau itu sich rahasia dapur”, balasnya manja.
Kamipun tertawa berdua sambil berpelukan.
Tak terasa karena lelah, kami berdua
tertidur pulas sambil berpelukan dan kami kaget saat terbangun, rupanya
kami tertidur selama tiga jam. Kami pun melanjutkan permainan yang
tertunda tadi. Kali ini permainan lebih buas dan liar, kami bercinta
dengan bermacam-macam posisi. cerita seks.
Dan yang lebih menggembirakan lagi, pada
permainan tahap kedua ini kami tidak menemui kesulitan yang berarti,
karena selain kami sudah sama-sama berpengalaman, ternyata liang
senggama Mbak Maya tidak sesempit yang pertama tadi, mungkin karena
sudah ditembus oleh senjataku yang luar biasa ini sehingga kini
lancarlah senjataku memasuki liang sorganya. Tapi permainan ini tidak
berlangsung lama karena Mbak Maya harus cepat-cepat pulang menemui
anaknya yang sudah pulang dari les piano.
Read more...
Cerita seks dewasa ngentot cewek abg 14 tahun
Cerita seks dewasa kali ini mengisahkan seorang cowok sma yang berhasil Gadis abg yang masih belia umur 14 tahun tanpa sadar menjadi pemuas seks nafsu birahi cowok sma tersebut. Rayuan gombal si cowok mampu memperdaya sang gadis abg belia tersebut. Seperti apa nya, simak berikut ini…
Pada tahun 1994 Aku tercatat sebagai
siswa baru pada SMUN 2 pada waktu itu sebagai siswa baru, yah.. acara
sekolahan biasa saja masuk pagi pulang sekitar jam 14:00 sampai pada
akhirnya Aku dikenalkan oleh teman seorang cewek yang ternyata cewek itu
sekolah juga di dekat sekolah Aku yaitu di SMPN 3. Setelah perkenalan
itulah ini dimulai…
Ketika kita saling menjabat tangan,
cewek itu masih agak malu-malu, Aku lihat juga cewek itu tingginya hanya
sekitar 158 cm dan mempunyai dada yang memang kelihatan lebih besar
dari anak seumurnya sekitar 34B (kalau tidak salah umurnya 14 tahun),
mempunyai wajah yang manis banget dan kulit walaupun tidak terlalu putih
tapi sangat mulus, (sekedar info tinggi Aku 165 cm dan umur waktu itu
16 tahun), Aku berkata siapa namamu?, dia jawab L—- (edited), setelah
berkenalan akhirnya kita saling memberikan nomor telepon masing-masing,
besoknya setelah saling telepon dan berkenalan akhirnya kita berdua
janjian keluar besok harinya jalan pertama sekaligus cinta pertama Aku
membuat Aku deg-degan tetapi namanya lelaki yah…, jalan terus dong.Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00
Aku telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama
setelah itu L—-muncul dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia
mengenakan kaos ketat dan rok yang kira-kira panjangnya hampir mencapai
lutut berwarna hitam.
Aku tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.
“Oohh jawab Aku,” Aku tanya lagi “Terus Papa kamu mana?” dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kita langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang, penis Aku selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).
Aku tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.
“Oohh jawab Aku,” Aku tanya lagi “Terus Papa kamu mana?” dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kita langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang, penis Aku selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).
Setelah keliling kota dan singgah makan
di tempat makan kita langsung pulang ke rumahnya setelah tiba Aku lihat
rumahnya masih sepi mobil papanya belum datang.
Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., Papa Aku kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor Aku langsung mengikutinya dari belakang Aku langsung melihat pantatnya yang lenggak-lenggok berjalan di depanku, Aku lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya Aku lihat tidak ada orang Aku bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.
“oohh…”, jawab Aku.
Aku tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.
“Terus Papa kamu yang bukain siapa…”
“Aku…” jawabnya.
“Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih…”, tanya Aku. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
Aku tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar Aku…”.
Dia bilang “Iya…”.
Lalu Aku bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat Aku…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung Aku tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang buah dadanya yang benar-benar besar itu sambil Aku remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.
Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., Papa Aku kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor Aku langsung mengikutinya dari belakang Aku langsung melihat pantatnya yang lenggak-lenggok berjalan di depanku, Aku lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya Aku lihat tidak ada orang Aku bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.
“oohh…”, jawab Aku.
Aku tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.
“Terus Papa kamu yang bukain siapa…”
“Aku…” jawabnya.
“Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih…”, tanya Aku. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
Aku tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar Aku…”.
Dia bilang “Iya…”.
Lalu Aku bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat Aku…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung Aku tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang buah dadanya yang benar-benar besar itu sambil Aku remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.
Aku langsung mengulum telinganya sambil
berbisik, “Tahan sedikit yah…”, dia cuma mengangguk. buah dadanya Aku
remas dengan kedua tanganku sambil bibir Aku jilati lehernya, kemudian
pindah ke bibirnya langsung Aku lumat-lumat bibirnya yang agak seksi
itu, kitapun berpagutan saling membenamkan lidah kita masing-masing.
Penis Aku langsung Aku rasakan menegang dengan kerasnya. Aku mengambil
tangan kirinya dan menuntun memegang penisku dibalik celana Aku, dia
cuma menurut saja, lalu Aku suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas,
Aku langsung mengeluh panjang, “Uuhh…, nikmat Akung”, kata Aku.
“Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan muka Aku di antara buah dadanya, tapi masih terhalang BH-nya Aku jilati buah dadanya sambil Aku gigit-gigit kecil di sekitar buah dadanya, “aahh…, aahh”. Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya Aku langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas buah dadanya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai buah dada yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama Aku main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Aku jilat kedua buah dadanya sambil Aku gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, tapi Aku tidak ambil pusing tetap Aku gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadAku.
“Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan muka Aku di antara buah dadanya, tapi masih terhalang BH-nya Aku jilati buah dadanya sambil Aku gigit-gigit kecil di sekitar buah dadanya, “aahh…, aahh”. Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya Aku langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas buah dadanya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai buah dada yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama Aku main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Aku jilat kedua buah dadanya sambil Aku gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, tapi Aku tidak ambil pusing tetap Aku gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadAku.
Sekarang buah dada dia berada tepat di
depan wajah Aku. Sambil Aku memandangi wajahnya yang sedikit marah,
kedua tanganku langsung meremas kedua buah dadanya dengan lembut. Diapun
kembali mendesis, “Ahh…, aahh…”, kemudian Aku tarik buah dadanya dekat
ke wajah Aku sambil Aku gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala Aku
tapi tangannya Aku tepiskan. Sekelebat mata Aku menangkap bahwa pintu
ruang tamunya belum tertutup Aku pun menyuruh dia untuk penutup
pintunya, dia pun mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup
pintu dengan mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sambil
memperlihatkan kedua bukit kembarnya yang bikin hati siapa saja akan
lemas melihat buah dada yang seperti itu.
Setelah mengunci pintu dia pun kembali
berjalan menuju Aku. Aku pun langsung menyambutnya dengan memegang
kembali kedua buah dadanya dengan kedua tangan Aku tapi tetap dalam
keadaan berdiri Aku jilati kembali buah dadanya. Setelah puas mulut Aku
pun turun ke perutnya dan tangan Aku pelan-pelan Aku turunkan menuju
liang senggamanya sambil terus menjilati perutnya sesekali mengisap
puting buah dadanya. Tangan Akupun menggosok-gosok selangkangannya
langsung Aku angkat pelan-pelan rok yang dia kenakan terlihatlah pahanya
yang mulus sekali dan CD-nya yang berwarna putih Aku remas-remas liang
kewanitaannya dengan terburu buru, dia pun makin keras mendesis, “aahh…,
aakkhh… ohh…, nikmat sekali…”, dengan pelan-pelan Aku turunkan cdnya
sambil Aku tunggu reaksinya tetapi ternyata dia cuma diam saja,
(tiba-tiba di kepala muncul tanda setan).
Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Akupun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.
Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Akupun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.
Setelah puas Akupun menyuruhnya duduk di
lantai sambil Aku membuka kancing celanAku dan Aku turunkan sampai
lutut terlihatlah CD-ku, Aku tuntun tangannya untuk mengelus penis Aku
yang sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku.
Diapun mengelusnya terus mulai memegang penis Aku. Aku turunkan CD-ku
maka penis Aku langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya.
Diapun kaget sambil melotot melihat penis Aku yang mempunyai ukuran
lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) Aku
menyuruhnya untuk melepas kaos yang dia kenakan dan roknya juga seperti
dipangut dia menurut saja apa yang Aku suruh lAkukan. Dengan
terburu-buru Aku pun melepas semua baju Aku dan celana Aku kemudian
karena dia duduk dilantai sedangkan Aku dikursi, Aku tuntun penis Aku ke
wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Aku suruh untuk membuka mulutnya
tapi kayaknya dia ragu-ragu.
Setengah memaksa, Aku tarik kepalanya
akhirnya penisku masuk juga kedalam mulutnya dengan perlahan dia mulai
menjilati penis Aku, langsung Aku teriak pelan, “Aakkhh…, aakkhh…”,
sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan penis Aku di dalam mulutnya.
“aakk…, akk…, nikmat sayyaangg…”. Setelah agak lama akhirnya Aku suruh
berdiri dan melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit
gombal akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah
dia depanku sambil berdiri. Akupun tak mau ketinggalan Aku langsung
berdiri dan langsung melepas CD-ya. Aku langsung menubruknya sambil
menjilati wajahnya dan tangan Aku meremas-remas kedua buah dadanya yang
putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, “Aahh…, aahh…, aahh…,
aahh”, sewaktu tangan kananku Aku turunkan ke liang kemaluannya dan
memainkan jari-jariku di sana.
Setelah agak lama baru Aku sadar bahwa
jari Aku telah basah. Aku pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan Aku
siapkan penis Aku. Aku genggam penis Aku menuju liang senggamanya dari
belakang. Aku sodok pelan-pelan tapi tidak maumasuk-masuk Aku sodok lagi
terus hingga dia pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada
tembok sambil mendengar dia mendesis, “Aahh…, ssaayaa..,. ssaayaangg…,
kaammuu…”, Akupun terus menyodok dari belakang. Mungkin karena kering
penis Aku nggak mau masuk-masuk juga Aku angkat penis Aku lalu Aku
ludahi tangan Aku banyak-banyak dan Aku oleskan pada kepala penisAku dan
batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Aku
genggam penis Aku menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan Aku cari
dulu lubangnya begitu Aku sentuh lubang kemaluannya dia pun langsung
mendesis kembali, “Ahh…, aahh…”, Aku tuntun penis Aku menuju lubang
senggamanya itu tapi Aku rasakan baru masuk kepalanya saja diapun
langsung menegang tapi Aku sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan
yang keras Aku sodok kuat-kuat lalu Aku rasa penis Aku seperti menyobek
sesuatu maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah
menangis, “Ssaakkiitt…”. Aku rasakan penis Aku sepertinya dijepit oleh
dia keras sekali hingga kejantanan Aku terasa seperti lecet di dalam
kewanitaannya. Aku lalu bertahan dalam posisi Aku dan mulai kembali
menyiuminya sambil berkata “Tahann.. Akung… cuman sebentar kok…”
Aku memegang kembali buah dadanya dari
belakang sambil Aku remas-remas secara perlahan dan mulut Aku menjilati
belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yang bisa dijangkau oleh
mulut Aku agak lama. Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati
ciuman Aku dibadan dan remasan tangan Aku di buah dadanya, “Ahh…, aahh…,
ahh…, kamu Akung sama lAkukan?” dia berkata sambil melihat kepada Aku
dengan wajah yang penuh pengharapan. Aku cuma menganggukkan kepala
padahal Aku lagi sedang menikmati penis Aku di dalam liang kewanitaannya
yang sangat nikmat sekali seakan-akan Aku lagi berada di suatu tempat
yang dinamakan surga. “Enak Akung?”, katAku. Dia cuma mengangguk pelan
sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, “Aahh…, aahh…” lalu
Aku mulai bekerja, Aku tarik pelan-pelan penis Aku lalu Aku majukan lagi
tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis, “Aahh…, ahh…,
ahhkkhh…” akhirnya ketika Aku rasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan
lagi Aku pun mengeluar-masukkan penis Aku dengan cepat dia pun semakin
melenguh menikmati semua yang Aku perbuat pada dirinya sambil
terus-meremas buah dadanya yang besar itu. Dia teriak “Akua mauu
keeluuarr…”.
Akupun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”, Aku langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai Aku rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya tapi Aku benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara, “Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh tapi Aku tahan dengan tangan Aku. Aku pegangi pinggulnya dengan kedua tangan Aku sambil Aku kocok penis Aku lebih cepat lagi, “Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan Aku di pinggulnya Aku lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.
Akupun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”, Aku langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai Aku rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya tapi Aku benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara, “Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh tapi Aku tahan dengan tangan Aku. Aku pegangi pinggulnya dengan kedua tangan Aku sambil Aku kocok penis Aku lebih cepat lagi, “Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan Aku di pinggulnya Aku lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.
Dari penis Aku menyemprotlah air mani
sebanyak-banyaknya, “Ccroott…, croott.., ccrroott…, akkhh…, akkhh…”, Aku
melihat air mani Aku membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, “Akhh…,
thanks Akungkuu…”, sambil berjongkok Aku cium pipinya sambil Aku suruh
jilat lagi penisku. Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu Aku
bilang pakai pakaian kamu dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan
memakainya kembali.
Setelah kita berdua selesai Aku mengecup
bibirnya sambil berkata, “Aku pulang dulu yah sampai besok Akung…!”.
Dia cuma mengangguk tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin nyesal
tidak tahu ahh. Aku lihat jam Aku sudah menunjukkan jam 23.35, Aku
pulang dengan sejuta kenikmatan.
Read more...
Enaknya Ngentot ABG Tetangga
Minggu sore hampir pukul empat. Setelah menonton CD porno sejak pagi
penisku tak mau diajak kompromi. Si adik kecil ini kepingin segera
disarungkan ke vagina. Masalahnya, rumah sedang kosong melompong.
Istriku pulang kampung sejak kemarin sampai dua hari mendatang, karena
ada kerabat punya hajat menikahkan anaknya. Anak tunggalku ikut ibunya.
Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang ereksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya.
“Wah gawat gawat nih. Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian”, gumamku.
Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak mereda. Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok, penisku kembali berdenyut-denyut. Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja. Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus nancap. “Sekarang minta jatah..”. Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang belum tersentuh.
Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke arah suara. Renny anak tetangga mendekat.
“Selamat sore Om. Tante ada?”
“Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?”
“Wah gimana ya..”
“Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa”, kataku ramah.
ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursi kosong sebelahku.
“Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa bantu”, tuturku sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu.
“Anu Om, Tante janji mau minjemi majalah terbaru..”
“Majalah apa sich?”, tanyaku. Mataku tak lepas dari dadanya yang tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih.
“Apa saja. Pokoknya yang terbaru”.
“Oke silakan masuk dan pilih sendiri”.
Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti.
“Cari sendiri di rak bawah televisi itu”, kataku, kemudian membanting pantat di sofa.
Renny segera jongkok di depan televisi membongkar-bongkar tumpukan majalah di situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju kaosnya. Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh yang mulai berkembang itu.
“Nggak ada Om. Ini lama semua”, katanya menyentak lamunan nakalku.
“Nggg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana”
Selama ini aku tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main ke rumahku. Tetapi sekarang, ketika penisku uring-uringan tiba-tiba baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal. Mataku mengikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamar tidurku. Setan berbisik di telingaku, “inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti berdenyut-denyut. Tapi dia masih kecil dan anak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang penting birahimu terlampiaskan”.
Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan kukunci pelan-pelan.
“Sudah ketemu Ren?” tanyaku.
“Belum Om”, jawabnya tanpa menoleh.
“Mau lihat CD bagus nggak?”
“CD apa Om?”
“Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini.”
Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar.
“Film apa sih Om?”
“Lihat saja. Pokoknya bagus”, kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh curiga.
“Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang bersetubuh.
“Bagus kan?”
“Ini kan film porno Om?!”
“Iya. Kamu suka kan?”
Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha memalingkan pandangannya.
Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku memeluk gadis itu dari belakang.
“Kamu ingin begituan nggak?”, bisikku di telinganya.
“Jangan Om”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang melingkari lehernya.
Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang.
“Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo..”
“Tapi.. tapi.. ah jangan Om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan hendak memberontak.
“Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok. Om sudah pengalaman..”
Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang. Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna hitam.
“Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil. Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi.
Oke Non. Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.
“Ahh..” keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan.
“Enak kan beginian?” tanyaku sambil menatap wajahnya.
“Iii.. iya Om. Tapi..”
“Kamu pengin lebih enak lagi?”
Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah. Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri.
“Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas.
Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk.
“Auw.. sakit Om..” Renny menjerit tertahan.
Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya.. “Ouuu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.
Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot anak itu.
“Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.
“Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?”
“Ouuu enak sekali Om…”
Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.
Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini.
“Gimana? Betul enak seperti kata Om kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks.
“Tapi takut Om..”
“Nggak usah takut. Takut apa sih?”
“Hamil”
Aku ketawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin hamil dong”
Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa meredakan adik kecilku.
“Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai gaya lewat CD”.
“Kalau ketahuan Tante gimana?”
“Ya jangan sampai ketahuan dong”
Beberapa saat kemudian birahiku bangkit lagi. Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak menjerit kesakitan lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan jeritannya. Betapa nikmatnya memerawani ABG tetangga.
Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang ereksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya.
“Wah gawat gawat nih. Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian”, gumamku.
Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak mereda. Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok, penisku kembali berdenyut-denyut. Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja. Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus nancap. “Sekarang minta jatah..”. Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang belum tersentuh.
Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke arah suara. Renny anak tetangga mendekat.
“Selamat sore Om. Tante ada?”
“Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?”
“Wah gimana ya..”
“Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa”, kataku ramah.
ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursi kosong sebelahku.
“Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa bantu”, tuturku sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu.
“Anu Om, Tante janji mau minjemi majalah terbaru..”
“Majalah apa sich?”, tanyaku. Mataku tak lepas dari dadanya yang tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih.
“Apa saja. Pokoknya yang terbaru”.
“Oke silakan masuk dan pilih sendiri”.
Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti.
“Cari sendiri di rak bawah televisi itu”, kataku, kemudian membanting pantat di sofa.
Renny segera jongkok di depan televisi membongkar-bongkar tumpukan majalah di situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju kaosnya. Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh yang mulai berkembang itu.
“Nggak ada Om. Ini lama semua”, katanya menyentak lamunan nakalku.
“Nggg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana”
Selama ini aku tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main ke rumahku. Tetapi sekarang, ketika penisku uring-uringan tiba-tiba baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal. Mataku mengikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamar tidurku. Setan berbisik di telingaku, “inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti berdenyut-denyut. Tapi dia masih kecil dan anak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang penting birahimu terlampiaskan”.
Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan kukunci pelan-pelan.
“Sudah ketemu Ren?” tanyaku.
“Belum Om”, jawabnya tanpa menoleh.
“Mau lihat CD bagus nggak?”
“CD apa Om?”
“Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini.”
Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar.
“Film apa sih Om?”
“Lihat saja. Pokoknya bagus”, kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh curiga.
“Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang bersetubuh.
“Bagus kan?”
“Ini kan film porno Om?!”
“Iya. Kamu suka kan?”
Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha memalingkan pandangannya.
Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku memeluk gadis itu dari belakang.
“Kamu ingin begituan nggak?”, bisikku di telinganya.
“Jangan Om”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang melingkari lehernya.
Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang.
“Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo..”
“Tapi.. tapi.. ah jangan Om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan hendak memberontak.
“Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok. Om sudah pengalaman..”
Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang. Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna hitam.
“Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil. Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi.
Oke Non. Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.
“Ahh..” keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan.
“Enak kan beginian?” tanyaku sambil menatap wajahnya.
“Iii.. iya Om. Tapi..”
“Kamu pengin lebih enak lagi?”
Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah. Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri.
“Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas.
Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk.
“Auw.. sakit Om..” Renny menjerit tertahan.
Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya.. “Ouuu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.
Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot anak itu.
“Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.
“Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?”
“Ouuu enak sekali Om…”
Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.
Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini.
“Gimana? Betul enak seperti kata Om kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks.
“Tapi takut Om..”
“Nggak usah takut. Takut apa sih?”
“Hamil”
Aku ketawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin hamil dong”
Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa meredakan adik kecilku.
“Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai gaya lewat CD”.
“Kalau ketahuan Tante gimana?”
“Ya jangan sampai ketahuan dong”
Beberapa saat kemudian birahiku bangkit lagi. Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak menjerit kesakitan lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan jeritannya. Betapa nikmatnya memerawani ABG tetangga.
Read more...