Monday, 29 February 2016
Menikmati Kemolekan Tubuh Mbak Eva, Seorang Janda Gersang Seksi
Menikmati Kemolekan Tubuh Mbak Eva, Seorang Janda Gersang Seksi
Sebelumnya saya perkenalkan diri 
terlebih dahulu, nama saya Panji (samaran), usia saya saat ini adalah 37
 tahun. Kejadian ini adalah kisah nyata hidup saya yang terjadi 10 tahun
 yang lalu, jadi saat itu usia saya baru sekitar 27 tahun.
Sebelum saya ceritakan pengalaman saya 
dengan Mbak Eva sang janda gersang, perlu saya sampaikan juga bahwa 
(mungkin) saya mengidap suatu kelainan (meskipun mungkin kadarnya masih 
sangat ringan), yaitu saya lebih tertarik dengan wanita yang usianya 
sebaya dengan saya ataupun lebih tua, meskipun saya tidak terlalu 
menolak dengan wanita yang usianya dibawah saya.
Hampir semua (tapi tidak 100 persen), 
pacar-pacar saya ataupun teman-teman kencan saya biasanya memiliki usia 
sebaya ataupun lebih tua. Tetapi istri saya saat ini memang lebih muda 
dari saya 5 tahun.
Saya menyenangi wanita yang lebih tua, 
karena saya merasa kalau bermain cinta dengan mereka, saya merasakan ada
 sensasi tersendiri. Terlebih kalau teman kencan saya seorang janda 
gersang, saya akan semakin menikmati permainan-permainannya dengan baik.
 Saya mempunyai seorang tetangga, sekaligus kawan bermain, tetapi 
usianya 3 tahun dibawah saya, sebut saja namanya Steven (tentunya juga 
nama samaran).
Saya berkawan dan bersahabat dengan dia 
sudah sejak kecil. Hubungan saya dengan Steven sudah seperti kakak 
beradik. Kami saling bermain, saya ke rumahnya ataupun dia yang ke 
rumahku. Makan dan terkadang tidur pun kami sering bersama. Steven ini 
anak tertua dari 4 bersaudara. Ayahnya meninggal dunia ketika dia 
berumur 15 tahun.
Steven ini mempunyai ibu, namanya Eva. 
Meskipun Mbak Eva ini ibu dari teman dekat saya, tetapi saya 
memanggilnya tetap dengan panggilan mbak, bukan tante (saya tidak tahu 
kenapa memanggilnya mbak, mungkin saya ikut-ikutan ibu saya). Karena 
saya sudah terbiasa bergaul dengan keluarga Mbak Eva, maka Mbak Eva 
menganggap saya sudah seperti anaknya sendiri. Sehingga Mbak Eva tidak 
merasa malu untuk bertingkah wajar di hadapanku, terutama sekali dia 
sudah terbiasa berpakaian minim, meskipun saya ada di depannya.
Apabila selesai mandi, dan keluar dari 
kamar mandi, Mbak Eva tanpa malu-malu jalan di hadapan saya hanya dengan
 melilitkan handuk di tubuhnya. Sehingga dengan jelas sekali terlihat 
kemolekan tubuhnya. Warna kulitnya yang kuning bersih, dengan bentuk 
pantat yang bulat dan sintal, serta sepasang lengan yang indah dengan 
bebasnya dapat dipandangi, meskipun saya pada saat itu masih SD ataupun 
SMP, tetapi secara naluri, saya sudah ingin juga melihat kemolekan tubuh
 Mbak Eva.
Hubungan dengan Steven tetap baik, 
meskipun saya sudah pindah rumah (meskipun dalam satu kota) dan meskipun
 saya sudah kuliah ke lain kota, hubungan saya dengan keluarga Mbak Eva 
juga tetap tidak berubah. Kalau saya pulang ke rumah sebulan sekali, 
saya selalu sempatkan main ke rumah Steven.
Setelah kematian suaminya, Mbak Eva 
selama kurang lebih 8 tahun tetap menjanda, dan akhirnya menjadi janda 
gersang. Meskipun sebenarnya banyak laki-laki yang tertarik padanya, 
karena Mbak Eva ini orangnya cantik, seksi, kulitnya kuning, bicaranya 
ramah dan supel. Penampilannya selalu nampak bersih (selalu bermake-up 
setiap saat). Tetapi semuanya ditolak, karena alasan Mbak Eva pada saat 
itu katanya lebih berkonsentrasi untuk dia dalam mengasuh anak-anaknya.
Tetapi setelah 8 tahun janda gersang, 
akhirnya dia menikah dengan seorang duda tua yang meskipun kaya raya 
tetapi sakit-sakitan (Mbak Eva mau menikah dengan dia karena alasan 
ekonomi). Tetapi perkawinan ini hanya bertahan kurang lebih 2 tahun, 
karena suaminya yang baru ini akhirnya juga meninggal.
Setelah saya Dewasa, rasa tertarik saya 
dengan Mbak Eva semakin menggebu. Tubuh yang seksi, pantat yang padat, 
dan betis yang kecil serta indah selalu menjadi sasaran mata saya. 
Terkadang saya sering mencuri pandang dengan Mbak Eva, pada saat ngobrol
 dengan Steven dankebetulan Mbak Eva lewat. Apalagi kalau sedang ngobrol
 dengan Steven dan Mbak Eva ikut, wah rasanya jadi senang sekali. Bahkan
 sering saya sengaja main ke rumah Steven, dimana pada saat Steven tidak
 ada di rumah, sehingga saya dengan leluasa dapat ngobrol berdua dengan 
Mbak Eva.
Meskipun keinginan untuk bercinta dengan
 Mbak Eva selalu menggebu, tetapi saya masih kesulitan untuk mencari 
cara memulainya. Terkadang rasa ragu dan malu selalu menghantui, takut 
kalau nanti Mbak Eva menolak untuk diajak bercinta. Tetapi kalau kemauan
 sudah kuat, segala cara akan ditempuh demi tercapainya keinginan.
Hal ini terjadi secara kebetulan, ketika
 suatu sore MBak Eva minta tolong saya untuk mengantarkan melihat 
komplek perumahan yang baru di pinggiran kota, karena dia bermaksud 
membeli rumah kecil di komplek perumahan tersebut.
Kami berdua berangkat dengan memakai 
mobil saya. Karena lokasinya masih baru dan masih dalam tahap 
pembangunan, sehingga sesampainya di lokasi, suasananya terlihat sepi, 
tidak ada seorang pun di tempat itu. Kami berdua berkeliling-keliling 
dengan berjalan kaki melihat-lihat rumah-rumah yang baru dibangun. Saya 
ajak Mbak Eva masuk ke salah satu rumah yang sedang dibangun, yang 
tentunya masih kosong, kami melihat-lihat ke dalamnya.
Kami berjalan berdampingan, dan setelah 
masuk ke salah satu rumah yang sedang dibangun. Dengan tiba-tiba saya 
dekap pundaknya, saya rekatkan ke dada saya, perasaan saya pada saat itu
 tidak menentu, antara senang, takut kalau-kalau dia marah dan menampar 
saya, dan perasaan birahi yang sudah sangat menggebu.
Tetapi syukur, ternyata dia hanya 
tersenyum memandang saya. Melihat tidak ada penolakan yang berarti, saya
 mulai berani untuk mencium pipinya, lagi-lagi dia hanya tersenyum malu 
sambil pura-pura menjauhkan diri dan sambil berkata, “Ach.. Panji ini 
ada-ada saja..”
Saya berkata, “Mbak Eva marah yaa..?”
Dia hanya menjawab dengan gelengan kepala dan sambil tersenyum terus menundukkan kepala.
Melihat bahasa tubuh yang menunjukkan 
“lampu Hijau”, serangan saya semakin berani. Saya mengejarnya dan 
mendekapnya, dan akhirnya saya berhasil mencium bibirnya yang tipis, 
mungil dan berkilat oleh lipstick yang selalu menghiasi bibirnya. Sambil
 saya bersandar di dinding, saya dekap dengan erat tubuh Mbak Eva.
Saya cium bibirnya, “Uhhmm..” dia bergumam dan balas memeluk dengan erat.
Ternyata tanpa diduga, Mbak Eva membalas
 ciuman saya dengan bergairah. Saya kembali balas ciumannya yang sangat 
bergairah dengan permainan lidah saya. Lidah kami sudah menari-nari. 
Kedua tangan saya sudah mencari sasaran-sasaran yang sensitif. Bukit 
kembarnya yang mungil tapi masih padat dan terlihat seksi menjadi 
sasaran kedua tangan saya.
Kedua bukit kembar ini sudah lama 
kuidam-idamkan untuk menjamahnya. Kami berciuman agak lama. Nafas Mbak 
Eva semakin memburu. Ciuman, saya alihkan dari bibirnya yang mungil 
turun ke lehernya. Dia menengadahkan wajahnya sambil matanya terpejam. 
Menikmati rangsangan kenikmatan yang sudah lama tidak dia rasakan.
“Uchmm.. mm..” mulutnya selalu bergumam, tandanya dia menikmatinya.
Kedua tanganku saya dekapkan ke 
pantatnya yang bulat dan seksi. Sehingga tubuhnya semakin marapat ke 
tubuh saya. Dekapan kedua tangannya ke leher saya semakin diperkuat, 
seiring dengan lenguhan bibirnya yang semakin panjang, “Uuucchmm.. mm.”
Batang kejantanan yang tegang sejak 
berangkat dari rumahnya Mbak Eva, kini ditekan dengan kencang oleh tubuh
 Mbak Eva yang bergoyang-goyang. Rasa nikmat menjalar dari batang 
kejantananku mengalir naik ke ubun-ubun. Ciumanku terus turun setelah 
beberapa lama singgah di lehernya, turun menuruni celah bukit kembarnya.
 Kedua BH-nya yang berwarna merah muda, serasi dengan kulitnya yang 
langsat, semakin menambah indahnya susu Mbak Eva.
Karena tubuh Mbak Eva agak kecil, saya 
agak sedikit berjongkok, agar mampu mencium kedua susunya yang sudah 
mengeras. Kedua tangan saya pergunakan untuk menahan punggungnya yang 
mulai melengkung atas sensasi ciuman saya ke susunya. Deru nafas Mbak 
Eva semakin memburu.
Gesekan tubuhnya ke batang keperkasaan 
saya semakin cepat frekuensinya, dan akhirnya, “Udach acch Panjii.. 
jangan disini, nggak enak kalau nanti ketahuan..” sambil berusaha 
melepaskan tubuhnya dari dekapan saya.
“Sebentar Mmmbbak..!” jawab saya dengan mulut tidak bergeser dari susunya.
“Panji, nanti kita lannjuttkan saja di llain ttemmpat..” suranya terputus-putus karena tersengal oleh nafasnya yang memburu.
“Oke dech Mbak Eva, tapi Mbak Eva harus 
janji dulu, kapan dilanjutkannya dan dimana..?” tanyaku sambil masih 
mendekap dengan erat tubuh Mbak Eva.
“Besok pagi saja di rumahku jam sepuluh. Karena kalau pagi rumahku sepi.”
“Oke dech, besok pagi jam sepuluh saya datang lagi.”
“Yuk kita pulang, anter aku dulu ke rumah, anak nakaall..!” pinta Mbak Eva manja sambil mencubit hidungku.
“Aku antar ke rumah, tapi kasih dulu 
uang muka untuk besok pagi.” sambil mengarahkan ciuman saya ke bibirnya 
sekali lagi sebagai uang muka untuk besok pagi.
Dia belum sempat tersenyum karena bibirnya sudah kukulum dengan mesranya.
Hari mulai gelap dan gerimis mengiringi 
kepulangan kami. Kami berjalan pulang ke rumah Mbak Eva, tetapi suasana 
dalam perjalanan pulang sudah jauh berbeda dengan suasana ketika kami 
berangkat tadi. Karena ketika kami berangkat tadi, perilaku kami sebagai
 seorang tante dengan “keponakannya”, tapi sekarang sudah berubah 
menjadi perjalanan seorang tante dengan “keenakannya”.
Selama perjalanan, Mbak Eva menggoda 
saya, “Waduh.., ternyata selama ini saya salah, saya kirain Panji itu 
orangnya alim, tapi ternyata..”
“Ternyata enak khan..?” goda saya sambil mencubit dagunya yang menggemaskan. Kami berdua tertawa berderai.
“Kalau tahu gitu, mending dari dulu yaa..?” kata Mbak Eva menggoda.
“Iya kalau dari dulu, memek Mbak Eva mungkin tidak karatan ya..?” balasku menggoda.
“Emangnya besi tua..!” jawab Mbak Eva bersungut.
“Bukan besi tua, tapi besi pusaka.” jawab saya.
Selama perjalanan, tangan Mbak Eva tidak
 henti-hentinya selalu meremas tangan saya yang sebelah kiri (sebelah 
kanan untuk pegang setir). Tangan saya baru dilepaskan ketika saya 
pergunakan untuk pindah gigi saja. Selebihnya selalu dipegang dan 
diremas-remas oleh Mbak Eva.
“Mbak.., jangan tanganku aja donk yang diremas-remas..!” pinta saya dengan manja.
“Lha yang mana lagi yang minta diremas..?”
“Ya yang nggak ada tulangnya donk yang diremas.”
“Dasar anak nakal.” Mbak Eva tersenyum, tapi tangannya beralih untuk meremas rudal yang masih tegang belum tersalurkan.
Ternyata Mbak Eva tidak hanya meremas rudal saya saja, melainkan juga menciuminya.
“Mbak.., bebas aja lho Mbak, jangan sungkan-sungkan, anggap aja milik sendiri.” goda saya sambil tersenyum.
“Terus minta diapakan lagi..?” pancing Mbak Eva.
“Yaa.., kalau mau dikulum juga boleh.” jawab saya.
“Emangnya nggak kelihatan orang..?” tanyanya ragu.
“Khan udah malem, lagian hujan, pasti nggak kelihatan.”
Tanpa menunggu jawaban, tangan Mbak Eva 
sudah mulai membuka resluiting celana dan mengeluarkan rudal saya. Saya 
geser kursi saya agak ke belakang, agar Mbak Eva dapat leluasa 
mempermainkan rudal indah milik saya. Dirabanya rudal itu dan 
diciuminya, akhirnya bibirnya yang mungil mengulum dan menjilatinya. 
Terasa mendapat aliran listrik yang menggetarkan ketika lidah Mbak Eva 
menjilati kepala rudal saya.
Dan terasa hangat dan basah ketika 
mulutnya mengulum batang kejantanan saya yang semakin menegang. Dua 
perasaan yang penuh sensasi berganti-ganti saya rasakan. Antara getaran 
karena jilatan lidah dan hangatnya kuluman saling berganti. Kedua kaki 
terasa tegang, dan pantat saya tidak terasa terangkat karena sensasi 
yang ditimbulkan oleh kuluman bibir Mbak Eva yang ternyata sangat ahli
Untuk menghindari konsentrasi yang 
terpecah, terpaksa saya meminggirkan mobil ke jalur lambat, dan 
memberhentikan mobil. Keadaan sangat mendukung, karena pada saat itu 
tepat dengan turunnya hujan, dan lalu lintas kendaraan agak sepi, 
sehingga kami berdua tidak merasa terganggu untuk melanjutkan permainan 
di dalam mobil.
Mbak Eva mengulum kemaluan saya dengan 
semangat. Kepalanya terlihat turun naik-turun naik yang terkadang cepat,
 terkadang lambat. Mulutnya terus bergumam, sebagai tanda bahwa dia juga
 menikmatinya. Kedua tangan saya memegang kepala Mbak Eva naik-turun 
mengikuti gerakannya. Kaki semakin kejang dengan pantat saya yang naik 
turun akibat rasa sensasi yang luar biasa. Untuk mengimbangi 
permainannya, pantat Mbak Eva yang terlihat nungging, saya remas dengan 
tangan kiri, sementara tangan kanan masih membelai susu Mbak Eva, saya 
remas dengan pelan kedua susunya bergantian dengan tangan kanan.
Resluiting rok bawahnya yang ada di 
pantat, mulai saya buka, terlihat CD-nya yang berwarna merah muda. Saya 
masukkan tangan kiri ke dalam CD-nya dan meremas dengan gemas pantatnya 
yang padat berisi. Tangan saya bergerak turun menelusuri celah 
pantatnya, dan sekarang menuju liang kemaluannya. Kemaluannya saya 
sentuh dari belakang, dan terasa sudah sangat basah dan merekah.
Saya belai-belai bibir luar 
kewanitaannya dan akhirnya saya belai-belai klitnya. Merasa klitnya 
tersentuh oleh jari saya, pantat Mbak Eva semakin dinaikkan, dan terasa 
tegang, kuluman ke batang kejantanan saya semakin kencang. Tangan kanan 
saya masih meremas-remas susunya yang semakin tegak. Melihat perpaduan 
antara belaian klitoris, remasan susu dan kuluman rudal, suara kami jadi
 semakin maracau.
Pantat kami semakin naik turun. Erangan 
kenikmatan dan sensasi aliran listrik menjalar ke sekujur tubuh kami. 
Tiba-tiba Mbak Eva melepaskan kulumannya. Dia kembali ke posisi duduk 
dan telentang sambil matanya tetap terpejam oleh kenikmatan yang sudah 
bertahun-tahun tidak dirasakan. Saya tahu maksudnya, bahwa dia minta 
gantian agar kewanitaannya dijilati.
Saya singkapkan roknya, dan Mbak Eva 
dengan tergesa-gesa melepaskan sendiri CD-nya, seakan tidak sabar dan 
tidak ingin ada waktu luang yang terputus. Kedua kakinya sudah 
ditelentangkan, kemaluannya yang mungil dengan bulu-bulu halus dan 
terawat sudah kelihatan merekah. Saya dekatkan mulut saya ke liang 
senggamanya, tetapi saya baru akan menjilati kedua selangkangannya 
terlebih dahulu.
Dia meremas-remas rambut saya. Kedua 
kakinya mengejang-ngejang dan bergerak-gerak tidak terkontrol. Pantatnya
 digerak-gerakkan naik turun. Ini artinya Mbak Eva sudah sangat 
penasaran dan sangat gemas agar kemaluannya ingin dijilati. Dia 
kelihatan penasaran sekali. Saya jilati bibir kemaluannya.
Harumnya yang khas kemaluan wanita 
semakin merangsang saya. Remasan-remasan di kepala saya semakin kuat. 
Akhirnya saya buka bibir kemaluannya, saya jilati klitorisnya. Ketika 
lidah saya menyentuh klitorisnya, nafas lega dan erangan kenikmatan 
keluar dari mulutnya.
“Uuuhh.. uhh.. uughh..!” terus menerus keluar dari mulutnya.
Kepalanya selalu bergoyang-goyang ke 
kanan dan ke kiri. Remasan remasan tangan kirinya sekarang beralih ke 
punggung saya, sedangkan tangan kanannya berusaha mencari batang 
keperkasaan saya dan akhirnya meremas-remas dan mengocoknya. Tangan yang
 lembut dengan kocokan dan remasan yang halus, memijat-mijat batang 
kejantanan saya, memberikan sensasi tersendiri pada rudal kebanggaan 
milik saya.
Lidah saya berputar-putar di 
klitorisnya, usapan-usapan lidah di dinding vagina, terkadang saya 
selingi dengan isapan dan gigitan halus di klitorisnya, membuat dia 
semakin marancu, “Uuugghh.. geellii banggeett..! Uuuff.., ggellii 
bannget..! Uuff ggllii..”
Dan secara tiba-tiba kedua tangannya 
mencakar punggung saya, kedua kakinya menegang, dadanya membusung naik 
diikuti dengan getaran tubuh yang hebat sambil mengerang, “Uuugghhff 
Aaallvii.., uuff aku mmauu kkeelluua.. aarr..”
Nafasnya tersengal dan memburu, tandanya dia sudah sampai di puncak kenikmatan seorang wanita.
“Aaallvii.., kamu belum yaa..? Sini kukulum biar cepet nyampai.” suara Mbak Eva sambil nafasnya masih memburu.
Dia membungkuk di pangkuan saya, saya 
telentang di jok. Dia kembali mengulum batang kejantanan saya. Bibir 
yang manis dan mungil kembali mengocok-ngocok rudal saya. Lidahnya 
dengan lembut menyapu kepala kemaluan saya. Sensasi yang tadi sempat 
terputus, kembali dapat saya rasakan. Kaki saya menegang, pantatku 
terangkat, tangan saya meremas-remas kedua pipinya.
Aliran listrik menjalar dari kepala 
kejantanan saya, naik ke ubun-ubun dan sekujur tubuh. Aliran tersebut 
kembali lagi bersama-sama mengarah ke ujung rudal saya, ke kepala 
kemaluan saya, dan akhirnya keluar bersama-sama dengan cairan putih dan 
kental ke mulut Mbak Eva, ke bibir Mbak Eva, ke hidungnya dan ke 
pipinya, banyak sekali.
Seakan-akan habis sudah cairan yang ada 
di tubuh ini, lemas kedua tubuh kami. Untuk sejenak kami berdua berdiam 
diri, untuk menikmati sensasi kami, untuk mengatur nafas kami dan untuk 
menenangkan emosi kami.Memek Bu Haji Keenakan Dimasuki Kontol Bukan Suaminya
Memek Bu Haji Keenakan Dimasuki Kontol Bukan Suaminya Karena Terdorong Nafsu
Memek Bu Haji Keenakan Dimasuki Kontol Bukan Suaminya
Kisah ini terjalin antara mahasiswa yang
 kuliah universitas swasta dengan pemilik kos2an di mana sang mahasiswa 
tinggal ngekos.Bangunan itu terdiri atas rumah 2 petak sebanyak 5 pintu 
yang masing2 petak terdiri atas 3 ruangan. Di samping rumah2 petak 
tersebut menempel rumah utama yang merupakan tempat pemilik kos2an 
tinggal.
Nama pemilik kos2an adalah Haji Imron. 
Biasa dipanggil oleh tetangga dan mahasiswa dengan sebutan Pak Haji. 
Tempat kos2an dan rumah utama ini di kelilingi oleh pagar besi setinggi 
1,5 meter di bagian depan yang memiliki dua pintu masuk dan pagar tembok
 ditiga sisi lainnya setinggi 3 meter.
Halamannnya dihampari oleh konblok dan 
dihiasi oleh berbagai tanaman, sehingga terlihat sangat rapi, asri, 
anggun, dan sejuk. Kos2an ini hanya diperuntukkan bagi mahasiswa. Di 
sinilah Rizal, mahasiswa di universitas swasta itu tinggal. Sudah 3 
bulan ia tinggal di sini. Rizal adalah mahasiswa asal Cikampek, tetapi 
ia bukanlah asli Cikampek.
Haji Imron memiliki 3 orang anak. Satu 
laki2, dan dua perempuan. Dua anaknya sudah berkeluarga, sedangkan satu 
lagi yang laki2 masih duduk di kleas 2 SMU. Yang paling menarik hati 
Rizal adalah Bu Haji. Walau usianya sudah 43 tahun penampilanya masih 
seperti umur 30-an. Bu Haji selalu ramah pada tetangga maupun mahasiswa2
 yang ngekos di rumahnya. Bodynya bongsor, berkulit kuning langsat, dan 
selalu memakai kerudung.
Bila ia keluar dengan mobil Innova-nya 
ia akan memakai kaca mata hitam sebagai hiasan. Rizal sering mencuri 
pandang mengamati Bu Haji. Pernah Rizal menggoda Bu Haji ketika Rizal 
hendak berangkat ke kampus dengan motor Honda nya sedangkan Bu Haji 
hendak keluar dengan KijangInnova-nya.“Wah, Bu Haji, gayanya seperti 
cewek2 di kampusku aja nih..,”goda Rizal“Iya dong, Zal. Biarpun udah tua
 harus tetap jaga penampilan lho…harus semangat seperti anak2 
muda,”balas Bu Haji sambilmelemparkan senyumnya.
“Iya deh, Bu Haji. Saya setuju 
kok..,”ujar Bu Rizal. “Saya duluan,Bu Haji,”seru Rizal sambil melajukan 
motornya.Setiap Rizal pulang malam, Rizal sering mengamati Bu Haji 
nongkrong sendirian di ruang tengah menonton televisi. Bahkan kadang 
sampai larut malam. Yang paling membuat Rizal kagum sekaligus ngiler 
adalah ketika suatu sore ia bertamu sekaligus hendak membayar uang 
kontrakan bulanan.
Rizal diterima oleh Bu Haji di ruang 
tengah yang sejuk dan asri itu. Bu Haji menemuinya dengan celana pendek 
yang ketat dan kemeja yang longgar. Bu Haji hanya senyum2 saja melihat 
Rizal yang kikuk dan mata Rizal yang kadang2 melirik ke pahanya. Di 
dalam rumahnya Bu Haji memang sering memakai celana pendek dan 
melepaskan kerudungnya.Setelah keluar dari rumah Bu Haji dan sampai di 
kamarnya sendiri, Rizal membayangkan semua yang baru saja dilihatnya.
Paha putih yang gempal dan padat. Sangat
 mulus, pikir Rizal. Dan Rizal yakin di balik kemeja longgar yang 
dipakai Bu Haji terdapat kulit yang putih-mulus dan buah dada yang 
besar. Rizal sering membayangkan bisa menggumuli tubuh Bu Haji yang 
bongsor dan putih mulus itu. Rizaljuga sering membayangkan memek Bu 
Haji, pasti tebal dan empuk gumamnya dalam hati. Tetapi Rizal lalu 
tersenyum masem karena tubunya termasuk agak kurus walaupun ia memiliki 
tinggi 173 cm.
Kalau sudah begitu Rizal akan 
mengusap-usap kontolnya lalu melepaskan pusingnya di kamar mandi.Pak 
Haji Imron termasuk tuan tanah. Ia memiliki beberapa kos2an dan sejumlah
 rumah yang dikontrakkan. Semua tersebar di wilayah Jabodetabek. Ia 
paling sering ke wilayah Depok. Selain mengunjungi anaknya dan rumah 
kos2an yang pengelolaannya diserahkan pada anaknya juga karena di 
sebelah kos2an itu terdapat kolam pancing yang yang cukup ramai 
dikunjungi.
Kolam pancing itu juga dikelola oleh 
anaknya dan menantunya di samping beberapa pembantu. Hampir setiap hari 
Pak Haji Imron pergi ke Depok. Kalau sudah asyik memancing Pak Haji 
Imron bisa menginap sampai 3-4 hari.Suatu sore Rizal berjalan ke samping
 rumah utama yang ditanami beberapa batang pohonjambu Taiwan. Ia 
bermaksud mengambil beberapa buah jambuTaiwan. Pak Haji dan Bu Haji 
memang tidak melarang anak2 kosnya mengambil hasil tanaman yang ada di 
sekitar rumah itu.
Karena kadang2 anak2 kos juga ikut 
membantu mengurusi tanaman2 tersebut. Saat itu beberapa pohon jambu 
sedang berbuah. Buahnya besar2 dan siap dipanen.Pohon2 itu terletak di 
antara tembok pagar dan tembok dinding rumah utama. Ketika ia hendak 
melangkah ke rimbunan pohon jambu, ia melihat daun jendela yang 
menghadap ke pohon2 jambu itu terbuka. Itu merupakan kamar tidur Pak 
Haji dan Bu Haji. Ia seketika ragu. Tetapi di benaknya adalah bahwatadi 
pagi ia melihat Pak Haji dan Bu Haji keluar rumah memakai Suzuki Escudo.
Dan ketika ia terbangun sore ini Suzuki 
Escudo belum ada di halaman. Ia hendak membatalkan niatnya karena takut 
jangan2 ketika ia tertidur tadi Pak Haji dan Bu Haji pulang dan Suzuki 
Escudo mungkin dipinjam seseorang atau salah satu anaknya. Setelah 
beberapa detik, Rizal memutuskan memeriksa perlahan. Ia berjalan di atas
 teras keramik samping yang sempit. Dengan ujung matanya ia mencoba 
meneliti kamar itu. Untunglah…,pikirnya.
Kamar itu kosong.Lalu Rizal pun 
melanjutkan niatnya. Ia mengambil beberapa buah jambu. Ketika ia hendak 
berbalik, Rizal sangat kaget dan pucat. Karena pada saat yang sama ia 
melihat Bu Haji masuk ke dalam kamar. Bu Haji hanya memakai celana 
pendek yang sangat ketat. Dan di atasnya, seluruh kancing kemeja Bu Haji
 belum terpasang sehingga memperlihatkan perut dan pusarnya yang mulus 
dan putih dan juga BH nya yang membungkus dadanya yang besar.
Bu Haji juga kaget dan hampir berteriak.
 Tetapi ketika menyadari bahwa orang yang ada di samping rumah adalah 
Rizal ia hanya kaget sebentar saja. Tangannya bergerak mengatupkan 
kemejanya tanpa memasang kancingnya.“Ah…kirain tadi siapa…Ibu kaget 
setengah mati,”seru Bu Haji dari dalam kamar.
Ia melipat kedua tangan diperutnya 
sehingga kemejanya tidak terbuka.“Maaf Bu Haji…maaf…Maaf Bu Haji…tadi 
saya kira Bu Haji pergi dengan Pak Haji…jadi saya berani ke sini,”Rizal 
berusaha menjelaskan. Ia terlihat kikuk danagak malu2.“Iya sudah…kirain 
siapa..,”kata Bu Haji. Ia tersenyum pada Rizal.“Maaf Bu Haji…,”kata 
Rizal berjalan menunduk. “Permisi Bu Haji…,” kata Rizal permisi dan 
melihat ke Bu Haji sebentar. Bu Haji mengangguk tersenyum. Ketika Rizal 
melihat Bu Haji sebentar, ia sempat melirik ke dada Bu Haji yang tidak 
begitu serius menutupi bagian dadanya.
Sesampai di kamarnya, Rizal malah tidak 
memperdulikan jambu yang baru saja diambilnya.Yang ada dalam pikirannya 
adalah pusar, perut, dan BH Bu Haji. Ia terduduk dalam kasurnya. 
Memandang langit2 kamarnya. Bayangan Bu Haji yang super seksi tadi 
memenuhi angannya. Ia menggerakkan tangannya mengusap-usap kontolnya 
yang seketika menegang keras. Rizal menghempaskan punggunya ke kasur. 
Menarik tangannya dari selangkangannnya.
Ia merenung, jika tadi di belakang Bu 
Haji muncul Pak Haji, maka ia akan kena tegur.Ketika Rizal masih berusa 
menenangkan pikirannya tiba2 handphone-nya berbunyi. Rizal mengambil 
handphone-nya.“Hallo..”jawabnya. Tapi diseberang tidak ada jawaban. 
Panggilan itu terputus. Rizal mengamati nomor “Received Calls” pada 
handphonenya. Nomor yang tidak dikenalnya. Ia meletakkan handphone itu. 
Tetapi ketika teringat dengan seorang cewek yang baru dikenalnya kemarin
 ia meraih lagi handphone tersebut.
Siapa tahu cewek itu, pikir Rizal. Rizal
 memanggil nomor itu.“Hallo…,”panggilnya.“Hallo…emang kamu gak 
kuliah..?”seketika Rizal heran. Ada riak senang dalam hatinya. Suara itu
 adalah suara Bu Haji.“Eh, Bu Haji…eh..nggak Bu Haji…hari ini saya emang
 ga ada jadwal kuliah…,”ujar Rizal dengan suara yang dibuatnya 
sedemikian rupa.“Hhhmm, gimana jambunya? Enak ga?”tanya Bu Haji di 
seberang.
Suaranya terdengar akrab dan manis di 
telinga Rizal“Ah, belum sempat Bu Haji…baru juga mau makan…dari bentuk 
dan warnanya kayaknya enak sih..,”kata Rizal mencoba berakrab-akrab 
ria.“Ntar kalau udah makan bilang ibu iya. Kalau enak Ibu juga mau 
ambil,”“Iya Bu Haji…,”jawab Rizal. Ketikaia merasa Bu Haji hendak 
menutup pembicaraan, Rizal buru-buru bertanya.”Ehh, hhmmm…maaf Bu, Pak 
Haji kemana? Tadi sepertinya saya lihat bareng Bu Haji keluar,”“Tadi 
pagi emang keluar bareng Ibu tapi sebentar aja ke salon.
Trus pulang. Sekarang bapak ke Depok….,”
 kata Bu Haji menjelaskan.“Ohh..iya udah deh bu…maaf tadiya Bu Haji…saya
 tidak tahu..,”ujar Rizal.“Hmmm-hhmm..,”Bu Haji tertawakecil di 
seberang.”Nanti kalau udah dimakan jambunya jangan lupa sms bilang ibu 
ya. SMS aja enak apa nggak..!”“Iya bu..”ujar Rizal. Dan pembicaraan pun 
selesai.Malamnya jam tujuh setelah makan, Rizal mengambil HP-nya.
Ia belum memakan jambunya, tetapi dalam 
hatinya ia akan mengatakan saja bahwa jambu itu enak.“Malam Bu 
Haji…jambunya enak,”begitu is isms Rizal.“Bener enak?”balas sms Bu 
Haji.“Iya Bu. Bener enak”.“Kamu lagi ngapain?”sms Bu Haji.“Gak lagi 
ngapain Bu. Tiduran aja,”balas Rizal sambil heran dgn isi sms Bu 
Haji.“Emang ga keluar? Mahasiswa kan ngapelnya ga cuma malam 
minggu”balas Bu Haji lagi.“Nggak Bu. Lagi pengen di rumahaja.
Maaf, kalau Bu Haji sedang apa?”sms 
Rizal.“Lagi sms an ama kamu..hehe..!”jawab sms Bu Haji. Isi sms ini 
membuat Rizal senang setengah mati. Ia tersenyun-senyum dalam hati. 
Rizal agak bingung untum membalas. Ia tidak tahu hendak mengetik apa. 
Tiba2 sms Bu Haji masuk lagi.“Tadi kamu lihat ibu ya..?”Rizal hampir 
berteriak senang setengah mati membaca sms ini. Ia membaca sms itu 
berulang-ulang.
Ia berpikir sejenak untuk membalas 
apa.“Hhmm, iya bu. Maaf…saya tadi tidak sengaja..,”akhirnya hanya itu 
yang ditulisnya.“Gak sengaja tapi dah lihat ya…?”sms Bu Haji. Rizal jadi
 makin semangat.“Iya bu. Maaf…saya ga ingat lagi kok Bu…tapi…,”balas 
Rizal. Ia sengaja menggantung sms nya untuk membuat Bu Haji yang sering 
diidam-idamkanya jadi penasaran. Tetapi setelah Rizal menunggu 5 menit 
Bu Haji tidak lagi membalas. Ia pun ragu untuk mengirim sms lagi.Ketika 
ia hendak meletakkan HPnya, Bu Haji menelepon. Rizal bersorak dalam 
hati.
“Hallo…,”sahut Rizal dengan suara dibuat
 merdu.“Tapi apa, Zal?”tanya Bu Haji pelan. Suaranya agak 
sengau.“Nnnggg…apa ya…? Rizal menyahut dengan canda.“Apa..ayo 
apa..?”desak Bu Haji dengan nada seperti tertawa.“Hhmm…tapi aku senang 
aja melihatnya…,”akhirnya Rizal memberanikan diri.“Hhhmmm…kamu 
ini…kirain apa tadi…emang kamu lihat apa coba..?”tanya Bu Haji.“Lihat 
sesuatu…nnggg…yang pengennya ga cuma dilihat…,”Rizal makin berani 
menggoda.“Emang pengennya diapain..?”“Susah dibilangin dengan kata-kata 
Bu…hehe…,”Rizal tertawa renyah.
”Susah bilanginnya…tapi kalau tiba2 ada 
di sini…ah..gau taulah…,”Rizal dengan berani menggoda lebih 
jauh.“Heheh….kamu…,”hanya itu ucapan Bu Haji.“Ibu lagi di mana?” Tanya 
Rizal.“Lagi di kamar, kenapa?”Tanya Bu Haji.“Ga…nanya aja kok Bu..!”ujar
 Rizal.“Hhhmm..iya udah iya, Zal,”kata Bu Haji menutup pembicaraan.“Iya 
Bu. Met malam..,”sahut Rizal“Iya..,”balas Bu Haji sambil menutup 
pembicaraan.Dalam kamarnya Rizal tersenyum-senyum senang. Entah kenapa 
nafsu birahinya timbul. Ia tidur2an di kasurnya sambil senyum-senyum 
mengingat semua pembicaraan dengan Bu Haji. Lalu dua jam kemudian sms Bu
 Haji masuk lagi.
“Nonton MetroTV deh…acaranya 
bagus…,”demikian is isms Bu Haji.Rizal yang memang sedang nonton MetroTV
 di kamarnya lagsung membalas dengan semangat.“Iya. Ini juga lagi nonton
 MetroTV kok Bu. Bu Haji belum bobo..?”tanya Rizal dalam sms nya. 
Sengaja ia memilih kata “bobo” untuk membuat suasana jadi 
nyaman.“Belum..kan masih jam 10…,”balas sms Bu Haji.“Masih di kamar?” 
Rizal sengaja menanyakan ini.“Iya…,”jawab Bu Haji“Di tempat tidur..?” 
tanya Rizl“Iya…,”jawab Bu Haji“Hehe..sama dong…,”balas Rizal genit. 
Tetapi Bu Haji tidak lagi membalas.
Sekitar jam 12 malam ketika Rizal 
dilanda kantuk. Bunyi sms masuk ke HP nya.“Udah bobo..?” itu isi sms Bu 
Haji“Belum…Bu Haji belum bobo..?”Rizal membalas“Belum juga…masih 
nonton..,”“Sama dong…”isi sms Rizal. Kembai lagi Bu Haji tidak membalas.
 Tetapi entah kenapa Rizal mengurungkan niatnya tidur. Entah kenapa ia 
yakin Bu Haji akan sms lagi. Tetapi kali ini tidak lagi.Sekitar jam 
setengah satu malam yang ada adalah “missed call” dari Bu Haji. Rizal 
menelepon balik. Tapi tidak telepon tidak diangkat.“Belum tidur..?”Rizal
 coba kirim sms.
Tetapi setelah menunggu sepuluh menit 
tidak ada jawaban,Rizal akhirnya meletakkan HPnya.Dan menghempaskan 
badannya ke kasur. Sekitar jam 02.10 HP nya berbunyi. Di seberang 
terdengar suara Bu Haji yang agak sengau dan manja.“Lagi ngapain, 
Zal..?”tanya Bu Haji.Rizal menjawab dengan segenap keyakinan dan 
keberanian.“Belum bisa tidur Bu. Gara-gara pemandangan tadi siang di 
kamar Bu Haji,”Rizal menahan nafasnya ketika berbicara. Ia pun membuat 
suaranya agak sengau dan lirih.
“Hhhmm…terus..?”sahut Bu Haji“Iya jadi 
susah tidurnya nih…,”Rizal merengek. Lalu Rizal menyambung 
lagi.”Bu…!”“Apa..?jawab Bu Haji“Tapi jangan marah ya Bu…,”ujar Rizal“Gak
 kok..apa..?”tanya Bu Haji.“Hhhhmm..boleh ga saya kesitu 
sekarang…?”tanya Rizal dengan suara dibuat merdu. Dadanya berdegup 
ketika mengucapkan kata-kata itu.“Hhhmm kamu…,”hanya itu ucapan Bu 
Haji.”Udah ya..,”ucap Bu Haji.
Pembicaraan seketika terputus. Rizal 
terdiam. Tetapi hanya berselang dua menit bunyi sms masuk ke 
HPnya.“Pintu samping terbuka…kutunggu..,”demikian isi sms Bu Haji.Rizal 
langsung gembira. Badannya dipenuhi nafsu sex. Ia merasakan kontolnya 
semakin menegang saja. Dengan perlahan ia keluar kamar dan melintasi 
halaman menuju pintu samping.
Ketika sampai di pintu samping dengan 
yakin ia mendorongnya. Pintu itu terbuka. Di dalam cahaya yang remang ia
 melihat bayangan Bu Haji dengan celana pendek dan baju tidur yang 
ketat. Bu Haji menarik tangannya dan menutup pintu.Ketika Bu Haji 
membelakanginya sambil mengunci pintu, Rizal langsung memeluk Bu Haji 
dari belakang. Ia menekan pantat Bu Haji dengan bagian kontolnya yang 
tegang. Kedua tangannya melingkari pinggang Bu Haji.
Rizal dengan liar mendaratkan ciuman2di 
trengkuk Bu Haji. Bu Haji langsung berbalik. Ia melingkarkan tangannya 
di pinggang Rizal dan dengan agresif menarik tubuh Rizal ke tembok. 
Dalam hitungan detik bibir Rizal sudah dilumat oleh Bu Haji. Rizal 
membalas dengan memutar dan memilin lidahnya. Rizal menarik lidah Bu 
Haji dengan lidahnya. Bu Haji membalasnya dengan pagutan dan lumatan 
yang bergelora. Rizal menarik tubuh Bu Haji sehingga kini Rizal yang 
bersandar di tembok ruangan belakang itu. Mereka saling menciumi dan 
menjilati dengan liar.
Mulut Bu Haji tak henti-henti 
mengeluartkan bunyi kecipak ketika mulut Rizal menyedoti lidah dan bibir
 Bu Haji. Bu Haji makin dipenuhi nafsu birahi. Ia makin merapatkan tubuh
 ke dalam pelukan Rizal. Rizal menariknya penuh nafsu dan meremasi 
pantat dan pinggul Bu Haji. Bu Haji melingkarkan satu tangnnya di leher 
Rizal dan satunya lagi merababi leher Rizal.Mulutnya tidak berhenti 
melumatlidah dan mulut Rizal. Bu Haji menggeserkan badannya agak 
kebawah.
Ketika Bu Haji merasakan****** Rizal 
yang tegang telah berada di daerah selangkangannya, ia membuka paha 
sedikit lalu merapatkannya. Rizal membalas dengan menekan kontolnya ke 
arah Bu Haji. Lalu Bu Haji menggesek-gesek ******Rizal dengan memeknya 
yang masih tertutup celana pendek. Rizal membalas dengan sodokan ke 
depan sambil meremasi pantat Bu Haji. Ciuman dan jilatan mereka makin 
penuh nafsu dan semakin liar. Rizal mengulum bibir Bu Haji. Lalu menarik
 bibir Bu Hajidengan sedotan mulutnya.
Ketika bibir Bu Haji terlepas, Rizal 
merangsek ke leher Bu Haji. Bu Haji menengadah sambil bagian 
selangkangannya tetap digesek-gesekkan ke selangkangan Rizal. Rizal 
makin nafsu. Ia menciumi bagian atas dada Bu Haji. Bu Hajimakin 
menengadah…badannya dilengkungkan.“Hhhmmmhhaahh…jangan bikin merah di 
situ yah..,”desah Bu Haji“Mmmhhaahh…,”Rizal hanya mendesah penuh nafsu. 
Ia membuka kancing depan baju tidur Bu Haji. Lalu membenamkanwajahnya di
 dada Bu Haji yang besar.
Rizal menggeser BH Bu Haji ke atas. Lalu
 tangannya meraih buah dada yang besar itu.Ia lalu menciumi dan 
menjilatinya.“Mmmhhoohhh…,”desah Bu Haji. Rizal makin bernafsu mendengar
 desah penuh nafsu Bu Haji. Ia menjilati puting susu Bu Haji lalu 
menyedotinya.“Mmmhhhoohhh…hhhoohh…ooohhh…hhhooohhhh…,”begitu 
desahanpenuh nafsu Bu Haji setiap kali Rizal menyedot puting susu Bu 
Haji dengan keras.
Tubuh Bu Hajimakin melengkung. Ia 
membusungkan dadanya, menekankan buah dadanya ke mulut Rizal. Bu Haji 
melihati mulutRizal menjilati,menciumi, dan mengisap-isap buah dadanya. 
Bu Haji makin keras menggesekkan selangkangannya ke bagian****** Rizal. 
Tangan kirinya mendekap kepala Rizal untuk terus menciumi buah dadanya 
sementara tangan kanannya merabai dada Rizal dan memijat-mijat puting 
susu Rizal yang kecil.Mulut Rizal mengecupi puting susu Bu Haji, 
menyedotinya, lalu menarik-nariknya dengan mulutnya.
“Hhhmmhhoohh…hhoohhh…hhaaahhh…nngggoohh…,”hanya
 desah penuh nafsu itu yang keluar dari mulut Bu 
Haji.“Mmhhhhh…Zal..Zal…,”bisk Bu Haji di telinga Rizal. Rizal terus saja
 menyedot-nyedot susu Bu Haji. Pikiran Rizal sudah dipenuhi nafsu 
sex.“Zal…hhhmm…Zal…ke kamar aja…,”bisik Bu Haji.Rizal mengendorkan 
pelukannya. Bu Haji menarik tubuhnya dari pelukan ketat Rizal. Ia 
bergerak ke saklar.
Klik!!Lalu seluruh ruangan tengah yang 
menuju kamar Bu Haji yang terlihat dari luar kalau lampu menyala 
langsung gelap. Rizal kembali merangkuli tubuh Bu Haji dan menciumi 
bibirnya. Bu Haji membalas dengan tak kalah agresif. Bu Haji meciumi 
Rizal, memeluknya, dan menariknya. Rizal mengikuti gerakan Bu Haji. Bu 
Haji dan Rizal tetap berpelukan dan berciuman ketika meraka melangkah ke
 kamar. Ketika akhirnya sampai di kamar, Bu Haji menarik tubuh Rizal ke 
kasur. Rizal tertarik menindih tubuh Bu Haji.
Kaki Bu Haji terbuka menjuntai di lantai
 sementara tubuhnya rebah di kasur. Rizal menunduk menggumulinya. Ia 
menempatkanbagian kontolnya di selangkangan Bu Haji yang terbuka. Rizal 
bisa merasakan empuknya memek Bu Haji yang masih terbungkus celana 
pendek ketat. Mulutnya menciumi pusar Bu Haji sambil kedua tangannya 
menelanjangi tubuh bagian atas Bu Haji. Bu Haji tak kalah agresifmembuka
 baju Rizal. Ciuman Rizalmakin liar. Mulutnya bergerak ke pinggul Bu 
Haji. Kedua tangannyamembuka celana ketat pendek Bu Haji.
Ia membukanya perlahan-lahan. Bibirnya 
merangsek menciumi bagian celana dalam Bu Haji yang terlihat. Bu Haji 
hanya melihati Rizal. Ketika akhirnya celana pendek itu lepas, 
terlihatlah gundukan memek Bu Haji yang tebal terbungkus celana dalam 
putih.“Mmhhhoooh..,”desah Rizal sambilmengecup permukaan celana dalam 
itu pelan. Lalu ia berdiri membuka celananya. Ia berdiri telanjang bulat
 dengan ****** yang mengacung tegang. Bu Hajimemandangi ****** Rizal.
Rizal berdiri mengocok kontolnya 
sebentar lalu membungkuk membuka celana dalam Bu Haji. Kini tubuh bugil 
Bu Haji terpampang di depanya.Rizal mendekatkan mulutnya ke memek Bu 
Haji yang dipenuhi jembut lebat. “Nnnggghhooohh…,”Rizal mendesah ketika 
mengecup permukaan memek Bu Haji.Bu Haji mengangkangkan pahanya 
lebar-lebar dan mengangkat pantatnya ketika mulut Rizal menyentuh 
permukaan memeknya.
Rizal lalu mendorong tubuh Bu Haji 
perlahan ke tengah tempat tidur.Di tengah2 tempat tidur itu Bu Haji 
telentang pasrah dengan paha terbuka. Ia melihat Rizal mendatangi ke 
tengah tempat tidur dengan ****** yang teracung tegang. Ketika Rizal 
telah memasuki pahanya yang terbuka lebar,Bu Haji melihat Rizal 
mengocok-ngocok kontolnya. Lalu ketika Rizal mulai bergerak menindihnya,
 Bu Haji merasa darahnya mendesir. Ia makin melebarkan pahanya. Ia 
merangkul leher Rizal.
Rizal menindih tubuh Bu Haji dan mencium
 mulutnya. Bu Haji membalasnya dengan mengulum bibr Rizal. Rizal 
mengerakkan pantatnya, dengan kontolnya yang tegang ia mencari memek Bu 
Haji. Akhirnya ujung ****** Rizal merasakan permukaan memek Bu Haji yang
 basah. Ia menekan-nekannya perlahan. Bu Haji membantunya dengan 
menggerakkan pinggulnya. Rizal merasakn ujung kontolnya masuksedikit di 
celah memek Bu Haji.
Bu Haji merapatkan selangkangannya. Lalu
 Rizal menusukkan kontolnya.“Hhhooohh Bu Haji..,’desahnya seraya 
menusukkan kontolnya.“Nnngghhhoohhh sayang…,”desah Bu Haji. Bu Haji 
merasakan ****** Rizal melesak memasuki memeknya yang basah. Bu Haji 
menggerakkan pinggulnya menyambut ****** Rizal yang menusuk lobang 
memeknya. Lalu seketika melingkarkan pahanya di pinggul Rizal.“Hhhooohhh
 sayang….besar sekalikontolmu…,”desah Bu Haji di telinga Rizal. Desahan 
ini membuat Rizal berkobar. Ia menarik kontolnya dan menusukkannya 
dengan cepat kedalam lobang memek Bu Haji.
“Hhhhhooohhh Bu Haji…hhoohhh…”Rizal 
mengerang penuh nafsu.“Hhhoohh sayang..kocok terus…hhoohh..enak sekali 
sayang..hhoohh..,”Bu Ijah mendesah lirih sendu di telunga 
Rizal.“HHoohh…hhoohh….hhoo enak sekali..hhohh..hhoohh…Bu Haji 
sayang…hhoohhh…hhhoohhh…,”Rizal mengerang penuh nafsu. Rizalmenggerakkan
 pantatnya naik-turun. Ia menggenjoti tubuhBu Haji dengan cepat.
Kontolnya keluar masuk dengan cepat dan 
kuat dalam lobang memek Bu Haji. Bu Haji makin mengetatkan 
selangkangannya di pinggul Rizal.“Oooohhh sayang…genjot sayang…hhhoohh 
…entoti terus sayang…hhhooohhh…hhhoohhh..enak sekali tusukan kontolmu 
sayang…hhoohh…entotin yang lama say…ooohhh…sayang…oohhh…,”Bu Haji 
mendesah penuh nafsu.
Rizal merasakan tubuhnya dan tubuh Bu 
Haji hangat. Ia melihat wajah Bu Haji yang redup penuh nafsu. Ia melihat
 wajah Bu Haji bergerak-gerak mengikuti setiaptusukan kontolnya. Ia 
merasakan nikmat yang luar biasa di ujung kontolnya ketika menusuki 
bagian dalam lobang memek Bu Haji. Bu Haji merasakan tusukan-tuskan 
dalam lobang memeknya begitu cepat. Ia melebarkan pahanya dan betisnya 
merangkul pinggul Rizal.Dengan matanya yang sayu Bu Haji melihat pantat 
Rizal naik-turun memompa dan menggenjotinya.
Seiring itu lobang memeknya merasakan 
nikmat yang penuh sensasi ditusuki ****** Rizal. Ia menggerakkan 
tanggannya merangkul pinggang Rizal. Berusaha menguasai dan 
memilikitubuh yang sedang menggumuli dan menggagahinya.“Hhhhoohhh 
sayang… entotin memekku say…ooohhh…terus say..hhhoohh..enak sekali 
sayang…oooohhh….,”Bu Haji makin gelap mata menahan nikmatnya senggama 
itu.“Iya say…hhoohh..iya sayang…,”bisik Rizal penuh birahi di telinga Bu
 Haji. Ia makin merapatkan tubuhnya yang penuh keringat ke tubuh Bu 
Haji.”Iya say..hhhoohh..iya say…enak sekali mengentotimu 
say…hhhoohh..,”erang Rizal lirih. Bu Haji makin dipenuhi birahi nafsu.
Dengan kedua tangan mencengkeram erat 
pinggang Rizal ia menggerakkan pinggulnya makin liar menerima 
tusukan-tusukan****** Rizal dalam lobang 
memeknya.“Hhhhggggg….nnggghhooohhh…nnnggghhhhoohhh…,”Bu Haji makin ketat
 menempelkan memenya ke pangakal ****** Rizal.. Rizal merasakan tubuh Bu
 Haji makin hangat, dan mulai bergoyang liar tidak teratur. Rizal tahu 
Bu Haji sesaat lagi akan mengalami orgasme. Rizal memacu tusukan 
kontolnya makincepat. Ia terus memompa dan menggenjot. Lalu ia merasakan
 pangkal paha Bu Haji makin melebar dan mendesak ke tubuhnya. Tangan Bu 
Haji mencengkeram kuat pinngangnya….
“Hhhhggggghhh…nnggghhhhooohh..Zal…nnggghhhoohhh…oo oohhh…hhhggg..,” desahan sengau penuh nafsu Bu Haji tiba2 tertahan dan seketika Rizalmerasakan lobang memek Bu Hajiberdenyut-denyut cepat, dan seiring itu kontolnya merasakan siraman mani yang hangat dalam lobang memek Bu Haji. “Hhhngghhoohhh..hhhoohhh…ooohh..nnggghhhooohhh…,”B u Haji tak henti2 menjerit keenakan merasakn orgasmenya. Rizal memacu makin kuat dan.“Hhhhnggghhhoohhh…hohohh..ohhhh..,” tak lama berselang Rizalpun menghujamkan kotolnya dalam2 dan kuat dalam memek Bu Haji.
“Hhhhggggghhh…nnggghhhhooohh..Zal…nnggghhhoohhh…oo oohhh…hhhggg..,” desahan sengau penuh nafsu Bu Haji tiba2 tertahan dan seketika Rizalmerasakan lobang memek Bu Hajiberdenyut-denyut cepat, dan seiring itu kontolnya merasakan siraman mani yang hangat dalam lobang memek Bu Haji. “Hhhngghhoohhh..hhhoohhh…ooohh..nnggghhhooohhh…,”B u Haji tak henti2 menjerit keenakan merasakn orgasmenya. Rizal memacu makin kuat dan.“Hhhhnggghhhoohhh…hohohh..ohhhh..,” tak lama berselang Rizalpun menghujamkan kotolnya dalam2 dan kuat dalam memek Bu Haji.
“Hhhaahh..hhhaaahhh…,”desah Rizal 
memuncratkan maninya dalam memek Bu Haji. Kontolnya menyemprotkan mani 
berkali kali.Kontolnya mengangguk-angguk dalam memek Bu Haji. Bu Haji 
merasakan lobang memeknya dipenuhi mani yang hangat. Ia merem-melek 
menikmati ****** Rizal yang berdenyut-denyut dalam lobang memeknya. Bu 
Haji terus merasakan gerakan pinggulnya yang belum berhenti bergerak 
otomatis karena orgsmenya. Ia meraih mulut Rizal dan seperti kehausan 
langsung menciumin dan mengulumnya liar.
Rizal membalas lumatan mulut Bu Haji. 
Matanya merem-melek menahan nikmatnya orgasmenya sambil tak berhenti 
mengulumi bibr Bu Haji.Lalu akhirnya ciuman2 mereka mulai longgar 
seiring makain lemahnya denyutan2 yang mereka rasakan dalam alat 
senggama mereka berdua. Dan akhirnya gerakan2 itu berhenti.
Bu Haji mendenguskan nafas sambil 
merentangkan kedua tangannya lebar2 ke kiri-kanan. Ia memalingkan wajah 
ke samping. Rizal melemaskan tubuhnya di atas tubuh Bu Haji. Wajahnya 
menelungkup di sisi leher Bu Haji.Cerita Skandal: Atasanku Yang Kini Mendesah Dibawah Selangkanganku
Cerita Skandal: Atasanku Yang Kini Mendesah Dibawah Selangkanganku
Cerita Skandal: Atasanku Yang Kini Mendesah Dibawah Selangkanganku
Kehidupan itu ada pasang surutnya, ketika saya sedang jaya, saya mempunyai client yang lumayan banyak untuk ukuran AE pemula di sebuah advertising. Dan dengan ketekunan saya, perusahaan tempat saya bekerja mengalami kemajuan pesat hingga mencapai Top 5 billing di semua stasiun TV. Dan kemudian bencana datang, Perusahaan tersebut bangkrut karena miss management.
Ditengah kesusahan datanglah tawaran 
dari Nancy, junior saya yang telah pindah ke Sange Advertising, dan 
mengenalkan saya dengan Ibu Susan, pemilik perusahaan tersebut. Ibu 
Susan dipertengahan abad usianya, masih mempunyai tubuh yang terawat 
dengan baik, body-nya tidak kalah dengan gadis-gadis yang masih muda 
yang menjadi anak buahnya di Sange Advertising.
Karena prestasi kerja saya yang baik, 
kami sering mengadakan meeting after hours, dan progress kerja saya yang
 baik, membuat kami cukup akrab..tapi pada suatu malam ada kejadian yang
 benar-benar mengubah hidup saya! Begini cerita skandal nya..
Suatu malam, ketika karyawan lain telah 
pulang, Saya tengah memaparkan pendekatan saya terhadap satu perusahaan 
rokok terkemuka, dan kemudian tiba-tiba Ibu Susan berkata,
“Waduh, kog punggungku gatal ya?”
Saya masih berusaha menahan diri untuk tidak terlalu cepat menolongnya, takut nanti dianggap kurang ajar!
Semakin lama gatalnya sepertinya semakin bertambah,
“Tolong Dik Uki, bisa garuki punggung Ibu?”
Saya mengangguk dan berusaha membuang 
pikiran kotor saya, yang ingin sekali rasanya mengetahui lebih dalam 
bentuk tubuh boss yang cantik dan keturunan bangsawan ini..
Saya garuk pelan-pelan, tapi lebih tepatnya hanya mengusap-usap punggungnya saja, takut kalau Ibu Susan kesakitan.
“Dik Uki, agak keras dikit, masih gatal lho Dik”, pinta Ibu Susan.
Dan saya agak sedikit memantapkan tangan saya dipungungnya.
“Dik Uki, masih belum terasa, sebentar saya buka dulu blazer saya.”
Dia langsung membuka blazernya, sehingga
 tinggalblouse-nya yang putih dan transparan. Waduh semakin tidak tahan 
nih saya, karena kulit tengkuknya yang mulus dengan sedikit rambut 
lembut yang tergerai di tengkuknya (Dia kalau ke kantor selalu rambutnya
 disanggul di atas), semakin menambah feminin, dan semakin membikin saya
 langsung terangsang. cerita skandal.
Saya menggaruknya tetap tidak mau keras 
dan masih cenderung mengusap atau membelai punggungnya, karena saya 
menikmati kehalusan kulit seorang bangsawan yang berada dibalik bajunya 
yang tipis. Saya usap seluruh punggungnya dengan pelan, ke atas dan ke 
bawah, ke kiri dan ke kanan, terkadang tangan saya, saya telusupkan di 
bawah ketiaknya, untuk menggapai payudara yang di depan.
Dia menengadahkan kepalanya, dan menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sambil suaranya mendesah,
“Uuhh enak Dik Uki.. enaakk..uuhh..”
Mendengar desahannya yang merangsang, rudalku langsung tegak bak tugu Monas.
Sekujur tubuhku mulai menggigil dan 
seperti dialiri setrum listrik yang halus merambat di sekujur tubuh dan 
terpusat di kemaluanku. Tenggorokanku terasa kering, dan susah bicara, 
karena nafsuku yang langsung menggebu.
Baru kali ini saya bisa menikmati tubuh 
seorang bangsawan yang bersih, terhormat dan sangat terjaga dari tangan 
laki-laki lain, selain suaminya. cerita skandal.
Karena Dia duduk membelakangiku yang 
berdiri sambil memijit-mijit punggungnya, batang kemaluanku langsung 
kutempelkan di punggungnya yang lembut seperti sutera. Kugesek-gesekkan 
batang kemaluanku ke punggungnya dengan pelan. Dan Dia berkali-kali 
melenguh,
“Uughh, enachh Dik, enaak, terus Dik.”
Dia membimbing tanganku untuk mengusap 
dua gunung kembar yang kencang dan kenyal. Kuusap payudaranya dengan 
lembut, kucium tengkuknya dengan lembut, dan kugesekkan batang 
kemaluanku ke pungungnya dengan lembut. cerita skandal.
Aku sangat tahu, kalau melayani tipe wanita seperti Dia ini harus dengan lembut dan dengan menggunakan perasaan.
Kucium tengkuknya dengan lembut, Dia 
sekali lagi menengadahkan kepalanya ke atas, matanya sambil terpejam, 
dan bibirnya yang tipis terbuka sedikit, dan mulutnya hanya bergumam, 
“Emm.” Aku tahu itu artinya dia sangat menikmati.
Tanganku, kuusapkan dengan lembut di 
sekeliling payudaranya, dan kulingkari masing-masing payudaranya dengan 
kedua tanganku, sengaja aku tidak sentuhkan tanganku ke pentilnya, untuk
 memberikan sensasi yang sangat halus dan perlahan. cerita skandal.
Beberapa kali tanganku mengitari 
sekeliling payudaranya, kemudian perlahan-lahan tanganku kutarik untuk 
mengusap pipinya. Kutengadahkan wajahnya, dan kucium keningnya dengat 
lembut sekali. Aku bisa rasakan kelembutan nafasnya di wajahku, bibirnya
 yang tipis masih mengeluarkan gumaman yang lembut,
“Dik Uki.. emm.. eemm..”
Dengan perlahan aku membalikkan badan 
Dia ke arahku, dengan cara memutar kursinya, dan saya membimbing dia 
untuk berdiri dengan perlahan, kini aku dan Dia sudah berhadapan, 
sama-sama berdiri, dadaku menempel ke dadanya, dan aku bisa merasakan 
kekenyalan susunya, dan saya membayangkan betapa indahnya bukit 
kembarnya.
Tanganku kudekapkan ke pinggangnya, dan 
telapak tanganku kuusapkan ke pantatnya yang juga sangat indah dan 
kencang. Tangannya memegang pundakku dengan lembut, kepalanya sudah 
menengadah ke atas, dan tatapan matanya.. waduh, jernih dan indah 
menatap mataku tanpa berkedip. Kusentuh bibirnya dengan lembut, 
kuusapkan perlahan bibirku ke bibirnya.
Dia memberikan reaksi dengan 
mengencangkan dekapannya ke pundakku dan dadanya ditempelkan lekat ke 
dadaku, tanganku kudekapkan semakin erat ke pantatnya dan agak kutarik 
ke atas pantatnya, sehingga kakinya agak diangkat ke atas. Waduh 
ciumannya sangat lembut, perlahan-lahan kuusapkan lidahku ke lidahnya, 
dia memberikan reaksi yang sama, menyapukan lidahnya ke seluruh mulutku.
 Tanganku mulai mengusap-usap punggungnya naik turun dengan lembut. Aku 
menikmati sekali kehalusan kulit punggungnya. cerita skandal.
Setelah aku puas menciumi bibir, wajah 
dan pipinya, ciumanku perlahan-lahan kuarahkan ke lehernya. Dia 
menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, matanya masih 
terpejam menikmati, nafasnya agak memburu, dan mulutnya masih bergumam,
“Mmm.. uhh..”
Ciumanku mulai bergeser ke bawah, ke 
belahan dadanya. Kancing blousenya yang di depan dengan mudah kubuka 
satu persatu, sehingga tersingkap sudah BH hitam yang menyangga dua buah
 payudaranya yang padat, bulat, kenyal, bersih dan ranum. Kuciumi 
lehernya dengan sangat lembut, ke pundaknya, bergesar turun ke sebelah 
atas payudara yang tidak ditutup BH. Dia semakin menengadahkan 
kepalanya, punggungnya juga semakin melengkung ke belakang, kedua 
tangannya memegang kepala saya dan sedikit meremas rambut saya, tandanya
 semakin menikmati gaya permainanku. cerita skandal.
Kedua tanganku memegangi dibawah kedua 
ketiaknya, biar Dia tidak terjerembab ke belakang, tapi bibirku masih 
mengusap daerah leher dan di atas payudara.
Aku sengaja memperlama untuk menyentuh payudaranya, apalagi pentilnya.
“Diik..Ukii.. uugghh.. sstt”, sambil mulutnya berdesis kenikmatan.
Blousenya yang masih menempel di 
pundaknya perlahan-lahan kulepaskan, sehingga pemandangan kemulusan dan 
kemolekan tubuh Dia terpampang jelas di hadapanku, dan terkena sinar 
lampu down light kekuningan yang berada di langit-langit tepat di atas 
kami berdua, menambah romantisnya suasana malam itu yang tidak akan 
pernah kulupakan. Sekali lagi tanganku kugunakan meremas sebelah pinggir
 dari payudaranya, dan tampak bahwa payudaranya sudah mulai 
mengeras. cerita skandal.
Tanganku mengusap punggungnya dengan 
perlahan sambil membuka tali BH yang ada di punggungnya. “Click” sekali 
jentik langsung terbuka pengait BH-nya. Dengan pelan kuturunkan tali BH 
yang ada di pundaknya, akhirnya BH-nya kulepas.
Woow, terlihat pemandangan indah sekali,
 dua gunung kembar yang kuning dan bersih dengan puncaknya yang kecil 
yang sudah berdiri tegak. Aku sudah sangat terangsang tapi aku tidak 
boleh gegabah. Kuusap payudaranya dari sebelah bawah dengan tangan 
kananku, tangan kiriku masih mendekap punggungnya untuk menjaga agar Dia
 tidak terjatuh, dan kucium payudaranya, berkeliling mengitari 
pentilnya, dan tangan kananku masih mengusap-usap sebelah luar payudara,
 tapi dengan gaya agak memeras. Kedua tangan Dia memegang erat pundakku 
tanda sudah semakin gemes, untuk dicium pentilnya. cerita skandal.
Karena aku sudah merasa waktunya tepat, maka dengan lembut kukulum pentilnya.
Dan reaksinya,
“Aaaughh, uuhh..ss.. uuhh”,
Dia melenguh-lenguh dan mendesis-desis keenakan, seakan-akan yang dinantikannya telah tiba.
Meskipun kondisinya sangat terangsang, 
tapi lenguhan itu tetap lembut dan terdengar lirih. Kukulum pentilnya, 
kugesek-gesek pentilnya dengan lidahku, dan kugigit lembut pentilnya, 
tanganku tetap meremas-remas lembut payudaranya.
Setelah aku puas mempermainkan pentilnya
 kiri dan kanan bergantian, kulepaskan bibirku dari susunya, dan 
kugeserkan mulutku ke bawah ke seputar perutnya yang datar dan 
mengeluarkan aroma parfum yang lembut dan semerbak. cerita skandal.
Ketika mulutku terlepas dari susunya, 
Dia kelihatan menghela napas lega dan baru bisa bernafas dengan tenang. 
Aku menciumi perutnya dengan agak sedikit jongkok. Kucium pusarnya, dan 
kujilati pusarnya dengan lidahku. Dia menggelinjang kegelian. Karena 
terlalu lama berdiri atau karena sudah sangat terangsang,
Dia sudah tidak kuat berdiri dan dia 
bergeser ke belakang duduk di meja kerjanya. Aku berdiri dengan kedua 
lututku dan aku tetap jilati pusarnya dan perutnya. Dia menggelinjang 
kegelian, dan mengusap-usap rambut kepalaku dengan tidak beraturan, 
terkadang meremas, menjambak dan mengusap rambutku. Sehingga rambutku 
sangat kacau.
Puas dengan permainan perut, Dia 
kurebahkan di meja kerjanya. Untungya meja kerja Dia cukup besar. 
Kupelorotkan rok bawahannya, sekaligus dengan CD-nya. Sekarang tampak di
 hadapanku seorang putri yang kuning, bersih, dengan kaki dan betis yang
 aduhai indah, terbujur pasrah di hadapanku. cerita skandal.
Kunikmati tubuh Dia sebentar, karena 
selama ini aku hanya bisa membayangkan keindahan tubuhnya, tanpa 
berharap untuk dapat memandangnya. Tapi ternyata malam ini apa yang 
kudapatkan jauh dari yang kubayangkan. Seorang wanita dengan tubuh 
montok dan kuning mulus, dengan kaki dan betis ramping. Dua buah dada 
yang tidak terlalu besar, tapi bulat, padat dan kencang, sehingga cocok 
dengan kesan payudara seorang putri. Bentuk lengan dan bahu yang padat 
bulat dan berisi.
Dia telentang di atas meja di hadapanku,
 aku masih berdiri. Aku mencium pipinya sekali lagi dengan lembut, 
kuusap payudaranya dengan lembut. Kedua tangan Dia merangkul leherku 
dengan erat. Kedua kakinya bergerak-gerak dengan halus pertanda sangat 
terangsang. Perlahan-lahan tanganku kugerakan dari susunya turun ke 
perutnya. Kuusap sebentar perutnya dan bergerak turun ke bawah mengusap 
pahanya. Paha yang selama ini hanya bisa kupandang. Aku usap pahanya 
naik turun dengan tetap mulut kami masih saling memagut. cerita skandal.
Erangan-erangan kecil keluar dari mulut Dia,
“Ugh.. ugh.. emm.. emm..”
Tanganku bergerak dari sekitar pahanya terus mengusap sekitar bibir kemaluannya.
Dengan perlahan kedua kaki Dia 
mengembang, memberi kesempatan tanganku untuk mengelus kemaluannya. 
Tetapi kemaluannya belum kuelus, hanya kedua selangkangan saja yang aku 
belai dengan kedua jari telunjuk dan jari manis bersama-sama. Kuelus 
selangkangannya naik turun, dan Dia menambah kecepatan gerakan kakinya.
Dengan pelan Dia mengangkat pantatnya, 
sehingga kemaluannya juga ikut naik. Aku tahu ini pertanda agar aku 
dapat segera mengelus kemaluannya. Kuusap pelan dan dengan jarak 
sentuhan yang kubuat serenggang mungkin antara bibir kemaluannya dan 
telapak tanganku, membuat gelinjang Dia menaikkan kemaluannya untuk 
menyentuh tanganku semakin tinggi. cerita skandal.
Kubelai rambut kemaluannya yang lembut, 
tipis dan tertata rapi. Setelah puas memainkan sekitar kemaluannya, dan 
liang kemaluan Dia sudah semakin terbuka dan semakin basah. Kusentuh 
klitorisnya dengan sedikit ujung dari jari tengahku dengan lembut dan.. 
“Uuhhgh”, lenguhan Susan kenikmatan.
Gerakan kakinya sudah semakin tidak teratur. Tiba-tiba tanganku dijepit dengan kedua pahanya.
“Diik Ukii.. aakkuu.. nggakk.. taahh..”
Kemudian tangannya menarik punggungku 
sebagai bertanda agar aku segera menaiki tubuhnya. Kutarik kedua kakinya
 ke arah pinggir meja, sehingga kedua kakinya terjuntai, kemudian Dia 
membuka kedua selangkangannya dengan tidak sabar. Aku sempat memandangi 
kemaluannya, dan seakan liang kemaluannya merah seperti bibir gadis yang
 memakai lipstik yang sedang merengek. cerita skandal.
Kugesekkan batang kemaluanku pelan-pelan ke bibir kemaluannya, dan Dia mengerang lagi,
“Uugghh.. uughhg..”
Kumasukkan dengan pelan batang 
kemaluanku ke liang kemaluannya. Belum sampai habis masuk semua, kutarik
 kembali dan kumasukkan kembali. Dengan gesekan-gesekan yang pelan 
tersebut membuat erangan Dia semakin tidak beraturan. cerita skandal.
Untuk melayani tipe seperti Dia ini, 
kugunakan gaya gesekan 5:1, artinya lima kali keluar masuk setengah 
batang kemaluan, baru sekali masuk seluruh batang kemaluan. Dan pada 
saat masuk yang seluruh batang kemaluan, erangan
Dia semakin hebat. Dengan gaya lembut dan 5:1 ini kami bisa saling menikmati.
“Uuugghh.. acchh.. Diikk.. Ukii.. ucchh.. sstt.. uhh..”
Erangan erangan yang tidak beraturan tetapi artinya hanya satu yaitu Enak.
Sambil kugenjot pelan batang kemaluanku,
 kedua tanganku dengan leluasa meremas kedua susunya, yang 
bergerak-gerak naik turun tergantung sodokanku.
Kadang-kadang tanganku mengusap wajah dan pipinya, kadang-kadang mengusap perutnya.
Setelah cukup lama aku melakukan 
genjotan 5:1, tiba tiba kedua paha Ibu Susan diangkat dan dililitkan ke 
pinggangku. Kedua tangannya mendekap diriku, mulutnya sedikit menganga 
dan mendesis.. cerita skandal.
“Diikk..Uuu..Ki.. saa..yaa saampaaii.. uuhhff.”
Kupegangi pinggangnya untuk menekan 
liang kemaluannya ke batang kemaluanku. Setelah Dia selesai mengejang 
dan nafasnya tersengal-sengal, aku mulai lagi dengan genjotan, tetap 
dengan gaya 5:1.
Dia melenguh, “Uuff.. uff.. uuff.. Dik Uki beluumm yaa. Ayo donk.. uff.. uff jangan ditahaan.. uuff.. ugh..”
“Sebentar Bu!” kataku.
“Dik.. uhff, ceepetan dikit.. Dik.. ughf.. uhfgg.. aa.. ku mau uhgf uff uff.. keeluar.. laa.. ggii..”
“Sebentar Bu, aku juga sudah.. mma.. uu.. saammpai..”
Tiba-tiba ada aliran listrik menjalar 
dari ubun-ubun turun ke arah kemaluanku dan semakin-lama semakin 
mengencang. Batang kemaluanku seakan balon yang ditiup dan mau 
pecah. cerita skandal.
“Aachghh.. accghh.. Buu.. Sussann.. aku mmau keluarr..”
Dia memegang erat tubuhku dan
“Crret.. crrett..” keluar semua cairan yang ada di seluruh tubuhku dan “Aaachh..”
Kami berdua terkulai lemas dengan badan penuh keringat dan nafas terengah-engah.
“Dik Uki, makasih ya Dik, kamu telah memberi saluran yang selama ini tersumbat.”
Aku sangat puas malam itu, karena aku 
tidak dapat membayangkan, ternyata aku bisa menikmati tubuh seorang 
wanita terhormat, yang selama ini orang luar sangat menghormatinya, tapi
 ternyata malam ini dia begitu pasrah menyerahkan tubuhnya kepadaku.
Jam telah menujukkan pukul 22.00 ketika 
permainan kami usai, dan kami berdua segera masuk ke toilet untuk 
membersihkan dan merapikan badan kami masing-masing. cerita skandal.
Dan sebelum pulang aku mendapat tugas 
baru dari Dia, yaitu membantu membersihkan cairan yang membasahi meja 
kerja Dia, dan membantu merapikannya. Sambil merapikan mejanya aku 
berbisik ke telinga Dia,
“Bu meja ini dirapikan ya.. karena besok malam mau dipakai lagi”,
Dia hanya tersenyum dan mencubit mesra 
lenganku. Hal tersebut kuulangi setiap ada kesempatan, baik di kantor 
ataupun di hotel, tapi rahasia tersebut tidak terbongkar dan kami saling
 menjaga rahasia.
Dan kalau pagi hari, Dia kembali 
memerankan perannya sebagai atasan yang berwibawa, profesional, tetapi 
kalau malam, melenguh-lenguh dan menggelinjang-gelinjang di bawah 
selangkanganku.Cerita Seks: Bercinta Dengan Ibu Muda Selagi Menunggu Anaknya Selesai Les
Cerita Seks: Bercinta Dengan Ibu Muda Selagi Menunggu Anaknya Selesai Les
Pada suatu siang sekitar jam 12-an aku berada di sebuah toko buku 
Gr***dia di Gatot Subroto untuk membeli majalah edisi khusus, yang 
katanya sih edisi terbatas. Hari itu aku mengenakan kaos t-shirt putih 
dan celana katun abu-abu.
Sebenarnya potongan badanku sih biasa 
saja, tinggi 170 cm berat 63 kg, badan cukup tegap, rambut cepak. 
Wajahku biasa saja, bahkan cenderung terkesan sangar. Agak kotak, hidung
 biasa, tidak mancung dan tidak pesek, mataku agak kecil selalu menatap 
dengan tajam, alisku tebal dan jidatku cukup pas deh. Jadi tidak ada 
yang istimewa denganku. cerita seks.
Saat itu keadaan di toko buku tersebut 
tidak terlalu ramai, meskipun saat itu adalah jam makan siang, hanya ada
 sekitar 7-8 orang. Aku segera mendatangi rak bagian majalah. Nah, 
ketika aku hendak mengambil majalah tersebut ada tangan yang juga hendak
 mengambil majalah tersebut. Kami sempat saling merebut sesaat 
(sepersekian detik) dan kemudian saling melepaskan pegangan pada majalah
 tersebut hingga majalah tersebut jatuh ke lantai.
“Maaf..” kataku sambil memungut majalah 
tersebut dan memberikannya kepada orang tersebut yang ternyata adalah 
seorang wanita yang berumur sekitar 37 tahun (dan ternyata tebakanku 
salah, yang benar 36 tahun), berwajah bulat, bermata tajam (bahkan agak 
berani), tingginya sama denganku (memakai sepatu hak tinggi), dan 
dadanya cukup membusung. “Busyet! molek juga nih ibu-ibu”, pikirku.
“Nggak pa-pa kok, nyari majalah xxx juga
 yah.. saya sudah mencari ke mana-mana tapi nggak dapet”, katanya sambil
 tersenyum manis.
“Yah, edisi ini katanya sih terbatas Mbak..”
“Kamu suka juga fotografi yah?”
“Nggak kok, cuma buat koleksi aja kok..”
Lalu kami berbicara banyak tentang fotografi sampai akhirnya, “Mah, Mamah.. Ira sudah dapet komiknya, beli dua ya Mah”, potong seorang gadis cilik masih berseragam SD.
“Sudah dapet Ra.. oh ya maaf ya Dik, Mbak duluan”, katanya sambil menggandeng anaknya.
Ya sudah, nggak dapat majalah ya nggak pa-pa, aku lihat-lihat buku terbitan yang baru saja.
“Yah, edisi ini katanya sih terbatas Mbak..”
“Kamu suka juga fotografi yah?”
“Nggak kok, cuma buat koleksi aja kok..”
Lalu kami berbicara banyak tentang fotografi sampai akhirnya, “Mah, Mamah.. Ira sudah dapet komiknya, beli dua ya Mah”, potong seorang gadis cilik masih berseragam SD.
“Sudah dapet Ra.. oh ya maaf ya Dik, Mbak duluan”, katanya sambil menggandeng anaknya.
Ya sudah, nggak dapat majalah ya nggak pa-pa, aku lihat-lihat buku terbitan yang baru saja.
Sekitar setengah jam kemudian ada yang menegurku.
“Hi, asyik amat baca bukunya”, tegur suara wanita yang halus dan ternyata yang menegurku adalah wanita yang tadi pergi bersama anaknya. Rupanya dia balik lagi, nggak bawa anaknya.
“Ada yang kelupaan Mbak?”
“Oh tidak.”
“Putrinya mana, Mbak?
“Les piano di daerah Tebet”
“Nggak dianter?
“Oh, supir yang nganter.”
“Hi, asyik amat baca bukunya”, tegur suara wanita yang halus dan ternyata yang menegurku adalah wanita yang tadi pergi bersama anaknya. Rupanya dia balik lagi, nggak bawa anaknya.
“Ada yang kelupaan Mbak?”
“Oh tidak.”
“Putrinya mana, Mbak?
“Les piano di daerah Tebet”
“Nggak dianter?
“Oh, supir yang nganter.”
Kemudian kami terlibat pembicaraan 
tentang fotografi, cukup lama kami berbicara sampai kaki ini pegal dan 
mulut pun jadi haus. Akhirnya Mbak yang bernama Maya tersebut mengajakku
 makan fast food di lantai bawah. Aku duduk di dekat jendela dan Mbak 
Maya duduk di sampingku. Harum parfum dan tubuhnnya membuatku konak. Dan
 aku merasa, semakin lama dia semakin mendekatkan badannya padaku, aku 
juga merasakan tubuhnya sangat hangat. cerita seks.
Busyet dah, lengan kananku selalu 
bergesekan dengan lengan kirinya, tidak keras dan kasar tapi sehalus 
mungkin. Kemudian, kutempelkan paha kananku pada paha kirinya, terus 
kunaik-turunkan tumitku sehingga pahaku menggesek-gesek dengan perlahan 
paha kirinya. Terlihat dia beberapa kali menelan ludah dan 
menggaruk-garukkan tangannya ke rambutnya. Wah dia udah kena nih, 
pikirku. Akhirnya dia mengajakku pergi meninggalkan restoran 
tersebut. cerita seks.
“Ke mana?” tanyaku.
“Terserah kamu saja”, balasnya mesra.
“Kamu tahu nggak tempat yang privat yang enak buat ngobrol”, kataku memberanikan diri, terus terang aja nih, maksudku sih motel.
“Aku tahu tempat yang privat dan enak buat ngobrol”, katanya sambil tersenyum.
“Terserah kamu saja”, balasnya mesra.
“Kamu tahu nggak tempat yang privat yang enak buat ngobrol”, kataku memberanikan diri, terus terang aja nih, maksudku sih motel.
“Aku tahu tempat yang privat dan enak buat ngobrol”, katanya sambil tersenyum.
Kami menggunakan taksi, dan di dalam 
taksi itu kami hanya berdiam diri lalu kuberanikan untuk meremas-remas 
jemarinya dan dia pun membalasnya dengan cukup hot. Sambil meremas-remas
 kutaruh tanganku di atas pahanya, dan kugesek-gesekkan. Hawa tubuh kami
 meningkat dengan tajam, aku tidak tahu apakah karena AC di taksi itu 
sangat buruk apa nafsu kami sudah sangat tinggi. cerita seks.
Kami tiba di sebuah motel di kawasan 
kota dan langsung memesan kamar standart. Kami masuk lift diantar oleh 
seorang room boy, dan di dalam lift tersebut aku memilih berdiri di 
belakang Mbak Maya yang berdiri sejajar dengan sang room boy. 
Kugesek-gesekan dengan perlahan burungku ke pantat Mbak Maya, Mbak Maya 
pun memberi respon dengan menggoyang-goyangkan pantatnya berlawanan arah
 dengan gesekanku.
Ketika room boy meninggalkan kami di 
kamar, langsung kepeluk Mbak Maya dari belakang, kuremas-remas dadanya 
yang membusung dan kucium tengkuknya. “Mmhh.. kamu nakal sekali deh dari
 tadi.. hhm, aku sudah tidak tahan nih”, sambil dengan cepat dia membuka
 bajunya dan dilanjutkan dengan membuka roknya. Ketika tangannya mencari
 reitsleting roknya, masih sempat-sempatnya tangannya meremas 
batanganku. cerita seks.
Dia segera membalikkan tubuhnya, 
payudaranya yang berada di balik BH-nya telah membusung. “Buka dong 
bajumu”, pintanya dengan penuh kemesraan. Dengan cepat kutarik kaosku ke
 atas, dan celanaku ke bawah. Dia sempat terbelalak ketika melihat 
batang kemaluanku yang sudah keluar dari CD-ku. Kepala batangku cuma 1/2
 cm dari pusar. Aku sih tidak mau ambil pusing, segera kucium bibirnya 
yang tipis dan kulumat, segera terjadi pertempuran lidah yang cukup 
dahsyat sampai nafasku ngos-ngosan dibuatnya. cerita seks.
Sambil berciuman, kutarik kedua cup 
BH-nya ke atas (ini adalah cara paling gampang membuka BH, tidak perlu 
mencari kaitannya). Dan bleggh.., payudaranya sangat besar dan bulat, 
dengan puting yang kecil warnanya coklat dan terlihat urat-uratnya 
kebiruan. Tangan kananku segera memilin puting sebelah kiri dan tangan 
kiriku sibuk menurunkan CD-nya. cerita seks.
Ketika CD-nya sudah mendekati lutut 
segera kuaktifkan jempol kaki kananku untuk menurunkan CD yang 
menggantung dekat lututnya, dan bibirku terus turun melalui lehernya 
yang cukup jenjang. Nafas Mbak Maya semakin mendengus-dengus dan kedua 
tangannya meremas-remas buah pantatku dan kadang-kadang 
memencetnya. cerita seks.
Akhirnya mulutku sampai juga ke buah 
semangkanya. Gila, besar sekali.. ampun deh, kurasa BH-nya diimpor 
secara khusus kali. Kudorong tubuhnya secara perlahan hingga kami 
akhirnya saling menindih di atas kasur yang cukup empuk. Segera 
kunikmati payudaranya dengan menggunakan tangan dan lidahku bergantian 
antara kiri dan kanan.
Setelah cukup puas, aku segera 
menurunkan ciumanku semakin ke bawah, ketika ciumanku mencapai bagian 
iga, Mbak Maya menggeliat-geliat, saya tidak tahu apakah ini karena efek
 ciumanku atau kedua tanganku yang memilin-milin putingnya yang sudah 
keras. Dan semakin ke bawah terlihat bulu kemaluannya yang tercukur 
rapi, dan wangi khas wanita yang sangat merangsang membuatku bergegas 
menuju liang senggamanya dan segera kujilat bagian atasnya beberapa 
kali. cerita seks.
Kulihat Mbak Maya segera 
menghentak-hentakkan pinggulnya ketika aku memainkan klitorisnya. Dan 
sekarang terlihat dengan jelas klitorisnya yang kecil. Dengan rakus 
kujilat dengan keras dan cepat. Mbak Maya bergoyang (maju mundur) dengan
 cepat, jadi sasaran jilatanku nggak begitu tepat, segera kutekan 
pinggulnya. Kujilat lagi dengan cepat dan tepat, Mbak Maya ingin 
menggerak-gerakkan pinggulnya tapi tertahan. cerita seks.
Tenaga pinggulnya luar biasa kuatnya. 
Aku berusaha menahan dengan sekuat tenaga dan erangan Mbak Maya yang 
tadinya sayup-sayup sekarang menjadi keras dan liar. Dan kuhisap-hisap 
klitorisnya, dan aku merasa ada yang masuk ke dalam mulutku, segera 
kujepit diantara gigi atasku dan bibir bawahku dan segera 
kugerak-gerakkan bibir bawahku ke kiri dan ke kanan sambil menarik ke 
atas. cerita seks.
Mbak Maya menjerit-jerit keras dan 
tubuhnya melenting tinggi, aku sudah tidak kuasa untuk menahan 
pinggulnya yang bergerak melenting ke atas. Terasa liang kewanitaannya 
sangat basah oleh cairan kenikmatannya. Dan dengan segera kupersiapkan 
batanganku, kuarahkan ke liang senggamanya dan, “Slebb..” tidak masuk, 
hanya ujung batanganku saja yang menempel dan Mbak Maya merintih 
kesakitan. cerita seks.
“Pelan-pelan Ndi”, pintanya lemah.
“Ya deh Mbak”, dan kuulangi lagi, tidak masuk juga. Busyet nih cewek, sudah punya anak tapi masih kayak perawan begini. Segera kukorek cairan di dalam liang kewanitaannya untuk melumuri kepala kemaluanku, lalu perlahan-lahan tapi pasti kudorong lagi senjataku. “Aarrghh.. pelan Ndi..” Busyet padahal baru kepalanya saja, sudah susah masuknya. Kutarik perlahan, dan kumasukan perlahan juga. Pada hitungan ketiga, kutancap agak keras. “Arrhhghh..” Mbak Maya menjerit, terlihat air matanya meleleh di sisi matanya.
“Ya deh Mbak”, dan kuulangi lagi, tidak masuk juga. Busyet nih cewek, sudah punya anak tapi masih kayak perawan begini. Segera kukorek cairan di dalam liang kewanitaannya untuk melumuri kepala kemaluanku, lalu perlahan-lahan tapi pasti kudorong lagi senjataku. “Aarrghh.. pelan Ndi..” Busyet padahal baru kepalanya saja, sudah susah masuknya. Kutarik perlahan, dan kumasukan perlahan juga. Pada hitungan ketiga, kutancap agak keras. “Arrhhghh..” Mbak Maya menjerit, terlihat air matanya meleleh di sisi matanya.
“Kenapa Mbak, mau udahan dulu?” bisikku padda Mbak Maya setelah melihatnya kesakitan.
“Jangan Ndi, terus aja”, balasnya manja.
“Jangan Ndi, terus aja”, balasnya manja.
Kemudian kumainkan maju mundur dan pada 
hitungan ketiga kutancap dengan keras. Yah, bibir kemaluannya ikut masuk
 ke dalam. Wah sakit juga, habis sampai bulu kemaluannya ikut masuk, 
bayangkan aja, bulu kemaluan kan kasar, terus menempel di batanganku dan
 dijepit oleh bibir kewanitaan Mbak Maya yang ketat sekali.
Dengan usaha tiga hitungan tersebut, 
akhirnya mentok juga batanganku di dalam liang senggama Mbak Maya. Terus
 terang saja, usahaku ini sangat menguras tenaga, hal ini bisa dilihat 
dari keringatku yang mengalir sangat deras.
Setelah Mbak Maya tenang, segera 
senjataku kugerakkan maju mundur dengan perlahan dan Mbak Maya mulai 
menikmatinya. Mulai ikut bergoyang dan suaranya mulai ikut mengalun 
bersama genjotanku. Akhirnya liang kewanitaan Mbak Maya mulai terasa 
licin dan rasa sakit yang diakibatkan oleh kasar dan lebatnya bulu 
kemaluannya sedikit berkurang dan bagiku ini adalah sangat 
nikmat. cerita seks.
Baru sekitar 12 menitan menggenjot, 
tiba-tiba dia memelukku dengan kencang dan, “Auuwww..”, jeritannya 
sangat keras, dan beberapa detik kemudian dia melepaskan pelukannya dan 
terbaring lemas. cerita seks.
“Istirahat dulu Mbak”, tanyaku.
“Ya Ndi.. aku ingin istirahat, abis capek banget sich.. Tulang-tulang Mbak terasa mau lepas Ndi”, bisiknya dengan nada manja.
“Oke deh Mbak, kita lanjutkan nanti aja..”, balasku tak kalah mesranya.
“Ndi, kamu sering ya ginian sama wanita lain..”, pancing Mbak Maya.
“Ah nggak kok Mbak, baru kali ini”, jawabku berbohong.
“Tapi dari caramu tadi terlihat profesional Ndi, Kamu hebat Ndi.. Sungguh perkasa”, puji Mbak Maya.
“Mbak juga hebat, lubang surga Mbak sempit banget sich.., padahal kan Mbak udah punya anak”, balasku balik memuji.
“Ah kamu bisa aja, kalau itu sich rahasia dapur”, balasnya manja.
Kamipun tertawa berdua sambil berpelukan.
“Ya Ndi.. aku ingin istirahat, abis capek banget sich.. Tulang-tulang Mbak terasa mau lepas Ndi”, bisiknya dengan nada manja.
“Oke deh Mbak, kita lanjutkan nanti aja..”, balasku tak kalah mesranya.
“Ndi, kamu sering ya ginian sama wanita lain..”, pancing Mbak Maya.
“Ah nggak kok Mbak, baru kali ini”, jawabku berbohong.
“Tapi dari caramu tadi terlihat profesional Ndi, Kamu hebat Ndi.. Sungguh perkasa”, puji Mbak Maya.
“Mbak juga hebat, lubang surga Mbak sempit banget sich.., padahal kan Mbak udah punya anak”, balasku balik memuji.
“Ah kamu bisa aja, kalau itu sich rahasia dapur”, balasnya manja.
Kamipun tertawa berdua sambil berpelukan.
Tak terasa karena lelah, kami berdua 
tertidur pulas sambil berpelukan dan kami kaget saat terbangun, rupanya 
kami tertidur selama tiga jam. Kami pun melanjutkan permainan yang 
tertunda tadi. Kali ini permainan lebih buas dan liar, kami bercinta 
dengan bermacam-macam posisi. cerita seks.
Dan yang lebih menggembirakan lagi, pada
 permainan tahap kedua ini kami tidak menemui kesulitan yang berarti, 
karena selain kami sudah sama-sama berpengalaman, ternyata liang 
senggama Mbak Maya tidak sesempit yang pertama tadi, mungkin karena 
sudah ditembus oleh senjataku yang luar biasa ini sehingga kini 
lancarlah senjataku memasuki liang sorganya. Tapi permainan ini tidak 
berlangsung lama karena Mbak Maya harus cepat-cepat pulang menemui 
anaknya yang sudah pulang dari les piano.Cerita seks dewasa ngentot cewek abg 14 tahun
Cerita seks dewasa kali ini mengisahkan seorang cowok sma yang berhasil Gadis abg yang masih belia umur 14 tahun tanpa sadar menjadi pemuas seks nafsu birahi cowok sma tersebut. Rayuan gombal si cowok mampu memperdaya sang gadis abg belia tersebut. Seperti apa nya, simak berikut ini…
Pada tahun 1994 Aku tercatat sebagai 
siswa baru pada SMUN 2 pada waktu itu sebagai siswa baru, yah.. acara 
sekolahan biasa saja masuk pagi pulang sekitar jam 14:00 sampai pada 
akhirnya Aku dikenalkan oleh teman seorang cewek yang ternyata cewek itu
 sekolah juga di dekat sekolah Aku yaitu di SMPN 3. Setelah perkenalan 
itulah ini dimulai…
Ketika kita saling menjabat tangan, 
cewek itu masih agak malu-malu, Aku lihat juga cewek itu tingginya hanya
 sekitar 158 cm dan mempunyai dada yang memang kelihatan lebih besar 
dari anak seumurnya sekitar 34B (kalau tidak salah umurnya 14 tahun), 
mempunyai wajah yang manis banget dan kulit walaupun tidak terlalu putih
 tapi sangat mulus, (sekedar info tinggi Aku 165 cm dan umur waktu itu 
16 tahun), Aku berkata siapa namamu?, dia jawab L—- (edited), setelah 
berkenalan akhirnya kita saling memberikan nomor telepon masing-masing, 
besoknya setelah saling telepon dan berkenalan akhirnya kita berdua 
janjian keluar besok harinya jalan pertama sekaligus cinta pertama Aku 
membuat Aku deg-degan tetapi namanya lelaki yah…, jalan terus dong.Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00
 Aku telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama 
setelah itu L—-muncul dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia
 mengenakan kaos ketat dan rok yang kira-kira panjangnya hampir mencapai
 lutut berwarna hitam.
Aku tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.
“Oohh jawab Aku,” Aku tanya lagi “Terus Papa kamu mana?” dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kita langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang, penis Aku selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).
Aku tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.
“Oohh jawab Aku,” Aku tanya lagi “Terus Papa kamu mana?” dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kita langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang, penis Aku selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).
Setelah keliling kota dan singgah makan 
di tempat makan kita langsung pulang ke rumahnya setelah tiba Aku lihat 
rumahnya masih sepi mobil papanya belum datang.
Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., Papa Aku kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor Aku langsung mengikutinya dari belakang Aku langsung melihat pantatnya yang lenggak-lenggok berjalan di depanku, Aku lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya Aku lihat tidak ada orang Aku bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.
“oohh…”, jawab Aku.
Aku tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.
“Terus Papa kamu yang bukain siapa…”
“Aku…” jawabnya.
“Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih…”, tanya Aku. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
Aku tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar Aku…”.
Dia bilang “Iya…”.
Lalu Aku bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat Aku…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung Aku tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang buah dadanya yang benar-benar besar itu sambil Aku remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.
Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., Papa Aku kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor Aku langsung mengikutinya dari belakang Aku langsung melihat pantatnya yang lenggak-lenggok berjalan di depanku, Aku lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya Aku lihat tidak ada orang Aku bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.
“oohh…”, jawab Aku.
Aku tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.
“Terus Papa kamu yang bukain siapa…”
“Aku…” jawabnya.
“Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih…”, tanya Aku. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
Aku tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar Aku…”.
Dia bilang “Iya…”.
Lalu Aku bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat Aku…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung Aku tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang buah dadanya yang benar-benar besar itu sambil Aku remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.
Aku langsung mengulum telinganya sambil 
berbisik, “Tahan sedikit yah…”, dia cuma mengangguk. buah dadanya Aku 
remas dengan kedua tanganku sambil bibir Aku jilati lehernya, kemudian 
pindah ke bibirnya langsung Aku lumat-lumat bibirnya yang agak seksi 
itu, kitapun berpagutan saling membenamkan lidah kita masing-masing. 
Penis Aku langsung Aku rasakan menegang dengan kerasnya. Aku mengambil 
tangan kirinya dan menuntun memegang penisku dibalik celana Aku, dia 
cuma menurut saja, lalu Aku suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, 
Aku langsung mengeluh panjang, “Uuhh…, nikmat Akung”, kata Aku.
“Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan muka Aku di antara buah dadanya, tapi masih terhalang BH-nya Aku jilati buah dadanya sambil Aku gigit-gigit kecil di sekitar buah dadanya, “aahh…, aahh”. Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya Aku langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas buah dadanya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai buah dada yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama Aku main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Aku jilat kedua buah dadanya sambil Aku gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, tapi Aku tidak ambil pusing tetap Aku gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadAku.
“Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan muka Aku di antara buah dadanya, tapi masih terhalang BH-nya Aku jilati buah dadanya sambil Aku gigit-gigit kecil di sekitar buah dadanya, “aahh…, aahh”. Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya Aku langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas buah dadanya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai buah dada yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama Aku main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Aku jilat kedua buah dadanya sambil Aku gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, tapi Aku tidak ambil pusing tetap Aku gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadAku.
Sekarang buah dada dia berada tepat di 
depan wajah Aku. Sambil Aku memandangi wajahnya yang sedikit marah, 
kedua tanganku langsung meremas kedua buah dadanya dengan lembut. Diapun
 kembali mendesis, “Ahh…, aahh…”, kemudian Aku tarik buah dadanya dekat 
ke wajah Aku sambil Aku gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala Aku 
tapi tangannya Aku tepiskan. Sekelebat mata Aku menangkap bahwa pintu 
ruang tamunya belum tertutup Aku pun menyuruh dia untuk penutup 
pintunya, dia pun mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup 
pintu dengan mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sambil 
memperlihatkan kedua bukit kembarnya yang bikin hati siapa saja akan 
lemas melihat buah dada yang seperti itu.
Setelah mengunci pintu dia pun kembali 
berjalan menuju Aku. Aku pun langsung menyambutnya dengan memegang 
kembali kedua buah dadanya dengan kedua tangan Aku tapi tetap dalam 
keadaan berdiri Aku jilati kembali buah dadanya. Setelah puas mulut Aku 
pun turun ke perutnya dan tangan Aku pelan-pelan Aku turunkan menuju 
liang senggamanya sambil terus menjilati perutnya sesekali mengisap 
puting buah dadanya. Tangan Akupun menggosok-gosok selangkangannya 
langsung Aku angkat pelan-pelan rok yang dia kenakan terlihatlah pahanya
 yang mulus sekali dan CD-nya yang berwarna putih Aku remas-remas liang 
kewanitaannya dengan terburu buru, dia pun makin keras mendesis, “aahh…,
 aakkhh… ohh…, nikmat sekali…”, dengan pelan-pelan Aku turunkan cdnya 
sambil Aku tunggu reaksinya tetapi ternyata dia cuma diam saja, 
(tiba-tiba di kepala muncul tanda setan).
Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Akupun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.
Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Akupun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.
Setelah puas Akupun menyuruhnya duduk di
 lantai sambil Aku membuka kancing celanAku dan Aku turunkan sampai 
lutut terlihatlah CD-ku, Aku tuntun tangannya untuk mengelus penis Aku 
yang sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku. 
Diapun mengelusnya terus mulai memegang penis Aku. Aku turunkan CD-ku 
maka penis Aku langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. 
Diapun kaget sambil melotot melihat penis Aku yang mempunyai ukuran 
lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) Aku 
menyuruhnya untuk melepas kaos yang dia kenakan dan roknya juga seperti 
dipangut dia menurut saja apa yang Aku suruh lAkukan. Dengan 
terburu-buru Aku pun melepas semua baju Aku dan celana Aku kemudian 
karena dia duduk dilantai sedangkan Aku dikursi, Aku tuntun penis Aku ke
 wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Aku suruh untuk membuka mulutnya
 tapi kayaknya dia ragu-ragu.
Setengah memaksa, Aku tarik kepalanya 
akhirnya penisku masuk juga kedalam mulutnya dengan perlahan dia mulai 
menjilati penis Aku, langsung Aku teriak pelan, “Aakkhh…, aakkhh…”, 
sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan penis Aku di dalam mulutnya. 
“aakk…, akk…, nikmat sayyaangg…”. Setelah agak lama akhirnya Aku suruh 
berdiri dan melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit 
gombal akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah 
dia depanku sambil berdiri. Akupun tak mau ketinggalan Aku langsung 
berdiri dan langsung melepas CD-ya. Aku langsung menubruknya sambil 
menjilati wajahnya dan tangan Aku meremas-remas kedua buah dadanya yang 
putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, “Aahh…, aahh…, aahh…, 
aahh”, sewaktu tangan kananku Aku turunkan ke liang kemaluannya dan 
memainkan jari-jariku di sana.
Setelah agak lama baru Aku sadar bahwa 
jari Aku telah basah. Aku pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan Aku 
siapkan penis Aku. Aku genggam penis Aku menuju liang senggamanya dari 
belakang. Aku sodok pelan-pelan tapi tidak maumasuk-masuk Aku sodok lagi
 terus hingga dia pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada 
tembok sambil mendengar dia mendesis, “Aahh…, ssaayaa..,. ssaayaangg…, 
kaammuu…”, Akupun terus menyodok dari belakang. Mungkin karena kering 
penis Aku nggak mau masuk-masuk juga Aku angkat penis Aku lalu Aku 
ludahi tangan Aku banyak-banyak dan Aku oleskan pada kepala penisAku dan
 batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Aku 
genggam penis Aku menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan Aku cari
 dulu lubangnya begitu Aku sentuh lubang kemaluannya dia pun langsung 
mendesis kembali, “Ahh…, aahh…”, Aku tuntun penis Aku menuju lubang 
senggamanya itu tapi Aku rasakan baru masuk kepalanya saja diapun 
langsung menegang tapi Aku sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan
 yang keras Aku sodok kuat-kuat lalu Aku rasa penis Aku seperti menyobek
 sesuatu maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah 
menangis, “Ssaakkiitt…”. Aku rasakan penis Aku sepertinya dijepit oleh 
dia keras sekali hingga kejantanan Aku terasa seperti lecet di dalam 
kewanitaannya. Aku lalu bertahan dalam posisi Aku dan mulai kembali 
menyiuminya sambil berkata “Tahann.. Akung… cuman sebentar kok…”
Aku memegang kembali buah dadanya dari 
belakang sambil Aku remas-remas secara perlahan dan mulut Aku menjilati 
belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yang bisa dijangkau oleh 
mulut Aku agak lama. Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati 
ciuman Aku dibadan dan remasan tangan Aku di buah dadanya, “Ahh…, aahh…,
 ahh…, kamu Akung sama lAkukan?” dia berkata sambil melihat kepada Aku 
dengan wajah yang penuh pengharapan. Aku cuma menganggukkan kepala 
padahal Aku lagi sedang menikmati penis Aku di dalam liang kewanitaannya
 yang sangat nikmat sekali seakan-akan Aku lagi berada di suatu tempat 
yang dinamakan surga. “Enak Akung?”, katAku. Dia cuma mengangguk pelan 
sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, “Aahh…, aahh…” lalu 
Aku mulai bekerja, Aku tarik pelan-pelan penis Aku lalu Aku majukan lagi
 tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis, “Aahh…, ahh…, 
ahhkkhh…” akhirnya ketika Aku rasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan 
lagi Aku pun mengeluar-masukkan penis Aku dengan cepat dia pun semakin 
melenguh menikmati semua yang Aku perbuat pada dirinya sambil 
terus-meremas buah dadanya yang besar itu. Dia teriak “Akua mauu 
keeluuarr…”.
Akupun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”, Aku langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai Aku rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya tapi Aku benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara, “Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh tapi Aku tahan dengan tangan Aku. Aku pegangi pinggulnya dengan kedua tangan Aku sambil Aku kocok penis Aku lebih cepat lagi, “Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan Aku di pinggulnya Aku lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.
Akupun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”, Aku langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai Aku rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya tapi Aku benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara, “Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh tapi Aku tahan dengan tangan Aku. Aku pegangi pinggulnya dengan kedua tangan Aku sambil Aku kocok penis Aku lebih cepat lagi, “Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan Aku di pinggulnya Aku lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.
Dari penis Aku menyemprotlah air mani 
sebanyak-banyaknya, “Ccroott…, croott.., ccrroott…, akkhh…, akkhh…”, Aku
 melihat air mani Aku membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, “Akhh…,
 thanks Akungkuu…”, sambil berjongkok Aku cium pipinya sambil Aku suruh 
jilat lagi penisku. Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu Aku 
bilang pakai pakaian kamu dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan
 memakainya kembali.
Setelah kita berdua selesai Aku mengecup
 bibirnya sambil berkata, “Aku pulang dulu yah sampai besok Akung…!”. 
Dia cuma mengangguk tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin nyesal
 tidak tahu ahh. Aku lihat jam Aku sudah menunjukkan jam 23.35, Aku 
pulang dengan sejuta kenikmatan.
Enaknya Ngentot ABG Tetangga
04:53:00
  Enaknya Ngentot ABG Tetangga
  
 Minggu sore hampir pukul empat. Setelah menonton CD porno sejak pagi
 penisku tak mau diajak kompromi. Si adik kecil ini kepingin segera 
disarungkan ke vagina. Masalahnya, rumah sedang kosong melompong. 
Istriku pulang kampung sejak kemarin sampai dua hari mendatang, karena 
ada kerabat punya hajat menikahkan anaknya. Anak tunggalku ikut ibunya.
Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang ereksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya.
“Wah gawat gawat nih. Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian”, gumamku.
Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak mereda. Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok, penisku kembali berdenyut-denyut. Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja. Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus nancap. “Sekarang minta jatah..”. Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang belum tersentuh.
Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke arah suara. Renny anak tetangga mendekat.
“Selamat sore Om. Tante ada?”
“Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?”
“Wah gimana ya..”
“Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa”, kataku ramah.
ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursi kosong sebelahku.
“Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa bantu”, tuturku sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu.
“Anu Om, Tante janji mau minjemi majalah terbaru..”
“Majalah apa sich?”, tanyaku. Mataku tak lepas dari dadanya yang tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih.
“Apa saja. Pokoknya yang terbaru”.
“Oke silakan masuk dan pilih sendiri”.
Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti.
“Cari sendiri di rak bawah televisi itu”, kataku, kemudian membanting pantat di sofa.
Renny segera jongkok di depan televisi membongkar-bongkar tumpukan majalah di situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju kaosnya. Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh yang mulai berkembang itu.
“Nggak ada Om. Ini lama semua”, katanya menyentak lamunan nakalku.
“Nggg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana”
Selama ini aku tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main ke rumahku. Tetapi sekarang, ketika penisku uring-uringan tiba-tiba baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal. Mataku mengikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamar tidurku. Setan berbisik di telingaku, “inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti berdenyut-denyut. Tapi dia masih kecil dan anak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang penting birahimu terlampiaskan”.
Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan kukunci pelan-pelan.
“Sudah ketemu Ren?” tanyaku.
“Belum Om”, jawabnya tanpa menoleh.
“Mau lihat CD bagus nggak?”
“CD apa Om?”
“Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini.”
Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar.
“Film apa sih Om?”
“Lihat saja. Pokoknya bagus”, kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh curiga.
“Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang bersetubuh.
“Bagus kan?”
“Ini kan film porno Om?!”
“Iya. Kamu suka kan?”
Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha memalingkan pandangannya.
Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku memeluk gadis itu dari belakang.
“Kamu ingin begituan nggak?”, bisikku di telinganya.
“Jangan Om”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang melingkari lehernya.
Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang.
“Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo..”
“Tapi.. tapi.. ah jangan Om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan hendak memberontak.
“Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok. Om sudah pengalaman..”
Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang. Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna hitam.
“Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil. Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi.
Oke Non. Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.
“Ahh..” keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan.
“Enak kan beginian?” tanyaku sambil menatap wajahnya.
“Iii.. iya Om. Tapi..”
“Kamu pengin lebih enak lagi?”
Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah. Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri.
“Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas.
Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk.
“Auw.. sakit Om..” Renny menjerit tertahan.
Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya.. “Ouuu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.
Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot anak itu.
“Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.
“Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?”
“Ouuu enak sekali Om…”
Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.
Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini.
“Gimana? Betul enak seperti kata Om kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks.
“Tapi takut Om..”
“Nggak usah takut. Takut apa sih?”
“Hamil”
Aku ketawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin hamil dong”
Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa meredakan adik kecilku.
“Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai gaya lewat CD”.
“Kalau ketahuan Tante gimana?”
“Ya jangan sampai ketahuan dong”
Beberapa saat kemudian birahiku bangkit lagi. Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak menjerit kesakitan lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan jeritannya. Betapa nikmatnya memerawani ABG tetangga.
Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang ereksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya.
“Wah gawat gawat nih. Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian”, gumamku.
Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak mereda. Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok, penisku kembali berdenyut-denyut. Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja. Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus nancap. “Sekarang minta jatah..”. Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang belum tersentuh.
Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke arah suara. Renny anak tetangga mendekat.
“Selamat sore Om. Tante ada?”
“Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?”
“Wah gimana ya..”
“Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa”, kataku ramah.
ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursi kosong sebelahku.
“Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa bantu”, tuturku sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu.
“Anu Om, Tante janji mau minjemi majalah terbaru..”
“Majalah apa sich?”, tanyaku. Mataku tak lepas dari dadanya yang tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih.
“Apa saja. Pokoknya yang terbaru”.
“Oke silakan masuk dan pilih sendiri”.
Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti.
“Cari sendiri di rak bawah televisi itu”, kataku, kemudian membanting pantat di sofa.
Renny segera jongkok di depan televisi membongkar-bongkar tumpukan majalah di situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju kaosnya. Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh yang mulai berkembang itu.
“Nggak ada Om. Ini lama semua”, katanya menyentak lamunan nakalku.
“Nggg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana”
Selama ini aku tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main ke rumahku. Tetapi sekarang, ketika penisku uring-uringan tiba-tiba baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal. Mataku mengikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamar tidurku. Setan berbisik di telingaku, “inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti berdenyut-denyut. Tapi dia masih kecil dan anak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang penting birahimu terlampiaskan”.
Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan kukunci pelan-pelan.
“Sudah ketemu Ren?” tanyaku.
“Belum Om”, jawabnya tanpa menoleh.
“Mau lihat CD bagus nggak?”
“CD apa Om?”
“Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini.”
Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar.
“Film apa sih Om?”
“Lihat saja. Pokoknya bagus”, kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh curiga.
“Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang bersetubuh.
“Bagus kan?”
“Ini kan film porno Om?!”
“Iya. Kamu suka kan?”
Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha memalingkan pandangannya.
Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku memeluk gadis itu dari belakang.
“Kamu ingin begituan nggak?”, bisikku di telinganya.
“Jangan Om”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang melingkari lehernya.
Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang.
“Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo..”
“Tapi.. tapi.. ah jangan Om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan hendak memberontak.
“Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok. Om sudah pengalaman..”
Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang. Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna hitam.
“Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil. Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi.
Oke Non. Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.
“Ahh..” keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan.
“Enak kan beginian?” tanyaku sambil menatap wajahnya.
“Iii.. iya Om. Tapi..”
“Kamu pengin lebih enak lagi?”
Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah. Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri.
“Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas.
Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk.
“Auw.. sakit Om..” Renny menjerit tertahan.
Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya.. “Ouuu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.
Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot anak itu.
“Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.
“Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?”
“Ouuu enak sekali Om…”
Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.
Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini.
“Gimana? Betul enak seperti kata Om kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks.
“Tapi takut Om..”
“Nggak usah takut. Takut apa sih?”
“Hamil”
Aku ketawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin hamil dong”
Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa meredakan adik kecilku.
“Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai gaya lewat CD”.
“Kalau ketahuan Tante gimana?”
“Ya jangan sampai ketahuan dong”
Beberapa saat kemudian birahiku bangkit lagi. Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak menjerit kesakitan lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan jeritannya. Betapa nikmatnya memerawani ABG tetangga.
Menikmati Kemolekan Tubuh Mbak Eva, Seorang Janda Gersang Seksi
Menikmati Kemolekan Tubuh Mbak Eva, Seorang Janda Gersang Seksi
Kemolekan Tubuh Mbak Eva, Seorang Janda Gersang Seksi
Sebelumnya saya perkenalkan diri 
terlebih dahulu, nama saya Panji (samaran), usia saya saat ini adalah 37
 tahun. Kejadian ini adalah kisah nyata hidup saya yang terjadi 10 tahun
 yang lalu, jadi saat itu usia saya baru sekitar 27 tahun.
Sebelum saya ceritakan pengalaman saya 
dengan Mbak Eva sang janda gersang, perlu saya sampaikan juga bahwa 
(mungkin) saya mengidap suatu kelainan (meskipun mungkin kadarnya masih 
sangat ringan), yaitu saya lebih tertarik dengan wanita yang usianya 
sebaya dengan saya ataupun lebih tua, meskipun saya tidak terlalu 
menolak dengan wanita yang usianya dibawah saya.
Hampir semua (tapi tidak 100 persen), 
pacar-pacar saya ataupun teman-teman kencan saya biasanya memiliki usia 
sebaya ataupun lebih tua. Tetapi istri saya saat ini memang lebih muda 
dari saya 5 tahun.
Saya menyenangi wanita yang lebih tua, 
karena saya merasa kalau bermain cinta dengan mereka, saya merasakan ada
 sensasi tersendiri. Terlebih kalau teman kencan saya seorang janda 
gersang, saya akan semakin menikmati permainan-permainannya dengan baik.
 Saya mempunyai seorang tetangga, sekaligus kawan bermain, tetapi 
usianya 3 tahun dibawah saya, sebut saja namanya Steven (tentunya juga 
nama samaran).
Saya berkawan dan bersahabat dengan dia 
sudah sejak kecil. Hubungan saya dengan Steven sudah seperti kakak 
beradik. Kami saling bermain, saya ke rumahnya ataupun dia yang ke 
rumahku. Makan dan terkadang tidur pun kami sering bersama. Steven ini 
anak tertua dari 4 bersaudara. Ayahnya meninggal dunia ketika dia 
berumur 15 tahun.
Steven ini mempunyai ibu, namanya Eva. 
Meskipun Mbak Eva ini ibu dari teman dekat saya, tetapi saya 
memanggilnya tetap dengan panggilan mbak, bukan tante (saya tidak tahu 
kenapa memanggilnya mbak, mungkin saya ikut-ikutan ibu saya). Karena 
saya sudah terbiasa bergaul dengan keluarga Mbak Eva, maka Mbak Eva 
menganggap saya sudah seperti anaknya sendiri. Sehingga Mbak Eva tidak 
merasa malu untuk bertingkah wajar di hadapanku, terutama sekali dia 
sudah terbiasa berpakaian minim, meskipun saya ada di depannya.
Apabila selesai mandi, dan keluar dari 
kamar mandi, Mbak Eva tanpa malu-malu jalan di hadapan saya hanya dengan
 melilitkan handuk di tubuhnya. Sehingga dengan jelas sekali terlihat 
kemolekan tubuhnya. Warna kulitnya yang kuning bersih, dengan bentuk 
pantat yang bulat dan sintal, serta sepasang lengan yang indah dengan 
bebasnya dapat dipandangi, meskipun saya pada saat itu masih SD ataupun 
SMP, tetapi secara naluri, saya sudah ingin juga melihat kemolekan tubuh
 Mbak Eva.
Hubungan dengan Steven tetap baik, 
meskipun saya sudah pindah rumah (meskipun dalam satu kota) dan meskipun
 saya sudah kuliah ke lain kota, hubungan saya dengan keluarga Mbak Eva 
juga tetap tidak berubah. Kalau saya pulang ke rumah sebulan sekali, 
saya selalu sempatkan main ke rumah Steven.
Setelah kematian suaminya, Mbak Eva 
selama kurang lebih 8 tahun tetap menjanda, dan akhirnya menjadi janda 
gersang. Meskipun sebenarnya banyak laki-laki yang tertarik padanya, 
karena Mbak Eva ini orangnya cantik, seksi, kulitnya kuning, bicaranya 
ramah dan supel. Penampilannya selalu nampak bersih (selalu bermake-up 
setiap saat). Tetapi semuanya ditolak, karena alasan Mbak Eva pada saat 
itu katanya lebih berkonsentrasi untuk dia dalam mengasuh anak-anaknya.
Tetapi setelah 8 tahun janda gersang, 
akhirnya dia menikah dengan seorang duda tua yang meskipun kaya raya 
tetapi sakit-sakitan (Mbak Eva mau menikah dengan dia karena alasan 
ekonomi). Tetapi perkawinan ini hanya bertahan kurang lebih 2 tahun, 
karena suaminya yang baru ini akhirnya juga meninggal.
Setelah saya Dewasa, rasa tertarik saya 
dengan Mbak Eva semakin menggebu. Tubuh yang seksi, pantat yang padat, 
dan betis yang kecil serta indah selalu menjadi sasaran mata saya. 
Terkadang saya sering mencuri pandang dengan Mbak Eva, pada saat ngobrol
 dengan Steven dankebetulan Mbak Eva lewat. Apalagi kalau sedang ngobrol
 dengan Steven dan Mbak Eva ikut, wah rasanya jadi senang sekali. Bahkan
 sering saya sengaja main ke rumah Steven, dimana pada saat Steven tidak
 ada di rumah, sehingga saya dengan leluasa dapat ngobrol berdua dengan 
Mbak Eva.
Meskipun keinginan untuk bercinta dengan
 Mbak Eva selalu menggebu, tetapi saya masih kesulitan untuk mencari 
cara memulainya. Terkadang rasa ragu dan malu selalu menghantui, takut 
kalau nanti Mbak Eva menolak untuk diajak bercinta. Tetapi kalau kemauan
 sudah kuat, segala cara akan ditempuh demi tercapainya keinginan.
Hal ini terjadi secara kebetulan, ketika
 suatu sore MBak Eva minta tolong saya untuk mengantarkan melihat 
komplek perumahan yang baru di pinggiran kota, karena dia bermaksud 
membeli rumah kecil di komplek perumahan tersebut.
Kami berdua berangkat dengan memakai 
mobil saya. Karena lokasinya masih baru dan masih dalam tahap 
pembangunan, sehingga sesampainya di lokasi, suasananya terlihat sepi, 
tidak ada seorang pun di tempat itu. Kami berdua berkeliling-keliling 
dengan berjalan kaki melihat-lihat rumah-rumah yang baru dibangun. Saya 
ajak Mbak Eva masuk ke salah satu rumah yang sedang dibangun, yang 
tentunya masih kosong, kami melihat-lihat ke dalamnya.
Kami berjalan berdampingan, dan setelah 
masuk ke salah satu rumah yang sedang dibangun. Dengan tiba-tiba saya 
dekap pundaknya, saya rekatkan ke dada saya, perasaan saya pada saat itu
 tidak menentu, antara senang, takut kalau-kalau dia marah dan menampar 
saya, dan perasaan birahi yang sudah sangat menggebu.
Tetapi syukur, ternyata dia hanya 
tersenyum memandang saya. Melihat tidak ada penolakan yang berarti, saya
 mulai berani untuk mencium pipinya, lagi-lagi dia hanya tersenyum malu 
sambil pura-pura menjauhkan diri dan sambil berkata, “Ach.. Panji ini 
ada-ada saja..”
Saya berkata, “Mbak Eva marah yaa..?”
Dia hanya menjawab dengan gelengan kepala dan sambil tersenyum terus menundukkan kepala.
Melihat bahasa tubuh yang menunjukkan 
“lampu Hijau”, serangan saya semakin berani. Saya mengejarnya dan 
mendekapnya, dan akhirnya saya berhasil mencium bibirnya yang tipis, 
mungil dan berkilat oleh lipstick yang selalu menghiasi bibirnya. Sambil
 saya bersandar di dinding, saya dekap dengan erat tubuh Mbak Eva.
Saya cium bibirnya, “Uhhmm..” dia bergumam dan balas memeluk dengan erat.
Ternyata tanpa diduga, Mbak Eva membalas
 ciuman saya dengan bergairah. Saya kembali balas ciumannya yang sangat 
bergairah dengan permainan lidah saya. Lidah kami sudah menari-nari. 
Kedua tangan saya sudah mencari sasaran-sasaran yang sensitif. Bukit 
kembarnya yang mungil tapi masih padat dan terlihat seksi menjadi 
sasaran kedua tangan saya.
Kedua bukit kembar ini sudah lama 
kuidam-idamkan untuk menjamahnya. Kami berciuman agak lama. Nafas Mbak 
Eva semakin memburu. Ciuman, saya alihkan dari bibirnya yang mungil 
turun ke lehernya. Dia menengadahkan wajahnya sambil matanya terpejam. 
Menikmati rangsangan kenikmatan yang sudah lama tidak dia rasakan.
“Uchmm.. mm..” mulutnya selalu bergumam, tandanya dia menikmatinya.
Kedua tanganku saya dekapkan ke 
pantatnya yang bulat dan seksi. Sehingga tubuhnya semakin marapat ke 
tubuh saya. Dekapan kedua tangannya ke leher saya semakin diperkuat, 
seiring dengan lenguhan bibirnya yang semakin panjang, “Uuucchmm.. mm.”
Batang kejantanan yang tegang sejak 
berangkat dari rumahnya Mbak Eva, kini ditekan dengan kencang oleh tubuh
 Mbak Eva yang bergoyang-goyang. Rasa nikmat menjalar dari batang 
kejantananku mengalir naik ke ubun-ubun. Ciumanku terus turun setelah 
beberapa lama singgah di lehernya, turun menuruni celah bukit kembarnya.
 Kedua BH-nya yang berwarna merah muda, serasi dengan kulitnya yang 
langsat, semakin menambah indahnya susu Mbak Eva.
Karena tubuh Mbak Eva agak kecil, saya 
agak sedikit berjongkok, agar mampu mencium kedua susunya yang sudah 
mengeras. Kedua tangan saya pergunakan untuk menahan punggungnya yang 
mulai melengkung atas sensasi ciuman saya ke susunya. Deru nafas Mbak 
Eva semakin memburu.
Gesekan tubuhnya ke batang keperkasaan 
saya semakin cepat frekuensinya, dan akhirnya, “Udach acch Panjii.. 
jangan disini, nggak enak kalau nanti ketahuan..” sambil berusaha 
melepaskan tubuhnya dari dekapan saya.
“Sebentar Mmmbbak..!” jawab saya dengan mulut tidak bergeser dari susunya.
“Panji, nanti kita lannjuttkan saja di llain ttemmpat..” suranya terputus-putus karena tersengal oleh nafasnya yang memburu.
“Oke dech Mbak Eva, tapi Mbak Eva harus 
janji dulu, kapan dilanjutkannya dan dimana..?” tanyaku sambil masih 
mendekap dengan erat tubuh Mbak Eva.
“Besok pagi saja di rumahku jam sepuluh. Karena kalau pagi rumahku sepi.”
“Oke dech, besok pagi jam sepuluh saya datang lagi.”
“Yuk kita pulang, anter aku dulu ke rumah, anak nakaall..!” pinta Mbak Eva manja sambil mencubit hidungku.
“Aku antar ke rumah, tapi kasih dulu 
uang muka untuk besok pagi.” sambil mengarahkan ciuman saya ke bibirnya 
sekali lagi sebagai uang muka untuk besok pagi.
Dia belum sempat tersenyum karena bibirnya sudah kukulum dengan mesranya.
Hari mulai gelap dan gerimis mengiringi 
kepulangan kami. Kami berjalan pulang ke rumah Mbak Eva, tetapi suasana 
dalam perjalanan pulang sudah jauh berbeda dengan suasana ketika kami 
berangkat tadi. Karena ketika kami berangkat tadi, perilaku kami sebagai
 seorang tante dengan “keponakannya”, tapi sekarang sudah berubah 
menjadi perjalanan seorang tante dengan “keenakannya”.
Selama perjalanan, Mbak Eva menggoda 
saya, “Waduh.., ternyata selama ini saya salah, saya kirain Panji itu 
orangnya alim, tapi ternyata..”
“Ternyata enak khan..?” goda saya sambil mencubit dagunya yang menggemaskan. Kami berdua tertawa berderai.
“Kalau tahu gitu, mending dari dulu yaa..?” kata Mbak Eva menggoda.
“Iya kalau dari dulu, memek Mbak Eva mungkin tidak karatan ya..?” balasku menggoda.
“Emangnya besi tua..!” jawab Mbak Eva bersungut.
“Bukan besi tua, tapi besi pusaka.” jawab saya.
Selama perjalanan, tangan Mbak Eva tidak
 henti-hentinya selalu meremas tangan saya yang sebelah kiri (sebelah 
kanan untuk pegang setir). Tangan saya baru dilepaskan ketika saya 
pergunakan untuk pindah gigi saja. Selebihnya selalu dipegang dan 
diremas-remas oleh Mbak Eva.
“Mbak.., jangan tanganku aja donk yang diremas-remas..!” pinta saya dengan manja.
“Lha yang mana lagi yang minta diremas..?”
“Ya yang nggak ada tulangnya donk yang diremas.”
“Dasar anak nakal.” Mbak Eva tersenyum, tapi tangannya beralih untuk meremas rudal yang masih tegang belum tersalurkan.
Ternyata Mbak Eva tidak hanya meremas rudal saya saja, melainkan juga menciuminya.
“Mbak.., bebas aja lho Mbak, jangan sungkan-sungkan, anggap aja milik sendiri.” goda saya sambil tersenyum.
“Terus minta diapakan lagi..?” pancing Mbak Eva.
“Yaa.., kalau mau dikulum juga boleh.” jawab saya.
“Emangnya nggak kelihatan orang..?” tanyanya ragu.
“Khan udah malem, lagian hujan, pasti nggak kelihatan.”
Tanpa menunggu jawaban, tangan Mbak Eva 
sudah mulai membuka resluiting celana dan mengeluarkan rudal saya. Saya 
geser kursi saya agak ke belakang, agar Mbak Eva dapat leluasa 
mempermainkan rudal indah milik saya. Dirabanya rudal itu dan 
diciuminya, akhirnya bibirnya yang mungil mengulum dan menjilatinya. 
Terasa mendapat aliran listrik yang menggetarkan ketika lidah Mbak Eva 
menjilati kepala rudal saya.
Dan terasa hangat dan basah ketika 
mulutnya mengulum batang kejantanan saya yang semakin menegang. Dua 
perasaan yang penuh sensasi berganti-ganti saya rasakan. Antara getaran 
karena jilatan lidah dan hangatnya kuluman saling berganti. Kedua kaki 
terasa tegang, dan pantat saya tidak terasa terangkat karena sensasi 
yang ditimbulkan oleh kuluman bibir Mbak Eva yang ternyata sangat ahli
Untuk menghindari konsentrasi yang 
terpecah, terpaksa saya meminggirkan mobil ke jalur lambat, dan 
memberhentikan mobil. Keadaan sangat mendukung, karena pada saat itu 
tepat dengan turunnya hujan, dan lalu lintas kendaraan agak sepi, 
sehingga kami berdua tidak merasa terganggu untuk melanjutkan permainan 
di dalam mobil.
Mbak Eva mengulum kemaluan saya dengan 
semangat. Kepalanya terlihat turun naik-turun naik yang terkadang cepat,
 terkadang lambat. Mulutnya terus bergumam, sebagai tanda bahwa dia juga
 menikmatinya. Kedua tangan saya memegang kepala Mbak Eva naik-turun 
mengikuti gerakannya. Kaki semakin kejang dengan pantat saya yang naik 
turun akibat rasa sensasi yang luar biasa. Untuk mengimbangi 
permainannya, pantat Mbak Eva yang terlihat nungging, saya remas dengan 
tangan kiri, sementara tangan kanan masih membelai susu Mbak Eva, saya 
remas dengan pelan kedua susunya bergantian dengan tangan kanan.
Resluiting rok bawahnya yang ada di 
pantat, mulai saya buka, terlihat CD-nya yang berwarna merah muda. Saya 
masukkan tangan kiri ke dalam CD-nya dan meremas dengan gemas pantatnya 
yang padat berisi. Tangan saya bergerak turun menelusuri celah 
pantatnya, dan sekarang menuju liang kemaluannya. Kemaluannya saya 
sentuh dari belakang, dan terasa sudah sangat basah dan merekah.
Saya belai-belai bibir luar 
kewanitaannya dan akhirnya saya belai-belai klitnya. Merasa klitnya 
tersentuh oleh jari saya, pantat Mbak Eva semakin dinaikkan, dan terasa 
tegang, kuluman ke batang kejantanan saya semakin kencang. Tangan kanan 
saya masih meremas-remas susunya yang semakin tegak. Melihat perpaduan 
antara belaian klitoris, remasan susu dan kuluman rudal, suara kami jadi
 semakin maracau.
Pantat kami semakin naik turun. Erangan 
kenikmatan dan sensasi aliran listrik menjalar ke sekujur tubuh kami. 
Tiba-tiba Mbak Eva melepaskan kulumannya. Dia kembali ke posisi duduk 
dan telentang sambil matanya tetap terpejam oleh kenikmatan yang sudah 
bertahun-tahun tidak dirasakan. Saya tahu maksudnya, bahwa dia minta 
gantian agar kewanitaannya dijilati.
Saya singkapkan roknya, dan Mbak Eva 
dengan tergesa-gesa melepaskan sendiri CD-nya, seakan tidak sabar dan 
tidak ingin ada waktu luang yang terputus. Kedua kakinya sudah 
ditelentangkan, kemaluannya yang mungil dengan bulu-bulu halus dan 
terawat sudah kelihatan merekah. Saya dekatkan mulut saya ke liang 
senggamanya, tetapi saya baru akan menjilati kedua selangkangannya 
terlebih dahulu.
Dia meremas-remas rambut saya. Kedua 
kakinya mengejang-ngejang dan bergerak-gerak tidak terkontrol. Pantatnya
 digerak-gerakkan naik turun. Ini artinya Mbak Eva sudah sangat 
penasaran dan sangat gemas agar kemaluannya ingin dijilati. Dia 
kelihatan penasaran sekali. Saya jilati bibir kemaluannya.
Harumnya yang khas kemaluan wanita 
semakin merangsang saya. Remasan-remasan di kepala saya semakin kuat. 
Akhirnya saya buka bibir kemaluannya, saya jilati klitorisnya. Ketika 
lidah saya menyentuh klitorisnya, nafas lega dan erangan kenikmatan 
keluar dari mulutnya.
“Uuuhh.. uhh.. uughh..!” terus menerus keluar dari mulutnya.
Kepalanya selalu bergoyang-goyang ke 
kanan dan ke kiri. Remasan remasan tangan kirinya sekarang beralih ke 
punggung saya, sedangkan tangan kanannya berusaha mencari batang 
keperkasaan saya dan akhirnya meremas-remas dan mengocoknya. Tangan yang
 lembut dengan kocokan dan remasan yang halus, memijat-mijat batang 
kejantanan saya, memberikan sensasi tersendiri pada rudal kebanggaan 
milik saya.
Lidah saya berputar-putar di 
klitorisnya, usapan-usapan lidah di dinding vagina, terkadang saya 
selingi dengan isapan dan gigitan halus di klitorisnya, membuat dia 
semakin marancu, “Uuugghh.. geellii banggeett..! Uuuff.., ggellii 
bannget..! Uuff ggllii..”
Dan secara tiba-tiba kedua tangannya 
mencakar punggung saya, kedua kakinya menegang, dadanya membusung naik 
diikuti dengan getaran tubuh yang hebat sambil mengerang, “Uuugghhff 
Aaallvii.., uuff aku mmauu kkeelluua.. aarr..”
Nafasnya tersengal dan memburu, tandanya dia sudah sampai di puncak kenikmatan seorang wanita.
“Aaallvii.., kamu belum yaa..? Sini kukulum biar cepet nyampai.” suara Mbak Eva sambil nafasnya masih memburu.
Dia membungkuk di pangkuan saya, saya 
telentang di jok. Dia kembali mengulum batang kejantanan saya. Bibir 
yang manis dan mungil kembali mengocok-ngocok rudal saya. Lidahnya 
dengan lembut menyapu kepala kemaluan saya. Sensasi yang tadi sempat 
terputus, kembali dapat saya rasakan. Kaki saya menegang, pantatku 
terangkat, tangan saya meremas-remas kedua pipinya.
Aliran listrik menjalar dari kepala 
kejantanan saya, naik ke ubun-ubun dan sekujur tubuh. Aliran tersebut 
kembali lagi bersama-sama mengarah ke ujung rudal saya, ke kepala 
kemaluan saya, dan akhirnya keluar bersama-sama dengan cairan putih dan 
kental ke mulut Mbak Eva, ke bibir Mbak Eva, ke hidungnya dan ke 
pipinya, banyak sekali.
Seakan-akan habis sudah cairan yang ada 
di tubuh ini, lemas kedua tubuh kami. Untuk sejenak kami berdua berdiam 
diri, untuk menikmati sensasi kami, untuk mengatur nafas kami dan untuk 
menenangkan emosi kami.
Read more...
Memek Bu Haji Keenakan Dimasuki Kontol Bukan Suaminya
Memek Bu Haji Keenakan Dimasuki Kontol Bukan Suaminya Karena Terdorong Nafsu
Memek Bu Haji Keenakan Dimasuki Kontol Bukan Suaminya
Kisah ini terjalin antara mahasiswa yang
 kuliah universitas swasta dengan pemilik kos2an di mana sang mahasiswa 
tinggal ngekos.Bangunan itu terdiri atas rumah 2 petak sebanyak 5 pintu 
yang masing2 petak terdiri atas 3 ruangan. Di samping rumah2 petak 
tersebut menempel rumah utama yang merupakan tempat pemilik kos2an 
tinggal.
Nama pemilik kos2an adalah Haji Imron. 
Biasa dipanggil oleh tetangga dan mahasiswa dengan sebutan Pak Haji. 
Tempat kos2an dan rumah utama ini di kelilingi oleh pagar besi setinggi 
1,5 meter di bagian depan yang memiliki dua pintu masuk dan pagar tembok
 ditiga sisi lainnya setinggi 3 meter.
Halamannnya dihampari oleh konblok dan 
dihiasi oleh berbagai tanaman, sehingga terlihat sangat rapi, asri, 
anggun, dan sejuk. Kos2an ini hanya diperuntukkan bagi mahasiswa. Di 
sinilah Rizal, mahasiswa di universitas swasta itu tinggal. Sudah 3 
bulan ia tinggal di sini. Rizal adalah mahasiswa asal Cikampek, tetapi 
ia bukanlah asli Cikampek.
Haji Imron memiliki 3 orang anak. Satu 
laki2, dan dua perempuan. Dua anaknya sudah berkeluarga, sedangkan satu 
lagi yang laki2 masih duduk di kleas 2 SMU. Yang paling menarik hati 
Rizal adalah Bu Haji. Walau usianya sudah 43 tahun penampilanya masih 
seperti umur 30-an. Bu Haji selalu ramah pada tetangga maupun mahasiswa2
 yang ngekos di rumahnya. Bodynya bongsor, berkulit kuning langsat, dan 
selalu memakai kerudung.
Bila ia keluar dengan mobil Innova-nya 
ia akan memakai kaca mata hitam sebagai hiasan. Rizal sering mencuri 
pandang mengamati Bu Haji. Pernah Rizal menggoda Bu Haji ketika Rizal 
hendak berangkat ke kampus dengan motor Honda nya sedangkan Bu Haji 
hendak keluar dengan KijangInnova-nya.“Wah, Bu Haji, gayanya seperti 
cewek2 di kampusku aja nih..,”goda Rizal“Iya dong, Zal. Biarpun udah tua
 harus tetap jaga penampilan lho…harus semangat seperti anak2 
muda,”balas Bu Haji sambilmelemparkan senyumnya.
“Iya deh, Bu Haji. Saya setuju 
kok..,”ujar Bu Rizal. “Saya duluan,Bu Haji,”seru Rizal sambil melajukan 
motornya.Setiap Rizal pulang malam, Rizal sering mengamati Bu Haji 
nongkrong sendirian di ruang tengah menonton televisi. Bahkan kadang 
sampai larut malam. Yang paling membuat Rizal kagum sekaligus ngiler 
adalah ketika suatu sore ia bertamu sekaligus hendak membayar uang 
kontrakan bulanan.
Rizal diterima oleh Bu Haji di ruang 
tengah yang sejuk dan asri itu. Bu Haji menemuinya dengan celana pendek 
yang ketat dan kemeja yang longgar. Bu Haji hanya senyum2 saja melihat 
Rizal yang kikuk dan mata Rizal yang kadang2 melirik ke pahanya. Di 
dalam rumahnya Bu Haji memang sering memakai celana pendek dan 
melepaskan kerudungnya.Setelah keluar dari rumah Bu Haji dan sampai di 
kamarnya sendiri, Rizal membayangkan semua yang baru saja dilihatnya.
Paha putih yang gempal dan padat. Sangat
 mulus, pikir Rizal. Dan Rizal yakin di balik kemeja longgar yang 
dipakai Bu Haji terdapat kulit yang putih-mulus dan buah dada yang 
besar. Rizal sering membayangkan bisa menggumuli tubuh Bu Haji yang 
bongsor dan putih mulus itu. Rizaljuga sering membayangkan memek Bu 
Haji, pasti tebal dan empuk gumamnya dalam hati. Tetapi Rizal lalu 
tersenyum masem karena tubunya termasuk agak kurus walaupun ia memiliki 
tinggi 173 cm.
Kalau sudah begitu Rizal akan 
mengusap-usap kontolnya lalu melepaskan pusingnya di kamar mandi.Pak 
Haji Imron termasuk tuan tanah. Ia memiliki beberapa kos2an dan sejumlah
 rumah yang dikontrakkan. Semua tersebar di wilayah Jabodetabek. Ia 
paling sering ke wilayah Depok. Selain mengunjungi anaknya dan rumah 
kos2an yang pengelolaannya diserahkan pada anaknya juga karena di 
sebelah kos2an itu terdapat kolam pancing yang yang cukup ramai 
dikunjungi.
Kolam pancing itu juga dikelola oleh 
anaknya dan menantunya di samping beberapa pembantu. Hampir setiap hari 
Pak Haji Imron pergi ke Depok. Kalau sudah asyik memancing Pak Haji 
Imron bisa menginap sampai 3-4 hari.Suatu sore Rizal berjalan ke samping
 rumah utama yang ditanami beberapa batang pohonjambu Taiwan. Ia 
bermaksud mengambil beberapa buah jambuTaiwan. Pak Haji dan Bu Haji 
memang tidak melarang anak2 kosnya mengambil hasil tanaman yang ada di 
sekitar rumah itu.
Karena kadang2 anak2 kos juga ikut 
membantu mengurusi tanaman2 tersebut. Saat itu beberapa pohon jambu 
sedang berbuah. Buahnya besar2 dan siap dipanen.Pohon2 itu terletak di 
antara tembok pagar dan tembok dinding rumah utama. Ketika ia hendak 
melangkah ke rimbunan pohon jambu, ia melihat daun jendela yang 
menghadap ke pohon2 jambu itu terbuka. Itu merupakan kamar tidur Pak 
Haji dan Bu Haji. Ia seketika ragu. Tetapi di benaknya adalah bahwatadi 
pagi ia melihat Pak Haji dan Bu Haji keluar rumah memakai Suzuki Escudo.
Dan ketika ia terbangun sore ini Suzuki 
Escudo belum ada di halaman. Ia hendak membatalkan niatnya karena takut 
jangan2 ketika ia tertidur tadi Pak Haji dan Bu Haji pulang dan Suzuki 
Escudo mungkin dipinjam seseorang atau salah satu anaknya. Setelah 
beberapa detik, Rizal memutuskan memeriksa perlahan. Ia berjalan di atas
 teras keramik samping yang sempit. Dengan ujung matanya ia mencoba 
meneliti kamar itu. Untunglah…,pikirnya.
Kamar itu kosong.Lalu Rizal pun 
melanjutkan niatnya. Ia mengambil beberapa buah jambu. Ketika ia hendak 
berbalik, Rizal sangat kaget dan pucat. Karena pada saat yang sama ia 
melihat Bu Haji masuk ke dalam kamar. Bu Haji hanya memakai celana 
pendek yang sangat ketat. Dan di atasnya, seluruh kancing kemeja Bu Haji
 belum terpasang sehingga memperlihatkan perut dan pusarnya yang mulus 
dan putih dan juga BH nya yang membungkus dadanya yang besar.
Bu Haji juga kaget dan hampir berteriak.
 Tetapi ketika menyadari bahwa orang yang ada di samping rumah adalah 
Rizal ia hanya kaget sebentar saja. Tangannya bergerak mengatupkan 
kemejanya tanpa memasang kancingnya.“Ah…kirain tadi siapa…Ibu kaget 
setengah mati,”seru Bu Haji dari dalam kamar.
Ia melipat kedua tangan diperutnya 
sehingga kemejanya tidak terbuka.“Maaf Bu Haji…maaf…Maaf Bu Haji…tadi 
saya kira Bu Haji pergi dengan Pak Haji…jadi saya berani ke sini,”Rizal 
berusaha menjelaskan. Ia terlihat kikuk danagak malu2.“Iya sudah…kirain 
siapa..,”kata Bu Haji. Ia tersenyum pada Rizal.“Maaf Bu Haji…,”kata 
Rizal berjalan menunduk. “Permisi Bu Haji…,” kata Rizal permisi dan 
melihat ke Bu Haji sebentar. Bu Haji mengangguk tersenyum. Ketika Rizal 
melihat Bu Haji sebentar, ia sempat melirik ke dada Bu Haji yang tidak 
begitu serius menutupi bagian dadanya.
Sesampai di kamarnya, Rizal malah tidak 
memperdulikan jambu yang baru saja diambilnya.Yang ada dalam pikirannya 
adalah pusar, perut, dan BH Bu Haji. Ia terduduk dalam kasurnya. 
Memandang langit2 kamarnya. Bayangan Bu Haji yang super seksi tadi 
memenuhi angannya. Ia menggerakkan tangannya mengusap-usap kontolnya 
yang seketika menegang keras. Rizal menghempaskan punggunya ke kasur. 
Menarik tangannya dari selangkangannnya.
Ia merenung, jika tadi di belakang Bu 
Haji muncul Pak Haji, maka ia akan kena tegur.Ketika Rizal masih berusa 
menenangkan pikirannya tiba2 handphone-nya berbunyi. Rizal mengambil 
handphone-nya.“Hallo..”jawabnya. Tapi diseberang tidak ada jawaban. 
Panggilan itu terputus. Rizal mengamati nomor “Received Calls” pada 
handphonenya. Nomor yang tidak dikenalnya. Ia meletakkan handphone itu. 
Tetapi ketika teringat dengan seorang cewek yang baru dikenalnya kemarin
 ia meraih lagi handphone tersebut.
Siapa tahu cewek itu, pikir Rizal. Rizal
 memanggil nomor itu.“Hallo…,”panggilnya.“Hallo…emang kamu gak 
kuliah..?”seketika Rizal heran. Ada riak senang dalam hatinya. Suara itu
 adalah suara Bu Haji.“Eh, Bu Haji…eh..nggak Bu Haji…hari ini saya emang
 ga ada jadwal kuliah…,”ujar Rizal dengan suara yang dibuatnya 
sedemikian rupa.“Hhhmm, gimana jambunya? Enak ga?”tanya Bu Haji di 
seberang.
Suaranya terdengar akrab dan manis di 
telinga Rizal“Ah, belum sempat Bu Haji…baru juga mau makan…dari bentuk 
dan warnanya kayaknya enak sih..,”kata Rizal mencoba berakrab-akrab 
ria.“Ntar kalau udah makan bilang ibu iya. Kalau enak Ibu juga mau 
ambil,”“Iya Bu Haji…,”jawab Rizal. Ketikaia merasa Bu Haji hendak 
menutup pembicaraan, Rizal buru-buru bertanya.”Ehh, hhmmm…maaf Bu, Pak 
Haji kemana? Tadi sepertinya saya lihat bareng Bu Haji keluar,”“Tadi 
pagi emang keluar bareng Ibu tapi sebentar aja ke salon.
Trus pulang. Sekarang bapak ke Depok….,”
 kata Bu Haji menjelaskan.“Ohh..iya udah deh bu…maaf tadiya Bu Haji…saya
 tidak tahu..,”ujar Rizal.“Hmmm-hhmm..,”Bu Haji tertawakecil di 
seberang.”Nanti kalau udah dimakan jambunya jangan lupa sms bilang ibu 
ya. SMS aja enak apa nggak..!”“Iya bu..”ujar Rizal. Dan pembicaraan pun 
selesai.Malamnya jam tujuh setelah makan, Rizal mengambil HP-nya.
Ia belum memakan jambunya, tetapi dalam 
hatinya ia akan mengatakan saja bahwa jambu itu enak.“Malam Bu 
Haji…jambunya enak,”begitu is isms Rizal.“Bener enak?”balas sms Bu 
Haji.“Iya Bu. Bener enak”.“Kamu lagi ngapain?”sms Bu Haji.“Gak lagi 
ngapain Bu. Tiduran aja,”balas Rizal sambil heran dgn isi sms Bu 
Haji.“Emang ga keluar? Mahasiswa kan ngapelnya ga cuma malam 
minggu”balas Bu Haji lagi.“Nggak Bu. Lagi pengen di rumahaja.
Maaf, kalau Bu Haji sedang apa?”sms 
Rizal.“Lagi sms an ama kamu..hehe..!”jawab sms Bu Haji. Isi sms ini 
membuat Rizal senang setengah mati. Ia tersenyun-senyum dalam hati. 
Rizal agak bingung untum membalas. Ia tidak tahu hendak mengetik apa. 
Tiba2 sms Bu Haji masuk lagi.“Tadi kamu lihat ibu ya..?”Rizal hampir 
berteriak senang setengah mati membaca sms ini. Ia membaca sms itu 
berulang-ulang.
Ia berpikir sejenak untuk membalas 
apa.“Hhmm, iya bu. Maaf…saya tadi tidak sengaja..,”akhirnya hanya itu 
yang ditulisnya.“Gak sengaja tapi dah lihat ya…?”sms Bu Haji. Rizal jadi
 makin semangat.“Iya bu. Maaf…saya ga ingat lagi kok Bu…tapi…,”balas 
Rizal. Ia sengaja menggantung sms nya untuk membuat Bu Haji yang sering 
diidam-idamkanya jadi penasaran. Tetapi setelah Rizal menunggu 5 menit 
Bu Haji tidak lagi membalas. Ia pun ragu untuk mengirim sms lagi.Ketika 
ia hendak meletakkan HPnya, Bu Haji menelepon. Rizal bersorak dalam 
hati.
“Hallo…,”sahut Rizal dengan suara dibuat
 merdu.“Tapi apa, Zal?”tanya Bu Haji pelan. Suaranya agak 
sengau.“Nnnggg…apa ya…? Rizal menyahut dengan canda.“Apa..ayo 
apa..?”desak Bu Haji dengan nada seperti tertawa.“Hhmm…tapi aku senang 
aja melihatnya…,”akhirnya Rizal memberanikan diri.“Hhhmmm…kamu 
ini…kirain apa tadi…emang kamu lihat apa coba..?”tanya Bu Haji.“Lihat 
sesuatu…nnggg…yang pengennya ga cuma dilihat…,”Rizal makin berani 
menggoda.“Emang pengennya diapain..?”“Susah dibilangin dengan kata-kata 
Bu…hehe…,”Rizal tertawa renyah.
”Susah bilanginnya…tapi kalau tiba2 ada 
di sini…ah..gau taulah…,”Rizal dengan berani menggoda lebih 
jauh.“Heheh….kamu…,”hanya itu ucapan Bu Haji.“Ibu lagi di mana?” Tanya 
Rizal.“Lagi di kamar, kenapa?”Tanya Bu Haji.“Ga…nanya aja kok Bu..!”ujar
 Rizal.“Hhhmm..iya udah iya, Zal,”kata Bu Haji menutup pembicaraan.“Iya 
Bu. Met malam..,”sahut Rizal“Iya..,”balas Bu Haji sambil menutup 
pembicaraan.Dalam kamarnya Rizal tersenyum-senyum senang. Entah kenapa 
nafsu birahinya timbul. Ia tidur2an di kasurnya sambil senyum-senyum 
mengingat semua pembicaraan dengan Bu Haji. Lalu dua jam kemudian sms Bu
 Haji masuk lagi.
“Nonton MetroTV deh…acaranya 
bagus…,”demikian is isms Bu Haji.Rizal yang memang sedang nonton MetroTV
 di kamarnya lagsung membalas dengan semangat.“Iya. Ini juga lagi nonton
 MetroTV kok Bu. Bu Haji belum bobo..?”tanya Rizal dalam sms nya. 
Sengaja ia memilih kata “bobo” untuk membuat suasana jadi 
nyaman.“Belum..kan masih jam 10…,”balas sms Bu Haji.“Masih di kamar?” 
Rizal sengaja menanyakan ini.“Iya…,”jawab Bu Haji“Di tempat tidur..?” 
tanya Rizl“Iya…,”jawab Bu Haji“Hehe..sama dong…,”balas Rizal genit. 
Tetapi Bu Haji tidak lagi membalas.
Sekitar jam 12 malam ketika Rizal 
dilanda kantuk. Bunyi sms masuk ke HP nya.“Udah bobo..?” itu isi sms Bu 
Haji“Belum…Bu Haji belum bobo..?”Rizal membalas“Belum juga…masih 
nonton..,”“Sama dong…”isi sms Rizal. Kembai lagi Bu Haji tidak membalas.
 Tetapi entah kenapa Rizal mengurungkan niatnya tidur. Entah kenapa ia 
yakin Bu Haji akan sms lagi. Tetapi kali ini tidak lagi.Sekitar jam 
setengah satu malam yang ada adalah “missed call” dari Bu Haji. Rizal 
menelepon balik. Tapi tidak telepon tidak diangkat.“Belum tidur..?”Rizal
 coba kirim sms.
Tetapi setelah menunggu sepuluh menit 
tidak ada jawaban,Rizal akhirnya meletakkan HPnya.Dan menghempaskan 
badannya ke kasur. Sekitar jam 02.10 HP nya berbunyi. Di seberang 
terdengar suara Bu Haji yang agak sengau dan manja.“Lagi ngapain, 
Zal..?”tanya Bu Haji.Rizal menjawab dengan segenap keyakinan dan 
keberanian.“Belum bisa tidur Bu. Gara-gara pemandangan tadi siang di 
kamar Bu Haji,”Rizal menahan nafasnya ketika berbicara. Ia pun membuat 
suaranya agak sengau dan lirih.
“Hhhmm…terus..?”sahut Bu Haji“Iya jadi 
susah tidurnya nih…,”Rizal merengek. Lalu Rizal menyambung 
lagi.”Bu…!”“Apa..?jawab Bu Haji“Tapi jangan marah ya Bu…,”ujar Rizal“Gak
 kok..apa..?”tanya Bu Haji.“Hhhhmm..boleh ga saya kesitu 
sekarang…?”tanya Rizal dengan suara dibuat merdu. Dadanya berdegup 
ketika mengucapkan kata-kata itu.“Hhhmm kamu…,”hanya itu ucapan Bu 
Haji.”Udah ya..,”ucap Bu Haji.
Pembicaraan seketika terputus. Rizal 
terdiam. Tetapi hanya berselang dua menit bunyi sms masuk ke 
HPnya.“Pintu samping terbuka…kutunggu..,”demikian isi sms Bu Haji.Rizal 
langsung gembira. Badannya dipenuhi nafsu sex. Ia merasakan kontolnya 
semakin menegang saja. Dengan perlahan ia keluar kamar dan melintasi 
halaman menuju pintu samping.
Ketika sampai di pintu samping dengan 
yakin ia mendorongnya. Pintu itu terbuka. Di dalam cahaya yang remang ia
 melihat bayangan Bu Haji dengan celana pendek dan baju tidur yang 
ketat. Bu Haji menarik tangannya dan menutup pintu.Ketika Bu Haji 
membelakanginya sambil mengunci pintu, Rizal langsung memeluk Bu Haji 
dari belakang. Ia menekan pantat Bu Haji dengan bagian kontolnya yang 
tegang. Kedua tangannya melingkari pinggang Bu Haji.
Rizal dengan liar mendaratkan ciuman2di 
trengkuk Bu Haji. Bu Haji langsung berbalik. Ia melingkarkan tangannya 
di pinggang Rizal dan dengan agresif menarik tubuh Rizal ke tembok. 
Dalam hitungan detik bibir Rizal sudah dilumat oleh Bu Haji. Rizal 
membalas dengan memutar dan memilin lidahnya. Rizal menarik lidah Bu 
Haji dengan lidahnya. Bu Haji membalasnya dengan pagutan dan lumatan 
yang bergelora. Rizal menarik tubuh Bu Haji sehingga kini Rizal yang 
bersandar di tembok ruangan belakang itu. Mereka saling menciumi dan 
menjilati dengan liar.
Mulut Bu Haji tak henti-henti 
mengeluartkan bunyi kecipak ketika mulut Rizal menyedoti lidah dan bibir
 Bu Haji. Bu Haji makin dipenuhi nafsu birahi. Ia makin merapatkan tubuh
 ke dalam pelukan Rizal. Rizal menariknya penuh nafsu dan meremasi 
pantat dan pinggul Bu Haji. Bu Haji melingkarkan satu tangnnya di leher 
Rizal dan satunya lagi merababi leher Rizal.Mulutnya tidak berhenti 
melumatlidah dan mulut Rizal. Bu Haji menggeserkan badannya agak 
kebawah.
Ketika Bu Haji merasakan****** Rizal 
yang tegang telah berada di daerah selangkangannya, ia membuka paha 
sedikit lalu merapatkannya. Rizal membalas dengan menekan kontolnya ke 
arah Bu Haji. Lalu Bu Haji menggesek-gesek ******Rizal dengan memeknya 
yang masih tertutup celana pendek. Rizal membalas dengan sodokan ke 
depan sambil meremasi pantat Bu Haji. Ciuman dan jilatan mereka makin 
penuh nafsu dan semakin liar. Rizal mengulum bibir Bu Haji. Lalu menarik
 bibir Bu Hajidengan sedotan mulutnya.
Ketika bibir Bu Haji terlepas, Rizal 
merangsek ke leher Bu Haji. Bu Haji menengadah sambil bagian 
selangkangannya tetap digesek-gesekkan ke selangkangan Rizal. Rizal 
makin nafsu. Ia menciumi bagian atas dada Bu Haji. Bu Hajimakin 
menengadah…badannya dilengkungkan.“Hhhmmmhhaahh…jangan bikin merah di 
situ yah..,”desah Bu Haji“Mmmhhaahh…,”Rizal hanya mendesah penuh nafsu. 
Ia membuka kancing depan baju tidur Bu Haji. Lalu membenamkanwajahnya di
 dada Bu Haji yang besar.
Rizal menggeser BH Bu Haji ke atas. Lalu
 tangannya meraih buah dada yang besar itu.Ia lalu menciumi dan 
menjilatinya.“Mmmhhoohhh…,”desah Bu Haji. Rizal makin bernafsu mendengar
 desah penuh nafsu Bu Haji. Ia menjilati puting susu Bu Haji lalu 
menyedotinya.“Mmmhhhoohhh…hhhoohh…ooohhh…hhhooohhhh…,”begitu 
desahanpenuh nafsu Bu Haji setiap kali Rizal menyedot puting susu Bu 
Haji dengan keras.
Tubuh Bu Hajimakin melengkung. Ia 
membusungkan dadanya, menekankan buah dadanya ke mulut Rizal. Bu Haji 
melihati mulutRizal menjilati,menciumi, dan mengisap-isap buah dadanya. 
Bu Haji makin keras menggesekkan selangkangannya ke bagian****** Rizal. 
Tangan kirinya mendekap kepala Rizal untuk terus menciumi buah dadanya 
sementara tangan kanannya merabai dada Rizal dan memijat-mijat puting 
susu Rizal yang kecil.Mulut Rizal mengecupi puting susu Bu Haji, 
menyedotinya, lalu menarik-nariknya dengan mulutnya.
“Hhhmmhhoohh…hhoohhh…hhaaahhh…nngggoohh…,”hanya
 desah penuh nafsu itu yang keluar dari mulut Bu 
Haji.“Mmhhhhh…Zal..Zal…,”bisk Bu Haji di telinga Rizal. Rizal terus saja
 menyedot-nyedot susu Bu Haji. Pikiran Rizal sudah dipenuhi nafsu 
sex.“Zal…hhhmm…Zal…ke kamar aja…,”bisik Bu Haji.Rizal mengendorkan 
pelukannya. Bu Haji menarik tubuhnya dari pelukan ketat Rizal. Ia 
bergerak ke saklar.
Klik!!Lalu seluruh ruangan tengah yang 
menuju kamar Bu Haji yang terlihat dari luar kalau lampu menyala 
langsung gelap. Rizal kembali merangkuli tubuh Bu Haji dan menciumi 
bibirnya. Bu Haji membalas dengan tak kalah agresif. Bu Haji meciumi 
Rizal, memeluknya, dan menariknya. Rizal mengikuti gerakan Bu Haji. Bu 
Haji dan Rizal tetap berpelukan dan berciuman ketika meraka melangkah ke
 kamar. Ketika akhirnya sampai di kamar, Bu Haji menarik tubuh Rizal ke 
kasur. Rizal tertarik menindih tubuh Bu Haji.
Kaki Bu Haji terbuka menjuntai di lantai
 sementara tubuhnya rebah di kasur. Rizal menunduk menggumulinya. Ia 
menempatkanbagian kontolnya di selangkangan Bu Haji yang terbuka. Rizal 
bisa merasakan empuknya memek Bu Haji yang masih terbungkus celana 
pendek ketat. Mulutnya menciumi pusar Bu Haji sambil kedua tangannya 
menelanjangi tubuh bagian atas Bu Haji. Bu Haji tak kalah agresifmembuka
 baju Rizal. Ciuman Rizalmakin liar. Mulutnya bergerak ke pinggul Bu 
Haji. Kedua tangannyamembuka celana ketat pendek Bu Haji.
Ia membukanya perlahan-lahan. Bibirnya 
merangsek menciumi bagian celana dalam Bu Haji yang terlihat. Bu Haji 
hanya melihati Rizal. Ketika akhirnya celana pendek itu lepas, 
terlihatlah gundukan memek Bu Haji yang tebal terbungkus celana dalam 
putih.“Mmhhhoooh..,”desah Rizal sambilmengecup permukaan celana dalam 
itu pelan. Lalu ia berdiri membuka celananya. Ia berdiri telanjang bulat
 dengan ****** yang mengacung tegang. Bu Hajimemandangi ****** Rizal.
Rizal berdiri mengocok kontolnya 
sebentar lalu membungkuk membuka celana dalam Bu Haji. Kini tubuh bugil 
Bu Haji terpampang di depanya.Rizal mendekatkan mulutnya ke memek Bu 
Haji yang dipenuhi jembut lebat. “Nnnggghhooohh…,”Rizal mendesah ketika 
mengecup permukaan memek Bu Haji.Bu Haji mengangkangkan pahanya 
lebar-lebar dan mengangkat pantatnya ketika mulut Rizal menyentuh 
permukaan memeknya.
Rizal lalu mendorong tubuh Bu Haji 
perlahan ke tengah tempat tidur.Di tengah2 tempat tidur itu Bu Haji 
telentang pasrah dengan paha terbuka. Ia melihat Rizal mendatangi ke 
tengah tempat tidur dengan ****** yang teracung tegang. Ketika Rizal 
telah memasuki pahanya yang terbuka lebar,Bu Haji melihat Rizal 
mengocok-ngocok kontolnya. Lalu ketika Rizal mulai bergerak menindihnya,
 Bu Haji merasa darahnya mendesir. Ia makin melebarkan pahanya. Ia 
merangkul leher Rizal.
Rizal menindih tubuh Bu Haji dan mencium
 mulutnya. Bu Haji membalasnya dengan mengulum bibr Rizal. Rizal 
mengerakkan pantatnya, dengan kontolnya yang tegang ia mencari memek Bu 
Haji. Akhirnya ujung ****** Rizal merasakan permukaan memek Bu Haji yang
 basah. Ia menekan-nekannya perlahan. Bu Haji membantunya dengan 
menggerakkan pinggulnya. Rizal merasakn ujung kontolnya masuksedikit di 
celah memek Bu Haji.
Bu Haji merapatkan selangkangannya. Lalu
 Rizal menusukkan kontolnya.“Hhhooohh Bu Haji..,’desahnya seraya 
menusukkan kontolnya.“Nnngghhhoohhh sayang…,”desah Bu Haji. Bu Haji 
merasakan ****** Rizal melesak memasuki memeknya yang basah. Bu Haji 
menggerakkan pinggulnya menyambut ****** Rizal yang menusuk lobang 
memeknya. Lalu seketika melingkarkan pahanya di pinggul Rizal.“Hhhooohhh
 sayang….besar sekalikontolmu…,”desah Bu Haji di telinga Rizal. Desahan 
ini membuat Rizal berkobar. Ia menarik kontolnya dan menusukkannya 
dengan cepat kedalam lobang memek Bu Haji.
“Hhhhhooohhh Bu Haji…hhoohhh…”Rizal 
mengerang penuh nafsu.“Hhhoohh sayang..kocok terus…hhoohh..enak sekali 
sayang..hhoohh..,”Bu Ijah mendesah lirih sendu di telunga 
Rizal.“HHoohh…hhoohh….hhoo enak sekali..hhohh..hhoohh…Bu Haji 
sayang…hhoohhh…hhhoohhh…,”Rizal mengerang penuh nafsu. Rizalmenggerakkan
 pantatnya naik-turun. Ia menggenjoti tubuhBu Haji dengan cepat.
Kontolnya keluar masuk dengan cepat dan 
kuat dalam lobang memek Bu Haji. Bu Haji makin mengetatkan 
selangkangannya di pinggul Rizal.“Oooohhh sayang…genjot sayang…hhhoohh 
…entoti terus sayang…hhhooohhh…hhhoohhh..enak sekali tusukan kontolmu 
sayang…hhoohh…entotin yang lama say…ooohhh…sayang…oohhh…,”Bu Haji 
mendesah penuh nafsu.
Rizal merasakan tubuhnya dan tubuh Bu 
Haji hangat. Ia melihat wajah Bu Haji yang redup penuh nafsu. Ia melihat
 wajah Bu Haji bergerak-gerak mengikuti setiaptusukan kontolnya. Ia 
merasakan nikmat yang luar biasa di ujung kontolnya ketika menusuki 
bagian dalam lobang memek Bu Haji. Bu Haji merasakan tusukan-tuskan 
dalam lobang memeknya begitu cepat. Ia melebarkan pahanya dan betisnya 
merangkul pinggul Rizal.Dengan matanya yang sayu Bu Haji melihat pantat 
Rizal naik-turun memompa dan menggenjotinya.
Seiring itu lobang memeknya merasakan 
nikmat yang penuh sensasi ditusuki ****** Rizal. Ia menggerakkan 
tanggannya merangkul pinggang Rizal. Berusaha menguasai dan 
memilikitubuh yang sedang menggumuli dan menggagahinya.“Hhhhoohhh 
sayang… entotin memekku say…ooohhh…terus say..hhhoohh..enak sekali 
sayang…oooohhh….,”Bu Haji makin gelap mata menahan nikmatnya senggama 
itu.“Iya say…hhoohh..iya sayang…,”bisik Rizal penuh birahi di telinga Bu
 Haji. Ia makin merapatkan tubuhnya yang penuh keringat ke tubuh Bu 
Haji.”Iya say..hhhoohh..iya say…enak sekali mengentotimu 
say…hhhoohh..,”erang Rizal lirih. Bu Haji makin dipenuhi birahi nafsu.
Dengan kedua tangan mencengkeram erat 
pinggang Rizal ia menggerakkan pinggulnya makin liar menerima 
tusukan-tusukan****** Rizal dalam lobang 
memeknya.“Hhhhggggg….nnggghhooohhh…nnnggghhhhoohhh…,”Bu Haji makin ketat
 menempelkan memenya ke pangakal ****** Rizal.. Rizal merasakan tubuh Bu
 Haji makin hangat, dan mulai bergoyang liar tidak teratur. Rizal tahu 
Bu Haji sesaat lagi akan mengalami orgasme. Rizal memacu tusukan 
kontolnya makincepat. Ia terus memompa dan menggenjot. Lalu ia merasakan
 pangkal paha Bu Haji makin melebar dan mendesak ke tubuhnya. Tangan Bu 
Haji mencengkeram kuat pinngangnya….
“Hhhhggggghhh…nnggghhhhooohh..Zal…nnggghhhoohhh…oo oohhh…hhhggg..,” desahan sengau penuh nafsu Bu Haji tiba2 tertahan dan seketika Rizalmerasakan lobang memek Bu Hajiberdenyut-denyut cepat, dan seiring itu kontolnya merasakan siraman mani yang hangat dalam lobang memek Bu Haji. “Hhhngghhoohhh..hhhoohhh…ooohh..nnggghhhooohhh…,”B u Haji tak henti2 menjerit keenakan merasakn orgasmenya. Rizal memacu makin kuat dan.“Hhhhnggghhhoohhh…hohohh..ohhhh..,” tak lama berselang Rizalpun menghujamkan kotolnya dalam2 dan kuat dalam memek Bu Haji.
“Hhhhggggghhh…nnggghhhhooohh..Zal…nnggghhhoohhh…oo oohhh…hhhggg..,” desahan sengau penuh nafsu Bu Haji tiba2 tertahan dan seketika Rizalmerasakan lobang memek Bu Hajiberdenyut-denyut cepat, dan seiring itu kontolnya merasakan siraman mani yang hangat dalam lobang memek Bu Haji. “Hhhngghhoohhh..hhhoohhh…ooohh..nnggghhhooohhh…,”B u Haji tak henti2 menjerit keenakan merasakn orgasmenya. Rizal memacu makin kuat dan.“Hhhhnggghhhoohhh…hohohh..ohhhh..,” tak lama berselang Rizalpun menghujamkan kotolnya dalam2 dan kuat dalam memek Bu Haji.
“Hhhaahh..hhhaaahhh…,”desah Rizal 
memuncratkan maninya dalam memek Bu Haji. Kontolnya menyemprotkan mani 
berkali kali.Kontolnya mengangguk-angguk dalam memek Bu Haji. Bu Haji 
merasakan lobang memeknya dipenuhi mani yang hangat. Ia merem-melek 
menikmati ****** Rizal yang berdenyut-denyut dalam lobang memeknya. Bu 
Haji terus merasakan gerakan pinggulnya yang belum berhenti bergerak 
otomatis karena orgsmenya. Ia meraih mulut Rizal dan seperti kehausan 
langsung menciumin dan mengulumnya liar.
Rizal membalas lumatan mulut Bu Haji. 
Matanya merem-melek menahan nikmatnya orgasmenya sambil tak berhenti 
mengulumi bibr Bu Haji.Lalu akhirnya ciuman2 mereka mulai longgar 
seiring makain lemahnya denyutan2 yang mereka rasakan dalam alat 
senggama mereka berdua. Dan akhirnya gerakan2 itu berhenti.
Bu Haji mendenguskan nafas sambil 
merentangkan kedua tangannya lebar2 ke kiri-kanan. Ia memalingkan wajah 
ke samping. Rizal melemaskan tubuhnya di atas tubuh Bu Haji. Wajahnya 
menelungkup di sisi leher Bu Haji.
Read more...
Cerita Skandal: Atasanku Yang Kini Mendesah Dibawah Selangkanganku
Cerita Skandal: Atasanku Yang Kini Mendesah Dibawah Selangkanganku
Cerita Skandal: Atasanku Yang Kini Mendesah Dibawah Selangkanganku
Kehidupan itu ada pasang surutnya, ketika saya sedang jaya, saya mempunyai client yang lumayan banyak untuk ukuran AE pemula di sebuah advertising. Dan dengan ketekunan saya, perusahaan tempat saya bekerja mengalami kemajuan pesat hingga mencapai Top 5 billing di semua stasiun TV. Dan kemudian bencana datang, Perusahaan tersebut bangkrut karena miss management.
Ditengah kesusahan datanglah tawaran 
dari Nancy, junior saya yang telah pindah ke Sange Advertising, dan 
mengenalkan saya dengan Ibu Susan, pemilik perusahaan tersebut. Ibu 
Susan dipertengahan abad usianya, masih mempunyai tubuh yang terawat 
dengan baik, body-nya tidak kalah dengan gadis-gadis yang masih muda 
yang menjadi anak buahnya di Sange Advertising.
Karena prestasi kerja saya yang baik, 
kami sering mengadakan meeting after hours, dan progress kerja saya yang
 baik, membuat kami cukup akrab..tapi pada suatu malam ada kejadian yang
 benar-benar mengubah hidup saya! Begini cerita skandal nya..
Suatu malam, ketika karyawan lain telah 
pulang, Saya tengah memaparkan pendekatan saya terhadap satu perusahaan 
rokok terkemuka, dan kemudian tiba-tiba Ibu Susan berkata,
“Waduh, kog punggungku gatal ya?”
Saya masih berusaha menahan diri untuk tidak terlalu cepat menolongnya, takut nanti dianggap kurang ajar!
Semakin lama gatalnya sepertinya semakin bertambah,
“Tolong Dik Uki, bisa garuki punggung Ibu?”
Saya mengangguk dan berusaha membuang 
pikiran kotor saya, yang ingin sekali rasanya mengetahui lebih dalam 
bentuk tubuh boss yang cantik dan keturunan bangsawan ini..
Saya garuk pelan-pelan, tapi lebih tepatnya hanya mengusap-usap punggungnya saja, takut kalau Ibu Susan kesakitan.
“Dik Uki, agak keras dikit, masih gatal lho Dik”, pinta Ibu Susan.
Dan saya agak sedikit memantapkan tangan saya dipungungnya.
“Dik Uki, masih belum terasa, sebentar saya buka dulu blazer saya.”
Dia langsung membuka blazernya, sehingga
 tinggalblouse-nya yang putih dan transparan. Waduh semakin tidak tahan 
nih saya, karena kulit tengkuknya yang mulus dengan sedikit rambut 
lembut yang tergerai di tengkuknya (Dia kalau ke kantor selalu rambutnya
 disanggul di atas), semakin menambah feminin, dan semakin membikin saya
 langsung terangsang. cerita skandal.
Saya menggaruknya tetap tidak mau keras 
dan masih cenderung mengusap atau membelai punggungnya, karena saya 
menikmati kehalusan kulit seorang bangsawan yang berada dibalik bajunya 
yang tipis. Saya usap seluruh punggungnya dengan pelan, ke atas dan ke 
bawah, ke kiri dan ke kanan, terkadang tangan saya, saya telusupkan di 
bawah ketiaknya, untuk menggapai payudara yang di depan.
Dia menengadahkan kepalanya, dan menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sambil suaranya mendesah,
“Uuhh enak Dik Uki.. enaakk..uuhh..”
Mendengar desahannya yang merangsang, rudalku langsung tegak bak tugu Monas.
Sekujur tubuhku mulai menggigil dan 
seperti dialiri setrum listrik yang halus merambat di sekujur tubuh dan 
terpusat di kemaluanku. Tenggorokanku terasa kering, dan susah bicara, 
karena nafsuku yang langsung menggebu.
Baru kali ini saya bisa menikmati tubuh 
seorang bangsawan yang bersih, terhormat dan sangat terjaga dari tangan 
laki-laki lain, selain suaminya. cerita skandal.
Karena Dia duduk membelakangiku yang 
berdiri sambil memijit-mijit punggungnya, batang kemaluanku langsung 
kutempelkan di punggungnya yang lembut seperti sutera. Kugesek-gesekkan 
batang kemaluanku ke punggungnya dengan pelan. Dan Dia berkali-kali 
melenguh,
“Uughh, enachh Dik, enaak, terus Dik.”
Dia membimbing tanganku untuk mengusap 
dua gunung kembar yang kencang dan kenyal. Kuusap payudaranya dengan 
lembut, kucium tengkuknya dengan lembut, dan kugesekkan batang 
kemaluanku ke pungungnya dengan lembut. cerita skandal.
Aku sangat tahu, kalau melayani tipe wanita seperti Dia ini harus dengan lembut dan dengan menggunakan perasaan.
Kucium tengkuknya dengan lembut, Dia 
sekali lagi menengadahkan kepalanya ke atas, matanya sambil terpejam, 
dan bibirnya yang tipis terbuka sedikit, dan mulutnya hanya bergumam, 
“Emm.” Aku tahu itu artinya dia sangat menikmati.
Tanganku, kuusapkan dengan lembut di 
sekeliling payudaranya, dan kulingkari masing-masing payudaranya dengan 
kedua tanganku, sengaja aku tidak sentuhkan tanganku ke pentilnya, untuk
 memberikan sensasi yang sangat halus dan perlahan. cerita skandal.
Beberapa kali tanganku mengitari 
sekeliling payudaranya, kemudian perlahan-lahan tanganku kutarik untuk 
mengusap pipinya. Kutengadahkan wajahnya, dan kucium keningnya dengat 
lembut sekali. Aku bisa rasakan kelembutan nafasnya di wajahku, bibirnya
 yang tipis masih mengeluarkan gumaman yang lembut,
“Dik Uki.. emm.. eemm..”
Dengan perlahan aku membalikkan badan 
Dia ke arahku, dengan cara memutar kursinya, dan saya membimbing dia 
untuk berdiri dengan perlahan, kini aku dan Dia sudah berhadapan, 
sama-sama berdiri, dadaku menempel ke dadanya, dan aku bisa merasakan 
kekenyalan susunya, dan saya membayangkan betapa indahnya bukit 
kembarnya.
Tanganku kudekapkan ke pinggangnya, dan 
telapak tanganku kuusapkan ke pantatnya yang juga sangat indah dan 
kencang. Tangannya memegang pundakku dengan lembut, kepalanya sudah 
menengadah ke atas, dan tatapan matanya.. waduh, jernih dan indah 
menatap mataku tanpa berkedip. Kusentuh bibirnya dengan lembut, 
kuusapkan perlahan bibirku ke bibirnya.
Dia memberikan reaksi dengan 
mengencangkan dekapannya ke pundakku dan dadanya ditempelkan lekat ke 
dadaku, tanganku kudekapkan semakin erat ke pantatnya dan agak kutarik 
ke atas pantatnya, sehingga kakinya agak diangkat ke atas. Waduh 
ciumannya sangat lembut, perlahan-lahan kuusapkan lidahku ke lidahnya, 
dia memberikan reaksi yang sama, menyapukan lidahnya ke seluruh mulutku.
 Tanganku mulai mengusap-usap punggungnya naik turun dengan lembut. Aku 
menikmati sekali kehalusan kulit punggungnya. cerita skandal.
Setelah aku puas menciumi bibir, wajah 
dan pipinya, ciumanku perlahan-lahan kuarahkan ke lehernya. Dia 
menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, matanya masih 
terpejam menikmati, nafasnya agak memburu, dan mulutnya masih bergumam,
“Mmm.. uhh..”
Ciumanku mulai bergeser ke bawah, ke 
belahan dadanya. Kancing blousenya yang di depan dengan mudah kubuka 
satu persatu, sehingga tersingkap sudah BH hitam yang menyangga dua buah
 payudaranya yang padat, bulat, kenyal, bersih dan ranum. Kuciumi 
lehernya dengan sangat lembut, ke pundaknya, bergesar turun ke sebelah 
atas payudara yang tidak ditutup BH. Dia semakin menengadahkan 
kepalanya, punggungnya juga semakin melengkung ke belakang, kedua 
tangannya memegang kepala saya dan sedikit meremas rambut saya, tandanya
 semakin menikmati gaya permainanku. cerita skandal.
Kedua tanganku memegangi dibawah kedua 
ketiaknya, biar Dia tidak terjerembab ke belakang, tapi bibirku masih 
mengusap daerah leher dan di atas payudara.
Aku sengaja memperlama untuk menyentuh payudaranya, apalagi pentilnya.
“Diik..Ukii.. uugghh.. sstt”, sambil mulutnya berdesis kenikmatan.
Blousenya yang masih menempel di 
pundaknya perlahan-lahan kulepaskan, sehingga pemandangan kemulusan dan 
kemolekan tubuh Dia terpampang jelas di hadapanku, dan terkena sinar 
lampu down light kekuningan yang berada di langit-langit tepat di atas 
kami berdua, menambah romantisnya suasana malam itu yang tidak akan 
pernah kulupakan. Sekali lagi tanganku kugunakan meremas sebelah pinggir
 dari payudaranya, dan tampak bahwa payudaranya sudah mulai 
mengeras. cerita skandal.
Tanganku mengusap punggungnya dengan 
perlahan sambil membuka tali BH yang ada di punggungnya. “Click” sekali 
jentik langsung terbuka pengait BH-nya. Dengan pelan kuturunkan tali BH 
yang ada di pundaknya, akhirnya BH-nya kulepas.
Woow, terlihat pemandangan indah sekali,
 dua gunung kembar yang kuning dan bersih dengan puncaknya yang kecil 
yang sudah berdiri tegak. Aku sudah sangat terangsang tapi aku tidak 
boleh gegabah. Kuusap payudaranya dari sebelah bawah dengan tangan 
kananku, tangan kiriku masih mendekap punggungnya untuk menjaga agar Dia
 tidak terjatuh, dan kucium payudaranya, berkeliling mengitari 
pentilnya, dan tangan kananku masih mengusap-usap sebelah luar payudara,
 tapi dengan gaya agak memeras. Kedua tangan Dia memegang erat pundakku 
tanda sudah semakin gemes, untuk dicium pentilnya. cerita skandal.
Karena aku sudah merasa waktunya tepat, maka dengan lembut kukulum pentilnya.
Dan reaksinya,
“Aaaughh, uuhh..ss.. uuhh”,
Dia melenguh-lenguh dan mendesis-desis keenakan, seakan-akan yang dinantikannya telah tiba.
Meskipun kondisinya sangat terangsang, 
tapi lenguhan itu tetap lembut dan terdengar lirih. Kukulum pentilnya, 
kugesek-gesek pentilnya dengan lidahku, dan kugigit lembut pentilnya, 
tanganku tetap meremas-remas lembut payudaranya.
Setelah aku puas mempermainkan pentilnya
 kiri dan kanan bergantian, kulepaskan bibirku dari susunya, dan 
kugeserkan mulutku ke bawah ke seputar perutnya yang datar dan 
mengeluarkan aroma parfum yang lembut dan semerbak. cerita skandal.
Ketika mulutku terlepas dari susunya, 
Dia kelihatan menghela napas lega dan baru bisa bernafas dengan tenang. 
Aku menciumi perutnya dengan agak sedikit jongkok. Kucium pusarnya, dan 
kujilati pusarnya dengan lidahku. Dia menggelinjang kegelian. Karena 
terlalu lama berdiri atau karena sudah sangat terangsang,
Dia sudah tidak kuat berdiri dan dia 
bergeser ke belakang duduk di meja kerjanya. Aku berdiri dengan kedua 
lututku dan aku tetap jilati pusarnya dan perutnya. Dia menggelinjang 
kegelian, dan mengusap-usap rambut kepalaku dengan tidak beraturan, 
terkadang meremas, menjambak dan mengusap rambutku. Sehingga rambutku 
sangat kacau.
Puas dengan permainan perut, Dia 
kurebahkan di meja kerjanya. Untungya meja kerja Dia cukup besar. 
Kupelorotkan rok bawahannya, sekaligus dengan CD-nya. Sekarang tampak di
 hadapanku seorang putri yang kuning, bersih, dengan kaki dan betis yang
 aduhai indah, terbujur pasrah di hadapanku. cerita skandal.
Kunikmati tubuh Dia sebentar, karena 
selama ini aku hanya bisa membayangkan keindahan tubuhnya, tanpa 
berharap untuk dapat memandangnya. Tapi ternyata malam ini apa yang 
kudapatkan jauh dari yang kubayangkan. Seorang wanita dengan tubuh 
montok dan kuning mulus, dengan kaki dan betis ramping. Dua buah dada 
yang tidak terlalu besar, tapi bulat, padat dan kencang, sehingga cocok 
dengan kesan payudara seorang putri. Bentuk lengan dan bahu yang padat 
bulat dan berisi.
Dia telentang di atas meja di hadapanku,
 aku masih berdiri. Aku mencium pipinya sekali lagi dengan lembut, 
kuusap payudaranya dengan lembut. Kedua tangan Dia merangkul leherku 
dengan erat. Kedua kakinya bergerak-gerak dengan halus pertanda sangat 
terangsang. Perlahan-lahan tanganku kugerakan dari susunya turun ke 
perutnya. Kuusap sebentar perutnya dan bergerak turun ke bawah mengusap 
pahanya. Paha yang selama ini hanya bisa kupandang. Aku usap pahanya 
naik turun dengan tetap mulut kami masih saling memagut. cerita skandal.
Erangan-erangan kecil keluar dari mulut Dia,
“Ugh.. ugh.. emm.. emm..”
Tanganku bergerak dari sekitar pahanya terus mengusap sekitar bibir kemaluannya.
Dengan perlahan kedua kaki Dia 
mengembang, memberi kesempatan tanganku untuk mengelus kemaluannya. 
Tetapi kemaluannya belum kuelus, hanya kedua selangkangan saja yang aku 
belai dengan kedua jari telunjuk dan jari manis bersama-sama. Kuelus 
selangkangannya naik turun, dan Dia menambah kecepatan gerakan kakinya.
Dengan pelan Dia mengangkat pantatnya, 
sehingga kemaluannya juga ikut naik. Aku tahu ini pertanda agar aku 
dapat segera mengelus kemaluannya. Kuusap pelan dan dengan jarak 
sentuhan yang kubuat serenggang mungkin antara bibir kemaluannya dan 
telapak tanganku, membuat gelinjang Dia menaikkan kemaluannya untuk 
menyentuh tanganku semakin tinggi. cerita skandal.
Kubelai rambut kemaluannya yang lembut, 
tipis dan tertata rapi. Setelah puas memainkan sekitar kemaluannya, dan 
liang kemaluan Dia sudah semakin terbuka dan semakin basah. Kusentuh 
klitorisnya dengan sedikit ujung dari jari tengahku dengan lembut dan.. 
“Uuhhgh”, lenguhan Susan kenikmatan.
Gerakan kakinya sudah semakin tidak teratur. Tiba-tiba tanganku dijepit dengan kedua pahanya.
“Diik Ukii.. aakkuu.. nggakk.. taahh..”
Kemudian tangannya menarik punggungku 
sebagai bertanda agar aku segera menaiki tubuhnya. Kutarik kedua kakinya
 ke arah pinggir meja, sehingga kedua kakinya terjuntai, kemudian Dia 
membuka kedua selangkangannya dengan tidak sabar. Aku sempat memandangi 
kemaluannya, dan seakan liang kemaluannya merah seperti bibir gadis yang
 memakai lipstik yang sedang merengek. cerita skandal.
Kugesekkan batang kemaluanku pelan-pelan ke bibir kemaluannya, dan Dia mengerang lagi,
“Uugghh.. uughhg..”
Kumasukkan dengan pelan batang 
kemaluanku ke liang kemaluannya. Belum sampai habis masuk semua, kutarik
 kembali dan kumasukkan kembali. Dengan gesekan-gesekan yang pelan 
tersebut membuat erangan Dia semakin tidak beraturan. cerita skandal.
Untuk melayani tipe seperti Dia ini, 
kugunakan gaya gesekan 5:1, artinya lima kali keluar masuk setengah 
batang kemaluan, baru sekali masuk seluruh batang kemaluan. Dan pada 
saat masuk yang seluruh batang kemaluan, erangan
Dia semakin hebat. Dengan gaya lembut dan 5:1 ini kami bisa saling menikmati.
“Uuugghh.. acchh.. Diikk.. Ukii.. ucchh.. sstt.. uhh..”
Erangan erangan yang tidak beraturan tetapi artinya hanya satu yaitu Enak.
Sambil kugenjot pelan batang kemaluanku,
 kedua tanganku dengan leluasa meremas kedua susunya, yang 
bergerak-gerak naik turun tergantung sodokanku.
Kadang-kadang tanganku mengusap wajah dan pipinya, kadang-kadang mengusap perutnya.
Setelah cukup lama aku melakukan 
genjotan 5:1, tiba tiba kedua paha Ibu Susan diangkat dan dililitkan ke 
pinggangku. Kedua tangannya mendekap diriku, mulutnya sedikit menganga 
dan mendesis.. cerita skandal.
“Diikk..Uuu..Ki.. saa..yaa saampaaii.. uuhhff.”
Kupegangi pinggangnya untuk menekan 
liang kemaluannya ke batang kemaluanku. Setelah Dia selesai mengejang 
dan nafasnya tersengal-sengal, aku mulai lagi dengan genjotan, tetap 
dengan gaya 5:1.
Dia melenguh, “Uuff.. uff.. uuff.. Dik Uki beluumm yaa. Ayo donk.. uff.. uff jangan ditahaan.. uuff.. ugh..”
“Sebentar Bu!” kataku.
“Dik.. uhff, ceepetan dikit.. Dik.. ughf.. uhfgg.. aa.. ku mau uhgf uff uff.. keeluar.. laa.. ggii..”
“Sebentar Bu, aku juga sudah.. mma.. uu.. saammpai..”
Tiba-tiba ada aliran listrik menjalar 
dari ubun-ubun turun ke arah kemaluanku dan semakin-lama semakin 
mengencang. Batang kemaluanku seakan balon yang ditiup dan mau 
pecah. cerita skandal.
“Aachghh.. accghh.. Buu.. Sussann.. aku mmau keluarr..”
Dia memegang erat tubuhku dan
“Crret.. crrett..” keluar semua cairan yang ada di seluruh tubuhku dan “Aaachh..”
Kami berdua terkulai lemas dengan badan penuh keringat dan nafas terengah-engah.
“Dik Uki, makasih ya Dik, kamu telah memberi saluran yang selama ini tersumbat.”
Aku sangat puas malam itu, karena aku 
tidak dapat membayangkan, ternyata aku bisa menikmati tubuh seorang 
wanita terhormat, yang selama ini orang luar sangat menghormatinya, tapi
 ternyata malam ini dia begitu pasrah menyerahkan tubuhnya kepadaku.
Jam telah menujukkan pukul 22.00 ketika 
permainan kami usai, dan kami berdua segera masuk ke toilet untuk 
membersihkan dan merapikan badan kami masing-masing. cerita skandal.
Dan sebelum pulang aku mendapat tugas 
baru dari Dia, yaitu membantu membersihkan cairan yang membasahi meja 
kerja Dia, dan membantu merapikannya. Sambil merapikan mejanya aku 
berbisik ke telinga Dia,
“Bu meja ini dirapikan ya.. karena besok malam mau dipakai lagi”,
Dia hanya tersenyum dan mencubit mesra 
lenganku. Hal tersebut kuulangi setiap ada kesempatan, baik di kantor 
ataupun di hotel, tapi rahasia tersebut tidak terbongkar dan kami saling
 menjaga rahasia.
Dan kalau pagi hari, Dia kembali 
memerankan perannya sebagai atasan yang berwibawa, profesional, tetapi 
kalau malam, melenguh-lenguh dan menggelinjang-gelinjang di bawah 
selangkanganku.
Read more...
Cerita Seks: Bercinta Dengan Ibu Muda Selagi Menunggu Anaknya Selesai Les
Cerita Seks: Bercinta Dengan Ibu Muda Selagi Menunggu Anaknya Selesai Les
Pada suatu siang sekitar jam 12-an aku berada di sebuah toko buku 
Gr***dia di Gatot Subroto untuk membeli majalah edisi khusus, yang 
katanya sih edisi terbatas. Hari itu aku mengenakan kaos t-shirt putih 
dan celana katun abu-abu.
Sebenarnya potongan badanku sih biasa 
saja, tinggi 170 cm berat 63 kg, badan cukup tegap, rambut cepak. 
Wajahku biasa saja, bahkan cenderung terkesan sangar. Agak kotak, hidung
 biasa, tidak mancung dan tidak pesek, mataku agak kecil selalu menatap 
dengan tajam, alisku tebal dan jidatku cukup pas deh. Jadi tidak ada 
yang istimewa denganku. cerita seks.
Saat itu keadaan di toko buku tersebut 
tidak terlalu ramai, meskipun saat itu adalah jam makan siang, hanya ada
 sekitar 7-8 orang. Aku segera mendatangi rak bagian majalah. Nah, 
ketika aku hendak mengambil majalah tersebut ada tangan yang juga hendak
 mengambil majalah tersebut. Kami sempat saling merebut sesaat 
(sepersekian detik) dan kemudian saling melepaskan pegangan pada majalah
 tersebut hingga majalah tersebut jatuh ke lantai.
“Maaf..” kataku sambil memungut majalah 
tersebut dan memberikannya kepada orang tersebut yang ternyata adalah 
seorang wanita yang berumur sekitar 37 tahun (dan ternyata tebakanku 
salah, yang benar 36 tahun), berwajah bulat, bermata tajam (bahkan agak 
berani), tingginya sama denganku (memakai sepatu hak tinggi), dan 
dadanya cukup membusung. “Busyet! molek juga nih ibu-ibu”, pikirku.
“Nggak pa-pa kok, nyari majalah xxx juga
 yah.. saya sudah mencari ke mana-mana tapi nggak dapet”, katanya sambil
 tersenyum manis.
“Yah, edisi ini katanya sih terbatas Mbak..”
“Kamu suka juga fotografi yah?”
“Nggak kok, cuma buat koleksi aja kok..”
Lalu kami berbicara banyak tentang fotografi sampai akhirnya, “Mah, Mamah.. Ira sudah dapet komiknya, beli dua ya Mah”, potong seorang gadis cilik masih berseragam SD.
“Sudah dapet Ra.. oh ya maaf ya Dik, Mbak duluan”, katanya sambil menggandeng anaknya.
Ya sudah, nggak dapat majalah ya nggak pa-pa, aku lihat-lihat buku terbitan yang baru saja.
“Yah, edisi ini katanya sih terbatas Mbak..”
“Kamu suka juga fotografi yah?”
“Nggak kok, cuma buat koleksi aja kok..”
Lalu kami berbicara banyak tentang fotografi sampai akhirnya, “Mah, Mamah.. Ira sudah dapet komiknya, beli dua ya Mah”, potong seorang gadis cilik masih berseragam SD.
“Sudah dapet Ra.. oh ya maaf ya Dik, Mbak duluan”, katanya sambil menggandeng anaknya.
Ya sudah, nggak dapat majalah ya nggak pa-pa, aku lihat-lihat buku terbitan yang baru saja.
Sekitar setengah jam kemudian ada yang menegurku.
“Hi, asyik amat baca bukunya”, tegur suara wanita yang halus dan ternyata yang menegurku adalah wanita yang tadi pergi bersama anaknya. Rupanya dia balik lagi, nggak bawa anaknya.
“Ada yang kelupaan Mbak?”
“Oh tidak.”
“Putrinya mana, Mbak?
“Les piano di daerah Tebet”
“Nggak dianter?
“Oh, supir yang nganter.”
“Hi, asyik amat baca bukunya”, tegur suara wanita yang halus dan ternyata yang menegurku adalah wanita yang tadi pergi bersama anaknya. Rupanya dia balik lagi, nggak bawa anaknya.
“Ada yang kelupaan Mbak?”
“Oh tidak.”
“Putrinya mana, Mbak?
“Les piano di daerah Tebet”
“Nggak dianter?
“Oh, supir yang nganter.”
Kemudian kami terlibat pembicaraan 
tentang fotografi, cukup lama kami berbicara sampai kaki ini pegal dan 
mulut pun jadi haus. Akhirnya Mbak yang bernama Maya tersebut mengajakku
 makan fast food di lantai bawah. Aku duduk di dekat jendela dan Mbak 
Maya duduk di sampingku. Harum parfum dan tubuhnnya membuatku konak. Dan
 aku merasa, semakin lama dia semakin mendekatkan badannya padaku, aku 
juga merasakan tubuhnya sangat hangat. cerita seks.
Busyet dah, lengan kananku selalu 
bergesekan dengan lengan kirinya, tidak keras dan kasar tapi sehalus 
mungkin. Kemudian, kutempelkan paha kananku pada paha kirinya, terus 
kunaik-turunkan tumitku sehingga pahaku menggesek-gesek dengan perlahan 
paha kirinya. Terlihat dia beberapa kali menelan ludah dan 
menggaruk-garukkan tangannya ke rambutnya. Wah dia udah kena nih, 
pikirku. Akhirnya dia mengajakku pergi meninggalkan restoran 
tersebut. cerita seks.
“Ke mana?” tanyaku.
“Terserah kamu saja”, balasnya mesra.
“Kamu tahu nggak tempat yang privat yang enak buat ngobrol”, kataku memberanikan diri, terus terang aja nih, maksudku sih motel.
“Aku tahu tempat yang privat dan enak buat ngobrol”, katanya sambil tersenyum.
“Terserah kamu saja”, balasnya mesra.
“Kamu tahu nggak tempat yang privat yang enak buat ngobrol”, kataku memberanikan diri, terus terang aja nih, maksudku sih motel.
“Aku tahu tempat yang privat dan enak buat ngobrol”, katanya sambil tersenyum.
Kami menggunakan taksi, dan di dalam 
taksi itu kami hanya berdiam diri lalu kuberanikan untuk meremas-remas 
jemarinya dan dia pun membalasnya dengan cukup hot. Sambil meremas-remas
 kutaruh tanganku di atas pahanya, dan kugesek-gesekkan. Hawa tubuh kami
 meningkat dengan tajam, aku tidak tahu apakah karena AC di taksi itu 
sangat buruk apa nafsu kami sudah sangat tinggi. cerita seks.
Kami tiba di sebuah motel di kawasan 
kota dan langsung memesan kamar standart. Kami masuk lift diantar oleh 
seorang room boy, dan di dalam lift tersebut aku memilih berdiri di 
belakang Mbak Maya yang berdiri sejajar dengan sang room boy. 
Kugesek-gesekan dengan perlahan burungku ke pantat Mbak Maya, Mbak Maya 
pun memberi respon dengan menggoyang-goyangkan pantatnya berlawanan arah
 dengan gesekanku.
Ketika room boy meninggalkan kami di 
kamar, langsung kepeluk Mbak Maya dari belakang, kuremas-remas dadanya 
yang membusung dan kucium tengkuknya. “Mmhh.. kamu nakal sekali deh dari
 tadi.. hhm, aku sudah tidak tahan nih”, sambil dengan cepat dia membuka
 bajunya dan dilanjutkan dengan membuka roknya. Ketika tangannya mencari
 reitsleting roknya, masih sempat-sempatnya tangannya meremas 
batanganku. cerita seks.
Dia segera membalikkan tubuhnya, 
payudaranya yang berada di balik BH-nya telah membusung. “Buka dong 
bajumu”, pintanya dengan penuh kemesraan. Dengan cepat kutarik kaosku ke
 atas, dan celanaku ke bawah. Dia sempat terbelalak ketika melihat 
batang kemaluanku yang sudah keluar dari CD-ku. Kepala batangku cuma 1/2
 cm dari pusar. Aku sih tidak mau ambil pusing, segera kucium bibirnya 
yang tipis dan kulumat, segera terjadi pertempuran lidah yang cukup 
dahsyat sampai nafasku ngos-ngosan dibuatnya. cerita seks.
Sambil berciuman, kutarik kedua cup 
BH-nya ke atas (ini adalah cara paling gampang membuka BH, tidak perlu 
mencari kaitannya). Dan bleggh.., payudaranya sangat besar dan bulat, 
dengan puting yang kecil warnanya coklat dan terlihat urat-uratnya 
kebiruan. Tangan kananku segera memilin puting sebelah kiri dan tangan 
kiriku sibuk menurunkan CD-nya. cerita seks.
Ketika CD-nya sudah mendekati lutut 
segera kuaktifkan jempol kaki kananku untuk menurunkan CD yang 
menggantung dekat lututnya, dan bibirku terus turun melalui lehernya 
yang cukup jenjang. Nafas Mbak Maya semakin mendengus-dengus dan kedua 
tangannya meremas-remas buah pantatku dan kadang-kadang 
memencetnya. cerita seks.
Akhirnya mulutku sampai juga ke buah 
semangkanya. Gila, besar sekali.. ampun deh, kurasa BH-nya diimpor 
secara khusus kali. Kudorong tubuhnya secara perlahan hingga kami 
akhirnya saling menindih di atas kasur yang cukup empuk. Segera 
kunikmati payudaranya dengan menggunakan tangan dan lidahku bergantian 
antara kiri dan kanan.
Setelah cukup puas, aku segera 
menurunkan ciumanku semakin ke bawah, ketika ciumanku mencapai bagian 
iga, Mbak Maya menggeliat-geliat, saya tidak tahu apakah ini karena efek
 ciumanku atau kedua tanganku yang memilin-milin putingnya yang sudah 
keras. Dan semakin ke bawah terlihat bulu kemaluannya yang tercukur 
rapi, dan wangi khas wanita yang sangat merangsang membuatku bergegas 
menuju liang senggamanya dan segera kujilat bagian atasnya beberapa 
kali. cerita seks.
Kulihat Mbak Maya segera 
menghentak-hentakkan pinggulnya ketika aku memainkan klitorisnya. Dan 
sekarang terlihat dengan jelas klitorisnya yang kecil. Dengan rakus 
kujilat dengan keras dan cepat. Mbak Maya bergoyang (maju mundur) dengan
 cepat, jadi sasaran jilatanku nggak begitu tepat, segera kutekan 
pinggulnya. Kujilat lagi dengan cepat dan tepat, Mbak Maya ingin 
menggerak-gerakkan pinggulnya tapi tertahan. cerita seks.
Tenaga pinggulnya luar biasa kuatnya. 
Aku berusaha menahan dengan sekuat tenaga dan erangan Mbak Maya yang 
tadinya sayup-sayup sekarang menjadi keras dan liar. Dan kuhisap-hisap 
klitorisnya, dan aku merasa ada yang masuk ke dalam mulutku, segera 
kujepit diantara gigi atasku dan bibir bawahku dan segera 
kugerak-gerakkan bibir bawahku ke kiri dan ke kanan sambil menarik ke 
atas. cerita seks.
Mbak Maya menjerit-jerit keras dan 
tubuhnya melenting tinggi, aku sudah tidak kuasa untuk menahan 
pinggulnya yang bergerak melenting ke atas. Terasa liang kewanitaannya 
sangat basah oleh cairan kenikmatannya. Dan dengan segera kupersiapkan 
batanganku, kuarahkan ke liang senggamanya dan, “Slebb..” tidak masuk, 
hanya ujung batanganku saja yang menempel dan Mbak Maya merintih 
kesakitan. cerita seks.
“Pelan-pelan Ndi”, pintanya lemah.
“Ya deh Mbak”, dan kuulangi lagi, tidak masuk juga. Busyet nih cewek, sudah punya anak tapi masih kayak perawan begini. Segera kukorek cairan di dalam liang kewanitaannya untuk melumuri kepala kemaluanku, lalu perlahan-lahan tapi pasti kudorong lagi senjataku. “Aarrghh.. pelan Ndi..” Busyet padahal baru kepalanya saja, sudah susah masuknya. Kutarik perlahan, dan kumasukan perlahan juga. Pada hitungan ketiga, kutancap agak keras. “Arrhhghh..” Mbak Maya menjerit, terlihat air matanya meleleh di sisi matanya.
“Ya deh Mbak”, dan kuulangi lagi, tidak masuk juga. Busyet nih cewek, sudah punya anak tapi masih kayak perawan begini. Segera kukorek cairan di dalam liang kewanitaannya untuk melumuri kepala kemaluanku, lalu perlahan-lahan tapi pasti kudorong lagi senjataku. “Aarrghh.. pelan Ndi..” Busyet padahal baru kepalanya saja, sudah susah masuknya. Kutarik perlahan, dan kumasukan perlahan juga. Pada hitungan ketiga, kutancap agak keras. “Arrhhghh..” Mbak Maya menjerit, terlihat air matanya meleleh di sisi matanya.
“Kenapa Mbak, mau udahan dulu?” bisikku padda Mbak Maya setelah melihatnya kesakitan.
“Jangan Ndi, terus aja”, balasnya manja.
“Jangan Ndi, terus aja”, balasnya manja.
Kemudian kumainkan maju mundur dan pada 
hitungan ketiga kutancap dengan keras. Yah, bibir kemaluannya ikut masuk
 ke dalam. Wah sakit juga, habis sampai bulu kemaluannya ikut masuk, 
bayangkan aja, bulu kemaluan kan kasar, terus menempel di batanganku dan
 dijepit oleh bibir kewanitaan Mbak Maya yang ketat sekali.
Dengan usaha tiga hitungan tersebut, 
akhirnya mentok juga batanganku di dalam liang senggama Mbak Maya. Terus
 terang saja, usahaku ini sangat menguras tenaga, hal ini bisa dilihat 
dari keringatku yang mengalir sangat deras.
Setelah Mbak Maya tenang, segera 
senjataku kugerakkan maju mundur dengan perlahan dan Mbak Maya mulai 
menikmatinya. Mulai ikut bergoyang dan suaranya mulai ikut mengalun 
bersama genjotanku. Akhirnya liang kewanitaan Mbak Maya mulai terasa 
licin dan rasa sakit yang diakibatkan oleh kasar dan lebatnya bulu 
kemaluannya sedikit berkurang dan bagiku ini adalah sangat 
nikmat. cerita seks.
Baru sekitar 12 menitan menggenjot, 
tiba-tiba dia memelukku dengan kencang dan, “Auuwww..”, jeritannya 
sangat keras, dan beberapa detik kemudian dia melepaskan pelukannya dan 
terbaring lemas. cerita seks.
“Istirahat dulu Mbak”, tanyaku.
“Ya Ndi.. aku ingin istirahat, abis capek banget sich.. Tulang-tulang Mbak terasa mau lepas Ndi”, bisiknya dengan nada manja.
“Oke deh Mbak, kita lanjutkan nanti aja..”, balasku tak kalah mesranya.
“Ndi, kamu sering ya ginian sama wanita lain..”, pancing Mbak Maya.
“Ah nggak kok Mbak, baru kali ini”, jawabku berbohong.
“Tapi dari caramu tadi terlihat profesional Ndi, Kamu hebat Ndi.. Sungguh perkasa”, puji Mbak Maya.
“Mbak juga hebat, lubang surga Mbak sempit banget sich.., padahal kan Mbak udah punya anak”, balasku balik memuji.
“Ah kamu bisa aja, kalau itu sich rahasia dapur”, balasnya manja.
Kamipun tertawa berdua sambil berpelukan.
“Ya Ndi.. aku ingin istirahat, abis capek banget sich.. Tulang-tulang Mbak terasa mau lepas Ndi”, bisiknya dengan nada manja.
“Oke deh Mbak, kita lanjutkan nanti aja..”, balasku tak kalah mesranya.
“Ndi, kamu sering ya ginian sama wanita lain..”, pancing Mbak Maya.
“Ah nggak kok Mbak, baru kali ini”, jawabku berbohong.
“Tapi dari caramu tadi terlihat profesional Ndi, Kamu hebat Ndi.. Sungguh perkasa”, puji Mbak Maya.
“Mbak juga hebat, lubang surga Mbak sempit banget sich.., padahal kan Mbak udah punya anak”, balasku balik memuji.
“Ah kamu bisa aja, kalau itu sich rahasia dapur”, balasnya manja.
Kamipun tertawa berdua sambil berpelukan.
Tak terasa karena lelah, kami berdua 
tertidur pulas sambil berpelukan dan kami kaget saat terbangun, rupanya 
kami tertidur selama tiga jam. Kami pun melanjutkan permainan yang 
tertunda tadi. Kali ini permainan lebih buas dan liar, kami bercinta 
dengan bermacam-macam posisi. cerita seks.
Dan yang lebih menggembirakan lagi, pada
 permainan tahap kedua ini kami tidak menemui kesulitan yang berarti, 
karena selain kami sudah sama-sama berpengalaman, ternyata liang 
senggama Mbak Maya tidak sesempit yang pertama tadi, mungkin karena 
sudah ditembus oleh senjataku yang luar biasa ini sehingga kini 
lancarlah senjataku memasuki liang sorganya. Tapi permainan ini tidak 
berlangsung lama karena Mbak Maya harus cepat-cepat pulang menemui 
anaknya yang sudah pulang dari les piano.
Read more...
Cerita seks dewasa ngentot cewek abg 14 tahun
Cerita seks dewasa kali ini mengisahkan seorang cowok sma yang berhasil Gadis abg yang masih belia umur 14 tahun tanpa sadar menjadi pemuas seks nafsu birahi cowok sma tersebut. Rayuan gombal si cowok mampu memperdaya sang gadis abg belia tersebut. Seperti apa nya, simak berikut ini…
Pada tahun 1994 Aku tercatat sebagai 
siswa baru pada SMUN 2 pada waktu itu sebagai siswa baru, yah.. acara 
sekolahan biasa saja masuk pagi pulang sekitar jam 14:00 sampai pada 
akhirnya Aku dikenalkan oleh teman seorang cewek yang ternyata cewek itu
 sekolah juga di dekat sekolah Aku yaitu di SMPN 3. Setelah perkenalan 
itulah ini dimulai…
Ketika kita saling menjabat tangan, 
cewek itu masih agak malu-malu, Aku lihat juga cewek itu tingginya hanya
 sekitar 158 cm dan mempunyai dada yang memang kelihatan lebih besar 
dari anak seumurnya sekitar 34B (kalau tidak salah umurnya 14 tahun), 
mempunyai wajah yang manis banget dan kulit walaupun tidak terlalu putih
 tapi sangat mulus, (sekedar info tinggi Aku 165 cm dan umur waktu itu 
16 tahun), Aku berkata siapa namamu?, dia jawab L—- (edited), setelah 
berkenalan akhirnya kita saling memberikan nomor telepon masing-masing, 
besoknya setelah saling telepon dan berkenalan akhirnya kita berdua 
janjian keluar besok harinya jalan pertama sekaligus cinta pertama Aku 
membuat Aku deg-degan tetapi namanya lelaki yah…, jalan terus dong.Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00
 Aku telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama 
setelah itu L—-muncul dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia
 mengenakan kaos ketat dan rok yang kira-kira panjangnya hampir mencapai
 lutut berwarna hitam.
Aku tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.
“Oohh jawab Aku,” Aku tanya lagi “Terus Papa kamu mana?” dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kita langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang, penis Aku selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).
Aku tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.
“Oohh jawab Aku,” Aku tanya lagi “Terus Papa kamu mana?” dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kita langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang, penis Aku selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).
Setelah keliling kota dan singgah makan 
di tempat makan kita langsung pulang ke rumahnya setelah tiba Aku lihat 
rumahnya masih sepi mobil papanya belum datang.
Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., Papa Aku kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor Aku langsung mengikutinya dari belakang Aku langsung melihat pantatnya yang lenggak-lenggok berjalan di depanku, Aku lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya Aku lihat tidak ada orang Aku bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.
“oohh…”, jawab Aku.
Aku tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.
“Terus Papa kamu yang bukain siapa…”
“Aku…” jawabnya.
“Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih…”, tanya Aku. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
Aku tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar Aku…”.
Dia bilang “Iya…”.
Lalu Aku bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat Aku…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung Aku tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang buah dadanya yang benar-benar besar itu sambil Aku remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.
Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., Papa Aku kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor Aku langsung mengikutinya dari belakang Aku langsung melihat pantatnya yang lenggak-lenggok berjalan di depanku, Aku lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya Aku lihat tidak ada orang Aku bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.
“oohh…”, jawab Aku.
Aku tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.
“Terus Papa kamu yang bukain siapa…”
“Aku…” jawabnya.
“Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih…”, tanya Aku. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
Aku tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar Aku…”.
Dia bilang “Iya…”.
Lalu Aku bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat Aku…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung Aku tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang buah dadanya yang benar-benar besar itu sambil Aku remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.
Aku langsung mengulum telinganya sambil 
berbisik, “Tahan sedikit yah…”, dia cuma mengangguk. buah dadanya Aku 
remas dengan kedua tanganku sambil bibir Aku jilati lehernya, kemudian 
pindah ke bibirnya langsung Aku lumat-lumat bibirnya yang agak seksi 
itu, kitapun berpagutan saling membenamkan lidah kita masing-masing. 
Penis Aku langsung Aku rasakan menegang dengan kerasnya. Aku mengambil 
tangan kirinya dan menuntun memegang penisku dibalik celana Aku, dia 
cuma menurut saja, lalu Aku suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, 
Aku langsung mengeluh panjang, “Uuhh…, nikmat Akung”, kata Aku.
“Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan muka Aku di antara buah dadanya, tapi masih terhalang BH-nya Aku jilati buah dadanya sambil Aku gigit-gigit kecil di sekitar buah dadanya, “aahh…, aahh”. Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya Aku langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas buah dadanya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai buah dada yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama Aku main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Aku jilat kedua buah dadanya sambil Aku gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, tapi Aku tidak ambil pusing tetap Aku gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadAku.
“Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan muka Aku di antara buah dadanya, tapi masih terhalang BH-nya Aku jilati buah dadanya sambil Aku gigit-gigit kecil di sekitar buah dadanya, “aahh…, aahh”. Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya Aku langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas buah dadanya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai buah dada yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama Aku main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Aku jilat kedua buah dadanya sambil Aku gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, tapi Aku tidak ambil pusing tetap Aku gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadAku.
Sekarang buah dada dia berada tepat di 
depan wajah Aku. Sambil Aku memandangi wajahnya yang sedikit marah, 
kedua tanganku langsung meremas kedua buah dadanya dengan lembut. Diapun
 kembali mendesis, “Ahh…, aahh…”, kemudian Aku tarik buah dadanya dekat 
ke wajah Aku sambil Aku gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala Aku 
tapi tangannya Aku tepiskan. Sekelebat mata Aku menangkap bahwa pintu 
ruang tamunya belum tertutup Aku pun menyuruh dia untuk penutup 
pintunya, dia pun mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup 
pintu dengan mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sambil 
memperlihatkan kedua bukit kembarnya yang bikin hati siapa saja akan 
lemas melihat buah dada yang seperti itu.
Setelah mengunci pintu dia pun kembali 
berjalan menuju Aku. Aku pun langsung menyambutnya dengan memegang 
kembali kedua buah dadanya dengan kedua tangan Aku tapi tetap dalam 
keadaan berdiri Aku jilati kembali buah dadanya. Setelah puas mulut Aku 
pun turun ke perutnya dan tangan Aku pelan-pelan Aku turunkan menuju 
liang senggamanya sambil terus menjilati perutnya sesekali mengisap 
puting buah dadanya. Tangan Akupun menggosok-gosok selangkangannya 
langsung Aku angkat pelan-pelan rok yang dia kenakan terlihatlah pahanya
 yang mulus sekali dan CD-nya yang berwarna putih Aku remas-remas liang 
kewanitaannya dengan terburu buru, dia pun makin keras mendesis, “aahh…,
 aakkhh… ohh…, nikmat sekali…”, dengan pelan-pelan Aku turunkan cdnya 
sambil Aku tunggu reaksinya tetapi ternyata dia cuma diam saja, 
(tiba-tiba di kepala muncul tanda setan).
Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Akupun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.
Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Akupun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.
Setelah puas Akupun menyuruhnya duduk di
 lantai sambil Aku membuka kancing celanAku dan Aku turunkan sampai 
lutut terlihatlah CD-ku, Aku tuntun tangannya untuk mengelus penis Aku 
yang sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku. 
Diapun mengelusnya terus mulai memegang penis Aku. Aku turunkan CD-ku 
maka penis Aku langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. 
Diapun kaget sambil melotot melihat penis Aku yang mempunyai ukuran 
lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) Aku 
menyuruhnya untuk melepas kaos yang dia kenakan dan roknya juga seperti 
dipangut dia menurut saja apa yang Aku suruh lAkukan. Dengan 
terburu-buru Aku pun melepas semua baju Aku dan celana Aku kemudian 
karena dia duduk dilantai sedangkan Aku dikursi, Aku tuntun penis Aku ke
 wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Aku suruh untuk membuka mulutnya
 tapi kayaknya dia ragu-ragu.
Setengah memaksa, Aku tarik kepalanya 
akhirnya penisku masuk juga kedalam mulutnya dengan perlahan dia mulai 
menjilati penis Aku, langsung Aku teriak pelan, “Aakkhh…, aakkhh…”, 
sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan penis Aku di dalam mulutnya. 
“aakk…, akk…, nikmat sayyaangg…”. Setelah agak lama akhirnya Aku suruh 
berdiri dan melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit 
gombal akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah 
dia depanku sambil berdiri. Akupun tak mau ketinggalan Aku langsung 
berdiri dan langsung melepas CD-ya. Aku langsung menubruknya sambil 
menjilati wajahnya dan tangan Aku meremas-remas kedua buah dadanya yang 
putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, “Aahh…, aahh…, aahh…, 
aahh”, sewaktu tangan kananku Aku turunkan ke liang kemaluannya dan 
memainkan jari-jariku di sana.
Setelah agak lama baru Aku sadar bahwa 
jari Aku telah basah. Aku pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan Aku 
siapkan penis Aku. Aku genggam penis Aku menuju liang senggamanya dari 
belakang. Aku sodok pelan-pelan tapi tidak maumasuk-masuk Aku sodok lagi
 terus hingga dia pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada 
tembok sambil mendengar dia mendesis, “Aahh…, ssaayaa..,. ssaayaangg…, 
kaammuu…”, Akupun terus menyodok dari belakang. Mungkin karena kering 
penis Aku nggak mau masuk-masuk juga Aku angkat penis Aku lalu Aku 
ludahi tangan Aku banyak-banyak dan Aku oleskan pada kepala penisAku dan
 batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Aku 
genggam penis Aku menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan Aku cari
 dulu lubangnya begitu Aku sentuh lubang kemaluannya dia pun langsung 
mendesis kembali, “Ahh…, aahh…”, Aku tuntun penis Aku menuju lubang 
senggamanya itu tapi Aku rasakan baru masuk kepalanya saja diapun 
langsung menegang tapi Aku sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan
 yang keras Aku sodok kuat-kuat lalu Aku rasa penis Aku seperti menyobek
 sesuatu maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah 
menangis, “Ssaakkiitt…”. Aku rasakan penis Aku sepertinya dijepit oleh 
dia keras sekali hingga kejantanan Aku terasa seperti lecet di dalam 
kewanitaannya. Aku lalu bertahan dalam posisi Aku dan mulai kembali 
menyiuminya sambil berkata “Tahann.. Akung… cuman sebentar kok…”
Aku memegang kembali buah dadanya dari 
belakang sambil Aku remas-remas secara perlahan dan mulut Aku menjilati 
belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yang bisa dijangkau oleh 
mulut Aku agak lama. Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati 
ciuman Aku dibadan dan remasan tangan Aku di buah dadanya, “Ahh…, aahh…,
 ahh…, kamu Akung sama lAkukan?” dia berkata sambil melihat kepada Aku 
dengan wajah yang penuh pengharapan. Aku cuma menganggukkan kepala 
padahal Aku lagi sedang menikmati penis Aku di dalam liang kewanitaannya
 yang sangat nikmat sekali seakan-akan Aku lagi berada di suatu tempat 
yang dinamakan surga. “Enak Akung?”, katAku. Dia cuma mengangguk pelan 
sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, “Aahh…, aahh…” lalu 
Aku mulai bekerja, Aku tarik pelan-pelan penis Aku lalu Aku majukan lagi
 tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis, “Aahh…, ahh…, 
ahhkkhh…” akhirnya ketika Aku rasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan 
lagi Aku pun mengeluar-masukkan penis Aku dengan cepat dia pun semakin 
melenguh menikmati semua yang Aku perbuat pada dirinya sambil 
terus-meremas buah dadanya yang besar itu. Dia teriak “Akua mauu 
keeluuarr…”.
Akupun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”, Aku langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai Aku rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya tapi Aku benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara, “Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh tapi Aku tahan dengan tangan Aku. Aku pegangi pinggulnya dengan kedua tangan Aku sambil Aku kocok penis Aku lebih cepat lagi, “Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan Aku di pinggulnya Aku lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.
Akupun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”, Aku langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai Aku rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya tapi Aku benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara, “Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh tapi Aku tahan dengan tangan Aku. Aku pegangi pinggulnya dengan kedua tangan Aku sambil Aku kocok penis Aku lebih cepat lagi, “Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan Aku di pinggulnya Aku lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.
Dari penis Aku menyemprotlah air mani 
sebanyak-banyaknya, “Ccroott…, croott.., ccrroott…, akkhh…, akkhh…”, Aku
 melihat air mani Aku membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, “Akhh…,
 thanks Akungkuu…”, sambil berjongkok Aku cium pipinya sambil Aku suruh 
jilat lagi penisku. Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu Aku 
bilang pakai pakaian kamu dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan
 memakainya kembali.
Setelah kita berdua selesai Aku mengecup
 bibirnya sambil berkata, “Aku pulang dulu yah sampai besok Akung…!”. 
Dia cuma mengangguk tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin nyesal
 tidak tahu ahh. Aku lihat jam Aku sudah menunjukkan jam 23.35, Aku 
pulang dengan sejuta kenikmatan.
Read more...
Enaknya Ngentot ABG Tetangga
 Minggu sore hampir pukul empat. Setelah menonton CD porno sejak pagi
 penisku tak mau diajak kompromi. Si adik kecil ini kepingin segera 
disarungkan ke vagina. Masalahnya, rumah sedang kosong melompong. 
Istriku pulang kampung sejak kemarin sampai dua hari mendatang, karena 
ada kerabat punya hajat menikahkan anaknya. Anak tunggalku ikut ibunya.
Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang ereksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya.
“Wah gawat gawat nih. Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian”, gumamku.
Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak mereda. Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok, penisku kembali berdenyut-denyut. Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja. Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus nancap. “Sekarang minta jatah..”. Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang belum tersentuh.
Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke arah suara. Renny anak tetangga mendekat.
“Selamat sore Om. Tante ada?”
“Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?”
“Wah gimana ya..”
“Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa”, kataku ramah.
ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursi kosong sebelahku.
“Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa bantu”, tuturku sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu.
“Anu Om, Tante janji mau minjemi majalah terbaru..”
“Majalah apa sich?”, tanyaku. Mataku tak lepas dari dadanya yang tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih.
“Apa saja. Pokoknya yang terbaru”.
“Oke silakan masuk dan pilih sendiri”.
Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti.
“Cari sendiri di rak bawah televisi itu”, kataku, kemudian membanting pantat di sofa.
Renny segera jongkok di depan televisi membongkar-bongkar tumpukan majalah di situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju kaosnya. Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh yang mulai berkembang itu.
“Nggak ada Om. Ini lama semua”, katanya menyentak lamunan nakalku.
“Nggg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana”
Selama ini aku tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main ke rumahku. Tetapi sekarang, ketika penisku uring-uringan tiba-tiba baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal. Mataku mengikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamar tidurku. Setan berbisik di telingaku, “inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti berdenyut-denyut. Tapi dia masih kecil dan anak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang penting birahimu terlampiaskan”.
Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan kukunci pelan-pelan.
“Sudah ketemu Ren?” tanyaku.
“Belum Om”, jawabnya tanpa menoleh.
“Mau lihat CD bagus nggak?”
“CD apa Om?”
“Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini.”
Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar.
“Film apa sih Om?”
“Lihat saja. Pokoknya bagus”, kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh curiga.
“Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang bersetubuh.
“Bagus kan?”
“Ini kan film porno Om?!”
“Iya. Kamu suka kan?”
Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha memalingkan pandangannya.
Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku memeluk gadis itu dari belakang.
“Kamu ingin begituan nggak?”, bisikku di telinganya.
“Jangan Om”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang melingkari lehernya.
Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang.
“Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo..”
“Tapi.. tapi.. ah jangan Om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan hendak memberontak.
“Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok. Om sudah pengalaman..”
Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang. Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna hitam.
“Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil. Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi.
Oke Non. Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.
“Ahh..” keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan.
“Enak kan beginian?” tanyaku sambil menatap wajahnya.
“Iii.. iya Om. Tapi..”
“Kamu pengin lebih enak lagi?”
Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah. Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri.
“Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas.
Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk.
“Auw.. sakit Om..” Renny menjerit tertahan.
Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya.. “Ouuu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.
Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot anak itu.
“Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.
“Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?”
“Ouuu enak sekali Om…”
Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.
Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini.
“Gimana? Betul enak seperti kata Om kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks.
“Tapi takut Om..”
“Nggak usah takut. Takut apa sih?”
“Hamil”
Aku ketawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin hamil dong”
Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa meredakan adik kecilku.
“Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai gaya lewat CD”.
“Kalau ketahuan Tante gimana?”
“Ya jangan sampai ketahuan dong”
Beberapa saat kemudian birahiku bangkit lagi. Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak menjerit kesakitan lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan jeritannya. Betapa nikmatnya memerawani ABG tetangga.
Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang ereksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya.
“Wah gawat gawat nih. Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian”, gumamku.
Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak mereda. Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok, penisku kembali berdenyut-denyut. Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja. Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus nancap. “Sekarang minta jatah..”. Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang belum tersentuh.
Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke arah suara. Renny anak tetangga mendekat.
“Selamat sore Om. Tante ada?”
“Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?”
“Wah gimana ya..”
“Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa”, kataku ramah.
ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursi kosong sebelahku.
“Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa bantu”, tuturku sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu.
“Anu Om, Tante janji mau minjemi majalah terbaru..”
“Majalah apa sich?”, tanyaku. Mataku tak lepas dari dadanya yang tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih.
“Apa saja. Pokoknya yang terbaru”.
“Oke silakan masuk dan pilih sendiri”.
Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti.
“Cari sendiri di rak bawah televisi itu”, kataku, kemudian membanting pantat di sofa.
Renny segera jongkok di depan televisi membongkar-bongkar tumpukan majalah di situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju kaosnya. Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh yang mulai berkembang itu.
“Nggak ada Om. Ini lama semua”, katanya menyentak lamunan nakalku.
“Nggg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana”
Selama ini aku tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main ke rumahku. Tetapi sekarang, ketika penisku uring-uringan tiba-tiba baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal. Mataku mengikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamar tidurku. Setan berbisik di telingaku, “inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti berdenyut-denyut. Tapi dia masih kecil dan anak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang penting birahimu terlampiaskan”.
Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan kukunci pelan-pelan.
“Sudah ketemu Ren?” tanyaku.
“Belum Om”, jawabnya tanpa menoleh.
“Mau lihat CD bagus nggak?”
“CD apa Om?”
“Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini.”
Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar.
“Film apa sih Om?”
“Lihat saja. Pokoknya bagus”, kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh curiga.
“Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang bersetubuh.
“Bagus kan?”
“Ini kan film porno Om?!”
“Iya. Kamu suka kan?”
Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha memalingkan pandangannya.
Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku memeluk gadis itu dari belakang.
“Kamu ingin begituan nggak?”, bisikku di telinganya.
“Jangan Om”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang melingkari lehernya.
Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang.
“Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo..”
“Tapi.. tapi.. ah jangan Om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan hendak memberontak.
“Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok. Om sudah pengalaman..”
Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang. Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna hitam.
“Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil. Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi.
Oke Non. Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.
“Ahh..” keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan.
“Enak kan beginian?” tanyaku sambil menatap wajahnya.
“Iii.. iya Om. Tapi..”
“Kamu pengin lebih enak lagi?”
Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah. Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri.
“Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas.
Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk.
“Auw.. sakit Om..” Renny menjerit tertahan.
Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya.. “Ouuu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.
Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot anak itu.
“Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.
“Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?”
“Ouuu enak sekali Om…”
Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.
Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini.
“Gimana? Betul enak seperti kata Om kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks.
“Tapi takut Om..”
“Nggak usah takut. Takut apa sih?”
“Hamil”
Aku ketawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin hamil dong”
Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa meredakan adik kecilku.
“Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai gaya lewat CD”.
“Kalau ketahuan Tante gimana?”
“Ya jangan sampai ketahuan dong”
Beberapa saat kemudian birahiku bangkit lagi. Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak menjerit kesakitan lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan jeritannya. Betapa nikmatnya memerawani ABG tetangga.
Read more...










